Tunangan Politik Putra Mahkota

Tunangan Politik Putra Mahkota

Brianna Maxwell

Brianna Maxwell, putri dari Duke of Hellington, Duke Arthur Maxwell. Bisa dikatakan, Brianna adalah satu-satunya bangsawan paling bebas seantero Northernglass. Meski dia lulus dari akademi Utara dengan predikat terburuk, orang tuanya masih menyambutnya dengan pelukan hangat dan senyum bahagia. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa selain bodoh, Brianna juga terkenal sombong, suka merendahkan, semena-mena, anti sosial, glamor dan pemalas. Pada intinya dia telah dikenal buruk oleh masyarakat.

Dia sama sekali tidak membutuhkan pengakuan dari orang lain. Dia hidup sesuai dengan apa yang dia inginkan, tidak terikat oleh aturan. Aturan hanya memberikan garis sewajarnya untuk bisa bertahan dalam struktur sosial.

Meski dia terkenal dengan sifatnya yang buruk, tetap saja tidak ada orang yang berani secara terang-terangan mengkritiknya. Berkat status keluarganya yang tinggi dalam sosial. Hanya satu orang yang selama ini berani membentak dan memarahinya di depan muka. Aaron Maxwell.

"Brianna, cepat keluar!" teriak Aaron yang sejak tadi mengelilingi mansion untuk menemukan tempat persembunyian adiknya.

Ya, Aaron adalah kakak kandung Brianna. Saudara satu-satunya yang dimiliki Brianna. Aaron sangat menyayangi adiknya, namun soal pelatihan ia akan sangat tegas. Orang tuanya tidak pernah menuntut lebih dari Brianna, asalkan dia sehat dan bahagia itu sudah cukup bagi mereka. Berbeda halnya bagi Aaron, dia dengan tegas menuntut adiknya agar memiliki keahlian. Dia tahu betul bagaimana kerasnya hidup. Di masa depan, seseorang tanpa memiliki keahlian hanya akan tenggelam dan tertindas oleh pihak lain. Tidak peduli seberapa tinggi pangkat kebangsawanannya.

Aaron seorang panglima Kerajaan Northernglass. Dia hanya pulang beberapa bulan sekali. Perbatasan sudah menjadi rumah keduanya. Setiap kali kembali ke Ibu kota, dia sendiri yang akan turun tangan secara langsung mengajar Brianna. Mulai dari memanah, berpedang, berkuda, maupun melatih elemen sihirnya.

Aaron sempat terkejut saat mendengar Brianna lulus dengan nilai paling rendah di bandingkan dengan teman satu angkatannya. Bukan karena malu, dia lebih marah karena tahu Brianna tidak serius belajar. Dia memberikan pembelajaran tentang seni perlindungan diri, agar suatu hari saat dirinya tidak berada di samping Brianna, adiknya itu mampu menjaga diri. Dia sangat tahu adiknya memiliki banyak musuh tersembunyi. Orang yang sakit hati karena ucapan dan sikap Brianna sudah tidak terhitung lagi seberapa banyak jumlahnya.

Sayangnya, apa yang dipikirkan oleh Aaron sama sekali tidak terlintas di pikiran Brianna. Seperti halnya saat ini. Di saat kakaknya sibuk mencarinya, Brianna hanya memainkan kukunya di salah satu sisi gudang. Bersembunyi dengan Esme, pelayan pribadinya.

"Nona, apa tidak sebaiknya kita segera keluar?" bisik Esme.

"Jika kau takut, seharusnya kau tidak mengikuti ku kemari."

Esme menghela napas. Dia sudah terlalu biasa untuk dikatakan takut, namun berbeda jika yang sedang mereka hadapi adalah Aaron. Mereka bisa mendapatkan masalah jika sengaja meninggalkan jam latihan.

"Brianna, jika kau tidak kemari dalam 5 menit, akan aku pastikan kau akan berlatih sepanjang malam."

Huh

Brianna dengan sebalnya beranjak lalu menghentakkan kakinya dengan keras. Ia tahu ancaman kakaknya tidak pernah main-main. Pernah sekali ia tidak mempedulikan ancaman kakaknya, dan ia berakhir berlatih semalaman.

"Buka pintunya!"

Esme membuka pintunya cepat, mempersilahkan Brianna untuk lewat.

Aaron yang sudah memegang dua busur panah tak jauh dari gudang, melihat Brianna dengan gaun hijau beludrunya itu berjalan sambil menghentakkan kakinya sebal. Aaron memiliki pendengaran yang sangat baik, sejak tadi dia sudah mengetahui jika Brianna dan pelayan pribadinya bersembunyi di gudang. Dia tersenyum miring, lalu melempar salah satu busur panah ke arah adiknya.

Mata emerald milik Brianna menyorot kakaknya tajam. Ia membenci kakaknya yang selalu memaksanya untuk berlatih, padahal dia tahu itu hal yang paling dibenci Brianna.

"Apa kau tidak bisa sedikit lembut pada adikmu?"

"Saat berlatih aku tidak mengenal saudara kandung, Lady Brianna."

Brianna yang semakin kesal berlalu begitu saja melewati kakaknya. Ia ingin segera menyelesaikan latihannya, setelah itu ia bisa bersantai kembali.

"Kau tidak berniat mengganti pakaianmu, Brianna?" Aaron menatap ragu adiknya bisa latihan dengan gaun panjang dan tebal itu, belum lagi dengan perhiasan yang menempel di tubuh adiknya.

"Aku bisa berlatih dengan pakaian apapun."

"Baiklah kalau itu maumu."

Mereka berdiri bersebelahan menatap papan target masing-masing. Aaron memberikan contoh yang kemudian menyuruh Brianna mengikuti. Begitu hingga matahari sudah nyaris berada di atas kepala.

"Apa kau tidak bisa bersungguh-sungguh?"

Panah Brianna hanya jatuh di sekitar tempatnya berdiri, sangat jauh dari target. Dia berulang kali mengipasi dirinya sendiri. Sesekali ia menutup wajahnya dari terik matahari.

"Aku tidak suka berkeringat."

Aaron menghela napas. Menghadapi Brianna lebih sulit daripada melatih seratus ksatria. "Jika kau tidak ingin berkeringat, maka segera selesaikan latihannya. Ambil anak panah, lalu kenai target dengan tepat.

"Kau tahu, bahwa aku tidak berbakat dalam hal seperti ini."

"Ini bukan soal bakat, Brianna. Tapi ketekunan. Jika kau bersungguh-sungguh belajar, kau akan bisa."

"Lagipula tidak ada aturan, seorang Nona bangsawan dapat melakukan pekerjaan ksatria. "

"Lalu apa yang harus dilakukan seorang Nona bangsawan?"

"Bersantai, belanja, merias diri." senyum Brianna bangga.

Aaron mengusap wajahnya kasar. Yang diketahui oleh adiknya hanya seputar menghabiskan uang dan merias diri.

"Baiklah, kau ingin bersantai?" senyum Aaron.

Seketika tanah disekitarnya naik, membentuk dua kursi untuk Aaron dan Brianna. Aaron memiliki elemen sihir tanah. Dia dapat menghasilkan sekaligus memanipulasi tanah.

"Kalau begitu, tunjukkan perkembangan kekuatan elemenmu."

"Baiklah."

Brianna tersenyum miring, dia menggunakan kekuatan mana-nya untuk menghasilkan sebuah taman bunga yang mengelilingi mereka berdua.

"Brianna, kau bersungguh-sungguh menunjukkan kekuatanmu hanya dengan menciptakan sebuah taman? Bagaimana kau bisa melawan musuh?"

Brianna tertawa kecil, "Kakak, aku sama sekali tidak berniat untuk berkelahi. Kita memiliki banyak ksatria, untuk apa tidak memanfaatkan mereka?"

"Brianna!"

Brianna terkejut, seketika itu taman dengan bunga-bunga cantik yang mengelilingi mereka kembali masuk ke dalam tanah dan lenyap.

TBC...

Terpopuler

Comments

Lidya KeNa

Lidya KeNa

akhirx dpt novel d mangga dgn alur cerita kya gni.. makasih thor😘😘😘

2022-07-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!