"Cepat katakan!" Lion menangkup wajah jons yang saat ini mengeram kesakitan.
"Sudah ku katakan! Aku tidak tahu!"jons masih menatap Lion dengan tatapan sinis. Walaupun tubuhnya saat ini dalam kondisi babak belur setelah dihajar oleh para bodyguard Lion. Namun tak sedikit pun ada rasa ketakutan yang terpancar di wajahnya. Jons malah semakin menantang Lion.
"Cepat katakan!" Bentak Lion.
Namun lagi-lagi jons hanya tertawa, membuat Lion semakin murkah.
"Hajar dia!" Seru lion pada bodyguard nya.
Para bodyguard itu pun mulai menghajar jons tanpa ampun. Hingga akhirnya jons tersungkur ke bawah. Terlihat darah segar mengalir dari mulut dan hidung jons. Tubuhnya sudah tidak bertenaga. Ia hanya menatap Lion dan kembali tersenyum, beberapa detik kemudian kesadarannya menghilang.
Lion yang melihat itu, hanya tertawa melihat kebodohan pria yang saat ini berada di hadapannya. Jons rela babak belur demi melindungi seseorang yang pernah menjadi tangan kanan Albert Park. Orang yang menjadi kunci utama dari pembunuhan orang tuanya.
"Tuan, dia masih hidup." bodyguard itu berucap setelah memeriksa kondisi jons.
"Kurung dia! Jangan beri ampun, sampai dia mau mengatakan dimana bedebah itu bersembunyi. Aku sungguh sudah tidak sabar ingin melihat dia berlutut dan meminta ampun atas kematian orang tua ku." Lion berucap dengan menatap lurus kedepan. Tatapannya kosong.
"Daddy dan mommy yang tenang di sana. Aku tidak akan membiarkan orang-orang yang telah menghancurkan keluarga kita hidup tenang. Mereka harus merasakan apa yang keluarga kita alami." Lion berucap dengan meremas tangan nya. Sudah hampir dua puluh sembilan tahun dia memendam dendamnya. Dia sudah bersumpah, bahwa dia tidak akan berhenti mencari semua orang-orang yang menjadi dalang atas kematian orang tuanya. Lion akan memberikan mereka hukuman yang setimpal.
'Tuan." Panggil Jeremy. Membuat Lion tersedar dari pikirannya.
"Hmmm." Lion berdehem.
"Tuan tidak apa-apa kan? Tanya Jeremy. Pasalnya Jeremy sudah tahu apa yang saat ini dipikirkan oleh tuannya. Jeremy sudah hafal betul semua tentang Lion, karena Jeremy sudah menjadi asisten Lion dari Sepuluh tahun yang lalu.
Lion tidak menjawab. Wajahnya masih seperti biasa,Tampak datar. Selama kematian orang tuanya, lion memang Tidak pernah tersenyum sedikit pun. kecuali kepada nona Audrey dan nona Irene, dua gadis yang Lion cinta dan lindungi sepenuh hati.
Lion melangkah keluar dari gedung di ikuti oleh Jeremy di belakangnya. Sesampainya di luar gedung, Jeremy langsung membuka pintu untuk tuan.
"Silahkan!" Jeremy berucap setelah pintu terbuka.
Lion hanya mengangguk dan langsung masuk kedalam mobil di ikuti Jeremy yang berada di balik kemudi.
***
"Nona Irene," panggil seseorang yang datang menghampiri Irene di ruang rias. Irene kemudian berbalik, seketika terbit senyum di wajahnya, menampakkan lesung pipi yang terlihat cantik. Irene kemudian berdiri menghampiri Cristin.
"Terima kasih, Nona Irene. karena sudah berkenan hadir di acara fashion week tahun ini," Cristin memeluk tubuh Irene.
"Sama-sama Nona Cristin."Irene tersenyum lalu melepaskan pelukannya.
Cristin kemudian melihat gaun yang ada di samping Irene. Ia tersenyum, matanya berbinar saat melihat gaun yang sederhana. Namun, tampak elegan.
"Wow…," mata Cristin berbinar lalu mulai mengitari gaun yang ada di sana." Apa kau yang mendesainnya?"
Irene mengangguk kemudian tersenyum.
"Luar biasa, Nona. Gaun ini sangat bagus," puji Cristin.
"Nona Cristin terlalu berlebihan. Diluar masih banyak desainer ternama yang memiliki gaun lebih bagus dari rancangan saya nona." Irene kembali tersenyum.
"Tetapi gaun ini memang sangat bagus. Semoga tahun ini kau yang menjadi pemenang di acara fashion week kali ini." Ucap Cristin. Ia menatap Irene. Kemudian menepuk punggung Irene.
"Semoga beruntung, Nona Irene."
Mendengar ucapan Cristin, seketika Irene mengangguk.
"Terimakasih, nona."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Siapa Aku?
seru kak, semangat terus yah kak😚
2022-04-06
0