Brianna menyuruh Esme memijat tangannya. Aaron berhasil menyiksanya sepanjang sore sampai berhasil mengarahkan panah pada target. Entah sudah berapa kali tangannya menarik busur, mungkin ratusan kali. Itupun ia masih saja belum berhasil mengenai target. Sudah ia katakan bahwa ia tidak memiliki bakat dalam bidang yang melibatkan olah fisik.
"Rasanya tanganku aku akan patah." keluh Brianna.
Pijatan Esme biasanya selalu menenangkan, namun kali ini ia tidak bisa merasakan apapun. Meski sudah dipijat berjam-jam masih tidak berhasil menghilangkan pegal pada lengannya.
"Tahanlah Nona, lusa Tuan Muda akan berangkat ke perbatasan. Jika tidak salah, besok beliau memenuhi panggilan untuk pergi ke istana."
Baguslah, Brianna tidak sabar kakaknya segera meninggalkan mansion. Ia merindukan kehidupan bebasnya sebagai pengacau. Sedari awal dirinya pantas untuk dilindungi, bukan melindungi. Keluarganya sangat kaya untuk membayar para kstaria yang bertugas melindungi dirinya. Urusannya hanya berkisar merias diri, dan menghabiskan uang, itulah kelebihannya.
"Esme, bukankah hari ini jadwalku berbelanja?" katanya dengan senyuman miring.
...🌿🌿🌿...
Brianna diikuti oleh Esme memasuki toko pakaian milik Countess Anne. Toko yang akhir-akhir ini mengeluarkan gaun dengan trend terbaru. Produknya selalu laris dan menjadi incaran para nona bangsawan.
"Selamat datang, Nona Brianna?" sambut Countess Anne.
Anne selalu menyambut Brianna dengan sangat baik, dia tahu putri Duke itu menjadi salah satu penyumbang pendapatan terbesarnya. Satu kali pesanan, Brianna paling sedikit dapat memesan 3 gaun atau setara dengan 10 koin emas atau 100 koin perak. Tokonya selalu menyediakan gaun dengan bahan berkualitas tinggi yang didatangkan langsung dari benua lain. Sehingga harganya pun juga lebih tinggi dibandingkan dengan toko lain.
"Apa kau mempunyai gaun model baru?"
Countess Anne tersenyum ramah. Baru minggu kemarin Brianna berbelanja di tempatnya dengan memborong 3 gaun dengan model terbaru, dan kini dia sudah kembali dan menanyakan gaun model terbaru lagi.
"Kami belum memiliki model terbaru, namun saya memiliki gaun dengan warna yang Nona Brianna inginkan."
Seakan tahu bahwa Brianna akan mengunjungi tokonya, Countess Anne telah menyiapkan satu rak khusus warna hijau. Gaun yang dipakai Brianna tidak pernah jauh dari warna hijau, seakan hijau telah menjadi identitasnya. Mulai dari matanya yang berwarna emerald, aksesoris permata yang dia gunakan, juga gaunnya. Padahal warna hijau sedikit sekali peminatnya di Northernglass.
Brianna mengamati jajaran gaun dengan berbagai jenis warna hijau, dari muda hingga warna tua.
"Aku sudah bisa menebak jika kau berada disini, Bri."
Brianna menoleh kebelakang saat mendengar suara dan panggilan yang sudah tidak asing lagi di telinganya. Seorang wanita dengan gaun serba putih, berambut pendek dengan seekor burung hantu putih yang bertengger di pundak kanannya.
"Kau mengikuti, Defne Lingston?"
Tanya singkat Brianna sebelum mengembalikan atensinya pada jajaran gaun hijau di rak. Jarinya yang lentik bergerak indah, menilai satu persatu gaun yang ada di sana. Brianna tidak kaget mengetahui Defne tiba-tiba muncul. Sebagai satu-satunya sahabat yang ia miliki, Defne sudah sangat hafal dengan rutinitas sehari-harinya. Jika tidak ada di rumah, ia pasti sedang pergi berbelanja.
"Baroness Leticia membuka kedai kue di dekat sini, aku mengajakmu untuk memenuhi undangannya. Sebenarnya aku yakin keluarga mu juga mendapatkan undangan."
"Baroness Leticia masih cukup waras untuk tidak mengundang pengacau."
"Kalau begitu, mari kita buat mereka menyesal karena tidak mengundang mu."
Mata emerald Brianna menubruk mata sebiru lautan milik Defne. Senyumannya merekah menanggapi. "Kalau begitu ayo, kita tidak boleh mengecewakan Baroness Leticia." senyumannya penuh makna.
Cast
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Lidya KeNa
sukaaaaa
2022-07-24
1