19. Secuil Rahasia

Mobil Alphard putih memasuki parkiran rumah sakit swasta ternama di kota Tasikmalaya. Sang sopir tidak berani menegur penumpangnya yang masih diam di tempat duduk. Sehingga membiarkan dulu mesin menyala agar hawa dingin AC tetap berhembus memberi kenyamanan.

Perang batin hampir satu jam lamanya membawa Krisna tiba di rumah sakit ini. Sampai harus berjalan mondar mandir di dalam kamar untuk membuat keputusan. Labil, haruskah datang atau tidak. Dan kepergian sang istri ke pengajian bersama Ratih dan ibu mertua menjadi penentu keputusan. Di sinilah ia berada sekarang.

"Doni, jangan bilang sama Ibu atau siapapun kalau saya pergi ke sini! Bilang saja ke Tasik meeting dengan relasi!" Krisna berkata tegas terhadap sopirnya itu. Terlanjur sekali berbohong, terulang lagi kebohongan baru. Terpaksa.

"Baik, Pak." Doni mengangguk patuh. Segera ditekannya tombol untuk membuka sliding door karena majikannya itu akan turun.

Seorang pria paruh baya sudah menunggunya di lobi rumah sakit. Dengan takzim menyalami Krisna. Ia adalah Mang Ade mantan sopirnya keluarga Krisna dulu.

"Sehat, Mang?!" Krisna menyapa orang kepercayaannya itu. Orang yang menjadi saksi kisah masa lalunya.

"Alhamdulillah baik. Pak Haji, gimana kabarnya?"

Krisna menjawab hal yang sama.

"Gimana keadaannya sekarang?!" Krisna berjalan bersisian menuju lift yang akan mengantarkan ke ruang ICU.

"Keadaannya kritis, Pak. Trombositnya terus menurun dan tidak sadarkn diri."

Hati nurani Krisna terusik mendengar kabar yang sudah di dengarnya lewat telepon tadi. Bagaimanapun pasien itu adalah tanggungjawabnya. Anak gadis yang periang dan cantik. Ia menyayanginya.

Sosok wanita berusia 37 tahun yang duduk di ruang tunggu ICU, berdiri menyambut kedatangan Krisna. Wajah yang kuyu dan lelah serta bibir yang berwarna coklat. Bawah mata yang menghitam menandakan kurang tidur serta sembab yang nampak karena seringnya menangis.

"Mas----" Hanya satu kata yang mampu terucap karena mendadak tercekat di kerongkongan. Selanjutnya buliran air yang jatuh membasahi pipi, gambaran kesedihan yang mendalam.

Krisna juga sama. Merasakan kesedihan yang dapat dibaca pada sorot matanya. Ia tak bisa berbuat apa-apa untuk menghibur wanita di depannya itu. Meski sekadar memberi pelukan untuk menguatkan. Mungkin jika dulu ia akan memberikan bahu untuk bersandar. Karena dulu statusnya pernah halal sebagai suami istri.

"Tika, boleh aku melihatnya?" Krisna memecah kesyahduan. Ia beralih menatap pintu ruang ICU yang sebagiannya ada kaca. Dari sana bisa menatap bagaimana keadaan pasien di dalam.

Wanita yang bernama Kartika itu mengangguk. "Dokter sudah beberapa kali menanyakan, karena Dara terus bergumam memanggil-manggil Papi. Dokter berharap dengan kedatangan papinya akan memotivasi Dara agar semangat untuk sembuh."

Krisna mencerna dengan seksama.

"Sebentar saya panggil perawat dulu!"

Dokter memvonis anak gadis bernama Dara Kinasih positif DBD. Sejak masuk rumah sakit dua hari yang lalu keadaannya semakin memburuk. Trombositnya semakin menurun di bawah 100.000/mikroliter darah. Meski sudah mendapat penanganan terbaik tapi kenyataan hari ini pasien berada pada fase kritis.

"Dara.....ini Papi." Krisna seorang diri di ruang ICU dengan berpakaian khusus. Duduk di samping bed pasien yang dipenuhi alat-alat terpasang di anggota tubuh atas. Melihatnya saja sungguh tidak tega.

Waktu yang diberikan perawat hanya 5 menit berada di ruang steril itu. Ia menggenggan tangan anak gadis yang tengah terpejam dengan wajah memucat.

"Kamu harus sembuh, Nak. Bunda akan sedih kalau kamu seperti ini. Ayo bangun, sayang!" Krisna mengusap-ngusap kening anak gadis berusia 9 tahun itu. Hanya itu ruang yang bebas dari alat-alat penunjang kehidupan.

Krisna melihat jemari Dara bergerak. Diiringi mata yang mengerjap-ngerjap.

"Dara......Alhamdulillah, kamu sadar Nak." Krisna tersenyum semringah. Mata yang setengah terbuka itu kini menatapnya. Ada binar yang tertangkap. Jugq terbaca gerak bibir yang memakai ventilator itu menyebut nama "Papi".

"Iya....ini Papi."

Namun tiba-tiba nafas sang anak tersengal-sengal serta layar monitor bergerak garis lurus serta mengeluarkan bunyi peringatan. Membuat tubuh Krisna menegang panik. Dua orang perawat yang memantau dari kaca segera masuk dan meminta Krisna keluar.

"Dokter, tolong selamatkan Dara! Berapapun biayanya akan saya bayar! Tolong, Dok!" Krisna menghadang dokter yang bergegas menyusul masuk.

"Kami akan upayakan maksimal. Bapak bantu do'a saja. Semoga Tuhan memberikan keajaiban."

Semuanya terjadi begitu cepat. Krisna menyaksikan dari pintu dengan sekat kaca itu bagaimana dokter dan perawat berusaha menolong Dara. Alat pacu jantung atau defribrilator sudah dicoba, namun harus berakhir dengan lepasnya semua alat yang menempel di tubuh Dara. Selimut putih menutupi sampai ujung rambut.

"Innalillahi wa inna ilaihi roji'un---" Krisna bergeser dari pintu. Membenturkan keningnya ke tembok dengan mata terpejam. Sebagai pria, sekuat tenaga dan hati untuk tidak menangis.

"Mas--- Dara kenapa? Dia baik-baik saja kan?!" Tubuh Tika menegang. Ia baru pulang dari mushola selesai melaksanakan shalat ashar. Melihat Krisna seperti dalam keadaan terpuruk seperti itu, pikirannya mulai menduga-duga.

Tak ada jawaban. Terdengar pintu ruang ICU terbuka dan dokter keluar dengan wajah sedih.

"Bu Tika, mohon maaf sebesar-besarnya. Kami sudah berusaha, namun takdir sudah berkehendak."

"Kami turut berduka cita. Semoga Ibu dan keluarga sabar dan tabah----"

Dan kata-kata selanjutnya tak mampu lagi ia dengar. Bahkan rengkuhan Krisna di bahunya tak juga dapat dirasakan. Tubuhnya seolah melayang. Dunia menjadi gelap bagi single parent bernama Kartika itu.

...***...

Ratna merasakan kegelisahan yang tidak biasa mengusik hati dan pikirannya. Duduk gelisah dan resah di kamarnya. Makan malam bersama anggota keluarga terasa hambar. Makan hanya sekadar pengganjal lapar saja. Ia lebih banyak diam.

"Mami, kenapa Papi belum pulang? Kan rencananya mau berangkat jam delapan?" Cia masuk menghampiri ibunya yang sedang menutup koper. Padahal hanya alibi saat memdengar Cia mengetuk pintu. Agar si bungsu tidak melihat raut kecemasan di wajahnya.

"Lagi di jalan, sayang. Doni bilang Papi baru selesai meeting sama relasi." Ratna tidak bisa menghubungi Krisna karena ponselnya tidak aktif. Alternatifnya menghubungi sopir.

"Mau berapa lama tinggal sama Enin?!" Mami Ratna mengalihkan topik pembicaraan.

"Aku masih betah di sini, Mam. Mungkin bulan puasa di sini juga. Lagian gak ada ayang. Dia gak akan pulang bulan ini." Cia merebahkan kepala di pangkuan ibunya. Mumpung masih ada waktu kebersamaan. Sebelum orangtuanya pulang ke Jakarta malam ini. Ia ingin bermanja-manja dulu.

"Aditya apa kabarnya? Hubungan kalian baik-baik saja kan?!" Mami Ratna mengusap-ngusap rambut Cia penuh sayang.

"Baik, Mam. Cape juga ya LDR an. Ketemunya jarang cuma vidcall doang. Aku gak tahu Adit setia apa nggak. Secara di London banyak bule seksi." Cia mengeluarkan unek-uneknya. Satu tahun membina hubungan jarak jauh karena sang kekasih ingin menggapai cita-cita kuliah S2 di negeri Ratu Elizabeth itu.

"Huss, jangan berpikiran buruk gitu. Saling percaya harus jadi kunci sebuah hubungan. Mau jarak dekat ataupun jarak jauh. Harusnya do'akan agar urusannya lancar, lulus tepat waktu. Biar cepat datang melamar anak gadis Mami ini," ujarnya sambil menjawil hidung Cia.

Cia menghela nafas berat. "Iya. Moga aja gak seperti Kak Rama sama Karen."

Lagi-lagi Mami Ratna menegur ucapan anak gadisnya itu.

Pintu kamar terbuka. Papi Krisna masuk dengan wajah lelah dan berkeringat. Membuat Mami Ratna tersenyum lega. Rasa gelisah yang sedari tadi bercokol, terobati dengan pulangnya sang suami.

"Papi lama banget mainnya. Kita nungguin dari magrib." Cia beralih duduk dan menatap punggung papinya yang berdiri memunggungi.

"Papi bukan main, sayang. Ada meeting penting dan baru beres. Ini badan sampai lengket gini, gerah....."

"Papi mau mandi dulu. Mami siap-siap, kita pulang sekarang!" Krisna menatap sekilas sebelum masuk ke kamar mandi.

"Makan dulu ya, Pi. Mami akan siapin." Ratna beranjak menyiapkan baju ganti.

Krisna berseru dari kamar mandi yang sudah tertutup pintunya. "Gak usah, Mi. Udah barusan di jalan sama Doni."

Di teras. Rama dan Damar duduk santai. Rama baru sempat membicarakan soal pertemuannya dengan keluarga Puput dengan wajah ceria. Tentunya karena tidak ada Zara yang lagi di dalam bersama Enin.

Ia baru bisa lepas dari Zara yang terus menerus berada di dekatnya. Dengan modus Zara ingin kangen-kangenan sebelum pulang. Dan Rama mengabulkan karena sepulangnya ke Jakarta nanti, semuanya akan berakhir. Ia akan melepaskan diri dari ikatan pertunangan yang sama sekali tak memberi bahagia.

"Pak Doni, abis pergi dari mana sih? Kenapa ban banyak tanahnya gitu?" Rama baru ngeuh melihat keadaan mobil papinya. Baru memperhatikan Doni yang mengelap body mobil dan menyemprot semua ban mobil.

"Eh itu anu, Mas. Tadi pas pulang ada dum truck muatan tanah tumpah-tumpah ke jalan tanahnya. Kayaknya over kapasitas." Sempat gelagapan di awal. Akhirnya Doni bisa membuat alasan yang masuk akal meski dengan berbohong.

Rama dan Damar berpindah masuk ke dalam rumah usai menghabiskan sebatang rokok. Menghampiri keluarga yang sedang berkumpul. Menyaksikan Krisna yang bersimpuh di depan kaki Enin, mendadak semua mata tertuju padanya.

"Ibu, aku pamit mau pulang ke Jakarta bersama Ratna. Maafkan Krisna ya Bu jika selama ini menantumu ini banyak salah. Sebentar lagi romadhon, mohon maaf lahir dan batin, Bu." Krisna bersujud mencium kaki ibu mertuanya itu dengan takzim.

Sungguh sikap yang membuat Enin terkejut. Bukan hanya Enin, tapi juga Ratna juga yang lainnya. Tak biasanya bersalaman sampai mencium kaki segala.

"Bangun, Krisna. Jangan seperti ini!" Enin mengangkat bahu menantunya itu sehingga kembali tegak. Beralih membawa kepala sang menantu rebah di pangkuannya.

"Ibu maafkan kamu, Nak. Pinta Ibu dari dulu tetap sama. Bahagiakan Ratna. Jangan pernah sakiti hatinya. Jangan pernah buat dia menangis sedih." Enin mengusap-ngusap rambut Krisna. Berakhir dengan mengecup puncak kepala sang menantu.

"Semoga semuanya pada sehat-sehat...agar kuat dan lancar menjalankan shaumnya." Lanjut Enin yang ditujukan pada semua orang. Yang kemudian diaminkan.

Krisna memejamkan mata. Kasih sayang sang mertua nyata tak terkira. Perih hati saat ini yang dirasa. Batinnya nelangsa dalam dilema. Bagaimana jika suatu hari semuanya terungkap....

Tiba-tiba atmosfer di ruang keluarga menjadi syahdu penuh haru. Bahkan Cia sampai menyembunyikan wajah di balik punggung Mami Ratna karena matanya berkaca. Sementara Rama terpaku di tempatnya berdiri.

Beralih Ratna yang berpamitan. Memeluk mencium ibu kandungnya itu penuh sayang dan hormat. Lanjut melakukan hal yang sama terhadap Ratih, adiknya.

Koper dan barang lainnya sudah dimasukkan ke dalam mobil. Krisna menghampiri Rama, Cia dan Mami Ratna di teras yang tengah berpelukan perpisahan.

"Rama, Papi tunggu kamu di Jakarta. Banyak hal yang harus kita bicarakan." Krisna menepuk-nepuk bahu Rama. Ia ingin mengikis jarak kekakuan yang diciptakan anak laki-lakinya itu.

"Sama. Aku juga ada hal penting yang harus dibicarakan dengan Papi. Tunggu tiga hari lagi aku pulang!" Rama menerima pelukan Papinya. Entah kenapa kali ini ia menerimanya dengan sukarela. Pelukan hangat yang hampir setahun ini hilang karena jarak yang dibuatnya.

"Cia, baik-baik di sini. Jaga Enin ya!" Papi Krisna mencium kening Cia usai sang anak gadis mencium tangannya.

"Iya, Pi. Papi juga jagain Mami....jangan pulang malam...kasian nanti Mami di rumah kesepian." Pesan sang anak dijawab Krisna dengan hormat tangan. Membuat Mami dan Cia terkekeh melihatnya.

Giliran Zara yang senyam senyum di depan Rama. Hasrat ingin mencuri kesempatan memeluk sang tunangan tapi diurungkan. Di dalam tadi ia sudah mendapat teguran dan nasehat dari Enin agar menjaga sikap. Demi menjaga dari fitnah dan gunjingan tetangga.

Mobil Alphard putih yang sudah kembali bersih usai terkena hujan diiringi cipratan tanah saat terparkir di TPU, melaju keluar pekarangan. Pulang ke Jakarta bersama iringan do'a orang-orang tersayang agar selamat sampai tujuan.

Tbc...

...***...

Grup Chat Me Nia adalah forum silaturahmi sesama fans seluruh karya Author Me Nia. Terkhusus fans dari novel KCM yg on going.

Jika ingin di Acc oleh Admin, pastikan :

- follow author dan admin @Imas Perwati.

- Mendukung karya dengan like, vote, dan gift serta ada jejak komen.

- Diutamakan Fans sudah lencana silver (sbg bukti fans loyal) atau minimal masuk 100 top fans.

Harap maklum dengan ketatnya aturan ya. Tak lain demi kondusifitas dan kenyamanan all member.

Big Love ❤

Me Nia

Terpopuler

Comments

⸙ᵍᵏKᵝ⃟ᴸIpers

⸙ᵍᵏKᵝ⃟ᴸIpers

Dan akhirnya terjawab sudah teka teki selama ini tentang gerak geriknya Papi krisna yg mencurigakan 😢😢😢
Lagi dan Lagi ada pengkhianatan dalam rumah tangga, gak kebayang bagai mana mami Ratna andaikan suatu saat tahu bahwa sang suami yg dicintainya sepenuh hati pernah menduakannya, pernah menikahi wanita lain yg bernama Kartika sungguh akan sangat menyakitkan...
Percayalah sakit yang melebihi sakit itu dikhianati dan ditikam oleh orang terdekat dan tersayang, dan yang pastinya akan meninggalkan luka yang membekas seumur², mungkin lukanya akan sembuh namun bekasnya takkan hilang, terbalik dengan kepercayaannya yg akan hilang buat sang suami..
Ibaratnya seperti kaca yg sudah pecah tidak bisa kembali utuh, andaikan diperbaiki akan tetap ada bekas retakannya bahkan bayangan saja tidak akan lagi sama dan utuh.
Kesalahan apapun it's oke masih bisa dimaafkan dan diperbaiki tapi tidak dengan pengkhianatan...!!!
Lho gue end!

2022-04-15

161

Erna Masliana

Erna Masliana

pasti terungkap...dan aku nunggu part itu😁✌️

2024-04-16

0

Erna Masliana

Erna Masliana

selingkuh sampe punya anak

2024-04-16

0

lihat semua
Episodes
1 1. Anak Sulung
2 2. Idam dan Bakso
3 3. Tentang RPA
4 4. Rama Adyatama
5 5. Penuh Kenangan
6 6. Tragedi Pagi
7 7. Skorsing
8 8. Hari yang Menguras Emosi
9 9. Kesaksian
10 10. Kedatangan Tamu
11 11. Kesan Dua Wanita
12 12. Fakta Mengejutkan
13 13. Fakta Mengejutkan (2)
14 14. Dilema
15 15. Hati yang Biasa Saja
16 16. Ternyata oh Ternyata
17 17. Tulus Bukan Modus
18 18. Terkejut Berkali Lipat
19 19. Secuil Rahasia
20 20. Mingkem, Teh!
21 21. Modus
22 22. Modus (2)
23 23. Mata Indah Bola Pingpong
24 24. Menyingkap Masa Lalu
25 25. Menyingkap Masa Lalu (2)
26 26. Hadapi Masa Kini
27 27. Teleponan Sama Siapa?
28 28. Ayo Kita Mainkan
29 29. Mendadak Darah Tinggi
30 30. Beraksi
31 31. Beraksi (2)
32 32. Saatnya Tiba
33 33. Gara-Gara Emoticon
34 34. Tamu Cowok
35 35. Menyentuh Hati yang Tidak Peka
36 36. Memangnya Siapa yang Kangen Aku?!
37 37. Bisikan, I Love You!
38 38. Menjemputmu
39 39. Wajah Baru, Sikap Baru
40 40. Gelisah...Hati Gelisah
41 41. Kala Cinta Menggoda
42 42. Kala Cinta Menggoda (2)
43 43. Dilamar
44 44. Reuni
45 45. Reuni (2)
46 46. Katakan dengan Jelas!
47 47. Suara Dengarkanlah Aku
48 48. Aku Galau
49 49. Jawab Hanya Yes or No
50 50. Jam 7, On Time!
51 51. Dinner
52 52. I Love You, Neng
53 53. Tentang Kartika
54 54. Mengantar Cia
55 55. Amukan Kuda
56 56. Pulang Untuk Membuat Perhitungan
57 57. Selamat Datang Senin
58 58. Calon Istri?!
59 59. Tentang Dia...Bidadari Tak Bersayap
60 60. Koalisi Malam Minggu
61 61. Saturday Night Vibes
62 62. The Power of Love
63 63. Mau Demo?!
64 64. Galecok Sorangan
65 65. Rencana
66 66. Share Loc Pertemuan
67 67. Kalang Kabut
68 68. Kosong
69 69. Cinta, Yang Pergi Dan Datang
70 70. Awal Hidup Baru?
71 71. Mendadak Moody
72 72. Yang Datang dan Pergi
73 73. Malam Minggu Kita
74 74. Fii Amanillah
75 75. Asa Dalam Harap Cemas
76 76. Menghitung Mundur
77 77. Sakral
78 78. Celebrate Tonight
79 79. Starting, One Hundred Kisses
80 80. Namanya Juga Pengantin Baru
81 81. I Love Monday
82 82. Melayang Bersama
83 83. Selasa
84 84. Pergi Untuk Kembali?
85 85. Sehari Sebelum Pulang
86 86. Handuk Pagi
87 87. Kejutan
88 88. Kisah Seminggu LDR
89 Bab 89. Berjumpa di Banyumas
90 Bab 90. Hasil Penerawangan
91 91. Keputusan Puput
92 92. Momen Medical Check Up
93 93. Layu Sebelum Berkembang
94 94. Kabar Terbaru
95 95. Kembali ke Jakarta
96 96. Menjemputmu
97 97. Mencari Jejak
98 98. Tentang Rindu
99 99. Ujian Lagi?
100 100. Surat Kaleng
101 101. Dilema Isi Surat
102 102. Tabrak Lari
103 103. Akhirnya Ku Menemukanmu
104 104. Akhirnya Ku Menemukanmu (2)
105 105. Fatigue
106 106. Pelan-Pelan Saja
107 107. Fans Lama
108 108. Menjenguk
109 109. Obat Mujarab
110 110. Update Status
111 111. Driver Pemenang
112 112. Ayo Kita Kemon
113 113. Tenang, Ada Aku
114 114. Restu Untuk Damar
115 115. Menuju Lamaran
116 116. Bukti Cinta Rama
117 117. Selesaikan Kesalah Pahaman
118 118. Rupa-Rupa Rasa
119 119. Lamaran CiDa
120 120. Rumah Baru, Rejeki Ami
121 121. Kabar Terkini
122 122. Fly Me To The Moon
123 123. Selamat Datang Di Resepsi RamPut
124 124. Selamat Datang Di Resepsi RamPut (2)
125 125. Pesta Telah Usai
126 126. Begadang Berjama'ah
127 127. Pulang
128 128. Hampa
129 129. Latihan Memanjakan Perut
130 130. Masa Lalu Biarlah Masa Lalu
131 131. Hubungan Baru
132 132. Autumn in Turkey
133 133. Asal Ibu Bahagia
134 134. Best Bro Forever
135 135. Tamu Di Rumah Mertua
136 136. Dicintai Dan Dibenci
137 137. Sekelumit Aulia
138 138. Menuju Ciamis
139 139. Merayu Ami
140 140. Ami dan Padma
141 141. Damai Itu Indah
142 142. Senja di Canggu
143 143. Kasih Putih
144 144. Bertemu Idam
145 145. Tak Seindah Ekspektasi
146 146. Tumben Aa Bau
147 147. From Umma And Baby
148 148. Posesif Mami
149 149. Sanksi Untuk Damar Dan Cia
150 150. Love of My Life
151 151. Penolakan Puput
152 152. Jangan Kepo
153 153. Menjadi Bayi Besar
154 154. Bayi Besar Menggemaskan
155 155. Perjanjian
156 156. Ada Yang Galau
157 157. Panggil Bunda
158 Bab 158. Siraman
159 159. Momen Akad
160 160. Romansa Resepsi
161 161. Mengantar Honeymoon
162 162. Keputusan Terbaik
163 163. Tak Ingin Usai
164 Pengumuman Give Away
165 Karya Baru Hadir
166 Karya Baru 2024 Sudah Rilis
Episodes

Updated 166 Episodes

1
1. Anak Sulung
2
2. Idam dan Bakso
3
3. Tentang RPA
4
4. Rama Adyatama
5
5. Penuh Kenangan
6
6. Tragedi Pagi
7
7. Skorsing
8
8. Hari yang Menguras Emosi
9
9. Kesaksian
10
10. Kedatangan Tamu
11
11. Kesan Dua Wanita
12
12. Fakta Mengejutkan
13
13. Fakta Mengejutkan (2)
14
14. Dilema
15
15. Hati yang Biasa Saja
16
16. Ternyata oh Ternyata
17
17. Tulus Bukan Modus
18
18. Terkejut Berkali Lipat
19
19. Secuil Rahasia
20
20. Mingkem, Teh!
21
21. Modus
22
22. Modus (2)
23
23. Mata Indah Bola Pingpong
24
24. Menyingkap Masa Lalu
25
25. Menyingkap Masa Lalu (2)
26
26. Hadapi Masa Kini
27
27. Teleponan Sama Siapa?
28
28. Ayo Kita Mainkan
29
29. Mendadak Darah Tinggi
30
30. Beraksi
31
31. Beraksi (2)
32
32. Saatnya Tiba
33
33. Gara-Gara Emoticon
34
34. Tamu Cowok
35
35. Menyentuh Hati yang Tidak Peka
36
36. Memangnya Siapa yang Kangen Aku?!
37
37. Bisikan, I Love You!
38
38. Menjemputmu
39
39. Wajah Baru, Sikap Baru
40
40. Gelisah...Hati Gelisah
41
41. Kala Cinta Menggoda
42
42. Kala Cinta Menggoda (2)
43
43. Dilamar
44
44. Reuni
45
45. Reuni (2)
46
46. Katakan dengan Jelas!
47
47. Suara Dengarkanlah Aku
48
48. Aku Galau
49
49. Jawab Hanya Yes or No
50
50. Jam 7, On Time!
51
51. Dinner
52
52. I Love You, Neng
53
53. Tentang Kartika
54
54. Mengantar Cia
55
55. Amukan Kuda
56
56. Pulang Untuk Membuat Perhitungan
57
57. Selamat Datang Senin
58
58. Calon Istri?!
59
59. Tentang Dia...Bidadari Tak Bersayap
60
60. Koalisi Malam Minggu
61
61. Saturday Night Vibes
62
62. The Power of Love
63
63. Mau Demo?!
64
64. Galecok Sorangan
65
65. Rencana
66
66. Share Loc Pertemuan
67
67. Kalang Kabut
68
68. Kosong
69
69. Cinta, Yang Pergi Dan Datang
70
70. Awal Hidup Baru?
71
71. Mendadak Moody
72
72. Yang Datang dan Pergi
73
73. Malam Minggu Kita
74
74. Fii Amanillah
75
75. Asa Dalam Harap Cemas
76
76. Menghitung Mundur
77
77. Sakral
78
78. Celebrate Tonight
79
79. Starting, One Hundred Kisses
80
80. Namanya Juga Pengantin Baru
81
81. I Love Monday
82
82. Melayang Bersama
83
83. Selasa
84
84. Pergi Untuk Kembali?
85
85. Sehari Sebelum Pulang
86
86. Handuk Pagi
87
87. Kejutan
88
88. Kisah Seminggu LDR
89
Bab 89. Berjumpa di Banyumas
90
Bab 90. Hasil Penerawangan
91
91. Keputusan Puput
92
92. Momen Medical Check Up
93
93. Layu Sebelum Berkembang
94
94. Kabar Terbaru
95
95. Kembali ke Jakarta
96
96. Menjemputmu
97
97. Mencari Jejak
98
98. Tentang Rindu
99
99. Ujian Lagi?
100
100. Surat Kaleng
101
101. Dilema Isi Surat
102
102. Tabrak Lari
103
103. Akhirnya Ku Menemukanmu
104
104. Akhirnya Ku Menemukanmu (2)
105
105. Fatigue
106
106. Pelan-Pelan Saja
107
107. Fans Lama
108
108. Menjenguk
109
109. Obat Mujarab
110
110. Update Status
111
111. Driver Pemenang
112
112. Ayo Kita Kemon
113
113. Tenang, Ada Aku
114
114. Restu Untuk Damar
115
115. Menuju Lamaran
116
116. Bukti Cinta Rama
117
117. Selesaikan Kesalah Pahaman
118
118. Rupa-Rupa Rasa
119
119. Lamaran CiDa
120
120. Rumah Baru, Rejeki Ami
121
121. Kabar Terkini
122
122. Fly Me To The Moon
123
123. Selamat Datang Di Resepsi RamPut
124
124. Selamat Datang Di Resepsi RamPut (2)
125
125. Pesta Telah Usai
126
126. Begadang Berjama'ah
127
127. Pulang
128
128. Hampa
129
129. Latihan Memanjakan Perut
130
130. Masa Lalu Biarlah Masa Lalu
131
131. Hubungan Baru
132
132. Autumn in Turkey
133
133. Asal Ibu Bahagia
134
134. Best Bro Forever
135
135. Tamu Di Rumah Mertua
136
136. Dicintai Dan Dibenci
137
137. Sekelumit Aulia
138
138. Menuju Ciamis
139
139. Merayu Ami
140
140. Ami dan Padma
141
141. Damai Itu Indah
142
142. Senja di Canggu
143
143. Kasih Putih
144
144. Bertemu Idam
145
145. Tak Seindah Ekspektasi
146
146. Tumben Aa Bau
147
147. From Umma And Baby
148
148. Posesif Mami
149
149. Sanksi Untuk Damar Dan Cia
150
150. Love of My Life
151
151. Penolakan Puput
152
152. Jangan Kepo
153
153. Menjadi Bayi Besar
154
154. Bayi Besar Menggemaskan
155
155. Perjanjian
156
156. Ada Yang Galau
157
157. Panggil Bunda
158
Bab 158. Siraman
159
159. Momen Akad
160
160. Romansa Resepsi
161
161. Mengantar Honeymoon
162
162. Keputusan Terbaik
163
163. Tak Ingin Usai
164
Pengumuman Give Away
165
Karya Baru Hadir
166
Karya Baru 2024 Sudah Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!