Toko kue Baroness Leticia cukup menarik perhatian, terbukti dari seberapa ramai tokonya. Orang-orang bergantian untuk masuk, beberapa dari kalangan rakyat biasa bahkan harus rela untuk mengantri. Syukurlah Brianna dan Defne terlahir dari keluarga bangsawan. Tidak hanya itu, keluarga mereka dapat dikatakan keluarga terhormat. Orang tua Brianna adalah seorang Duke yang sangat disegani, beliau memiliki kontribusi besar pada kejayaan Northernglass, sementara Defne adalah putri dari penasihat Raja. Posisi mereka seakan berada di atas angin.
Brianna menyuruh pelayannya menunggu di kereta, sementara Defne berjalan lebih dahulu mendekat ke arah Baroness Leticia.
"Selamat atas pembukaan tokonya, Baroness Leticia." sapa Defne.
"Terimakasih Nona Defne."
"Saya rasa Anda lupa mengirimkan undangan ke mansion Duke of Hellington, Baroness." sarkas Brianna.
Baroness Leticia tertawa renyah. Tangannya yang dibalut sarung tangan menutupi mulutnya dengan begitu rapat. Matanya bergerak resah mendapatkan tatapan intimidasi dari Brianna.
"Maafkan saya Nona Maxwell, saya menyerahkan persoalan undangan kepada pekerja. Banyak pekerjaan yang harus saya tangani, sekali lagi saya mohon maaf atas kejadian ini."
Baroness yang masih berusia pada awal 30an itu terlihat memerah, antara malu dan marah. Orang-orang yang berada di sekitar mereka seolah memberi perhatian lebih atas perbincangan mereka bertiga. Perselisihan antara bangsawan menjadi kabar gembira, sebuah saat-saat yang paling dinantikan oleh rakyat kebanyakan.
"Saya rasa anda harus memberikan perhatian lebih terhadap para pekerja Anda, atau jika Anda mau mansion Duke dapat merekomendasikan beberapa pekerja kepada Anda." tambah Brianna yang semakin membuat muka Baroness Leticia semakin merah padam atas penghinaan yang baru saja dilakukan. Seolah-olah, Baroness tidak memiliki kecakapan dalam memilih pekerja.
Posisi Baroness yang lebih rendah, membuatnya tidak dapat berkutik walau hanya sekedar membalas perkataan anak kurang ajar itu. Suaminya bekerja di bahwa kepemimpinan Duke Of Hellington -ayah Brianna, jika dirinya memaksa untuk membalas perbuatan Brianna, maka keluarganya sendiri yang berakhir mendapatkan masalah.
"Bagaimana jika kita menyicipi beberapa kue? Menghilangkan rasa pedas dengan manis akan terasa sempurna."
Defne menyela, sebelum kata-kata pedas antara Brianna dan Baroness Leticia berakhir menjadi pertengkaran.
"Saya akan mengirimkan beberapa kue dan teh ke meja kalian."
Brianna berjalan lebih dulu menuju salah satu meja yang berada di dekat jendela.Beberapa orang masih menatap ke arahnya, seakan kurang puas dengan apa yang sudah mereka lihat. Kendati demikian mereka tidak berani mereka tidak berani berkomentar. Mereka masih sayang pada kehidupan tenang mereka. Siapapun yang mencari masalah dengan Brianna, sudah pasti akan menjadi bulan-bulanan hingga tidak berkutik.
Baroness Leticia secara langsung mengantarkan tiga piring kue dengan macam yang berbeda serta dua gelas cangkir teh hangat.
"Selamat menikmati!" senyum Baroness segera meninggalkan meja mereka.
Defne mengintip Baroness dengan ekor matanya hingga jarak cukup jauh.
"Kau benar-benar membuatnya menyesal, Bri."
"Itu sepadan."
Mereka mencoba menyicipi kuenya satu persatu. Mereka akui rasanya cukup enak. Baroness cukup inovatif untuk memberikan terobosan baru pada variasi kue yang populer di kalangan rakyat Northernglass. Selagi mereka menyicipi kue, tanpa mereka sadari di luar tak jauh dari toko Baroness Leticia ada dua pria yang menyita perhatian para nona muda. Sayangnya keluputan itu tak berselang lama, Defne lebih dulu menyadari adanya pergantian atmosfer di luar.
Para Nona tengah berlomba mencari perhatian kedua pria yang tengah melihat-lihat barang di toko senjata.
"Lihatlah siapa di sana!"
Brianna mengikuti arah pandangan Defne. Dia masih belum bisa mengidentifikasi siapa sosok yang sedang dikerumuni oleh para Nona di sana. Cukup lama ia mengamati, hingga salah satu sosok itu menoleh ke samping barulah Brianna tahu siapa yang di maksud oleh Defne.
"Kau sudah dengar, istana akan mengadakan sayembara untuk memilih pendamping Putra Mahkota?" ucap Defne masih dengan mengamati keramaian di luar sana.
Tepat sekali, yang sedang menjadi pusat perhatian di luar adalah Putra Mahkota kerajaan Northernglass, Acexavier Kennard, bersama dengan tangan kanannya.
"Apa kita memiliki Putra Mahkota payah yang tidak bisa mencari calon istri sendiri?"
"Pelankan suaramu!" bisik Defne, jika ada yang mendengar akan menjadi masalah. Ucapan Brianna termasuk penghinaan terhadap keluarga kerajaan.
Brianna mengedikkan bahunya tak acuh. Sudah dibilang, bahwa Brianna tidak takut dengan apapun. Ia terlampau berani, menganggap bahwa tidak akan ada yang berani padanya. Meski kepada keluarga kerajaan, ia berpikir bahwa jasa Ayahnya terlampau banyak bagi tanah Northernglass. Apapun kesalahannya akan tetapi di maklumi.
"Kerajaan akan memilih 50 bangsawan terbaik untuk mengikuti sayembara." Defne mendekatkan badan kepalanya, mengamati ekspresi Brianna, "Bagaimana, kau tertarik?"
Brianna menghentikan kunyahannya. "Tidak." jawabnya datar tanpa ekspresi. Sama sekali tidak ada rasa ketertarikan dalam diri Brianna.
TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments