Seorang gadis yang berdiri di depan cermin mengerjap mata menatap dirinya sendiri dengan wajah bodoh. Matanya membulat sempurna, mulutnya tidak bisa berkata-kata hingga menggantung berbentuk bulat. Dia memegang kedua pipinya dengan perasaan terkejut kemudian menampar diri sendiri.
Ini pasti mimpi!
Bagaimana dia menjadi cantik dalam semalam!
Sayangnya dia merasa sakit ketika menampar diri sendiri yang artinya ini semua bukan mimpi.
Xie Ran kali ini benar-benar jadi bodoh. Dia sendiri merasa aneh sejak bangun tidur, merasakan tidurnya sangat nyenyak dan tubuhnya begitu ringan seperti bulu seolah hari-hari sebelumnya tidak pernah terjadi. Bahkan dia bisa melompat-lompat lagi seperti kelinci dan berguling-guling bebas.
Hal yang semakin mengejutkannya, selain wajahnya yang kini sangat cantik tanpa bekas luka atau debu, racun dalam tubuhnya sudah hilang dengan ajaib. Bahkan seluruh lukanya hilang tanpa bekas. Xie Ran tidak tahu harus bereaksi bagaimana.
Di sisi lain dia bahagia dan tidak pernah sebahagia ini selama tiga tahun, tapi di sisi lain dia merasa itu buruk. Dia harus berpura-pura bodoh. Bagaimana dia menjadi terlihat bodoh dengan penampilan ini!
Entah sebuah keberuntungan atau musibah. Xie Ran sudah bingung dan mondar-mandir tidak jelas di dalam kamar. Untungnya semua orang masih menganggap bahwa Xie Ran masih pingsan karena luka parah.
Xie Ran menaiki ranjangnya, mencoba mengolah qi di dalam tubuhnya. Aliran qi dalam tubuh terasa sangat lancar tanpa hambatan. Bahkan jika dia meminum penawar racun juga tidak akan selancar ini. Bagaimana ini bisa terjadi? Apa karena ramuan obat dalam kotak kaca itu?
Sebegitu berharga, bahkan sampai membuat Xie Chen sangat marah dan menyeretnya. Tapi itu seharusnya tidak menyembuhkan semua luka sampai bersih tanpa bekas. Xie Ran juga sangat ingat bahwa obat itu tidak dia minum melainkan tumpah dan menguap. Ini terlalu aneh.
Jika lukanya diobati oleh tabib, dia ingat sekali bahwa Xie Chen tidak mengatakan apa pun atau sekadar membawanya ke kamar. Xie Chen sangat marah sampai tidak membawakan tabib dan membiarkannya terluka sendirian.
Siapa yang mengobatinya?
"Apa ada orang lain datang?" Xie Ran benar-benar bingung tapi tidak menemukan jawaban.
Dia bahkan tidak tahu ingin bertanya pada siapa. Tidak ada yang pernah bicara padanya. Selama tiga tahun, dia benar-benar bungkam. Untung saja tidak sampai melupakan cara bicara.
Jika ada seseorang yang datang menyelamatkannya, kenapa tidak dari dulu? Jika baru menemukannya, kenapa tidak membawanya pergi dari neraka ini? Kenapa tidak menampakkan diri dan mengatakan kebenarannya? Banyak sekali pertanyaan memenuhi otaknya.
Ia menghela napas. Sudahlah, pikiran saja nanti. Untuk saat ini, dia harus memikirkan cara agar wajahnya tidak terlihat menarik perhatian. Dengan wajah ini, akan mudah baginya menarik perhatian semua orang. Ia harus menyembunyikannya.
Beberapa kemampuan bertarung masih dia miliki dari kehidupan sebelumnya. Hanya saja, fisiknya masih terlalu lemah sehingga harus dilatih kembali. Tapi setidaknya, dia bisa melakukan apa pun dengan tubuh lemah ini untuk mengambil barang-barang penyamaran.
Dia keluar diam-diam dan mengambil jubah dari jemuran secara asal. Memakainya dan berkeliaran di sekitar kediaman secara diam-diam.
Asal tidak ada yang memperhatikan gerak-geriknya secara teliti, tidak akan ada yang melihat. Kecepatannya dari kehidupan sebelumnya tidak berubah, dia tetap cepat dan lincah kemudian mengambil peralatan rias dari kamar pelayan.
Para pelayan sedang sibuk, dia bisa mengambil kesempatan dengan mudah. Andai saja fisiknya cukup baik, dia tidak perlu khawatir akan hal ini dan bisa kabur sekarang juga.
Lagi pula, ia masih tidak ingin memberi kewaspadaan pada orang kediaman karena kepergiannya. Dia harus tetap di sini, tetap dalam pantauan mereka sampai mereka tidak mewaspadai Xie Ran sejengkal pun.
Jika seorang tahanan ada di sisi polisi, mana mungkin memikirkan bahwa tahanan itu akan melakukan hal mencurigakan di bawah hidungnya? Namun Xie Ran adalah tahanan yang berbeda.
Dia biasa melakukan aksinya di bawah hidung semua orang termasuk polisi dan tentara. Dia terbiasa berjalan di siang hari untuk melakukan misi terang-terangan tanpa tertangkap.
Tentu saja, caranya adalah berbaur. Dia mudah berbaur dan bersandiwara. Dia memiliki banyak nama di masa lalu sehingga tidak ada yang tahu yang mana nama aslinya.
Bahkan penampilan dan sikap sehari-harinya tidak sesuai dengan pembunuh yang memiliki kualifikasi sehingga tidak ada yang curiga. Itu sebabnya, dia berada di peringkat tertinggi di antara para anggota mesin pembunuh yang dibentuk organisasinya.
Setelah mencuri alat rias, dia kembali ke kamar dengan lancar lalu mengubah penampilannya menjadi buruk rupa. Kulit beningnya menjadi gelap kemudian melukiskan bekas luka di pipi dan dahi.
Xie Ran benci ini. Dia mencintai penampilannya tapi dia harus menghancurkannya lagi. Ia hanya bisa bersabar sampai saatnya tiba.
"Bagus," gumam Xie Ran menghela napas melihat penampilan buruknya. Dia sudah seperti gadis cacat dari keluarga jelata yang tidak memiliki masa depan. Asal tidak ada yang menyiram wajahnya dan mengelapnya, dia akan aman.
Sekarang, dia hanya perlu melakukan pelatihan. Di Benua Zhongbu, semua manusia melatih sihir dalam tubuh dan menggunakan senjata sebagai media. Teknik kultivasi awal berupa mengalirkan qi melalui meridian ke dantian—bawah pusar. Setelah qi terkumpul, maka terbentuklah sihir dalam tubuh yang bisa digunakan sesuai banyaknya qi yang terserap.
Qi dapat ditemukan di berbagai tempat di belahan dunia. Semakin banyak dan murni sebuah qi, semakin bagus pelatihannya dan akan semakin cepat meningkat.
Namun tiap orang tidak bisa terus-menerus menyerap qi tanpa mencernanya dengan benar—atau memberi jeda. Jika seseorang kelebihan qi, orang itu akan mengalami penyimpangan qi dan meledak, atau kerasukan roh jahat dan menjadi gila. Risiko ini cukup tinggi sehingga harus memahami dantian dan jalur meridian dengan benar.
Xie Ran telah memahami itu sejak lama. Ia duduk bersila di atas ranjang, menutup mata dan mulai mengalirkan qi ke dantian secara perlahan. Setelah terkumpul secara sempurna, maka akan terbentuk sihir tahap dasar.
Sihir tahap dasar adalah sihir pemindah rupa. Itu seperti telekinesis—jika disebut oleh masyarakat modern. Sihir pemindah rupa biasa dimiliki delapan dari sepuluh orang pada umumnya. Itu tidak terlalu sulit asal dalam tubuh memiliki qi dan memahami jalur meridian.
Para pelayan atau rakyat jelata yang miskin tidak memiliki qi dalam tubuh, mereka hanya akan menjadi pelayan atau budak. Sisanya harus memiliki sihir. Atau mereka akan disebut sampah. Seperti Xie Ran saat ini. Xie Ran harus menembus lima tahap dasar dari kultivasi sihir agar bisa mencapai tahap awal.
Sudah sehari satu malam, Xie Ran berhasil menembus dua tahap dasar pemindah rupa. Itu sudah termasuk paling cepat karena pondasinya—dari kehidupan lampau—yang kuat, juga meridiannya yang lancar— yang sebabnya masih misteri.
Biasanya, orang biasa berlatih membutuhkan kurang lebih setahun lamanya agar dapat menembus akhir dari pemindah rupa. Itu pun sudah termasuk hebat di kalangan masyarakat. Pengolahan qi ini terlalu sulit. Lebih sulit dari matematika.
Sihir menggunakan kekuatan mental sebagai pondasi untuk memahami jalur meridian dan dantian. Xie Ran sudah mengalami berbagai macam pelatihan fisik dan mental di masa lampau sehingga dapat meningkat dengan cepat. Alasan mengapa ia tidak berhenti untuk memberi jeda atau mencerna, itu masih memiliki misteri dan ia sendiri tidak tahu sebabnya.
Karena jiwanya yang berpindah, hanya kekuatan mentalnya yang masih bertahan sedangkan fisiknya mengulang. Itu sebabnya, akan mudah baginya melatih sihir. Sedangkan kekuatan fisik untuk pertempuran sebenarnya, masih harus melalui proses pelatihan.
Kekuatan mental dan fisik jika digabungkan akan sangat kuat. Hanya keluarga yang memiliki sumber daya cukup yang memilikinya.
Karena keterampilan Xie Ran yang masih dia ingat, tidak akan sulit baginya untuk naik peringkat. Dia hanya perlu memperkuat kembali kondisi fisiknya dan akan menjadi dirinya di kehidupan lampau. Atau bahkan dia menjadi lebih kuat karena tambahan sihir.
Setelah beberapa hari melalui hari yang buruk karena ditindas, dan baik karena peningkatan sihir, dia diam-diam melatih fisiknya dengan berolahraga.
Ia juga mengambil kesempatan jika Xie Nu memberinya hukuman pukul sebagai latihan daya tahan tubuhnya meski harus berakhir pingsan. Itu untuk melatih tulangnya berdasarkan buku yang ia baca dulu.
Semua yang Xie Nu lakukan, dia selalu memanfaatkannya sebaik mungkin. Bahkan sampai 50 pukulan yang biasanya tidak sampai selesai sudah pingsan, dia bisa bertahan sampai selesai walau dia harus pingsan kembali.
Pelatihan ekstrem ini terlalu berat untuk seorang gadis. Untung saja Xie Chen sudah berbaik hati memberi tabib untuk merawatnya.
Tiap kali melihat Xie Nu, Xie Ran terus bersorak dalam hati di wajah bodoh itu bahwa dia ingin dihukum. Dia bahkan sengaja bersikap semakin bodoh agar Xie Nu menghukumnya. Anak kecil itu digunakan sebagai batu loncatan, siapa yang akan menyangka?
Suatu hari, Xie Nu membawanya keluar dari kediaman. Para pengawal juga ikut, sedangkan Xie Ran berperan sebagai budak yang terus dijadikan suruhan untuk hal sepele. Ia merasa berperan menjadi Liu Ya sedangkan Xie Nu adalah Xie Ran yang arogan itu.
"Xie Ran, cepat bawakan itu! Jangan sampai jatuh atau aku akan menghukummu lebih berat!" ketus Xie Nu tanpa menoleh melihat Xie Ran yang terlelap barang belanjaan.
"Cepat!" Pengawal di belakangnya mendorong Xie Ran dengan keras. Kekuatan pengawal itu lebih tinggi sehingga Xie Ran dengan mudah terdorong, bahkan barang di tangannya nyaris jatuh.
Sepanjang jalan, Xie Ran dipenuhi rasa bosan. Tidak ada hukuman, dia hanya dijadikan bayangan walau sebenarnya itu baik.
Tapi menghabiskan waktu di tengah jalan menurutnya sangat membuang waktu. Dia terlalu bosan berdiri di tengah jalan bersama para orang bodoh.
Xie Nu berkeliaran dengan riang sambil melihat-lihat barang dengan mata berbinar. Para pengawal termasuk Xie Ran mengikutinya sampai lelah hati. Ketika Xie Nu sedang membanggakan gelang giok yang baru saja dibeli, seseorang merebutnya dengan cepat dan lari.
Xie Nu tersentak kaget. Para pengawal dengan sigap mengejar sedangkan Xie Nu merengek minta tolong, ia bahkan membesarkan suaranya hingga memicu keributan.
Gadis kecil itu pergi ke arah para pengawal pergi begitu pula Xie Ran yang sejak tadi hanya diam memperhatikan. Xie Ran hanya merasa ... akan ada sesuatu di akhir pengejaran.
Pencuri yang kewalahan dikejar pengawal hampir pasrah. Dia melempar gelang-gelang yang ia curi ke lembah dan lari ke arah lain dengan cepat. Tapi nahas, dia tertangkap oleh para pengawal dan dipukuli habis-habisan.
Xie Nu melihatnya dengan kesal dan memakinya. Kemudian melihat gelangnya yang indah tersangkut di pohon tinggi dari bawah lembah langsung melirik Xie Ran intens.
"Kamu, cepat ambil itu! Jika tidak mendapatkannya, jangan harap bisa kembali dengan selamat!"
Xie Ran ingin sekali memukul bocah satu itu yang seenaknya. Dia pikir Xie Ran adalah kucing yang memiliki banyak nyawa? Jika Xie Ran jatuh ke lembah, apa dia masih tetap hidup? Jelas Xie Nu ingin membunuhnya dengan alasan mengambil gelang.
Tapi saat ini Xie Ran tidak memiliki pilihan lain. Dia menyerahkan barang-barang di tangannya pada pelayan lain dan berjalan ke arah lembah dengan ragu. Lembah itu sangat tinggi, saking tingginya sampai tidak terlihat mana ujungnya. Itu dipenuhi pepohonan lebat yang muncul seperti semak.
Xie Ran berjalan ke arah gelang yang berada di atas ranting besar dengan hati-hati dan gemetar. Merasakan dahan yang bergoyang, dia melompat ke arah ranting di mana gelang berada.
Ranting berhasil diraih, tak disangka ranting itu begitu rapuh hingga patah bersamaan dengan gelang yang merosot jatuh.
Xie Ran terbelalak. Apa tubuhnya seberat itu sampai ranting itu patah?
Pada akhirnya tangannya tidak bisa menahan dahan lagi dan ikut jatuh ke bawah secara lepas. Teriakan takut menggema dari mulut Xie Ran yang terus jatuh dari ketinggian seolah tidak ada penghalang yang membenturnya.
Tidak ada yang panik. Mereka melihatnya seolah sudah menduganya, begitu pula Xie Nu. Gadis itu melihat ke bawah lembah di mana terdapat Xie Ran yang makin lama makin jauh ke bawah. Dia tersenyum miring.
"Jika belum dapat, kau harus terus di sana. Jangan berharap bisa lari, kau akan diawasi!" Xie Nu berteriak sampai ke telinga Xie Ran yang jatuh. Suara kekanakannya menggema di lembah, sangat keras.
Gadis kecil itu mendengus dan pergi bersama para pengawal dan pelayan, meninggalkan pencuri yang babak belur, serta Xie Ran yang hidup-matinya tidak jelas. Tidak ada rasa bersalah di dalam hati gelapnya.
Xie Nu kembali dengan riang. Sampah keluarganya mati karena kebodohan sendiri, tentu dia amat senang. Sudah pasti si bodoh itu mati di ketinggian seperti itu.
Siapa yang bisa selamat? Hanya keberuntungan yang bisa menyelamatkan, si bodoh itu tidak seberuntung itu. Meski dia berhasil bertahan hidup selama tiga tahun sejak pembantaian karena beruntung, dia tetaplah si bodoh tidak berguna.
Jika mati sudah menjadi takdirnya sendiri, dia akan sangat senang. Jika hidup juga bagus, Xie Nu masih memiliki kesempatan mempermainkan si bodoh itu yang membuat hiburan tersendiri untuknya.
...----------------...
Revisi ✓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 246 Episodes
Comments
Vivi Kareen
😮😮
2022-09-13
1