Suara burung perkutut milik tetangga sebelah berkicau seolah-olah ingin membangunkan Shakira yang masih keasyikan tidur, padahal alarm handponenya sudah berbunyi sejak 30menit yang lalu.
"Huhhhh berisik banget sih burung Pak Ahmad", gerutu Shakira sambil mengucek matanya dan bergerak mencari handphone yang diletakkan disebelah bantal supaya dia bisa mendengar notifikasi alarmnya. Karena sudah adat Shakira, kalau semalam marathon drakor maka akan dipastikan keesokan harinya dia akan terlambat bangun. Seperti pagi ini.
Ketika handphone sudah ditangannya, "Haaaa... sudah jam 7.30 aja?? Aduhh telat deh aku sekarang". Shakira langsung lompat dari tempat tidurnya.
Dengan buru-buru menyiapkan diri dan tak sempat untuk sarapan, Shakira langsung tancap gas menuju kantor dengan menggunakan ojek langganannya yang sudah menunggu.
Kurang dari 15 menit sebelum jam kerja dimulai, Shakira melenggang di lobby Three Sibling's Corp. Meski tidak banyak waktu untuk berdandan karena terlambat bangun, tetap saja kecantikan yang dimiliki seorang Shakira selalu menarik perhatian lawan jenis dan membuat iri sesama jenisnya.
"Dia Shakira bukan dari departemen Komunikasi?" bisik seorang karyawan laki-laki yang kebetulan berada dibelakang Shakira bergosip dengan kawan disebelahnya.
"Yoi bro...cantik dan bening musti kita pepet nih. Meski dia seorang manager kan gak ada salahnya kita ajak dia bersenang-senang", jawab kawannya sambil mengedipkan sebelah mata.
"Hei... kalian lagi gosip apaan sih, kok sepertinya seru?" tanya Wina salah satu team dari departemen Komunikasi bergabung dengan kedua teman lelakinya yang asyik membicarakan Shakira.
"Ah pengen tahu aja sih, ini urusan laki ya", jawab Bimo dan Deni, kedua lelaki tersebut.
Wina hanya melengos mendengar jawaban kedua temannya itu dan berjalan meninggalkan mereka berdua.
"Hati-hati kalau ada Wina, dia ratu gosip dikantor ini", bisik Bimo mengingatkan Deni.
Tak diduga..
"Ehm ehm.. Saya mempekerjakan kalian bukan untuk bergosip", ucap Benjamin dengan sangat pelan persis dibelakang telinga mereka berdua.
Bisa diduga betapa kagetnya mereka bedua mendengar suara bos besar ditelinga mereka. Seketika itu juga mereka membalikkan badannya membungkuk minta maaf kepada Benjamin dan langsung lari terbirit-birit menuju departemen mereka masing-masing.
Benjamin menggelengkan kepalanya melihat tingkah karyawannya sendiri. Shakira..Shakira batinnya.
Sesampainya didepan lift, Shakira dan Wina bertemu dengan Benjamin.
Sesaat pandangan Shakira dan Benjamin bertemu. Shakira merasa malu langsung menundukkan wajahnya.
Benjamin hanya tersenyum tipis dan langsung memencet tombol lift yang dikhususkan untuk CEO sendiri.
Sebelum lift tertutup "Nona Shakira, mohon ikut dengan saya, ada yang ingin saya diskusikan", perintah Bos besar.
Shakira pun dibuat bengong olehnya.
"Mbak, bos manggil tuh, buruan sana", sikut Wina menyadarkannya. "Oh ok ok", sahutnya langsung bergegas naik lift bersama Benjamin.
"Huhhh beruntung banget mbak Shakira diajak bareng naik sama si bos tampan", ucap Wina.
"Heh.. pagi-pagi uda ngomong aja sendiri. Masih Senin nihhh Win masih jauhhh weekend nya", goda Ryan, yang juga sedang menunggu lift.
Wina pun hanya melengos sambil mencibirkan bibirnya.
Didalam lift si Bos besar.
Suasana hening, yang terdengar hanya tarikan dan hembusan nafas mereka berdua.
"Kriuk..kriuk.", bunyi perut Shakira tanpa bisa ditahan.
Otomatis Benjamin pun menahan senyum, pura-pura tidak mendengar takut sang empunya perut tersinggung.
Terdengar lagi bunyi perut Shakira kini lebih keras. Shakira tak dapat menyembunyikan rasa malunya, sambil merutuki diri sendiri mengapa tidak berbekal roti setidaknya.
"Maafkan perut saya berbunyi, tadi tidak sempat sarapan", cicit Shakira sambil memegangi perutnya berharap cepat sampai di lantai 25 dan kabur dari hadapan Benjamin.
"Memang ada bunyi apa? Aku tidak mendengar apapun", jawab Benjamin sambil asyik berkirim pesan meski didalam hati berusaha menahan tawa.
Beberapa saat kemudian, sampailah mereka di lantai 25.
Dengan secepat kilat, Shakira melesat pergi meninggalkan Benjamin yang kaget ditinggalkan begitu saja pleh Shakira.
"Ada apa Tuan, mengapa wajah anda seperti itu?" tanya Maria sang asisten yang telah setia menunggu didepan lift.
"Apakah sudah kau siapkan yang saya sampaikan tadi?" Benjamin balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan Maria.
"Sudah Tuan sesuai dengan perintah anda", jawab Maria sambil mengikuti langkah Tuannya kearah ruangan CEO.
Ketika sampai diruangan, Shakira kaget ada breakfast box diatas mejanya. Dibukanya box tersebut, berisi Tuna Sandwich dan satu kaleng jus jeruk salah satu kegemaran Shakira.
Terdengar suara panggilan telepon didalam ruangan tersebut.
"Selamat pagi, dengan Shakira", menjawab panggilan internal antar departemen.
"Kamu sudah terima paketnya ? Jangan sampai kamu jatuh sakit karena telat sarapan", jawab Benjamin di seberang telepon.
Hati Shakira menghangat mendapat perhatian dari Benjamin.
"Tunggu dulu, kalau ini dari kamu, berarti tadi di lift kamu denger dong bunyi perutku?!" tanya Shakira dengan nada curiga.
"Selesaikan sarapanmu, banyak tugas menanti", tanpa menjawab pertanyaan Shakira, Benjamin langsung memutuskan sambungan telepon secara sepihak.
"Aaaaaaaa siallll dia denger dongg", teriak Shakira didalam ruangan.
Sambil memandang sarapan yang sudah tersedia dihadapannya, Shakira heran bagaimana Benjamin mengetahui semua makanan kesukaannya.
Tepat 30 menit kemudian, ketika Shakira hendak mulai mengerjakan pekerjaannya, Maria datang mengetuk pintu dan meminta ijin untuk masuk.
"Nona Shakira, anda ditunggu diruangan Tuan muda sekarang juga, ada hal yang ingin beliau sampaikan".
"Baiklah Maria, ayo kita keruangan tuanmu itu", angguk Shakira dan meletakkan kembali berkas-berkas desain yang harus dia cek dan setujui.
Mereka berdua bergegas keruangan bos besar. Sesampainya disana Maria tidak ikut masuk kedalam ruangan. Shakira dengan menahan rasa malu akibat kejadian perut bunyi, mengetuk pintu dan mohon ijin untuk masuk.
"Bapak memanggil saya?", tanya Shakira kepada Benjamin.
Benjamin diam sesaat sambil memandang Shakira membuat yang dipandang menjadi salah tingkah.
"Aku ada tugas untukmu. Kita ada acara penghargaan di kota J besok malam, aku ingin kamu hadir mewakili perusahaan kita. Kamu akan berangkat malam ini juga".
"Baik Pak, akan saya laksanakan perintahnya", jawab Shakira.
Kemudian Maria masuk kedalam ruangan dan menyerahkan semua berkas yang akan dibutuhkan oleh Shakira termasuk tiket pesawat.
Sebelum keluar dari ruangan Benjamin, Shakira bertanya "Mengapa aku?".
"Karena aku percaya padamu bahwa kamu mampu untuk ini", jawab Benjamin dengan lugas.
"Dan berhati-hatilah disana", tambah Benjamin sambil tersenyum manis bahkan Maria sang asisten pun tidak pernah melihatnya.
Shakira kembali keruangan sambil menenangkan hatinya yang berdebar tak karuan duhhh adekk meleleh bangg....
Sesuai dengan jadwal penerbangan yang tertera di tiket pesawat, Shakira telah berada diruang tunggu bandara, menunggu panggilan pesawatnya. Teringat kembali sarapan yang telah disediakan oleh Benjamin, membuat pipinya merah merona. Andai dia belum punya calon tunangan. Ahh apa yang aku pikirin sambil menepuk pipinya sendiri.
Ketika taxi menurunkannya di lobby hotel S dikawasan hotel berbintang kejora, Shakira sudah merasa cukup lelah hingga hanya ingin berada ditempat tidur.
Sesampainya di meja resepsionis, Shakira hendak melakukan proses check-in. Tetapi tidak disangka-sangka perlakuan VIP diterimanya. Tanpa melakukan registrasi apapun, Shakira langsung diantarkan menuju kamar hotel.
Shakira terkagum-kagum. Bagaimana tidak, kamar yang diperuntukkan baginya adalah kamar paling mewah di hotel tersebut. Mempunyai pemandangan kota indah yang bisa dilihat langsung dari balkon kamar serta ruang tamu yang luas.
"Ahhhh indah sekali.... terima kasih bosku yang tampannn", teriak Shakira dari balkon kamarnya.
Tringg...
Sebuah notifikasi pesan masuk di handphone.
"Nikmati waktumu, kamu berhak untuk bersenang-senang. Benji".
Shakira melompat-lompat diatas kasur seperti anak kecil mendapatkan hadiah.
"Terima kasih bosku yang super duper tampannnn!!!!" saking bahagianya Shakira pun membalasnya dengan voice note.
Dikota S, Benjamin tersenyum mendengar balasan dari Shakira. "Besok ruangan itu kosong, aku mulai kehilangan sosoknya", batin Benjamin sambil membuka galeri foto dan melihat satu foto yang memperlihatkan seorang wanita memakai kacamata minus sedang sibuk mengerjakan kerjaannya sambil menggigit pensil. Lucu sekali wanita satu ini...
jeng jeng...lah si Lena dikemanain dong Ben??
Terima kasih yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca😍 mohon dukungannya untuk tetap memberi semangattt ya readers, jempol likenya and taburan bungaa yang buanyakk serta jangan lupa komennya juga yaa 😘😘😘😘😘😘😘 makasihh
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Lina Zascia Amandia
Pikiran sy jadi ke arah burung Pak Ahmad beneran. Hahaha...
2022-06-27
0
Senajudifa
aku bacax nyicil y
2022-06-05
1
shaNyue
kok Benjamin bisa tahu semua tentang shakira ya... Jangan jangan.... udah pernah bertemu sejak kecil 🤔🤔🤔
2022-06-01
2