Digo berjalan meninggalkan ruang kelas matematika menuju taman fakultasnya. Di sana, sudah ada teman-teman seangkatan Digo yang juga mengulang beberapa mata kuliah.
Digo melangkah menghampiri teman-temannya itu dan meletakkan tas yang dia bawa di meja taman.
“Udah selesai kuliah matematika nya Go?” tanya Riski sambil menyeruput kopinya yang ia beli di starbucks keliling.
“Udah,” jawab Digo singkat.
“Tumben kok kayaknya lo sumringah banget hari ini?” tanya Erwin penasaran.
“Tadi ujian mendadak dan langsung dinilai,” jawab digo santai sambil meminum aqua botol yang baru dibelinya dari abang starbucks keliling.
“lo ujian mendadak malah sumringah, aneh banget lo,” sahut Riski heran.
“hahahaha bukan ujiannya yang buat gue seneng, tapi Amira.” Jawab Digo senang
Riski dan Erwin berpandangan lalu menatap Digo dengan penuh keheranan.
“Siapa tuh Amira?”tanya Riski.
“Amira tu anak semester 1 yang tadi kuliah bareng gue. Dia lucu dan gemesin hahahaha,” jawab Digo sambil membayangkan ekspresi Amira hari ini.
“Wah wah lo ga cerita sama kita sih go soal Amira, kita baru tau. Jadi ada apa dengan Amira?” tanya Erwin.
“Tadinya tu pas awal ketemu dia, gue mau cerita ke kalian. Tapi gue masih bingung gue mau deketin dia atau ga. Nah hari ini gue mantep mau deketin dia. Makanya gue cerita,” jelas Digo kepada 2 temannya itu.
“Amira Dania, cewek manis sederhana berponi hahahaha yang bikin gemes sejak gue liat dia. Dan dia mirip Nisa,” Digo menambahkan.
“Hahh? Nisa go? Nisa mantan lo itu?,” tanya riski menegaskan.
“Ya” jawab Digo singkat.
“Lo masih punya perasaan sama Nisa?,” tekan Riski
“Bukan gitu, gue cuma heran aja dia bisa mirip gitu sama Nisa, makanya awalnya gue bingung mau deketin dia apa enggak. Tapi hari ini gue liat dia tuh imut banget, sikap dan tingkahnya beda jauh sama Nisa. Dan semakin gue perhatiin Amira, gue malah makin suka dan makin penasaran dengan dia,"jelas Digo panjang lebar.
“Jadi lo suka sama si Amira ini dong,” sahut Erwin.
“Mungkin, tapi yang jelas gue pengen kenal dia lebih jauh lagi dan gue pengen tau semua tentang dia. Lo bisa bantu gue?" tanya Digo.
“Wah siap Tuan Digo Prasetyo, kita akan cari tau tentang Amira, dan akan jagain dia buat lo bila perlu,” jawab Erwin
“Bagus, tengkyu ya bro,” jawab Digo senang.
Sementara itu di kelas Kimia Konstektual, yang kebetulan baru dimulai karena dosennya baru bisa hadir, terlihat Andi dan Irwan yang duduknya tiba-tiba dekat dengan geng Tala. Sambil sibuk utak atik hape yang ternyata mengirim pesan ke Digo bahwa Dosen Kimia Konstektual sudah datang.
Ya, Digo mengulang di 2 mata kuliah yaitu Matematika Dasar dan Kimia Konstektual.
Digo yang mendapat pesan itu dan kebetulan sudah di depan kelas langsung masuk ke dalam kelas.
Beruntung Pak Amir sedang membereskan barang-barangnya di depan sebelum memulai perkuliahan, sehingga tak menyadari kedatangan Digo.
Digo berjalan ke dalam kelas dan matanya menatap Amira lekat yang sedang mengobrol dengan teman-temannya. Andi melambaikan tangan pada Digo dan mempersilahkan Digo untuk duduk di kursi yang telah dipilihkan nya. Kursi di belakang Amira.
Dengan tersenyum senang Digo berjalan melewati Amira dan segera duduk di kursi tepat di belakang Amira.
“Eheemm,” Digo berdehem melihat punggung dan rambut panjang Amira yang terurai.
Amira yang merasa malu dengan kejadian pagi tadi merasa risih dengan kehadiran Digo di belakangnya.
“Kok dia duduk di belakang gue gini sih, gue kan risih, malu, huh” batin Amira
“Bahkan rambut dan punggungmu aja udah menarik amira,” batin Digo sambil menatap punggung Amira.
Dan kuliah pun segera dimulai.
Sepanjang kuliah berlangsung, Digo sibuk mencatat sambil menatap punggung Amira.
Digo yang tak tahan ingin menegur Amira, menulis di kertas kemudian diberikan kepada Amira dengan menyodorkan kertas itu di samping bahu Amira.
Amira menerima kertas tersebut dan segera membukanya. Terlihat tulisan yang agak kucel dan jelek namun masih bisa terbaca.
“Pulang bareng yuk”
Amira langsung menulis di kertas itu dan langsung melemparkan pada Digo.
Digo membuka kertas itu dan langsung tertawa kecil melihat tulisan balasan Amira.
“Enggak mau”
“Baru kali ini gue kayaknya ga ditaksir sama cewek yang gue taksir, ditolak lagi hahahaha,” batin Digo.
Selama ini memang Digo tak punya pacar, sejak 2 tahun lalu putus dengan Nisa, Wanita yang dipacarinya sejak SMA. Meskipun tak punya pacar, tapi perempuan yang menyukainya banyak, mungkin karna wajah tampan dan sikap cool nya yang membuat perempuan tergila-gila.
Ada yang sering datang ke rumah hanya untuk memberi kue, ada yang sering menelfon, Ada yang sering membawakan bekal dan masih banyak lagi.
Tak terasa sudah 2 jam kuliah berlangsung, dan dosen mengakhiri kuliahnya dengan memberi tugas pada masing-masing mahasiswa untuk dikerjakan dirumah. Lalu sang dosen menutup perkuliahan dan bergegas meninggalkan kelas.
Amira yang sedang membereskan bukunya untuk dimasukan ke dalam tas kaget karena tiba-tiba Digo sudah berada di sebelahnya, besama Andi dan Irwan.
“Udah mau pulang mi?” tanya Digo lembut
“Iya kak,” jawab Amira buru-buru dan langsung berdiri mengajak Tasya yang duduk di sebelahnya dengan menarik tangannya.
“Bener ga mau dianter?” tanya Digo lagi.
“Ga usah kak terima kasih,” jawab Amira singkat dan langsung ngeloyor pergi.
“Ya udah hati-hati dijalan ya,” teriak Digo melihat Amira yang sudah melangkah pergi.
“Baguslah dia ga gampangan ternyata,” batin Digo
“kak gue udah dapet alamat rumah Amira, rumah nya ada di jalan…,”belum selesai andi menjelaskan sudah dipotong oleh Digo.
“nanti Lo kirim ke wa gue aja Ndi, gue lagi buru-buru sekarang,” jawab Digo.
Sementara itu di kosan Lena..
“Eh mi kayaknya Kak Digo suka sama lo deh,”celetuk Tasya.
“Iya loh tadi gue ga sengaja liat dia terus liatin punggung lo masa,” Lena menimpali.
“Ah kalian terlalu cepet menyimpulkan, kan dia punya mata dan kebetulan duduk di belakang gue, ya jelas lah liat punggung gue, masa mau liat muka gue,” jawab Amira Tak peduli.
“Tapi mi ini bisa jadi ngebantu lo untuk ngelupain Kakak Riko kan,” usul Ajeng.
“entahlah dia belum bisa gue lupain Jeng, gue masih sering nyari-nyari dia kalo lewat depan lab,” jawab Amira lirih.
"Padahal menurut gue Kak Digo tu lebih ganteng loh, lebih cool gitu,"ucap Tasya menggoda.
" Ya udah lo aja sana yang sama Kak Digo,"usul Amira.
"yee orang dia sukanya sama lo malah ditawarin ke gue, gimana sih lo," protes Tasya.
Amira malas menanggapi.
“yaudah kita gausah ngomongin kak riko atau kak digo dulu deh, yuk lah kita bikin PEER kimia tadi.” Celetuk Lena.
“Ayuk,” diikuti dengan jawaban serempak ketiga sahabatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
jelita
lanjut thor
2023-08-05
0