Terdengar suara ketukkan pintu dari luar.
Maria sang asisten, masuk beriringan dengan staff OB perempuan yang membawa minuman dan diletakkan diatas meja sofa yang tak jauh dari tempat Shakira berdiri.
Masih dengan rasa terkejut yang belum sirna, semakin terkejut dengan pertanyaan dari si tuan tersebut. "Kau suka es kopi tanpa gula bukan?"
Ditatapnya si Tuan tersebut dengan penuh tanda tanya. Sedangkan yang ditatapnya hanya tersenyum kecil. Entah bagaimana laki-laki tersebut bisa mengetahui hal kecil tentang dirinya.
Tanpa disadari oleh Shakira, sang asisten dan staff OB tadi telah keluar dari ruangan tersebut.
"Siapa kamu sebenarnya? Karena, aku yakin selama ini kita tidak pernah bertemu selain semalam di jembatan dan hari ini. Ditambah, mengetahui namamu pun aku tidak tahu," ucap Shakira dengan lugas dan sengit.
Yang ditanyapun berdiri dari kursinya dan berjalan pelan menuju arah Shakira, lalu berhenti tepat didepannya.
"Siapa aku ... aku adalah penyelamat hidupmu. Mungkin, jika aku tidak melewati jembatan tersebut, bisa jadi nyawamu sudah hilang dengan sia-sia. Dan kalau kamu ingin tahu siapa namaku, kamu bisa membacanya, bukan?" telunjuk si tuan tersebut mengarahkan tatapan mata Shakira kearah meja kerja, pada papan kayu yang berukir sebuah nama.
Benjamin Abimanyu Negara - Presiden Direktur.
Mata Shakira membaca cepat nama tersebut.
Seketika badannya terasa ingin jatuh kebawah saking terkejutnya.
Dia adalah orang yang selalu diberitakan dimana-mana, bahkan almarhum papa pun sering kali membicarakannya.
"Berapa lama kamu akan berdiri disitu terus menerus? Kemarilah, duduk disini dan minum es kopimu," ujar Benjamin menyadarkan Shakira dari pikirannya.
Dengan cepat Shakira mendudukan dirinya disofa dan langsung meminum habis es kopinya.
Benjamin lagi-lagi hanya tersenyum kecil melihat kelakuan Shakira.
"Haus apa doyan, Neng?" goda Benjamin dengan intonasi sedikit mengejek. Benjamin sedikit terkejut dengan dirinya sendiri. Biasanya dia tidak akan menggoda wanita meski hanya lewat kata-kata.
Shakira tersedak mendengar ejekan Benjamin tersebut.
"Uhuk uhuk ... maaf, es kopi ini enak sekali, maafkan aku," jawab Shakira seraya menepuk-nepuk dadanya. Setelah dirasa cukup tenang, Shakira menanyakan tujuan Benjamin membawanya kemari.
"Aku ingin kamu bekerja untukku. Perusahaan ini memerlukan tenaga ahli sepertimu," jawab Benjamin dengan jelas dan tanpa berbelit-belit.
Agar diketahui, Benjamin adalah sosok pebisnis yang sangat di kagumi oleh banyak orang karena sifatnya yang tegas, tidak banyak kata serta kepiawaian dalam menganalisis segala sesuatu dan cara bernegosiasinya. Tidak heran gurita bisnisnya berkembang dimana-mana.
"Tunggu! Kamu ingin aku bekerja disini membantumu? Apa kamu tahu siapa aku dan latar belakangku?" tanya Shakira bertubi-tubi.
Sebenarnya, Shakira masih bingung bagaimana Benjamin yang tampan aduhai ini bisa mengetahui segala hal tentang dirinya.
Merasa tak perlu menjawab pertanyaan yang Shakira lontarkan kepadanya, Benjamin bangkit berdiri dan berjalan kearah mejanya.
Shakira yang merasa kesal karena tidak dijawab rasa ingin tahunya, bergegas berdiri dari duduk nyamannya dan berjalan cepat kearah Benjamin.
"Tolong Tuan, jawab dulu pertanyaanku! Aku bukan wanita yang suka dengan teka-teki!!" tanpa disadari kedua tangannya menggebrakkan meja Benjamin.
Bukannya kaget dengan gebrakan dan hardikan wanita yang berdiri tepat didepan mejanya, justru hanya senyuman yang didapatkan Shakira.
"Hish menyebalkan, syukur kamu tampan, coba kalo burik, sudah kucakar-cakar mukamu itu?!" dalam hati Shakira gemas sekali.
"Kamu ingin mendapatkan hidupmu seperti sedia kala bukan?" tanya Benjamin sambil memandang penuh kearah Shakira. Beberapa saat mereka saling memandang satu sama lainnya. Ada perasaan hangat yang menjalar dihati Shakira.
Tidak! Jangan terpaku dengan ketampanannya, hentikan,otak! Shakira.
Shakira menjawab dengan tegas, buku jari tangan mengepal.
"Iya! Aku ingin kehidupanku kembali, termasuk semua harta peninggalan papa dan mamaku."
Benjamin mengganggukkan kepalanya dan tersenyum lagi. Kali ini disertai dengan tatapan yang cukup menggetarkan hati Shakira.
"Kau ahli dibidang digital dan marketing komunikasi. Aku ingin kau membantu mengembangkan perusahaanku dengan kemampuanmu tersebut dan jangan tanya lagi bagaimana aku tahu semua hal tentangmu," jelas Benjamin kepada Shakira.
Digital Marketing komunikasi adalah adalah suatu kegiatan promosi merek yang sudah direncanakan dan disusun secara sistematis. Strategi tersebut membangun interaksi merek dengan penggunanya. Strategi pemasaran ini juga dilakukan oleh beberapa pelaku usaha besar maupun kecil.
"Dan satu lagi, camkan di kepalamu, lupakan hal yang sudah terjadi semalam, tata kembali hidupmu agar kedepannya lebih baik," ucap Benjamin dengan pelan namun sarat penuh arti.
Sekelebat Shakira menangkap sorot mata Benjamin seakan sedang bersedih.
Shakira pun mengulurkan tangan kanan untuk berjabat tangan dengan atasan barunya itu, Benjamin pun menyambut uluran tangan tersebut.
"Aku akan berjuang dan lakukan yang terbaik agar kamu tidak menyesal telah menyelamatkanku," ucap Shakira sesaat sebelum berpamitan untuk undur diri.
Benjamin memberikan kedua jempolnya.
Setelah selesai bertemu dengan Benjamin, Shakira meminta kepada sopir yang mengantarkannya tadi pagi untuk diantarkan ke mall terdekat. Dan ternyata, sopir tersebut adalah sopir atasannya, Benjamin Abimanyu Negara.
Tak pernah kusangka akan bertemu dengannya. Shakira.
Sampailah mereka di Plaza Mall. Pusat perbelanjaan yang berada dikota Surabaya. Shakira bersyukur masih mempunyai sedikit simpanan uang setidaknya hingga dia menerima gaji di tempat kerja barunya itu, sehingga dia masih bisa membeli sedikit keperluannya tanpa menggantungkan diri ke Benjamin.
...********...
Sore harinya di apartemen Benjamin, ketika matahari mulai mulai meredupkan sinarnya, Shakira berjalan kearah dapur dan bertemu dengan Bik Ima yang sedang menyiapkan makan malam.
"Eh ... Non Shakira, ada yang bisa Bik Ima bantu?" tanyanya.
"Saya haus banget Bi, mau ambil air minum."
Kemudian, sembari menemani Bik Ima memasak, Shakira pun berbincang-bincang dengannya didapur. Dengan maksud hendak mencari tahu apakah Bi Ima tahu tempat tinggal yang murah dekat dengan gedung perkantoran Benjamin.
Karena Shakira merasa tidak enak, cukup tahu diri, seorang wanita yang tidak mempunyai hubungan apapun tinggal satu atap dengan pria lain. Dan selain itu, sebagai seorang bawahan juga merasa risih ikut tinggal bersama di apartemen atasannya. Takut jika orang-orang kantor mengetahuinya, bisa bahaya.
Tak terasa waktu berjalan dengan cepat. Saking asyiknya bertukar cerita, Shakira dan Bi Ima tidak sadar jika percakapan mereka didengar oleh Benjamin yang sudah pulang lebih awal dari biasanya.
"Ekhem ... Benjamin berdehem untuk menarik perhatian mereka.
Shakira dan Bi Ima sontak kaget dan merasa tidak enak.
"Selamat malam, Tuan ...." ucap mereka berdua.
Benjamin hanya melambaikan tangan lalu langsung berjalan kearah kamar utama untuk membersihkan dirinya.
Selagi Bi Ima menyiapkan meja untuk makan malam, Shakira pun ikut membersihkan diri untuk menemani Benjamin makan malam.
Didalam kamar, Shakira teringat akan ponselnya. Sebuah ponsel berwarna merah. Dengan cepat, dirinya membongkar isi tasnya, mencari keberadaan ponsel tersebut. Maksud hati ingin mengecek apakah ada pesan atau telpon penting untuknya. Tapi entah kemana? Apa jatuh waktu semalam di jembatan?
Pikirannya pun tak tenang. Teringat banyak sekali foto-foto kenangan dengan kedua orang tuanya di ponsel tersebut.
Shakira meneteskan air mata.
"Mama..Kira kangenn huhuhuhu ... " tangisnya dengan mendekap bantal mencoba meredam suara tangisannya.
Lalu, terdengar suara Benjamin dari luar memanggilnya untuk gabung makan malam.
Shakira bergegas mencuci muka dan merapikan dirinya kembali.
Dimeja makan, Shakira mencoba membuka obrolan dengan Benjamin. Suasana hening dan kaku, membuat Shakira salah tingkah. Bik Ima yang selama ini menemani tuannya merasa heran dan senang, melihat perubahan kecil dari sang tuan kecilnya ini mau membuka diri meski kata-kata yang diucapkan terbilang cukup sedikit.
Ketika selesai menyantap makan malam.
"Shakira, aku yakin ini barang milikmu," ucap Benjamin sambil menyodorkan ponsel berwarna merah kepada Shakira.
"Aaaaa ... ponselku ketemu! Kukira hilang. Padahal semua foto yang kupunya dengan papa dan mama ada di dalam ponsel ini saja. Terima kasih Tuan, kamu memang penyelamat hidupku," jawab Shakira dengan rona bahagia.
Benjamin bereaksi dengan senyuman kecilnya.
"Jadi, karena ponsel ini kamu menangis didalam kamar?"
"Hah ... apa Tuan? Darimana Tuan mengetahui kalau aku menangisi ponsel ini?" tanya Shakira yang tidak menyangka pendengaran Benjamin sangat tajam.
"Bagaimana aku tidak mendengarnya, jika tangisanmu sangat keras ...."
Raut wajah Shakira mendadak berubah menjadi semerah tomat.
"Aduh ... malu sekali kan jadinya," sahut Shakira dengan malu-malu.
"Oh ya Tuan, hari ini kamu sudah memberikanku banyak sekali kejutan, aku ingin mengucapkan terima kasih atas kebaikanmu padaku," ucap Shakira dengan tulus.
"Hmm ... tidak ada yang gratis didunia ini, Shakira ...."
...********...
Author : kira-kira bagaimana kelanjutan Shakira dan Benjamin ya...yang tidak gratis tuh apa ya 🤔🤔🤔
Bersambung ya kaka², tunggu bab selanjutnya dan mohon dukungannya selalu untuk karya recehku ini ... uhuyy ♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Lina Zascia Amandia
Sy sudah Favorit, favorite balik ya!
2022-06-19
1
#rizkyana#
aku uda fav ya. semangatt
2022-06-13
0
nisha.me🍇🤡
melipir baca kak 👏
2022-05-23
0