"Saya tidak yakin. Sepertinya Duchess
Hellington menghadiri pertemuan bersama Yang Mulia Ratu di Istana." Floyd memberikan jeda untuk mengemukakan pemikirannya, "Ada kemungkinan yang menggunakan kereta adalah Tuan Putri Duke Hellington."
"Nona Brianna, maksudmu?"
"Benar, Yang Mulia."
Ace tidak terlalu mengenal secara langsung Brianna Maxwell. Mereka lahir di tahun yang sama, di musim semi 20 tahun yang lalu -itulah yang ia dengar selama ini. Dengan umur yang sama bukan berarti mereka akan berada dalam lingkup sosial yang sama. Selama ini mereka hanya bertemu beberapa kali, itupun dalam pertemuan formal yang hanya bertegur sapa secara resmi. Kendati demikian, ia pernah mendengar sedikit tentang sifatnya yang sering dijadikan keluhan oleh para bangsawan. Bahkan ia juga mendengar tentang prestasinya yang dapat dikatakan buruk di Akademi Utara. Akademi tempat para bangsawan melatih serta meningkatkan kemampuan sihir yang dipantau langsung oleh Penyihir Agung dari Menara Sihir. Setiap tahunnya Akademi Utara hanya menerima dan memuluskan 100 anak didik baru, dan Brianna Maxwell mendapatkan peringkat fantastis nomor pertama dari belakang untuk hasil ujian masuk dan kelulusan. Prestasi yang sangat luas biasa karena mampu mempertahankannya.
Cantik tapi bodoh
Itulah kalimat yang sering disematkan pada Brianna Maxwell.
Benar saja, belum lama mereka menebak, sosok yang baru saja mereka sebut keluar dari toko kue bersama putri Penasihat Kerajaan, Defne Lingston. Kedua wanita itu melangkah dengan anggunnya. Mata Ace menatap burung hantu putih yang berada di pundak Defne. Daripada dengan Brianna, Ace lebih mengenal Defne. Bisa dikatakan mereka masih bersaudara. Lebih tepatnya, kakek Ace -mendiang raja terdahulu, adalah kakak dari kakek Defne. Atau juga dapat dikatakan, Ayahnya dengan Ibu Defne adalah sepupu.
"Salam bagi cahaya Kerajaan Northernglass, Yang Mulia Putra Mahkota."
Kedua wanita itu melakukan curtsy dengan meletakkan kaki kanan di belakang kaki kiri lalu menekuk lututnya sambil menjaga tubuh dan lehernya untuk tetap tegak.
"Sebuah kehormatan bagi kami dapat bertemu dengan Anda, Yang Mulia."
"Tidak perlu formal."
Setelah memberikan salam, Defne menunjukkan sikap yang lebih santai. Senyumnya merekah dengan tangan yang sesekali menyentuh burung peliharaannya.
"Dunia ternyata sesempit ini. Baru tadi pagi kita bertemu, dan sekarang secara kebetulan kita bertemu lagi."
"Walau begitu jangan sampai menunjukkan wajahmu yang pasai di depan ku." balas Ace.
"Tentu aku tidak akan berani, Yang Mulia."
Ace dengan Defne cukup dekat, seformal apapun kalimat yang dikeluarkannya, tidak mempengaruhi sikapnya yang akrab dan santai. Mereka nyaris tidak menyadari bahwa ada Brianna dan Floyd yang memandang bergantian. Bukan kepribadian Brianna yang diam mematung seperti tak terlihat. Meski sikapnya yang tidak kenal takut, ia masih tahu cara menghargai nyawanya. Tidak ada yang ia takuti, meski keluarga kerajaan, yang ada hanya rasa menghormati.
Alih-alih Putra Mahkota, Brianna justru melirik Floyd. Ia mendengar kemampuan tangan kanan Putra Mahkota yang konon bisa merubah bentuk seperti yang diinginkan. Pikirannya mulai menjelah, menebak apakah dia juga bisa merubah bentuk menjadi orang lain, atau hanya menyerupai binatang, seperti kekuatan penyertanya yang sebagai pengendali binatang. Tanpa disangka Floyd memindahkan tatapannya dari Putra Mahkota dan Defne menuju Brianna. Alisnya mengkerut seakan bertanya-tanya apa yang salah.
"Tidak menyangka akan bertemu dengan Nona Maxwell." Ace merubah atensinya pada Brianna.
"Begitu juga dengan saya, sebuah kehormatan dapat bertemu dengan Putra Mahkota."
"Ini pertama kalinya kita dapat bertegur sapa."
Brianna mengangkat kedua alisnya. Sejujurnya ia tidak mengingat sudah berapa kali mereka bertemu dan apakah sempat bertegur sapa. Tidak semua perjamuan ia hadiri, pun dengan acara yang diadakan oleh istana seperti berburu, pesta, atau yang lainnya. Tetapi ia masih ingat jika sudah beberapa kali bertemu dengan Putra Mahkota walaupun tidak menghitung berapa kalinya.
"Benar, Yang Mulia."
Brianna membalas Putra Mahkota dengan santun, meski dalam hatinya berulang kali mengumpat. Dia tidak merasa bertemu dengan Putra Mahkota adalah hal yang penting, setidaknya untuk saat ini.
TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Lidya KeNa
aku pdamu thor
2022-07-24
1