Bab 3

"Kriss, aku mohon, jangan lakukan ini. Aku janji, aku tidak akan minta putus lagi. Kamu mau kita berjuang bersama-sama untuk hubungan kita kan? Oke. Kita akan berjuang bersama sampai Mama mu merestui hubungan kita. Tapi aku mohon jangan lakukan ini Kriss."

"Maaf sayang, aku harus melakukan ini, aku sangat mencintai mu dan aku takut kamu meninggalkan ku hanya karena restu belum kita dapat." Balas Kriss.

"Kriss.." air mata Delia mengalir bebas dari kedua sudut matanya.

"Jangan menangis sayang. Percayalah, aku melakukan ini dengan cinta." Ucap Kriss sambil menyeka air mata yang mengalir membasahi pipi Delia.

Kriss pun mulai mengarahkan miliknya dan menyatukannya dengan milik Delia.

"Aaargh...." jerit Delia dan Kriss bersamaan saat tubuh mereka menyatu.

"Sa-kit Kri-ss." Ringis Delia.

"Tenang sayang, tidak akan terasa sakit lagi kalau kamu menikmatinya." Jawab Kriss.

"Jahat kamu Kriss."

"Aku mencintai mu Del, sangat mencintai mu." Ucap Kriss. Kriss pun mendaratkan bibirnya di bibir Delia sebelum ia mulai menggerakkan pinggulnya.

Delia tidak melawan tapi tidak juga membalas. Rasa sakit dan kecewa bercampur menjadi satu dalam diri Delia atas apa yang sudah Kriss lakukan.

Kriss pun melepas tautan bibirnya dari bibir Delia dan mulai menggerakkan pinggulnya.

Delia menggigit bibir bawahnya agar suara laknat tidak keluar dari dalam mulutnya. Tapi siapa sangka, mulut dan tubuhnya memberi respon berbeda.

"Ssh... ah.." akhirnya suara laknat itu pun lolos dari dalam mulut Delia.

Delia yang tadinya menolak habis-habisan dengan apa yang Kriss lakukan, pertahanannya pun runtuh seketika. Ia pun malah menikmati apa yang sedang Kriss lakukan atas dirinya.

Merasakan Delia sudah menikmati penyatuan mereka, Kriss pun membuka ikatan tangan Delia. Dan begitu ikatan tangannya terbuka Delia pun langsung mengalungkan kedua tangannya di leher Kriss. Delia pun membalas apa yang Kriss lakukan padanya dan bukan hanya sekedar menikmati.

Setelah hampir setengah jam memompa Delia, akhirnya Kriss pun merasakan klimaksnya.

Kriss langsung mengambrukkan tubuhnya diatas Delia. Kecupan bertubi-tubi pun Kriss berikan di wajah Delia.

"Terimakasih sayang. Terimakasih." Ucap Kriss.

"Jangan tinggalkan aku Kriss." Jika kemaren-kemaren Delia selalu meminta putus, sekarang justru Delia lah yang takut di tinggalkan Kriss.

"Tidak akan sayang. Aku akan meyakinkan Mama ku sekali lagi. Jika Mama ku tak mau merestui juga. Maka aku akan meninggalkan Mama ku dan kita akan menikah." Jawab Kriss.

"Tidak pa-pa kan sayang kalau kita menikah tanpa restu Mama ku?" Tanya Kriss.

Delia menganggukkan kepalanya. Memangnya Delia bisa apa sekarang selain mengangguk.

***

Keesokan harinya.

Pagi ini Kriss mengantar Delia pergi ke kantor sebelum Kriss pulang kerumahnya. Semalam Kriss tidak pulang dan memilih untuk menginap di kontrakan Delia. Dan tidak usah ditanya lagi, berapa kali tadi malam Kriss dan Delia menghabiskan malam panas mereka.

"Yakin mau kerja? Kelihatan banget loh wajah kamu habis begadang sayang." Tanya Kriss.

"Yakin sayang. Nanti gaji aku di potong kalau aku gak kerja."

"Aku aja deh yang bayar gaji mu hari ini, tapi kamu lanjutin tidur aja. Emangnya kamu gak capek apa? Tiga ronde loh sayang semalam."

"Kamu tuh. Uang masih pake uang Mama mu aja, sok-sok mau bayar gaji aku. Kalau itu uang kamu sendiri, pasti aku terima. Tapi karena itu uang Mama kamu, mending uangnya kamu simpen buat isiin bensin mobil Mama kamu ini." Jawab Delia.

"Cih." Decih Kriss.

"Tapi kalau udah gak kuat, jangan di paksa yah sayang. Telepon aku, biar aku jemput." Ucap Kriss.

Delia pun menganggukkan kepalanya.

Setelah kurang lebih sepuluh menit, mobil yang Kriss kendarai pun tiba di depan gedung perusahaan tempat Delia bekerja.

Kriss menahan tangan Delia, saat kekasihnya itu hendak membuka pintu mobil.

"Apa?"

Kriss memonyongkan bibirnya minta di cium oleh Delia.

"Astaga Kriss, apa yang semalam kurang?"

"Kurang. Kalau bisa sekarang kita pulang ke kontrakan mu dan kita mengulang yang semalam lagi seharian ini."

"Cih. Gi la kamu!!"

"Becanda sayang. Aku gak semaniak itu kok." Ucap Kriss sambil mengelus rambut Delia.

"Kalau sekarang aku hanya minta cium, gak lebih." Ucap Kriss lagi sambil memanyunkan bibirnya.

Cup. Satu kecupan bibir Delia daratkan di bibir Kriss.

"Sudah. Aku kerja dulu. Daah." Ucap Delia lalu turun dari dalam mobil Kriss.

Susah payah Delia berjalan karena rasa sakit di bagian lembahnya. Tapi ia harus terlihat biasa saja agar tidak ada yang tau kalau semalam ia habis di unboxing.

Kriss membuka kaca mobilnya.

"Nanti aku kabari kalau aku sudah sampai rumah. Dan ingat balas pesan ku!!" Teriak Kriss.

Delia hanya menjawab dengan mengacungkan jempolnya.

Setelah tubuh kekasihnya itu tak lagi terlihat, Kriss pun menjalankan mobilnya keluar dari area gedung perusahaan kekasihnya bekerja.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Ika Sartika

Ika Sartika

hmm

2022-04-26

0

ajiu jiu

ajiu jiu

msh minta uang bensin am org tua 🙄🙄

2022-04-15

0

Leli Darwika

Leli Darwika

buktikan k Kriss.

2022-04-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!