Bab 5. Terpuruk

Suara tangisan Lily menggema di seluruh ruangan kamarnya yang berukuran empat kali enam meter persegi. Ukuran yang cukup luas untuk ditempati satu orang bahkan mungkin lebih.

Rafa dan Naya spontan menutup telinga mereka. Rafa menutup telinganya dengan bantal yang tadi dilemparkan kepadanya. Sedangkan Naya menutup telinganya dengan kedua tangannya.

Mereka berdua hapal jika Lily menangis pasti akan sulit untuk mendiamkannya. Hal itu terjadi beberapa tahun yang lalu, saat Lily dilanda rindu yang teramat dalam kepada Zack. Saat itu Rafa dan Naya berusaha untuk membujuk Lily agar berhenti menangis. Hasilnya, makin di bujuk makin menjadi tangisannya. Cukup dua kali mereka merasakan sakitnya gendang telinga mereka berjoget karena mendengar tangisan Lily. Jadi kali ini, baik Rafa maupun Naya sengaja membiarkan Lily menumpahkan semua air matanya.

Lily masih terisak dan sesekali menghembuskan cairan hidungnya dan mengelap dengan lengan bajunya.

"iiiuuuhhhh... jorok amat lu!" Naya bangkit dari duduknya di kasur dan berpindah ke sofa mini di samping tempat tidur.

Lily masih terlihat sibuk mengelap sisa air mata nya dengan lengan bajunya.

Rafa yang melihat kelakuan Lily hanya bergidik geli. Amit... amit...amit...amiiittt dehhh...gue punya cewek kek gini. Biar cakep juga gue ogah. Rafa bermonolog dalam hatinya. Rafa tak ingin menerima serangan lagi. Rafa melihat bantal, boneka, dan guling yang tergelak di lantai. Rafa bergidik ngeri membayangkan benda lain yang mungkin dilempar kearahnya jika dia salah berucap lagi.

Lily terlihat sudah bisa mengontrol dirinya bahkan isakkan tangisnya sudah tak terdengar lagi. Tapi kedua lengan bajunya basah sempurna oleh air mata dan cairan hidungnya.

Naya yang melihatnya bergidik geli "Ly... mending lu ganti baju dulu deh. Baru kita ngobrol." ucap Naya sambil meraih handuk di gantungan dan melemparkannya ke Lily. "Sekalian mandi. Lu udah kek hewan yang hampir punah, Ly." ucap Naya sambil terkekeh.

Lily melihat tubuhnya dan mengamati bajunya yang saat ini leceknya minta ampun. Naya benar, dia butuh mandi saat ini. Lily meraih handuk yang tadi dilemparkan oleh Naya.

Lily berjalan ke arah kamar mandi dan membawa baju gantinya. Dua sahabatnya sedang berada di kamarnya saat ini. Tidak mungkin Lily berganti pakaian seperti biasanya. Untung saja Lily memilih kamar kos yang terdapat kamar mandi di dalamnya. Sehingga Lily tidak perlu susah-susah untuk keluar kamar. Apalagi dengan keadaannya saat ini. Jika tetangga kos nya melihat, pasti jiwa kepo mereka mendadak meroket.

Di saat menunggu Lily selesai mandi, Rafa menerima panggilan telpon dari asistennya.

"Gue keluar dulu bentar, Nay. Bram nelpon gue." ucap Rafa sambil melangkahkan kakinya keluar dari kamar Lily.

Naya hanya menanggapi Rafa dengan anggukan tanpa melihat ke arah Rafa. Tangannya tengah sibuk mensortir barang yang akan di belinya di salah satu toko online favoritnya.

Beberapa menit kemudian ...

Lily sudah selesai dengan ritual mandinya lengkap dengan pakaian yang sudah rapi dan wangi.

"Nah...gitu dong. Kan enak kalo kek gini ngobrolnya." seru Naya.

Lily mengambil hair dryer dan mulai mengeringkan rambutnya. "Rafa mana, Nay?" tanya Lily.

"Tadi keluar bentar. Dapat telpon dari Bram. Mungkin soal kerjaan." jawab Naya sambil meraih hair dryer dari tangan Lily. Naya membantu Lily mengeringkan rambutnya. Tak berapa lama Rafa kembali masuk ke kamar.

"Eh...anak gadis udah wangi." ujar Rafa dan berhenti tepat di samping Lily. "Jadi gimana? Masih mau dilanjutin keterpurukannya?" pertanyaan Rafa mendapat pelototan yang tajam dari Naya.

Lily dapat melihatnya dari cermin. "Udah jangan berantem. Gue ngga apa-apa kok." ucap Lily dengan pelan.

"Lu juga bilang gitu ke gue Minggu lalu, Ly. Tapi apa, besoknya lu langsung ngga bisa di hubungin. Pindah kosan pula." ucap Rafa tanpa ragu-ragu.

Naya tak menyahut perkataan Rafa yang ada benarnya. Naya saja sampai shock mendengar kabar itu dari Rafa. Pada saat kejadian itu, Naya sedang ditugaskan Rafa ke luar kota.

Lily menarik napasnya dengan kuat dan menahannya sesaat lalu dihembuskannya perlahan.

"Gue beneran ngga apa-apa. Tadi waktu mandi gue mikir, emang bener kata Rafa. Gue harus kembali seperti dulu lagi. Gue ngga mau terpuruk seperti ini terus." ucap Lily dengan tegas.

Melihat Lily yang mulai bersemangat membuat Rafa dan Naya tersenyum. Naya pun memeluk Lily. Rafa merentangkan kedua tangannya dan bersiap mengikuti gerakan Naya."Eitttssss... bukan muhrim!" bentak Naya sambil menepis kedua tangan Rafa.

"Ehhh iya...khilaf gue." seloroh Rafa sambil terkekeh.

Naya memeluk Lily dengan erat "Gini donk. Ini baru sahabat gue." ucap Naya sambil menggosok-gosok pipinya ke pipi Lily.

Lily menyambutnya dengan senyuman dan pelukan.

Lily sudah jauh lebih baik. Ketiga sahabat itu asyik mengobrol sambil bersenda gurau. Rafa merasa bahwa sekarang waktu yang tepat untuk memberitahukan Lily tentang informasi yang baru di dapatnya dari Bram.

Eheemmm... Rafa tiba-tiba berdehem dengan keras. Mendengar itu, Lily pun berkata "Bentar ,Fa. Gue ambilin lu minum dulu."

Rafa memutar kedua bola matanya. Begini nie punya teman lemot. Monolognya dalam hati. Rafa memberi kode kepada Lily agar kembali duduk.

"Gue ngga haus. Ada yang mau gue kabarin ke elu." ucap Rafa dengan pelan.

"Kirain lu haus.... kan biasanya elu gitu. malahan habis berdehem, lu bilang kek gini 'di kamar lu lagi kemarau,ya?' daripada gue dibilang ngga memuliakan tamu mending gue inisiatif." ucap Lily panjang kali lebar kali tinggi.

Rafa menghembuskan nafasnya entah sudah ke berapa kalinya. Kalau sudah berhadapan dengan kedua sohibnya ini, Rafa bisa berkali-kali menghembuskan nafasnya. Untung oksigen gratis, coba kalau berbayar dan isi ulang. Bisa-bisa game gue sebelum waktunya. Ucap Rafa dalam hati.

Rafa memberi kode kepada Naya untuk tetap duduk di samping Lily. Rafa pun mulai memberitahu Lily perihal informasi yang didapatnya dari Bram beberapa waktu yang lalu.

Lily dan Naya mendengarkan dengan seksama. Naya juga penasaran dengan apa yang akan disampaikan oleh Rafa. Karena dia sendiri tidak tahu.

Rafa bermonolog dalam hatinya menyusun kata-kata yang baik agar Lily dapat menerima penjelasannya dengan baik. Rafa tahu, sahabatnya ini baru kembali normal setelah dia dan Naya tiba beberapa waktu lalu. Rafa juga sudah menimbang-nimbang kapan waktu yang tepat harus menyampaikan informasi itu. Rafa memilih sekarang adalah waktu yang tepat untuk Lily mengetahuinya.

Rafa tak ingin sahabatnya kembali terpuruk dan menghilang lagi. Lebih baik sekarang. Biarlah Lily terpuruk lagi tapi ada dia dan Naya disisinya saat ini.

Rafa mulai menjelaskan secara perlahan berita yang baru didapatnya dari Bram. Rafa memberitahukan Lily semuanya. Tak ada yang ingin ditutupinya dari Lily.

Naya yang mendengarnya saja sampai terkejut dan tanpa sadar mulutnya membentuk huruf O dengan sempurna tanpa suara. Sedangkan Lily terdiam.

Rafa menunggu respon Lily. Rafa sudah bersiap dengan respon yang akan Lily keluarkan. Namun, perkiraan Rafa salah.

Lily terdiam cukup lama. Lily menunduk dan memainkan ujung bajunya dengan kedua tangannya. Lily bingung dengan apa yang di dengarnya. Lily merasa sesak di dadanya semakin menjadi-jadi.

Cukup dia tak dianggap oleh Zack saat mereka kembali bertemu tanpa disengaja. Tapi informasi yang barusan diterimanya sungguh membuatnya sangat sulit untuk mengatur nafasnya.

Terpopuler

Comments

Momy Victory 🏆👑🌹

Momy Victory 🏆👑🌹

udah nikah Lily pacar lu, makanya tiba2 lost kontak 2 tahun berlalu.

2022-06-11

1

Momy Victory 🏆👑🌹

Momy Victory 🏆👑🌹

Thor kasih persediaan tisu napa buat Lily?

2022-06-11

1

smoochyzz

smoochyzz

semangatt thorr

2022-04-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Dejavu
2 Bab 2. Kenangan
3 Bab 3. Lelah
4 Bab 4. Mencari
5 Bab 5. Terpuruk
6 Bab 6. Sahabat Terbaik
7 Bab 7. Perang Mulut
8 Bab 8. Ngantor
9 Bab. 9 Pertemuan Kedua Tapi Yang Pertama
10 Bab. 10 Amber White
11 Bab 11. Oooppsss ...
12 Bab 12. Hati Patah vs Patah Hati
13 Bab 13. I'll Never Love Again ...
14 Bab 14. Naya Bailey not Balet ...
15 Bab 15. Terkenang
16 Bab 16. Pengakuan
17 Bab 17. Merelakannya
18 Bab 18. Lily vs Amber
19 Bab 19. Salah
20 Bab 20. Emily Meet Lily
21 Bab 21. Salah Paham
22 Bab 22. I love you aunty ....
23 Bab 23. Penyesalan Zack
24 Bab 24. Where's Aunty
25 Bab 25. Where Are You, Lily ...
26 Bab 26. Tujuh Tahun Yang Lalu (Zack)
27 Bab 27. Tujuh Tahun Yang Lalu (Zack)
28 Bab 28. Emily Quin Alexander
29 Bab 29. Demi Emily
30 Bab 30. Pengakuan Rafa
31 Bab 31. Bubur Pedas
32 Bab 32. Bilin
33 Bab 33. Petak Umpet
34 Bab 34. Mengelabui Zack
35 Bab 35. Bahasa Melayu Pontianak
36 Bab 36. Atika
37 Bab 37. Back to Jakarta
38 Bab 38. Rahasia
39 Bab 39. Kost atau Apartemen
40 Bab 40. Kemarahan Zack
41 Bab 41. Urusan Cinta Lebih Repot dari ...
42 Bab 42. Penjelasan
43 Bab 43. Pertemuan Zack vs Rafa
44 Bab 44. Rahasia Amber
45 Bab 45. Rahasia Amber 2
46 Bab 46. Pencarian
47 Bab 47. Bapak dari Anak Gue (Naya)
48 Bab 48. Pindah ke Rumah Bukan Apartemen
49 Bab 49. Hari ke-1
50 Bab 50. Hari Ke-2
51 Bab 51. Final Day
52 Bab 52. Kesempatan
53 Bab 53. Awal Penyerangan
54 Bab 54. Pelarian Emily
55 Bab 55. Zack vs Brandon
56 Bab 56. Tidak Pernah Menyentuhnya
57 Bab 57. Kehilangan Emily
58 Bab 58. Kota Hujan
59 Bab 59. Tentang Perasaan
60 Bab 60. Makan malam
61 Bab 61. Ada Dia di Matamu
62 Bab 62. Ada Dia di Matamu 2
63 Bab 63. Pendamping Wanita
64 Bab 64. Siapa disana?
65 Bab 65. Pelarian Nana dan Emily
66 Bab 66. Terminal Bis
67 Bab 67. Terdampar
68 Bab 68. Persiapan
69 Bab 69. Menagih Janji
70 Bab 70. Meet You
71 Bab 71. Lily, Leon, Bram
72 Bab 72. Time
73 Bab 73. Daddy ... Daddy ...
74 Bab 74. Miss You So Much Em
75 Bab 75. Dunia Selebar Daun Kelor
76 Bab 76. Mommy not Aunty
77 Bab 77. Terkuak
78 Bab 78. Hai Daddy!
79 Bab 79. I'm Sorry ...
80 Bab 80. My Whole Life
81 Bab 81. Mau Dede Bayi
82 Bab 82. Masih Permintaan Em
83 Bab 83. Ceritakan Kembali
84 Bab 84. Dia Putriku
85 Bab 85. Will You ...
86 Bab 86. Hai Emily
87 Bab 87. Lagi-lagi yang Berkilauan
88 Bab 88. Lullaby
89 Bab 89. Memilikimu
90 Bab 90. Persiapan
91 Bab 91. Undangan
92 Bab 92. The Wedding (Make Up)
93 Bab 93. The Wedding (Leon vs Shinta)
94 Bab 94. The Wedding (Jomblo Tertampan)
95 Bab 95. The Wedding
96 Bab 96. Tak Tertahankan
97 Bab 97. Em ... Ingin Adik Bayi
98 Bab 98. Masih Segel
99 Bab 99. Em Mau Pindahan
100 Bab 100. Ingat Keinginan Emily
101 Bab 101. Nanggung
102 Bab 102. Em Pusing
103 Bab 103. Lily Kenapa?
104 Bab 104. Gagal
105 Bab 105. Rencana
106 Bab 106. Pagi yang Panas
107 Bab 107. Calon Baby
108 Bab 108. Baby Twin
109 Bab 109. Spoiler bab Rich CEO for Maid
110 Extra Madu Hitam
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1. Dejavu
2
Bab 2. Kenangan
3
Bab 3. Lelah
4
Bab 4. Mencari
5
Bab 5. Terpuruk
6
Bab 6. Sahabat Terbaik
7
Bab 7. Perang Mulut
8
Bab 8. Ngantor
9
Bab. 9 Pertemuan Kedua Tapi Yang Pertama
10
Bab. 10 Amber White
11
Bab 11. Oooppsss ...
12
Bab 12. Hati Patah vs Patah Hati
13
Bab 13. I'll Never Love Again ...
14
Bab 14. Naya Bailey not Balet ...
15
Bab 15. Terkenang
16
Bab 16. Pengakuan
17
Bab 17. Merelakannya
18
Bab 18. Lily vs Amber
19
Bab 19. Salah
20
Bab 20. Emily Meet Lily
21
Bab 21. Salah Paham
22
Bab 22. I love you aunty ....
23
Bab 23. Penyesalan Zack
24
Bab 24. Where's Aunty
25
Bab 25. Where Are You, Lily ...
26
Bab 26. Tujuh Tahun Yang Lalu (Zack)
27
Bab 27. Tujuh Tahun Yang Lalu (Zack)
28
Bab 28. Emily Quin Alexander
29
Bab 29. Demi Emily
30
Bab 30. Pengakuan Rafa
31
Bab 31. Bubur Pedas
32
Bab 32. Bilin
33
Bab 33. Petak Umpet
34
Bab 34. Mengelabui Zack
35
Bab 35. Bahasa Melayu Pontianak
36
Bab 36. Atika
37
Bab 37. Back to Jakarta
38
Bab 38. Rahasia
39
Bab 39. Kost atau Apartemen
40
Bab 40. Kemarahan Zack
41
Bab 41. Urusan Cinta Lebih Repot dari ...
42
Bab 42. Penjelasan
43
Bab 43. Pertemuan Zack vs Rafa
44
Bab 44. Rahasia Amber
45
Bab 45. Rahasia Amber 2
46
Bab 46. Pencarian
47
Bab 47. Bapak dari Anak Gue (Naya)
48
Bab 48. Pindah ke Rumah Bukan Apartemen
49
Bab 49. Hari ke-1
50
Bab 50. Hari Ke-2
51
Bab 51. Final Day
52
Bab 52. Kesempatan
53
Bab 53. Awal Penyerangan
54
Bab 54. Pelarian Emily
55
Bab 55. Zack vs Brandon
56
Bab 56. Tidak Pernah Menyentuhnya
57
Bab 57. Kehilangan Emily
58
Bab 58. Kota Hujan
59
Bab 59. Tentang Perasaan
60
Bab 60. Makan malam
61
Bab 61. Ada Dia di Matamu
62
Bab 62. Ada Dia di Matamu 2
63
Bab 63. Pendamping Wanita
64
Bab 64. Siapa disana?
65
Bab 65. Pelarian Nana dan Emily
66
Bab 66. Terminal Bis
67
Bab 67. Terdampar
68
Bab 68. Persiapan
69
Bab 69. Menagih Janji
70
Bab 70. Meet You
71
Bab 71. Lily, Leon, Bram
72
Bab 72. Time
73
Bab 73. Daddy ... Daddy ...
74
Bab 74. Miss You So Much Em
75
Bab 75. Dunia Selebar Daun Kelor
76
Bab 76. Mommy not Aunty
77
Bab 77. Terkuak
78
Bab 78. Hai Daddy!
79
Bab 79. I'm Sorry ...
80
Bab 80. My Whole Life
81
Bab 81. Mau Dede Bayi
82
Bab 82. Masih Permintaan Em
83
Bab 83. Ceritakan Kembali
84
Bab 84. Dia Putriku
85
Bab 85. Will You ...
86
Bab 86. Hai Emily
87
Bab 87. Lagi-lagi yang Berkilauan
88
Bab 88. Lullaby
89
Bab 89. Memilikimu
90
Bab 90. Persiapan
91
Bab 91. Undangan
92
Bab 92. The Wedding (Make Up)
93
Bab 93. The Wedding (Leon vs Shinta)
94
Bab 94. The Wedding (Jomblo Tertampan)
95
Bab 95. The Wedding
96
Bab 96. Tak Tertahankan
97
Bab 97. Em ... Ingin Adik Bayi
98
Bab 98. Masih Segel
99
Bab 99. Em Mau Pindahan
100
Bab 100. Ingat Keinginan Emily
101
Bab 101. Nanggung
102
Bab 102. Em Pusing
103
Bab 103. Lily Kenapa?
104
Bab 104. Gagal
105
Bab 105. Rencana
106
Bab 106. Pagi yang Panas
107
Bab 107. Calon Baby
108
Bab 108. Baby Twin
109
Bab 109. Spoiler bab Rich CEO for Maid
110
Extra Madu Hitam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!