Like, Vote dan komennya jangan lupa😊
Zifa termenung sendirian di dalam kamarnya. Ia mendesah kasar, menyesal mengiyakan tantangan Nara tadi. Ia bingung, Zifa bukanlah cewek yang berpengalaman dalam hal pendekatan. Jadi, bagaimana mungkin dia memulai?
Zifa mengambil ponselnya, bermaksud menghubungi Nara. Namun, baru saja ia bermaksud menekan nama Nara, sudah ada panggilan masuk dari cewek itu duluan.
"panjang umur" gumam Zifa. Buru-buru ia mengangkat panggilan Nara, tahu saja sahabatnya ini kalau dia lagi butuh.
"Assalaamu'alaikum, Nar!"
"Wa'alaikumussalaam"
"Ada apa?" tanya Zifa.
"Nggak ada apa-apa sih! Cuma kok aku merasa kamu lagi butuh saran aku yah" Zifa mendengus karena menangkap nada ledekan di kalimat Nara.
"Benar sih, aku butuh bantuan kamu. Kamu tahukan, aku nggak berpengalaman dalam menarik perhatian laki-laki" jelas Zifa mengungkapkan kebingungannya.
"Tenang aja, teman kamu yang pakar cinta ini siap bantuin kamu!" Nara terkekeh akan kalimatnya sendiri.
"Gimana caranya?" tanya Zifa bingung.
"Kamu tinggal ikutin intruksi aku sama Azraf aja. Tapi sebelum itu......tolong yah, hilangin tuh tatapan sinis ke pacar aku"
Zifa memutar bola matanya malas. "Nggak!" ujarnya berterus terang.
"Ayolah, Zi! Demi misi"
"Oke, tapi nggak janji. Kalau dia buat aku kesal yah....."
"Iya Iya! Dia bakalan aku peringatin juga agar nggak nyari-nyari masalah"
Keduanya pun menghabiskan waktu dengan saling mengobrol dengan berganti-ganti topik, seolah keduanya jarang bertemu.
Keesokan paginya, Nara sudah menunggu Zifa di depan gerbang rumahnya. Bukan menggunakan Mobil milik Nara, tapi menggunakan Taksi. Kalau kata Nara sih, untuk melancarkan misi. Entah apa rencana pasangan itu, Zifa tak banyak bertanya. Karena sejak awal Nara sudah mengingatkannya untuk mengikuti saja intruksi mereka. Dam semoga saja semuanya tak merugikan Zifa.
Sepulang sekolah, Azraf sudah berdiri di depan pintu kelas Zifa dan Nara. Zifa melirik Nara untuk bertanya, namun Nara hanya mengangkat bahunya tanpa menjelaskan.
"Jadi kan?" tanya Azraf diangguki Nara. "Jadi dong!" jawab gadis itu antusias. Zifa hanya mengikuti saat Nara menarik tangannya ke arah parkiran. Sampai di sana, Zifa kembali bingung karena mereka berdiri di dekat sebuah Sepeda Motor yang Zifa tahu milik Azraf. Terus mau apa dia di sini? Jangan bilang mereka pulangnya bonceng tiga? cabe-cabean dong? Tapi mana mungkin, orang motor Azraf motor gede yang model tempat duduknya nungging itu, masa muat kalau bonceng tiga?
Azraf ternyata tak langsung menaiki Motornya, pria itu malah asik mengobrol dengan Nara seolah melupakan sosok Zifa di sana.
"Hei! Aku tahu kalian lagi dimabuk cinta, tapi please! nggak sampai panas-panasan kayak gini juga kali" cibir Zifa menyadarkan keduanya. Azraf menggaruk tengkuknya, ia takut kembali mendapat amukan dari Singa Betina yang tak lain adalah sahabat dari pacarnya itu.
"Udah deh Zi, aku bilang tinggal ikutin kita aja. Ini demi misi" ujar Nara membuat Zifa mendengus. Hah, bodohnya dia yang mengiyakan perkataan Nara kemarin. Sekarangkan apa-apa Nara akan selalu mengatakan demi misi.
Tak berapa lama, sebuah Motor memasuki gerbang Sekolah dan mendekat ke arah mereka. Yang membuat Zifa heran adalah seragam yang berbeda yang digunakan si pengendara. Berarti dia berasal dari sekolah lain.
Saat pengendara itu membuka Helm-nya, Zifa sekarang mengerti apa yang dimaksud Nara demi misi tadi. iya, si pengendara itu Bima.
"Lama amat Bim! Katanya dari tadi udah di jalan?" tanya Azraf.
"Mogok!" jawabnya. Ingin rasanya Zifa mencibir 'percuma motornya keren kalau tukang mogok' Tapi ia urungkan. Bisa-bisa, Bima bukannya naksir malah ilfil duluan.
"Jadi?" tanya Bima. Azraf dan Nara mengangguk "Jadi dong! Tuh Zi, langsung naik aja" suruh Nara.
Zifa melongo. Jadi ini rencana mereka? membuat Nara bisa berboncengan dengan Bima? Bima menyerahkan Helm yang memang ia bawa tadi--sebenarnya disuruh Azraf--pada Zifa. Zifa yang tengah melongo langsung tersadar dan menerima sodoran Helm tersebut lalu naik ke boncengan Bima.
Di perjalanan Zifa dan Bima hanya diisi keheningan. Selain karena canggung, juga karena angin yang bertiup kencang akibat kecepatan kendaraan yang mereka naiki. Bahkan saat ia tersadar kalau itu bukan jalan ke arah rumahnya, ia hanya diam. Takut salah bicara dan akhirnya misi yang direncanakan Nara dan Azraf gagal.
Zifa mengernyit saat Bima memarkirkan motornya di sebuah toko buku. Jadi tujuan mereka ke sini?
Keduanya turun dari Motor dan menunggu kedatangan Nara dan Azraf. Entah Azraf yang terlalu lamban mengendarai motornya atau mereka memang sengaja membiarkan sepasang remaja yang bertolak belakang itu berdua saja. Zifa rasa alasan kedua lebih memungkinkan.
"Kita masuk duluan aja yuk! Panas banget di sini!" ajak Zifa. Sudah lima belas menit mereka menunggu, namun Nara dan Azraf tak juga kunjung sampai. Bima tak mengatakan apa-apa, tapi cowok itu melangkah menuju Tokoh tersebut.
Sampai di dalam, Zifa mencoba menghubungi Nara. "Halo, kalian kok lama banget nyampenya?" tanya Zifa saat Nara mengangkat panggilannya. Ia sedikit menjauh dari Bima.
"Misi Zi. Manfaatin sebaik-baiknya yah, kesempatan ini!" Nara terkekeh di seberang sana membayangkan bagaimana Zifa yang judes jika menghabiskan waktu dengan Bima yang sedingin es.
"Gila banget yah kalian! Nggak sampe segininya juga kali Nar! kalau dia nanya aku jawab apa?" geram Zifa sambil berbisik.
"Bilangin aja, aku mendadak dapat telepon dari Mama aku, jadi kita langsung balik!"
"Nar, kalia.... Halo! Halo!" Zifa meremas ponselnya geram karena Nara memutuskan sambungam sepihak. Mau tak mau, ia harus berbohong pada Bima.
Jangan lupa tinggalkan jejak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
ᴮᵀ⃝ɴᴀʙɪʟᴀ🌻°᭄✿.*
jejak Thor
2020-11-20
3
ARSY ALFAZZA
likes
2020-11-02
1
Alea Wahyudi
seruuu.....
2020-10-18
1