Bab 4

Kini Kriss sudah sampai di rumahnya.

Dengan langkah yang penuh semangat, Kriss masuk ke dalam rumah.

"Darimana kamu? Kenapa semalam gak pulang?" Tanya Mama Lastri yang memang sudah menunggu Kriss di ruang tamu.

Sontak wajah Kriss yang tadi penuh kegembiraan, berubah tiga ratus enam puluh derajat menjadi masam.

"Dari rumah temen Mah." Jawab Kriss.

"Temen siapa? Mama udah teleponin semua temen kamu, tapi mereka bilang kamu gak ada sama mereka!!! Pasti kamu dari rumah perempuan itu kan!!!" Bentak Mama Lastri.

"Kalau iya kenapa?" Tanya Kriss balik dengan nada menantang sang Mama.

"Kamu!!!! Udah berani kamu nginep-nginep di rumah perempuan itu yah!!!" Bentak Mama Lastri lagi.

"Mama kenapa sih gak suka banget sama Delia? Emang salah Delia apa sama Mama? Apa alasan Mama yang sebenarnya gak suka sama Delia?"

"Apa Mama harus punya alasan untuk gak suka sama seseorang, hah?! Menurut Mama, pacar kamu itu gak pantes buat kamu!! Masih banyak perempuan di luar sana yang lebih pantas bersanding dengan kamu!!"

"Sepuluh ribu gadis yang Mama jodohkan untuk Kriss, di hati Kriss hanya ada Delia. Kalau Mama terus seperti ini, jangan salahkan Kriss kalau Kriss akan ninggalin Mama!"

Setelah mengatakan itu, Kriss pun pergi dari hadapan sang Mama menuju kamarnya.

"Breng sek!!! Pasti perempuan itu sudah meracuni jalan pikiran Kriss, makanya Kriss jadi berani melawan ku seperti itu!!" Geram Mama Lastri.

Kriiing... Kriiing... Kriiing. Bunyi panggilan masuk di ponsel Mama Lastri.

Mama Lastri pun mengambil ponselnya dan melihat siapa yang melakukan panggilan ke ponselnya.

Ternyata yang melakukan panggilan adalah Leni, adik Mama Lastri.

Mama Lastri pun menggeser tombol hijau.

"Halo Len, kenapa?" Jawab Mama Lastri dengan nada yang masih emosi.

"Kakak kenapa? Kayak lagi kesel?"

"Biasalah Kriss, dia udah berani melawan aku sekarang." Jawab Mama Lastri.

"Udah gak usah kesel-kesel. Mending kakak dateng ke mall X sekarang, kita nyalon, shoping sama kulineran. Sekalian, aku mau ngenalin keponakannya Mas Rudi yang baru dateng dari Belanda sama kakak." Ucap Tante Leni.

"Siapa? Elena?"

"Iya. Udah cepetan kesini. Aku sama Elen baru sampe nih di mall X." Balas Tante Leni.

"Oke. Aku segera kesana." Jawab Mama Lastri.

Panggilan pun berakhir.

Mama Lastri pun berjalan ke kamarnya untuk mengambil tas nya, lalu keluar kembali dan berjalan ke garasi.

"Sarto, tolong antar saya ke mall X yah." Ucap Mama Lastri pada supirnya.

"Baik Bu." Sarto pun berlari menuju mobil Mama Lastri untuk menyiapkan mobil.

Mama Lastri pun berjalan menuju mobilnya, ia pun hendak masuk ke dalam mobilnya, tapi...

"Hoek..." Baru Mama Lastri memasukkan kepalanya ke mobil, ia sudah merasa mual.

"Dasar perempuan kampung!!! Bau sekali parfumenya!!!" Dumel Mama Lastri.

"Kenapa Bu?" Tanya Pak Sarto.

"Kenapa!! Kamu gak nyium mobil saya jadi bau perempuan kampung!!! Pasti tadi Kriss memasukkan perempuan itu ke mobil saya!!"

Pak Sarto memasukkan kepalanya dan mengendus aroma di dalam mobil, lalu mengeluarkan kepalanya lagi.

"Maaf Bu, kan emang bau mobil Ibu begini." Ucap Pak Sarto.

"Ngaco kamu!!! Mana pernah bau mobil saya begini, bau mobil saya tuh wangi anggur. Ini tuh wangi jeruk!!"

"Kan Ibu yang ganti pengharum mobilnya dengan yang jeruk." Balas Pak Sarto.

Mama Lastri diam dan mengingat-ingat lagi.

"Iya juga yah, kan udah dua bulan aku ganti pengharum yang wangi jeruk." Gumam Mama Lastri.

"Ya udah, ayo berangkat." Ucap Mama Lastri dengan wajah angkuhnya lalu masuk ke dalam mobilnya.

Setelah Mama Lastri masuk, Pak Sarto menutup pintu mobil bagian belakang sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu masuk ke dalam kursi kemudi dan mengendarai mobil keluar dari halaman rumah Mama Lastri menuju mall X.

Bersambung...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***