Bab 3. Lelah

"Gimana? udah enakan?" tanya Rafa. Dia menepuk pelan pundak Lily.

Lily melirik Rafa sesaat "Apanya yang enak, Fa?" Lily balik bertanya pada Rafa.

Menghadapi sahabatnya yang satu ini memang harus ekstra sabar. Rafa sampai menghela napasnya dengan kasar. "Itu hati. Udah baikan belom?" jawab Rafa.

"Ooh...!" Lily menjawab sekenanya.

Mendengar jawaban Lily yang hanya ber-oho saja membuat Rafa menepuk jidatnya sendiri. "Lu ... kenapa, Fa? ada nyamuk emang di jidat lu?" Lily malah balik bertanya pada Rafa.

Rafa menghembuskan kembali napasnya dengan panjang. "Tau deh, Ly !... gue kadang bingung sama elu," ucap Rafa. Dia berjalan ke arah dispenser untuk mengambil air putih. Kemudian kembali berdiri di samping Lily.

Dengan santainya Rafa meminum air putih yang tadi diambilnya. Lily terkejut dengan kelakuan temannya yang absurd ini. Lily pun membelalakkan kedua matanya ke Rafa. "Bener-bener dahhh...!" gerutu Lily. Dia tidak bisa melanjutkan kata-katanya lagi saat melihat Rafa meminum air putihnya hingga habis, dan diakhiri dengan suara 'aaahhh'.

Rafa meletakkan gelas kosongnya di atas meja di samping kursi. "Apa nya yang bener?" Rafa balik bertanya ke Lily.

"ish ... elu tu paling pandai kalo udah balikin kalimat orang," jawab Lily kesal. Di saat dirinya sedang meratapi kesedihannya, Rafa justru membuatnya semakin kesal.

"Lahhh...kan gurunya elu? amnesia ya, Non?" goda Rafa. Rafa sengaja menggoda Lily agar sahabatnya itu tidak terlalu larut dalam kesedihan.

Mereka berdua saling berpandangan dan tertawa bersama lagi.

"Udah ah, Fa...Makin ngga jelas deh kelakuan kita berdua. Yang lagi patah hati tuh gue. Elu jangan ikut-ikutan aneh." ucap Lily sambil menghela napasnya. Dia kembali terdiam sambil menatap ke lantai.

Melihat sahabatnya yang kembali terdiam, membuat seorang Rafa tak tinggal diam.

"Eh...Ly...gue ada tebak-tebakan. Kalo elu bisa jawab entar gue traktir selama satu Minggu," pancing Rafa.

Lily menoyor kening Rafa dengan jari telunjuknya. "Emang lu ya... temen lagi susah hati, malah diajak maen tebak-tebakan," ucap Lily. Dia semakin geram dengan tingkah Rafa.

"Mau ngga ni? Jangan sampe gue cabut ni traktiran satu Minggu," tanya Rafa sambil merebahkan dirinya di kursi.

Lily terdiam sesaat dan tak lama kemudian mengangguk tanda setuju. "Tapi ... beneran kan Fa? Awas kalo lu boong. Gue bikin perusahaan Lu kek kapal pecah." ancam Lily ditambah dengan membelalakkan kedua matanya.

"Kapan gue ingkar sama elu ? yang ada elu kali," ucap Rafa tak mau kalah.

"Ya udah, buruan sebutin tebak-tebakannya!" protes Lily.

"Lu kan pintar ni diantara kita bertiga. Nah...gue tanya lu. Apa bahasa Inggrisnya 'pintu'?" tanya Rafa memulai tebak-tebakannya.

Mendengar pertanyaan Rafa, Lily langsung menepuk jidatnya. "Itu sih anak TK juga tau. ya 'door' la," jawab Lily dengan cepat agar permainan tebak-tebakan Rafa segera berakhir.

"Pinter. Kalo bahasa Inggrisnya 'buka pintu' ?" tanya Rafa yang semakin bersemangat.

"Open the door," jawab Lily cepat.

"Kalo 'tutup pintu' apa bahasa Inggrisnya?" tanya Rafa yang semakin antusias.

"Ya amplop...ini belom selesai lagi Fa?" tanya Lily yang semakin tidak sabar dengan ke absurd-an Rafa.

"Udah jawab aja," balas Rafa dengan ketus.

"ish, iya ...iya . Close the door. Puas bapak Rafa Ahmad?" hati Lily malah semakin panas karena tingkah Rafa. "Oh God ... Untung hati ini kuat," ucapnya dalam hati sambil mengelus dadanya.

Rafa semakin tersenyum melihat tingkah Lily. Rafa sangat yakin jika sahabatnya itu sudah mulai membaik. Terlihat dari Lily yang menanggapi kekonyolannya. "Nah...ini yang terakhir ni," ujar Rafa.

"Bener ya Fa. Terakhir. Udah lelah hayati gue, Fa," Lily berkata lembut dengan nada yang di buat-buat.

Rafa tertawa pelan dan mulai mengajukan pertanyaannya yang terkahir. "Apa bahasa Inggrisnya 'pintu yang ngga di buka-buka'?"

Rafa tersenyum dengan puasnya. Rafa sangat yakin kalo Lily pasti tidak akan tahu jawabnnya. "Gue yakin nie, Lu pasti ngga bisa jawab," ucap Rafa dengan percaya diri.

Mendengar ucapan sahabat absurdnya itu membuat Lily semakin ingin cepat menjawabnya "GEDOOR ... GEDOOR," ucap Lily dengan lantangnya.

Rafa yang tadinya menertawai Lily, malah dibuat kaget oleh jawaban Lily. "What?...kok elu tau jawabannya, Ly?" tanya Rafa sambil berdiri dari duduknya.

Lily menarik kedua alis matanya dan sambil berkata "Lu sendiri yang bilang kalo gue itu pintar," jawabnya sambil tersenyum menahan ketawa.

"Iya, lu emang pinter. Tapi kan itu ngga ada di pelajaran jaman SMA dulu," ucap Rafa penasaran.

Lily tersenyum lebar "Makanya kalo mau buat tebak-tebakan itu yang gue ngga tau," seloroh Lily sambil menepuk pundak Rafa.

Rafa menatap Lily dengan tajam. "Jangan bilang waktu gue nonton acara lawak di TV, Lu juga nonton." tanya Rafa.

Lily tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya karena mendengar ucapan Rafa. Rafa terlihat kesal dan memanyunkan bibirnya. Tapi, Rafa merasa lega melihat Lily tertawa lepas. Ngga apa deh, yang penting elu udah ketawa lagi Ly, ucap Rafa dalam hati.

Lily akhirnya kelelahan karena menertawai kekonyolan sahabatnya. "Makasih ya, Fa. Gue tau kok elu berusaha menghibur gue." ucapnya dengan tulus. "Tapi traktiran seminggu gue tetap jalan lohh ya!" Lily berkata dengan penuh penekanan.

Rafa berusaha menelan salivanya. "Mampus gue!," ucapnya dalam hati. Rafa hanya bisa pasrah menjalani satu Minggu ke depan. Rafa sudah paham dengan sifat Lily. Jika sudah di traktir pasti selalu melebihi apa yang sudah dijanjikan.

Rafa jadi teringat dengan kejadian dua bulan yang lalu saat Rafa kalah taruhan dengan Lily. Rafa harus mentraktir Lily selama tiga hari berturut-turut. Perjanjian awal hanya 'makan siang'. Alhasil, Lily malah merampoknya dengan 'makan pagi, makan sore , dan makan malam'. Rafa ingin protes tapi tetap saja kalah telak dengan Lily. Bagaimana tidak, yang Lily perdebatkan hanya kata 'makan', itu berarti mencakup semua makan. Terus sekarang malah satu Minggu. "Bener-bener jebol dah dompet gue," pekiknya dalam hati.

"Kenapa, Fa? Lu nyesel ya?" tanya Lily dengan wajah yang sengaja diimutkan. Rafa malah bergidik geli melihat kelakuan Lily.

"Ya enggak lah. Buat sahabat gue apa sih yang engga," ucap Rafa. Padahal di lubuk hatinya yang terdalam, Rafa ingin menangis dan berteriak.

"Ehhh...elu kok disini? Bukannya tadi lu ada meeting ya?" tanya Lily. Dia baru teringat jika Rafa ada meeting hari ini.

"Ngga jadi. Gue pending," jawab Rafa dengan malas.

"Loh ..kok di pending ,Fa?" tanya Lily dengan bingung sekaligus penasaran.

Rafa mengangkat dagunya sedikit ke arah map yang masih berada di tas Lily. "Tuh...berkas proyeknya sama elu. Gimana mau lanjut meetingnya," terang Rafa sambil menunjuk ke arah tas Lily.

Lily melihat tas nya. Map biru itu masih menggantung rapi di tasnya. Kemudian tiba-tiba dia teringat apa yang ingin disampaikan Rafa tadi pagi kepadanya.

"Jadi, tadi pagi itu lu mau bilang kalo hari ini kita meeting sama Zack?". Lily sangat terkejut dengan kenyataan itu.

Rafa menjawab dengan anggukan dan kembali menanyakan keadaan Lily. "Jadi, lu gimana? Is it okay (apakah baik)?"

"Kenapa lu ngga bilang dari kemaren, Fa?" sesal Lily.

"Gue aja baru tau pagi ini. Makanya gue telpon Lu pagi-pagi agar gue ada kesempatan buat ngabarin lu." terang Rafa.

Lily hanya terdiam mendengar penjelasan Rafa. Dia menghembuskan napasnya dengan kasar. "Jujur, jiwa raga gue lelah, Fa." tutur Lily.

Rafa berdiri dan menepuk pundak Lily perlahan.

Terpopuler

Comments

rwidya

rwidya

Duh kasian. Yang sabar ya

2022-05-07

1

smoochyzz

smoochyzz

semangat thorr💪🏻

2022-04-27

1

Yati Raisa

Yati Raisa

sabar ya neng akan indah pada waktunya

2022-04-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Dejavu
2 Bab 2. Kenangan
3 Bab 3. Lelah
4 Bab 4. Mencari
5 Bab 5. Terpuruk
6 Bab 6. Sahabat Terbaik
7 Bab 7. Perang Mulut
8 Bab 8. Ngantor
9 Bab. 9 Pertemuan Kedua Tapi Yang Pertama
10 Bab. 10 Amber White
11 Bab 11. Oooppsss ...
12 Bab 12. Hati Patah vs Patah Hati
13 Bab 13. I'll Never Love Again ...
14 Bab 14. Naya Bailey not Balet ...
15 Bab 15. Terkenang
16 Bab 16. Pengakuan
17 Bab 17. Merelakannya
18 Bab 18. Lily vs Amber
19 Bab 19. Salah
20 Bab 20. Emily Meet Lily
21 Bab 21. Salah Paham
22 Bab 22. I love you aunty ....
23 Bab 23. Penyesalan Zack
24 Bab 24. Where's Aunty
25 Bab 25. Where Are You, Lily ...
26 Bab 26. Tujuh Tahun Yang Lalu (Zack)
27 Bab 27. Tujuh Tahun Yang Lalu (Zack)
28 Bab 28. Emily Quin Alexander
29 Bab 29. Demi Emily
30 Bab 30. Pengakuan Rafa
31 Bab 31. Bubur Pedas
32 Bab 32. Bilin
33 Bab 33. Petak Umpet
34 Bab 34. Mengelabui Zack
35 Bab 35. Bahasa Melayu Pontianak
36 Bab 36. Atika
37 Bab 37. Back to Jakarta
38 Bab 38. Rahasia
39 Bab 39. Kost atau Apartemen
40 Bab 40. Kemarahan Zack
41 Bab 41. Urusan Cinta Lebih Repot dari ...
42 Bab 42. Penjelasan
43 Bab 43. Pertemuan Zack vs Rafa
44 Bab 44. Rahasia Amber
45 Bab 45. Rahasia Amber 2
46 Bab 46. Pencarian
47 Bab 47. Bapak dari Anak Gue (Naya)
48 Bab 48. Pindah ke Rumah Bukan Apartemen
49 Bab 49. Hari ke-1
50 Bab 50. Hari Ke-2
51 Bab 51. Final Day
52 Bab 52. Kesempatan
53 Bab 53. Awal Penyerangan
54 Bab 54. Pelarian Emily
55 Bab 55. Zack vs Brandon
56 Bab 56. Tidak Pernah Menyentuhnya
57 Bab 57. Kehilangan Emily
58 Bab 58. Kota Hujan
59 Bab 59. Tentang Perasaan
60 Bab 60. Makan malam
61 Bab 61. Ada Dia di Matamu
62 Bab 62. Ada Dia di Matamu 2
63 Bab 63. Pendamping Wanita
64 Bab 64. Siapa disana?
65 Bab 65. Pelarian Nana dan Emily
66 Bab 66. Terminal Bis
67 Bab 67. Terdampar
68 Bab 68. Persiapan
69 Bab 69. Menagih Janji
70 Bab 70. Meet You
71 Bab 71. Lily, Leon, Bram
72 Bab 72. Time
73 Bab 73. Daddy ... Daddy ...
74 Bab 74. Miss You So Much Em
75 Bab 75. Dunia Selebar Daun Kelor
76 Bab 76. Mommy not Aunty
77 Bab 77. Terkuak
78 Bab 78. Hai Daddy!
79 Bab 79. I'm Sorry ...
80 Bab 80. My Whole Life
81 Bab 81. Mau Dede Bayi
82 Bab 82. Masih Permintaan Em
83 Bab 83. Ceritakan Kembali
84 Bab 84. Dia Putriku
85 Bab 85. Will You ...
86 Bab 86. Hai Emily
87 Bab 87. Lagi-lagi yang Berkilauan
88 Bab 88. Lullaby
89 Bab 89. Memilikimu
90 Bab 90. Persiapan
91 Bab 91. Undangan
92 Bab 92. The Wedding (Make Up)
93 Bab 93. The Wedding (Leon vs Shinta)
94 Bab 94. The Wedding (Jomblo Tertampan)
95 Bab 95. The Wedding
96 Bab 96. Tak Tertahankan
97 Bab 97. Em ... Ingin Adik Bayi
98 Bab 98. Masih Segel
99 Bab 99. Em Mau Pindahan
100 Bab 100. Ingat Keinginan Emily
101 Bab 101. Nanggung
102 Bab 102. Em Pusing
103 Bab 103. Lily Kenapa?
104 Bab 104. Gagal
105 Bab 105. Rencana
106 Bab 106. Pagi yang Panas
107 Bab 107. Calon Baby
108 Bab 108. Baby Twin
109 Bab 109. Spoiler bab Rich CEO for Maid
110 Extra Madu Hitam
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1. Dejavu
2
Bab 2. Kenangan
3
Bab 3. Lelah
4
Bab 4. Mencari
5
Bab 5. Terpuruk
6
Bab 6. Sahabat Terbaik
7
Bab 7. Perang Mulut
8
Bab 8. Ngantor
9
Bab. 9 Pertemuan Kedua Tapi Yang Pertama
10
Bab. 10 Amber White
11
Bab 11. Oooppsss ...
12
Bab 12. Hati Patah vs Patah Hati
13
Bab 13. I'll Never Love Again ...
14
Bab 14. Naya Bailey not Balet ...
15
Bab 15. Terkenang
16
Bab 16. Pengakuan
17
Bab 17. Merelakannya
18
Bab 18. Lily vs Amber
19
Bab 19. Salah
20
Bab 20. Emily Meet Lily
21
Bab 21. Salah Paham
22
Bab 22. I love you aunty ....
23
Bab 23. Penyesalan Zack
24
Bab 24. Where's Aunty
25
Bab 25. Where Are You, Lily ...
26
Bab 26. Tujuh Tahun Yang Lalu (Zack)
27
Bab 27. Tujuh Tahun Yang Lalu (Zack)
28
Bab 28. Emily Quin Alexander
29
Bab 29. Demi Emily
30
Bab 30. Pengakuan Rafa
31
Bab 31. Bubur Pedas
32
Bab 32. Bilin
33
Bab 33. Petak Umpet
34
Bab 34. Mengelabui Zack
35
Bab 35. Bahasa Melayu Pontianak
36
Bab 36. Atika
37
Bab 37. Back to Jakarta
38
Bab 38. Rahasia
39
Bab 39. Kost atau Apartemen
40
Bab 40. Kemarahan Zack
41
Bab 41. Urusan Cinta Lebih Repot dari ...
42
Bab 42. Penjelasan
43
Bab 43. Pertemuan Zack vs Rafa
44
Bab 44. Rahasia Amber
45
Bab 45. Rahasia Amber 2
46
Bab 46. Pencarian
47
Bab 47. Bapak dari Anak Gue (Naya)
48
Bab 48. Pindah ke Rumah Bukan Apartemen
49
Bab 49. Hari ke-1
50
Bab 50. Hari Ke-2
51
Bab 51. Final Day
52
Bab 52. Kesempatan
53
Bab 53. Awal Penyerangan
54
Bab 54. Pelarian Emily
55
Bab 55. Zack vs Brandon
56
Bab 56. Tidak Pernah Menyentuhnya
57
Bab 57. Kehilangan Emily
58
Bab 58. Kota Hujan
59
Bab 59. Tentang Perasaan
60
Bab 60. Makan malam
61
Bab 61. Ada Dia di Matamu
62
Bab 62. Ada Dia di Matamu 2
63
Bab 63. Pendamping Wanita
64
Bab 64. Siapa disana?
65
Bab 65. Pelarian Nana dan Emily
66
Bab 66. Terminal Bis
67
Bab 67. Terdampar
68
Bab 68. Persiapan
69
Bab 69. Menagih Janji
70
Bab 70. Meet You
71
Bab 71. Lily, Leon, Bram
72
Bab 72. Time
73
Bab 73. Daddy ... Daddy ...
74
Bab 74. Miss You So Much Em
75
Bab 75. Dunia Selebar Daun Kelor
76
Bab 76. Mommy not Aunty
77
Bab 77. Terkuak
78
Bab 78. Hai Daddy!
79
Bab 79. I'm Sorry ...
80
Bab 80. My Whole Life
81
Bab 81. Mau Dede Bayi
82
Bab 82. Masih Permintaan Em
83
Bab 83. Ceritakan Kembali
84
Bab 84. Dia Putriku
85
Bab 85. Will You ...
86
Bab 86. Hai Emily
87
Bab 87. Lagi-lagi yang Berkilauan
88
Bab 88. Lullaby
89
Bab 89. Memilikimu
90
Bab 90. Persiapan
91
Bab 91. Undangan
92
Bab 92. The Wedding (Make Up)
93
Bab 93. The Wedding (Leon vs Shinta)
94
Bab 94. The Wedding (Jomblo Tertampan)
95
Bab 95. The Wedding
96
Bab 96. Tak Tertahankan
97
Bab 97. Em ... Ingin Adik Bayi
98
Bab 98. Masih Segel
99
Bab 99. Em Mau Pindahan
100
Bab 100. Ingat Keinginan Emily
101
Bab 101. Nanggung
102
Bab 102. Em Pusing
103
Bab 103. Lily Kenapa?
104
Bab 104. Gagal
105
Bab 105. Rencana
106
Bab 106. Pagi yang Panas
107
Bab 107. Calon Baby
108
Bab 108. Baby Twin
109
Bab 109. Spoiler bab Rich CEO for Maid
110
Extra Madu Hitam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!