Pffff
Seteguk darah mengalir dari bibir pucat seorang gadis yang tampak kusam. Mulut serta hidung telah dipenuhi darah, namun tidak menghentikan pukulan yang mendarat di punggung selama masa penghitungan dan sorakan berlaku.
Dia menutup mata, menahan segala amarah yang terus membisik untuk membunuh mereka semua. Tangannya terkepal erat sepanjang punggungnya dipukul kayu hingga terjatuh ke tanah tanpa bisa bertahan.
Seorang gadis kecil di belakangnya tersenyum puas setelah memberi pukulan pada gadis bodoh tak berguna itu. Sampah itu tidak dipedulikan, dia bebas melakukan apa pun tanpa harus mempertimbangkan hal lain.
"Xie Nu, sudah cukup!" Suara yang dalam, datang menghentikan tindakan gadis kecil itu.
Bocah terarah pada pria di depan gadis yang terkapar tidak berdaya, menatapnya tidak puas. "Kakak Chen, mengapa kau menghentikanku? Jika saja dia tidak ada, kita tidak akan menderita selama beberapa tahun terakhir."
Pria tampan itu adalah Xie Chen. Pandangannya teduh, tidak memiliki emosi di wajah tampannya. Persis seperti ketika masih berumur 9 tahun pada lima tahun yang lalu. Tubuhnya lebih tinggi serta memiliki mata ungu gelap dan redup seperti tidak memiliki keinginan. Auranya menunjukkan bahwa ia adalah seseorang yang cukup kuat di usianya.
Xie Nu mendecih kemudian menendang gadis yang terkapar itu secara asal. Dia begitu membenci sampah ini yang telah membuat hidupnya selama tiga tahun tidak baik. Meski dia tidak ingat pasti, tapi yang dikatakan ibunya selalu benar.
"Jika dia mati, kita tidak memiliki penjelasan untuk Ibu." Xie Chen tetap pada pendirian. Itu membuat adiknya kesal sehingga pergi meninggalkan mereka.
Xie Chen melirik Gadis malang yang sudah pingsan itu dengan tatapan redup. "Bawa dia dan obati!"
Para pelayan membawa gadis berlumuran darah itu pergi dari taman. Sedangkan Xie Chen tetap berdiri di tempatnya, melihat kepergian gadis malang yang menjadi bahan bully-an adiknya.
Dia bergumam, "Setidaknya dia memperlakukanku dengan baik sebelumnya."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sepasang mata indah terbuka, membiarkan cahaya matahari menyelinap ke dalam mata indahnya yang menunjukkan kekosongan. Mulutnya terkatup dan menggertakkan gigi merasakan sakit pada seluruh tubuh yang dipenuhi luka sambil mengambil obat di nakas.
Pakaiannya masih berlumuran darah tanpa diganti. Tubuhnya penuh perban, wajahnya memiliki bekas luka yang sulit dihilangkan. Penampilannya kumuh, penuh rasa kasihan. Susah payah ia meraih obat yang telah disiapkan tabib lalu meminumnya. Merasakan rasa pahit menjalar di leher, ia seolah telah kebal dan meminumnya dalam satu tenggakan.
Dia adalah Xie Ran remaja. Umurnya sudah 15 tahun, seharusnya wajahnya cantik, tapi luka dan debu itu menutupi kecantikannya sehingga membuatnya terlihat bodoh dan rapuh.
Tiga tahun dia bertahan semenjak hari itu. Tiap kali ingin lari, pengawal klan terus mengejarnya hidup-mati. Dengan tubuh ini, dia tidak bisa lari terlalu jauh.
Penderitaannya lebih buruk dibandingkan masa lalu. Jika seperti ini, lebih baik menjadi mesin pembunuh dan membunuh siapa pun yang tidak disukai. Sekarang, dia hanya menjadi seorang yang rapuh dan mudah jatuh.
Empat tahun yang lalu, ibunya meninggal karena sakit. Sejak wanita itu datang, ibunya jarang berkomunikasi bahkan pada dirinya sendiri. Awalnya dia pikir bahwa Wen Xi masih merasa terpuruk karena Xie Yun memiliki wanita lain. Tapi itu semua tidak sesederhana yang terlihat.
xie Ran ingin mencari tahu, tapi pergerakannya terbatas. Informasi yang ia dapat tidak cukup seolah semua orang menutupi darinya. Dia tidak lagi bebas apalagi setelah Tang Zhi menggantikan posisi ibunya sebagai istri sah.
Awalnya dia masih bertahan selama setahun. Segalanya masih terlihat normal. Tapi setelah kelahiran Xie Nu, semua orang berpaling. Hanya Xie Yao dan Liu Ya yang bersamanya, seolah mereka telah melepas topeng membuatnya penuh curiga.
Seiring berjalannya waktu, ayahnya meninggal karena sebuah insiden ketika dalam perjalanan pulang dari utara. Klan Xie mengalami duka panjang dan kediaman ditutup untuk umum.
Xie Ran sendirian, tidak ada yang mendukungnya kecuali Xie Yao dan Liu Ya. Ia seolah telah diasingkan oleh semua orang. Kadang ia mencoba membuka meridian sampai menyelinap keluar, tapi tidak ditemukan caranya dan selalu gagal.
Xie Ran sudah mencoba sebisanya belajar bela diri jika sewaktu-waktu keadaan memburuk, namun dia berakhir sakit dan imunnya menurun. Tiap kali berlatih, dia selalu pingsan. Banyak orang mengeluh hingga akhirnya hanya Xie Yao dan Liu Ya yang merawatnya.
Sejak saat itu, semua orang seolah berubah. Xie Yao sudah mengusulkan ketidakpuasannya terhadap ketidakadilan yang dihadapi Xie Ran, tapi dia dianggap pemberontak oleh Tang Zhi dan dihukum.
Hingga suatu hari, Xie Ran berhasil mengungkap kebusukan Tang Zhi. Ketika ia bersiap menyelamatkan diri mengingat kondisinya tidak memungkinkan membela diri, terjadi sesuatu yang besar pada Klan Xie. Klan Xie dipenuhi darah. Banyak mayat berserakan di kediamannya, terutama orang-orang di dekatnya.
Api tiba-tiba melalap kamarnya hingga Liu Ya ikut terlalap api sedangkan Xie Ran berusaha mencari pertolongan, tapi semuanya sudah mati. Xie Ran ingin menyelamatkan Liu Ya dan membasahi dirinya dengan air, tapi terlambat, Liu Ya sudah mati tepat di pelukannya.
Apa yang bisa dilakukan seorang anak 12 tahun? Xie Ran benar-benar tidak berdaya. Di kehidupan sebelumnya, dia sudah membunuh banyak orang di usia 12 tahun. Tapi sekarang dia menjadi tidak berguna, membiarkan temannya mati di pelukannya.
Dia berusaha mencari pertolongan dan lari dengan Xie Yao dari pengejaran. Tapi mereka berdua terlalu lemah sampai tertangkap.
Lagi-lagi, tepat di depan matanya Xie Yao mati dengan tragis. Pedang panjang itu menyayat leher Xie Yao yang menyebabkan darah terciprat ke wajah Xie Ran.
Xie Ran tidak tahu harus melakukan apa saat itu. Dia hanya bisa menangis dan memberontak, tapi orang yang menahannya terlalu kuat hingga ia benar-benar tidak bisa mengendalikan diri dan tidak mengingat apa pun selain senyum yang terukir di wajah cantik wanita yang selama ini diabaikan. Dia sangat marah dan ingin membunuh mereka semua!
Setelah saat itu, Xie Ran baru tahu bahwa dirinya diracuni. Dia diracuni sampai tidak bisa belajar bela diri dan memiliki imun yang buruk. Dia merasa begitu bodoh sampai tidak menyadari apa pun.
Xie Ran tidak bisa memaafkan siapa saja yang merusak segalanya. Ia tidak bisa melupakan peristiwa itu. Lima tahun itu terlalu buruk hingga menyebabkan trauma panjang.
Tidak disangka, kehidupannya saat ini jauh lebih buruk. Dia dipaksa melihat banyak kematian orang yang dia sayangi tepat di depan matanya.
Perkataan gurunya benar. Perasaan membuatnya jatuh. Dia telah mengabaikan itu sebelumnya dan sekarang terkena karmanya. Seharusnya dia tetap pada pemikirannya yang lama untuk tidak menaruh hati pada siapa pun yang membuatnya menjadi lemah.
Demi melindungi diri, Xie Ran bertindak sebagai orang bodoh setelah peristiwa itu terjadi. Tiga tahun ia bertahan berpura-pura bodoh dan tinggal di tempat bobrok sebagai pelayan yang lebih rendah. Ia melakukan itu bukan tanpa alasan.
Seorang pelayan memasuki kamar bobrok Xie Ran seenaknya dan meletakkan seember pakaian dengan malas, kemudian melemparkan sesuatu ke arah Xie Ran.
Xie Ran menoleh karena lemparan, melihat pelayan itu dengan tatapan bodoh. Meski hatinya berkata bahwa dia ingin sekali mencungkil mata pelayan yang melotot itu dengan kedua tangannya.
"Cuci itu semua! Jangan bermalas-malasan jika ingin tinggal!" Pelayan itu memerintah seenaknya dan pergi dengan jijik.
Xie Ran kesal, tapi tidak pernah melawan selama ini. Dia melakukan apa yang mereka suruh layaknya pesuruh. Dia harus melakukan perannya sebagai idiot dan mencoba menghapus semua racun dalam tubuhnya dengan bahan yang ada.
Racun dalam tubuhnya adalah jenis racun jangka panjang. Jika dia mengolah kekuatannya sekarang, maka dia akan mati. Itu sebabnya dia mencari cara untuk mencari penawar sebagai idiot dan tetap berada di lingkungan neraka ini selama tiga tahun.
Sayangnya, dia baru mengumpulkan sedikit bahan dalam tiga tahun ini karena bahan yang mahal.
Sampai racun hilang dan melatih fisiknya, dia akan berada pada di puncak. Kemudian melatih beberapa ilmu di dunia ini untuk menghancurkan Klan Xie yang sudah tidak dia kenal lagi.
Xie Ran pergi mencuci pakaian. Para pelayan itu menatapnya dengan cemooh. Dia mencuci semua pakaian itu tanpa memperdulikan ejekan para pelayan lain yang sesekali ada yang menginjak pakaian yang ia cuci.
Xie Ran sudah terbiasa bersabar selama tiga tahun, itu bukan apa-apa dibandingkan dendamnya terhadap Tang Zhi yang membunuh semua orang terdekatnya. Pelayan itu sekedar semut di matanya. Hanya saja dia harus bertahan.
Setelah selesai mencuci dan menjemur, dia akan kembali ke kamar, namun sebuah bola tiba-tiba melayang dan membentur kepalanya. Sangat keras, hingga Xie Ran merasa pusing. Jika ini tubuhnya yang dulu, dia akan mudah menangkap bola itu atau bahkan menghindar, jika terkena pun tidak akan berpengaruh. Reaksinya bahkan sangat buruk.
"Aiya, Kakak, kamu di sini? Aku tidak tahu." Xie Nu cekikikan tidak jelas. Usianya masih anak-anak, tapi tindakannya melebihi dari anak-anak. Entah apa yang ada di otaknya.
Xie Ran diam, bahkan tidak menatapnya. Dia hanya menunduk tidak ingin mendapat masalah lagi. Berharap anak kecil tak tahu diri itu segera pergi sebelum menangis.
"Kakak, apa sakit?" Xie Nu mendekati Xie Ran kemudian memaksa Xie Ran untuk berlutut. Dia menarik wajah Xie Ran dan melihat kepala Xie Ran yang membiru. Dia berdecak miris. "Kasihan. Ini aku punya obat untuk luka. Minumlah!"
Xie Ran menatap pil putih itu dan sedikit menyipitkan mata. Itu adalah obat yang biasa Xie Nu beri padanya yang membuat Xie Ran muntah busa sampai kehilangan tenaga ketika pertama kali meminumnya karena terpaksa.
Melihat Xie Ran hanya diam saja, Xie Nu memasukan obat itu secara paksa dengan mudah. Meski Xie Nu anak kecil, kekuatan Xie Ran lebih lemah darinya karena pengaruh racun. Jika saja ibu dan anak itu tidak meracuninya, dia tidak akan selemah itu.
"Lemah," gumam Xie Nu menendangnya hingga terpojok.
"Nona kecil jangan marah. Untuk apa perhitungan pada budak tidak tahu diuntung itu. Lebih baik, Nona kecil bermain di taman agar tidak mengotori pakaian Nona." Salah satu pelayan membujuk dan melirik Xie Ran yang terpojok dengan sinis.
"Benar, Nona kecil. Kalau terus dekat-dekat dengannya, nanti Nona tertular. Nyonya Besar akan sangat marah." Pelayan satunya lagi ikut membujuk.
"Aku tidak selemah dia!" Xie Nu mencibir dan pergi dari sana. Dia kesal pada pelayan yang ikut campur dalam permainannya. Dia hanya ingin memberi perhitungan pada Xie Ran, kenapa mereka mengatakan takut tertular? Para pelayan itu bodoh!
Xie Ran yang sudah dianggap bayangan segera pergi dari sana. Memuntahkan pil dari mulutnya lalu menguburnya dalam tanah agar tidak ketahuan. Dia sering melakukan itu setiap kali seseorang memberinya pil baik pelayan ataupun Xie Nu. Dia tidak sebodoh itu.
Sekarang, ia harus mencari bahan obat penawar selanjutnya. Setelah beberapa saat menunggu waktu yang tepat, ia diam-diam berjalan secara tidak mencolok di sekitar kediaman klan seperti orang bodoh yang tersesat.
Bahkan beberapa pelayan yang melewatinya hanya bisa mencibir melihat tatapan bingung Xie Ran yang terlalu sempurna seperti idiot.
Ketika sampai di depan ruang elixir—atau ruang obat, langkahnya terhenti ketika melihat Xie Chen keluar dari ruangan itu. Kepalanya tidak tertunduk, hanya memasang wajah bodoh yang akan membuat semua orang jijik.
Xie Chen melihat kehadiran Xie Ran yang tidak bereaksi. Dia meliriknya sekilas dan pergi seolah gadis itu hanya orang lewat.
Tidak bisa sekarang. Dia tahu Xie Chen diam-diam memperhatikannya dan ia tidak boleh lengah. Jika melihat Xie Chen di sekitar, sudah pasti Xie Chen akan melihat gerak-geriknya. Dia harus mengulur waktu dan mengambilnya nanti.
Selama ini banyak yang memperhatikan gerak-geriknya terutama Xie Chen dan Tang Zhi, ia tidak boleh ketahuan. Itu sebabnya ia tidak pernah melawan ditindas, sekali melawan atau menggunakan tangan orang lain untuk melawan, ia akan ketahuan. Ia pernah melakukannya dan nyaris berakibat fatal akan penyamarannya.
Ketika dalam perjalanan kembali ke kamar, lagi-lagi Xie Nu menghampiri kemudian memberinya sebuah kotak secara paksa.
"Bawa itu ke ruang elixir. Jangan pecah atau aku akan menghukummu!" seru Xie Nu sarkas. Itu adalah barangnya yang ia beli dari rumah lelang.
Xie Ran mengangguk cepat dengan tatapan bodoh. Ia berbalik ke arah ruang elixir, merasa kesempatan ada di depan mata. Siapa suruh anak kecil itu memberinya kepercayaan untuk masuk ke dalam ruang elixir? Entah apa tujuannya, setidaknya dia bisa mengambil beberapa bahan penawar.
Memasuki ruangan elixir, dan benar saja Xie Chen melihatnya. Sejak awal dia sudah curiga bahwa Xie Ran berpura-pura bodoh.
Xie Ran yang dia tahu adalah gadis kecil yang pintar. Melihat keluarganya dibantai sudah pasti akan menyimpan dendam sepolos apa pun ia.
Xie Chen mendekati ruang elixir, menggunakan persepsi spiritual untuk mengetahui apa yang dilakukan Xie Ran di dalam. Persepsi spiritual merupakan kemampuan seorang kultivator—orang yang melakukan kultivasi—untuk mendeteksi kehadiran atau pergerakan seseorang sesuai kekuatannya. Semakin lemah target, semakin mudah terdeteksi. Begitu pula semakin kuat pengguna, semakin akurat persepsinya.
Di dalam sana, Xie Ran berusaha berhati-hati. Dia memperhatikan sekitar dengan teliti tanpa pergerakan mencurigakan sebelum sampai di lemari penyimpanan. Dia membuka lemari, melihat dengan teliti bahan yang ia perlukan kemudian meletakkan kotak milik Xie Nu ke dalam.
"Tidak ada," gumam Xie Ran menghela napas kecewa. Percuma mencari tapi tidak ditemukan. Kemudian pandangannya terarah pada sebuah penyimpanan obat giok berwarna putih dan kecil di salah satu kotak kaca tunggal.
Dia merasakan keterikatan pada obat itu. Itu memiliki aroma obat yang cukup harum sehingga memikatnya. Xie Ran mendekati obat tersebut tanpa mengalihkan pandangan seolah terhipnotis.
Ia melangkah perlahan, tanpa menyadari terdapat seutas tali yang menegang di antara meja dan lemari di bawah kakinya. Langkahnya menyentuh tali tersebut dan kakinya tersayat ujung meja besi.
Xie Ran terkejut, merasa tubuhnya tidak dapat dikendalikan lagi dan ambruk begitu saja ke depan. Kepalanya tepat membentur rak obat hingga obat-obatan bergetar dan berjatuhan. Xie Ran jatuh ke lantai, bersamaan dengan obat dalam kotak kaca di atas rak pecah ke lantai menumpahkan ramuan di dalamnya.
Tanpa disadari, obat itu mengembun menjadi udara, melayang menuju liontin yang bersinar di leher.
Dahi Xie Ran berdarah, merasakan sakit luar biasa, sedangkan pintu mulai terbuka dengan kasar hingga terdengar seperti dobrakan. Entah kesialan apa lagi ini.
Xie Chen terlihat marah. Dia menarik lengan Xie Ran dengan keras hingga membiru dan menyeretnya ke luar. Para pelayan mulai heboh berkerumun melihat pertunjukan, begitu pula Xie Nu.
Xie Nu melihat keadaan itu tersenyum penuh kemenangan seolah pertunjukan sedang dimulai. Dia sudah menduga hal ini akan terjadi apalagi melihat Xie Ran tampak lemah dan kepalanya berdarah. Gadis itu tak lama lagi akan pingsan. Kalau mati juga bagus.
"Katakan apa yang kau lakukan!" Xie Chen terlihat marah. Melihat obat berharga itu mengembun, dia amat sangat marah. Seharusnya dia menghentikan Xie Ran sebelum terlambat.
Xie Ran tidak menjawab. Dia masih merasakan kepalanya sangat sakit seperti akan kehilangan segalanya. Dia menahan tubuh di tanah dengan tangan dan memegang kepalanya yang sangat sakit. Darah hangat terus keluar menetes di dedaunan dan mengalir ke wajah sampai leher. Terlalu banyak darah keluar.
Melihat Xie Ran yang menyedihkan, Xie Chen hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri telah berbuat ceroboh. Bagaimanapun Xie Ran hanyalah gadis bodoh yang dipekerjakan oleh Xie Nu.
Meski begitu, dia marah Xie Ran telah menghancurkan obat berharga miliknya. Itu begitu sulit didapatkan dan baru didapatkan kemarin untuk meningkatkan sihirnya agar bisa menerobos peringkat.
Tidak ada gunanya menanyai orang bodoh. Xie Chen pergi begitu saja membiarkan Xie Ran yang setengah sadar di halaman. Jika biasanya dia menyuruh seseorang untuk memanggil tabib, kali ini tidak. Itu adalah hukuman untuknya.
Para pelayan yang biasa membawa Xie Ran segera membawanya kembali ke kamar. Xie Ran sudah tak sadarkan diri, entah berapa lama dia akan pingsan karena luka itu. Lama kelamaan, beberapa dari pelayan yang membawa Xie Ran mulai merasa iba.
Xie Ran masih muda, tapi sudah memiliki nasib seperti itu. Bahkan wajahnya sudah rusak karena ulah Xie Nu. Wajah adalah masa depan wanita, jika wajah telah rusak maka masa depan juga rusak. Xie Ran tidak memiliki kesempatan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Langit sudah gelap. Xie Ran masih terbaring di atas ranjang dengan darah yang sudah mengering di kepalanya.
Beberapa dari pelayan itu membersihkan darah secara sukarela lalu menaburinya obat. Tapi itu tidak seefektif obat tabib atau dokter. Itu hanya bisa mengeringkan luka sementara, tidak sepenuhnya.
Liontin yang menggantung di leher gadis itu berkedip, mengeluarkan cahaya samar. Sebuah kabut keluar dari liontin, itu membesar dan membentuk sebuah figur yang awalnya seperti kabut, kini memadat membentuk seorang pria.
Seorang pria tinggi tampan berwajah dingin. Dingin seperti gunung es yang kokoh dan penuh ketidakpedulian. Pakaian putihnya sehalus sutra, begitu pula rambut hitam panjangnya. Ketampanan itu tidak dapat dibandingkan dengan pria muda mana pun di dunia.
Iris hitamnya menatap gadis malang yang masih tidak sadarkan diri. Tidak ada reaksi di wajahnya seolah yang ia lihat bukan apa-apa.
Namun berbeda dari tindakannya. Tangannya mengeluarkan cahaya emas yang bersinar terang ke arah gadis itu.
Beberapa luka di tubuhnya memudar tanpa bekas termasuk bekas luka di wajahnya. Luka baru di kepala juga menghilang digantikan dengan kulit sebening embun. Bibirnya yang awalnya memiliki bekas luka menghilang digantikan merah muda yang pucat dan jernih.
Wajah cantiknya terlihat. Cantik yang tidak biasa dan terlihat tertidur pulas. Wajah polosnya seolah tidak memiliki masalah jika tidak memiliki jejak pucat.
Jika orang lain melihatnya sekarang, mereka akan menganggap bahwa seorang Dewi telah turun dari langit.
Dia mendekati Xie Ran dan menunduk. Jarinya menyentuh dahi putih gadis itu, kemudian mengeluarkan sinar emas yang masuk ke dalam dahi. Sinar emas itu berangsur pudar ketika dia menarik kembali tangannya.
Tubuhnya perlahan berubah menjadi tembus pandang ketika memperhatikan gadis cantik yang malang. Dia tentu telah memperhatikan selama lima tahun terakhir. Xie Ran kuat, tapi tidak dengan tubuhnya yang rapuh karena racun. Sangat disayangkan.
Manusia memang sulit dimengerti.
...----------------...
Revisi ✓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 246 Episodes
Comments
Manna Denna
ceritanya sangat kusuka😀👍
2024-03-14
0
Linda Latif
/Good/
2024-03-04
0
Alfin Marjan
keren
2023-04-25
0