Bab 3 Patah Hati

Siang itu saat jam kosong Amira mengajak teman-temannya untuk makan di kantin kampus. Mereka memilih menu bakso dan es teh manis untuk menjadi pelepas lapar mereka.

Tasya yang baru mendapat info dari ketua angkatan tentang Riko pun memulai percakapan pada teman-temannya.

“Mi, gue udh dapet info terbaru soal Kak Riko,” ucap Tasya pada Amira.

“Info apa Tasy?” jawab Amira senang.

Tasya yang tau ini akan membuat sahabatnya itu sedih, bingung mau menjelaskan darimana.

“Tasya, kok malah bengong sih?”ucap Amira tak sabaran.

“Eh ohh enggak Mi, gue mau bilang kalo kak Riko itu udah punya pacar,” jawab Tasya ragu ragu.

Mendengar itu wajah Amira yang semula bersemangat langsung berubah mendung.

“Lo yakin Tasy?” tanya Amira tak percaya.

“Iya Mi, gue dapet ini dari Sandi ketua angkatan kita. Kan lo tau dia gimana,” Tasya meyakinkan Amira.

Mendengar itu Lena langsung menenangkan Amira.

“Mi, kalo emang bener ya udah cari tambatan hati lain aja yuk? Kan masih banyak kakak tingkat kece lainnya,” Lena menenangkan.

“Tapi gue udah terlanjur suka sama dia Len,” jawab Amira sedih.

“Pertama lihat dia aja gue udah deg-degan banget, gue seneng banget cuma dengan melihat dia aja Len, masa gue udah patah hati sebelum kenalan gini sih,” ucap Amra dengan kesedihan yang tak dibuat-buat.

“Mau gimana lagi Ami sayang, masa lo mau jadi pelakor? Ga mungkin kan?" Lena menenangkan.

Diikuti dengan anggukan kedua temannya.

“Atau lo mau nunggu dia putus?"tiba-tiba Ajeng nyeletuk.

“Dia udh pacaran berapa lama Tasy?” tanya Ajeng pada Tasya.

“Info yang gue denger sih mereka pacaran udah hampir 4 tahun,” jawab Tasya.

“Whatttt ??? itu berarti dari mereka jadi maba kaya kita dong?" sahut Amira tak percaya.

“Iya,” jawab tasya sambil mengunyah baksonya.

Mendengar itu Amira langsung lesu. Dia sudah tak bersemangat lagi mau menelan bakso dihadapannya. Melihat itu tiba-tiba Ajeng mempunyai ide gila.

“Tapi Mi kan mereka baru pacaran, udah lama lagi, siapa tau aja hubungannya lagi ada di titik jenuh kan kita ga tau. Siapa tau mereka udah mau putus,” ucap Ajeng menyemangati.

“Ih lo gila Jeng doain orang putus,” jawab Lena sambil menyeruput es tehnya.

“Bukan gitu loh, maksud gue siapa tau aja kan mereka tu udh mau putus, kalo gtu Amira kan bisa tu punya celah buat deketin. Ya atau lo paling ga kenal dulu lah sekali aja ngbrol gitu sama Kak Riko,” jawab Ajeng.

Mendengar itu Amira jadi semangat lagi.

“Iya juga Jeng siapa tau mereka mau putus ya, gue kan bisa kenal dulu sama Kak Riko,” sahut Amira senang.

“Eh eh liat tu ada kak Riko sama temen-temennya baru dateng. Eh tapi kok itu ada perempuan di sebelah kak Riko ya,” ucap Lena heran.

“Kayaknya itu pacarnya deh Len,” Tasya menebak.

Amira memperhatikan Riko dan juga perempuan di sebelahnya. Perempuan itu bertubuh mungil, lebih pendek dari Amira, tapi terlihat seumuran dengan Riko.

Perempuan berjilbab itu sedang duduk di sebelah Riko sambil tersenyum lebar bersama Riko. Dengan Wajah lesu Amira menyeruput es tehnya. Dadanya sesak, ingin menangis tapi tak bisa.

“Mi lo gapapa?” tanya Ajeng sambil memegang punggung tangan Amira.

Amira masih sibuk dengan es tehnya tanpa menjawab. Tasya merasa kasihan melihat sahabatnya itu yang bahkan harus mundur sebelum berjuang.

“Tadinya gue pikir gue bisa buat dia suka sama gue, walaupun dia punya pacar. Tapi pas gue liat pacarnya ternyata mungil dan berjilbab gitu, gue minder,” ucap Amira tiba-tiba dengan tersenyum miris.

“Gue pikir kalo pacarnya kaya kita-kita gini, ga nutup kemungkinan dia bisa suka sama gue juga, tapi kalo perempuan nya aja begitu modelnya, apa bisa dibandingin sama gue? Gue udah kalah sebelum berperang guys,” ucap Amira lagi sambil tersenyum sedih.

“Sabar Mi, mungkin memang dia bukan jodoh lo,” jawab Lena.

“Iya mungkin, gue ga ada apa-apanya dibandingkan pacarnya itu. ya udahlah gue nyerah aja. Tapi gue ga tau mulai darimana,” Amira mulai berkaca-kaca.

“Tiap hari gue cuma pengen liat dia doang, bahkan cuma liat dia doang gue udah bahagia banget. Dan sekarang gue harus dipaksa biasa aja kalo liat dia.. gue takut ga bisa,” lirih Amira.

“Mulai dari lo jangan cari dia, jangan liat dia, jangan inget muka dia. Ada kita Ami sayang yang selalu menghibur lo supaya lo bisa cepet lupa sama dia. Ya ?" ucap Lena menyemangati Amira sambil menepuk bahu Amira dan dijawab dengan anggukan Amira.

Riko yang berada di seberang tempat mereka duduk, tiba-tiba tak sengaja melihat ke arah geng Tala itu, dan melihat Amira yang sedang dipeluk temannya.

“Kenapa dengan gadis itu?” batin ia heran.

Melihat Amira seperti itu ada rasa dalam hati Riko untuk menghampiri Amira. Kesedihan yang terpancar dari wajah cantiknya itu membuatnya merasa khawatir sekaligus penasaran ada apa gerangan dengan gadis yang menabraknya itu.

Saat itu ia tahu, bahwa ada rasa yang tak biasa dalam dirinya. Dia ingin selalu melihat gadis itu tersenyum. Dia ingin selalu berada di dekatnya.

Bahkan dia ingin ikut bersama teman-teman Amira untuk memeluknya juga. Menanyakan ada apa dan mengusap wajahnya agar jangan bersedih.

"Apa yang aku rasakan ini?" batin Riko sambil mengusap dadanya. Jantungnya berdegup kencang dan tak beraturan.

Riko menundukkan kepalanya sambil berfikir, ini adalah perasaan yang telah lama tak lagi ia rasakan.

"Apa aku menyukai gadis itu?"batin Riko.

Pandangannya dilemparkannya kembali kepada sosok Amira yang masih dengan wajah tertunduk bersedih.

"Aku bahkan ingin memeluknya, dan bertanya ada apa dengannya," batin Riko lagi.

Riko terdiam, lalu pandangannya dilemparkannya lagi kepada gadis di sebelahnya. Gadis berjilbab yang sudah selama hampir 4 tahun ini bersama dengannya.

Gadis itu bernama Desi. Riko dan Desi berpacaran saat menjadi mahasiswa baru. Namun setelah 1 tahun berpacaran, Riko merasa mereka tak seharusnya menjadi pasangan, mengingat penampilan Desi yang mengenakan hijab.

Benar saja, Riko diperingatkan oleh anggota kelompok Rohis saat itu yang tidak lain adalah Fadil dan Hengky teman satu angkatannya, bahwa tak sepantasnya ia memacari seorang muslimah.

Saat itu Riko membenarkan pemikiran teman-temannya itu, apalagi memang Riko tak merasakan getaran cinta kepada Desi.

Namun saat Riko menyampaikan pada Desi, bahwa lebih baik mengakhiri hubungan mereka saja, Desi terdiam dan menangis. Riko menyampaikan mengapa harus diakhiri, yaitu karena tidak enak mengenai pandangan orang akan Desi yang berhijab.

Desi saat itu tak berbicara apa-apa. Hanya diam dan lalu pergi. Riko pun hanya bisa terdiam tanpa mengejar Desi.

Tetapi esok harinya Desi tak pernah lagi masuk ke kampus. Sehari, dua hari, tiga hari hingga lima hari Desi tak kunjung terlihat. Mata kuliah pun seolah tak penting bagi Desi.

Riko merasa hal itu terjadi karena dirinya. Ia memutuskan untuk menelepon Desi dan bertanya ada apa. Dengan suara berat dari seberang telepon itu, Desi mengatakan bahwa ia tak ingin kuliah lagi. Ia tak mau melanjutkannya. Ia tak mau jika harus bertemu Riko saat kuliah.

Mendengar itu Riko kaget dan bingung harus bagaimana. Riko berfikir sejenak, lalu ia bicara pada Desi untuk kembali menjalin kasih. Riko merasa hal yang terjadi pada Desi adalah tanggung jawabnya. Dia tak boleh merusak masa depan gadis ini, pikirnya saat itu.

Desi yang mendengar tawaran Riko itu pun merasa sangat bahagia. Ia berjanji pada Riko bahwa besok ia akan datang ke kampus dan berjanji tak akan meninggalkan kuliahnya lagi dan akan semangat untuk belajar lebih giat.

Riko merasa lega, namun hati kecilnya meronta saat itu. Ingin melepaskan dirinya dari lingkaran ini. Atau paling tidak, ia ingin merasakan kebahagiaan yang entah bagaimana bisa ia dapatkan.

Dan sekarang Riko merasakannya. Rasa yang tak bisa ia jelaskan. Rasa bahagia dan berbunga di waktu yang bersamaan. Rasa bahagia walaupun dalam lingkaran cinta yang ia paksakan selama hampir 4 tahun itu.

Ya, itu semua sejak kehadiran Amira. Gadis itu membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama.

Terpopuler

Comments

Silvi Aulia

Silvi Aulia

cinta segi tiga 🤭

2023-08-17

1

jelita

jelita

sabar ya

2023-08-05

0

laasstrii

laasstrii

rumit bgt ya thor

2022-04-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Mahasiswa Abadi?
2 Bab 2 Kakak Tingkat ku
3 Bab 3 Patah Hati
4 Bab 4 Mengulang ?
5 Bab 5 Mirip
6 Bab 6 Aku Menyukainya
7 Bab 7 Pesan Whatsapp
8 Bab 8 Saingan ?
9 Bab 9 Tatapannya
10 Bab 10 Bertemu dengannya
11 Bab 11 Pulang bareng
12 Bab 12 Seperti Mimpi
13 Bab 13 Marah
14 Bab 14 Amiraku
15 Bab 15 Patah Hati 2
16 Bab 16 Dia siapa?
17 Bab 17 Kamu satu-satunya
18 Bab 18 Temu Sambut
19 Bab 19 KAU
20 Bab 20 milikku
21 Bab 21 Curhat
22 Bab 22 melepasnya
23 Bab 23 Aku mencintaimu
24 Bab 24 Piknik
25 Bab 25 Baju renang
26 Bab 26 Berenang
27 Bab 27 Mirip 2
28 Bab 28 Dua Cinta
29 Bab 29 Menyesal
30 Bab 30 Hujan
31 Bab 31 Merindukanmu
32 Bab 32 Lena-Erwin
33 Bab 33 Kabar Gembira
34 Bab 34 Nisa
35 Bab 35 Mantan Kekasih
36 Bab 36 Figuran
37 Bab 37 Mengapa sakit?
38 Bab 38 Persimpangan
39 Bab 39 Dia Baik
40 Bab 40 Tunggu aku
41 Bab 41 Pacar
42 Bab 42 Pernahkah?
43 Bab 43 Mencintainya
44 Bab 44 Usil
45 Bab Pulang bersama
46 Bab 46 Anniversary
47 Bab 47 Aku lelah
48 Bab 48 Menjemput
49 Bab 49 Melepaskanmu
50 Bab 50 Airmata
51 Bab 51 Peluk
52 Bab 52 Menebus
53 Bab 53 Skripsi
54 Bab 54 Kamu mencintaiku
55 Bab 55 Pura-Pura
56 Bab 56 Menangis
57 Bab 57 Ikhlas
58 Bab 58 Wisuda
59 Bab 59 Temanku
60 Bab 60 Pendamping Wisuda
61 Bab 61 Merayakan
62 Bab 62 Sekali lagi
63 Bab 63 Kamu Jahat
64 Bab 64 Gala Dinner
65 Bab 65 Mencintai
66 Bab 66 Perkelahian
67 Bab 67 Buku Diary
68 Bab 68 Babak Belur
69 Bab 69 Pindah
70 Bab 70 Bertemu
71 Bab 71 Bertemu Nisa
72 Bab 72 Harus Bahagia
73 Bab 73 Restoran
74 Bab 74 Bertemu Digo
75 Bab 75 Janji
76 Bab 76 Pulang ke Jakarta
77 Bab 77 Terima kasih
78 Bab 78 Pacaran
79 Bab 79 Nikah Muda
80 Bab 80 Melamar (End)
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1 Mahasiswa Abadi?
2
Bab 2 Kakak Tingkat ku
3
Bab 3 Patah Hati
4
Bab 4 Mengulang ?
5
Bab 5 Mirip
6
Bab 6 Aku Menyukainya
7
Bab 7 Pesan Whatsapp
8
Bab 8 Saingan ?
9
Bab 9 Tatapannya
10
Bab 10 Bertemu dengannya
11
Bab 11 Pulang bareng
12
Bab 12 Seperti Mimpi
13
Bab 13 Marah
14
Bab 14 Amiraku
15
Bab 15 Patah Hati 2
16
Bab 16 Dia siapa?
17
Bab 17 Kamu satu-satunya
18
Bab 18 Temu Sambut
19
Bab 19 KAU
20
Bab 20 milikku
21
Bab 21 Curhat
22
Bab 22 melepasnya
23
Bab 23 Aku mencintaimu
24
Bab 24 Piknik
25
Bab 25 Baju renang
26
Bab 26 Berenang
27
Bab 27 Mirip 2
28
Bab 28 Dua Cinta
29
Bab 29 Menyesal
30
Bab 30 Hujan
31
Bab 31 Merindukanmu
32
Bab 32 Lena-Erwin
33
Bab 33 Kabar Gembira
34
Bab 34 Nisa
35
Bab 35 Mantan Kekasih
36
Bab 36 Figuran
37
Bab 37 Mengapa sakit?
38
Bab 38 Persimpangan
39
Bab 39 Dia Baik
40
Bab 40 Tunggu aku
41
Bab 41 Pacar
42
Bab 42 Pernahkah?
43
Bab 43 Mencintainya
44
Bab 44 Usil
45
Bab Pulang bersama
46
Bab 46 Anniversary
47
Bab 47 Aku lelah
48
Bab 48 Menjemput
49
Bab 49 Melepaskanmu
50
Bab 50 Airmata
51
Bab 51 Peluk
52
Bab 52 Menebus
53
Bab 53 Skripsi
54
Bab 54 Kamu mencintaiku
55
Bab 55 Pura-Pura
56
Bab 56 Menangis
57
Bab 57 Ikhlas
58
Bab 58 Wisuda
59
Bab 59 Temanku
60
Bab 60 Pendamping Wisuda
61
Bab 61 Merayakan
62
Bab 62 Sekali lagi
63
Bab 63 Kamu Jahat
64
Bab 64 Gala Dinner
65
Bab 65 Mencintai
66
Bab 66 Perkelahian
67
Bab 67 Buku Diary
68
Bab 68 Babak Belur
69
Bab 69 Pindah
70
Bab 70 Bertemu
71
Bab 71 Bertemu Nisa
72
Bab 72 Harus Bahagia
73
Bab 73 Restoran
74
Bab 74 Bertemu Digo
75
Bab 75 Janji
76
Bab 76 Pulang ke Jakarta
77
Bab 77 Terima kasih
78
Bab 78 Pacaran
79
Bab 79 Nikah Muda
80
Bab 80 Melamar (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!