6. Tragedi Pagi

Hari ini menjadi hari yang penting. Akan ada briefing yang dipimpin langsung owner RPA. Pak Hendra bahkan mewanti-wanti harus dandan yang cantik segala. Menggelikan, pikir Puput tersenyum sendiri.

Tapi penasaran juga. Seperti apa sih sosoknya. Dua tahun bekerja di sana sama sekali belum pernah melihat wajah sang owner. Pun tidak ada foto terpajang. Pikiran gadis cantik itu menebak-nebak.

Puput menatap pantulan dirinya di cermin. Semuanya sudah nampak rapih dari ujung rambut sampai ujung kaki. Rambut hitam panjangnya diikat ekor kuda selama berkendara, akan digerai dengan memakai jepit saat tiba di kantor. Blazer warna coklat susu senada warna kulot, dikenakan menutup kemeja putih tangan pendek yang membalut tubuh rampingnya. Merias wajah seperti biasanya, make up natural ditambah polesan lipstik warna peach menambah cerah wajah gadis berkulit putih itu. Ini menjadi riasan kesehariannya yang anti ribet.

Keluar dari kamar, bergabung dengan sang ibu dan ketiga adiknya di meja makan untuk sarapan. Harum nasi goreng buatan Ibu menggoda untuk segera dicicipi. Ibu selalu bangun lebih awal jam 3 dinihari setiap harinya untuk memasak menu yang akan didagangkan. Dan Puput serta Aul akan turun ke dapur membantu selepas shalat subuh.

"Bu, Teteh mau berhenti jadi pelatih." Setelah dipikirkan masak-masak semalam, Puput berniat mundur menjadi pelatih silat di padepokan. Bukan tanpa alasan, ia mendapat inspirasi untuk mengembangkan usaha kuliner ibunya. Melihat order yang terus-terusan mengalir, terpikirkan untuk menghandle dan mengembangkan lebih serius.

"Kenapa pengen berhenti?" Ibu menatapnya dengan kening mengkerut.

"Minggu besok kan teteh harus nganter pesanan Bu Hendra. Kan bentrok sama jadwal ke padepokan. Lagian teteh ada niat mau ngembangin usaha kuliner Ibu." Puput menyampaikan alasannya. Gaya makannya yang cepat membuat piring nasi goreng licin tak bersisa.

"Ide yang bagus, Teh. Aku akan support juga." Aul menanggapi dengan semangat. "Aku juga lagi ngelobi teman yang mau ngerayain ultah, biar pesan cateringnya dari kita," sambungnya penuh optimis.

"Kalau teteh keluar, aku dilatih sama siapa?" Celetuk si bungsu Rahmi yang kadang dipanggil Ami. Setelah dari tadi menjadi pendengar. Sementara Zaky sudah berpindah tempat duduk di karpet karena ada PR yang belum tuntas dikerjakan semalam.

"Kalau tidak kak Yunus, paling kak Gilang. Ami tetap harus latihan sungguh-sungguh ya! Kan pengen jadi atlet silat."

"Iya, Teh."

...***...

Perjalanan menuju kantor tidak pernah mengalami kemacetan meskipun termasuk jalur jalan nasional. Mungkin karena jalurnya pinggiran kota yang merupakan lintasan Bandung - Jawa Tengah. Sepanjang jalan kiri dan kanan pesawah terbentang luas diselingi deretan rumah yang masih jarang juga beberapa rumah makan. Di sebelah timur, view gunung sawal yang kokoh membentang panjang. Sinar mentari di jam 7 pagi ini hangat dan membakar semangat.

"Tolooong----"

"Ahhhh tolooong---"

Puput mulai melalui jalan yang sepi dan lengang. Tiba-tiba indera pendengarannya menangkap suara jeritan perempuan yang minta tolong. Spontan menepikan dan menghentikan motor di dekat sebuah sepeda yamg tergetak begitu saja. Instingnya menuntun pada rimbunnya ilalang di sebuah lahan tak terurus.

Bugh

Tendangan pertama dilayangkan pada pria yang berdiri membelakanginya. Membuat pria itu jatuh tersungkur sekaligus sangat terkejut. Jarak 3 detik, Puput menarik baju satu orang lagi yang sedang bertumpu di atas tubuh perempuan yang mencoba memberontak dari percobaan pemer kosaan.

Puput melayangkan pukulan ke dada. Membuat si pria itu terhuyung ke belakang dengan raut kaget. Nampak marah dan akan membalas melayangkan pukulan. Puput dalam posisi kuda-kuda, menarik tangan pria itu, memelintirnya sampai berbunyi krek. Menjatuhkannya dengan menendang alat vital hingga si pria meraung dan terguling-guling. Jika dalam pertandingan, hal itu merupakan pelanggaran. Tapi untuk membasmi kejahatan apalagi pelecehan yang barusan dilihatnya, Puput sengaja melakukannya untuk memberi efek jera.

"Awas!"

Puput menatap korban yang menjerit dan menunjuk-nunjuk ke arahnya. Hembusan angin yang terasa di belakangnya memberi sinyal bahaya. Sigap membalikkan badan dan menangkap balok yang akan dipukulkan ke belakang kepalanya. Tendangan kaki bertubi-tubi masuk mengenai alat vital dan belakang lutut. Sehingga melumpuhkan lawan hingga pingsan.

"Teteh, gak apa-apa?!" Puput berjongkok di depan si perempuan yang memeluk lutut. Nampak syok dengan tubuh gemetar dan mata berkaca.

"Teteh asli mana?!" Lagi, Puput bertanya karena pertanyaan pertama tidak dijawab.

"A-aku dari Jakarta. Ke sini lagi liburan di nenek." Setelah mulai tenang, perempuan itu bisa bersuara.

"Tunggu sebentar ya!" Puput berdiri untuk mencari bantuan. Secara kebetulan ada 2 orang yang berjalan kaki menenteng cangkul hendak ke ladang. Ia pun mencegat motor dengan pengendara berseragam polisi. Suatu kebetulan yang membuatnya lega karena bisa menyerahkan dua pelaku pelecehan yang sudah tidak berdaya di tanah yang kotor.

.

.

"Yang mana rumahnya, mbak?" Puput menatap dari spion pada penumpang yang memeluk erat sembari menyandarkan kepala ke punggungnya. Sepanjang jalan dilalui dengan kebisuan.

"Yang cat putih." Menyahut dengan lemah.

Motor yang dikendarai Puput menuju rumah besar satu lantai dengan ciri warna tersebut. Membunyikan klason satu kali karena melihat ada orang yang sedang menyapu taman.

Tergopoh-gopoh pintu gerbang dibuka sedikit.

"Neng, mau ketemu siapa?" Sapa pria yang nampak seperti penjaga rumah itu.

"Mang Yaya, buka aja!"

Pria yang bernama Mang Yaya itu terkejut melihat orang yang dibonceng. "Aeh...Neng Cia. Kirain siapa." Segera membukakan sebelah pintu asal motor bisa lewat. Ada sedikit ganjalan di pikiran melihat wajah cucu sang majikan nampak kusut.

Puput melihat ada dua orang wanita di teras nampak sedang berjemur. Seorang yang sepuh sedang duduk di kursi goyang memperhatikannya dengan seksama.

"Enin----" Perempuan yang dibonceng Puput berteriak begitu turun dari motor. Berlari dan menghambur ke pangkuan wanita sepuh sembari menangis.

"Cia, kenapa? Pulang gowes malah nangis." Enin mengkerutkan kening. "Sepedanya mana?" Masih heran dengan kedatangan sang cucu yang dibonceng oleh orang yang belum dikenalnya.

Gadis yang bernama Cia itu mendongak. Wajahnya nampak sembab. "Enin.....aku hampir aja mau diper kosa."

Puput melayangkan pandangan. Menyapu dinding ruang tamu yang terdapat figura lukisan pemandangan alam serta kaligrafi Asmaul Husna. Pernak pernik antik tertata di lemari kaca yang kinclong terawat kebersihannya. Beralih melirik jam yang melingkar di tangannya, jam 7.50 WIB.

Puput mendesah dengan berat. Dipastikan terlambat masuk ke kantor dan kemungkinan briefing sudah dimulai. Pemilik rumah menahannya untuk pergi. Ia disuruh menunggu di ruang tamu sementara pemilik rumah membawa gadis bernama Cia tadi ke kamar untuk beristirahat. Niatnya akan mengambil tas di dalam bagasi jok motor urung, karena dua wanita yang tadi di teras berjalan menuju padanya.

"Saya Bibi Ratih, adik dari mamanya Cia. Dan ini ibu saya alias neneknya Cia. Namanya Enin Herawati." Wanita berusia 44 tahun itu baru sempat memperkenalkan diri. Tadi terlalu panik mendengar penuturan sang keponakan.

"Kalau Eneng namanya siapa, dari mana?" lanjut Bibi Ratih yang nampak garis kecantikannya warisan dari sang ibu yang duduk di sisinya.

"Saya Puput, Bu haji. Dari Sukamaju." Puput menjawab dengan sopan.

Bibi Ratih menggelengkan kepala. "Panggil Bibi Ratih aja. Dan Ibu saya panggil Enin ya. Kamu sepertinya seusia sama Cia."

Puput menganggukkan kepala. "Saya juga panggil Puput aja, jangan Eneng," pintanya diiringi seulas senyum.

Bibi Ratih balas menganggguk. "Cia udah menceritakan kejadian tadi. Makasih banyak ya, Puput. Kalau tidak ada kamu......nggak tahu nasib Cia gimana," ujarnya sembari mengusap wajah dengan gusar. Mengingat cerita sang keponakan jika awal kejadiannya dibuntuti pria berboncengan yang dalam kondisi mabuk.

"Puput jangan dulu pergi ya!" Kali ini Enin yang bersuara. "Tunggu kakaknya Cia datang. Enin sudah telepon, dia akan datang setengah jam lagi."

"Aduh gimana ya." Puput kembali melihat jam di pergelangan tangan. "Mohon maaf saya tidak bisa lama-lama. Sudah terlambat masuk kantor. Mana hari ini kantor lagi kedatangan boss besar," pungkasnya. Ia keukeuh mau pamit sekarang juga.

Bibi Ratih dan Enin akhirnya harus mengalah. Meminta nomer ponsel dan alamat rumah Puput sebagai gantinya.

"Sepeda milik mbak Cia diamankan di polsek. Mungkin nanti pihak dari kepolisian akan datang menemui mbak Cia untuk dimintai keterangan." Jelas Puput kepada Bibi Ratih dan Enin yang mengantarnya sampai teras. Saat dua pelaku pelecehan digelandang memasuki mobil patroli, Cia menolak ikut karena masih syok. Memilih pulang dan meninggalkan alamat rumah Enin ke petugas kepolisian.

Puput menaiki motornya usai berucap salam. Mengenakan helm full face yang setia melindungi keamanan kepala kemanapun pergi, motor melaju keluar pintu gerbang yang kini terbuka lebar. Motor metiknya menuruni jalan kampung yang beraspal mulus sejauh 1,5 km menuju jalan nasional. Sampai di gapura Sabanda Sariksa, motornya harus sedikit menepi begitu ada mobil pajero sport dakkar berbelok memasuki jalan kampung itu.

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

😘😘

2023-09-10

1

susi 2020

susi 2020

😍😍

2023-09-10

0

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝙗𝙡𝙢 𝙬𝙖𝙠𝙩𝙪𝙣𝙮𝙖 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙠𝙖 𝙠𝙚𝙩𝙚𝙢𝙪

2023-08-12

0

lihat semua
Episodes
1 1. Anak Sulung
2 2. Idam dan Bakso
3 3. Tentang RPA
4 4. Rama Adyatama
5 5. Penuh Kenangan
6 6. Tragedi Pagi
7 7. Skorsing
8 8. Hari yang Menguras Emosi
9 9. Kesaksian
10 10. Kedatangan Tamu
11 11. Kesan Dua Wanita
12 12. Fakta Mengejutkan
13 13. Fakta Mengejutkan (2)
14 14. Dilema
15 15. Hati yang Biasa Saja
16 16. Ternyata oh Ternyata
17 17. Tulus Bukan Modus
18 18. Terkejut Berkali Lipat
19 19. Secuil Rahasia
20 20. Mingkem, Teh!
21 21. Modus
22 22. Modus (2)
23 23. Mata Indah Bola Pingpong
24 24. Menyingkap Masa Lalu
25 25. Menyingkap Masa Lalu (2)
26 26. Hadapi Masa Kini
27 27. Teleponan Sama Siapa?
28 28. Ayo Kita Mainkan
29 29. Mendadak Darah Tinggi
30 30. Beraksi
31 31. Beraksi (2)
32 32. Saatnya Tiba
33 33. Gara-Gara Emoticon
34 34. Tamu Cowok
35 35. Menyentuh Hati yang Tidak Peka
36 36. Memangnya Siapa yang Kangen Aku?!
37 37. Bisikan, I Love You!
38 38. Menjemputmu
39 39. Wajah Baru, Sikap Baru
40 40. Gelisah...Hati Gelisah
41 41. Kala Cinta Menggoda
42 42. Kala Cinta Menggoda (2)
43 43. Dilamar
44 44. Reuni
45 45. Reuni (2)
46 46. Katakan dengan Jelas!
47 47. Suara Dengarkanlah Aku
48 48. Aku Galau
49 49. Jawab Hanya Yes or No
50 50. Jam 7, On Time!
51 51. Dinner
52 52. I Love You, Neng
53 53. Tentang Kartika
54 54. Mengantar Cia
55 55. Amukan Kuda
56 56. Pulang Untuk Membuat Perhitungan
57 57. Selamat Datang Senin
58 58. Calon Istri?!
59 59. Tentang Dia...Bidadari Tak Bersayap
60 60. Koalisi Malam Minggu
61 61. Saturday Night Vibes
62 62. The Power of Love
63 63. Mau Demo?!
64 64. Galecok Sorangan
65 65. Rencana
66 66. Share Loc Pertemuan
67 67. Kalang Kabut
68 68. Kosong
69 69. Cinta, Yang Pergi Dan Datang
70 70. Awal Hidup Baru?
71 71. Mendadak Moody
72 72. Yang Datang dan Pergi
73 73. Malam Minggu Kita
74 74. Fii Amanillah
75 75. Asa Dalam Harap Cemas
76 76. Menghitung Mundur
77 77. Sakral
78 78. Celebrate Tonight
79 79. Starting, One Hundred Kisses
80 80. Namanya Juga Pengantin Baru
81 81. I Love Monday
82 82. Melayang Bersama
83 83. Selasa
84 84. Pergi Untuk Kembali?
85 85. Sehari Sebelum Pulang
86 86. Handuk Pagi
87 87. Kejutan
88 88. Kisah Seminggu LDR
89 Bab 89. Berjumpa di Banyumas
90 Bab 90. Hasil Penerawangan
91 91. Keputusan Puput
92 92. Momen Medical Check Up
93 93. Layu Sebelum Berkembang
94 94. Kabar Terbaru
95 95. Kembali ke Jakarta
96 96. Menjemputmu
97 97. Mencari Jejak
98 98. Tentang Rindu
99 99. Ujian Lagi?
100 100. Surat Kaleng
101 101. Dilema Isi Surat
102 102. Tabrak Lari
103 103. Akhirnya Ku Menemukanmu
104 104. Akhirnya Ku Menemukanmu (2)
105 105. Fatigue
106 106. Pelan-Pelan Saja
107 107. Fans Lama
108 108. Menjenguk
109 109. Obat Mujarab
110 110. Update Status
111 111. Driver Pemenang
112 112. Ayo Kita Kemon
113 113. Tenang, Ada Aku
114 114. Restu Untuk Damar
115 115. Menuju Lamaran
116 116. Bukti Cinta Rama
117 117. Selesaikan Kesalah Pahaman
118 118. Rupa-Rupa Rasa
119 119. Lamaran CiDa
120 120. Rumah Baru, Rejeki Ami
121 121. Kabar Terkini
122 122. Fly Me To The Moon
123 123. Selamat Datang Di Resepsi RamPut
124 124. Selamat Datang Di Resepsi RamPut (2)
125 125. Pesta Telah Usai
126 126. Begadang Berjama'ah
127 127. Pulang
128 128. Hampa
129 129. Latihan Memanjakan Perut
130 130. Masa Lalu Biarlah Masa Lalu
131 131. Hubungan Baru
132 132. Autumn in Turkey
133 133. Asal Ibu Bahagia
134 134. Best Bro Forever
135 135. Tamu Di Rumah Mertua
136 136. Dicintai Dan Dibenci
137 137. Sekelumit Aulia
138 138. Menuju Ciamis
139 139. Merayu Ami
140 140. Ami dan Padma
141 141. Damai Itu Indah
142 142. Senja di Canggu
143 143. Kasih Putih
144 144. Bertemu Idam
145 145. Tak Seindah Ekspektasi
146 146. Tumben Aa Bau
147 147. From Umma And Baby
148 148. Posesif Mami
149 149. Sanksi Untuk Damar Dan Cia
150 150. Love of My Life
151 151. Penolakan Puput
152 152. Jangan Kepo
153 153. Menjadi Bayi Besar
154 154. Bayi Besar Menggemaskan
155 155. Perjanjian
156 156. Ada Yang Galau
157 157. Panggil Bunda
158 Bab 158. Siraman
159 159. Momen Akad
160 160. Romansa Resepsi
161 161. Mengantar Honeymoon
162 162. Keputusan Terbaik
163 163. Tak Ingin Usai
164 Pengumuman Give Away
165 Karya Baru Hadir
166 Karya Baru 2024 Sudah Rilis
Episodes

Updated 166 Episodes

1
1. Anak Sulung
2
2. Idam dan Bakso
3
3. Tentang RPA
4
4. Rama Adyatama
5
5. Penuh Kenangan
6
6. Tragedi Pagi
7
7. Skorsing
8
8. Hari yang Menguras Emosi
9
9. Kesaksian
10
10. Kedatangan Tamu
11
11. Kesan Dua Wanita
12
12. Fakta Mengejutkan
13
13. Fakta Mengejutkan (2)
14
14. Dilema
15
15. Hati yang Biasa Saja
16
16. Ternyata oh Ternyata
17
17. Tulus Bukan Modus
18
18. Terkejut Berkali Lipat
19
19. Secuil Rahasia
20
20. Mingkem, Teh!
21
21. Modus
22
22. Modus (2)
23
23. Mata Indah Bola Pingpong
24
24. Menyingkap Masa Lalu
25
25. Menyingkap Masa Lalu (2)
26
26. Hadapi Masa Kini
27
27. Teleponan Sama Siapa?
28
28. Ayo Kita Mainkan
29
29. Mendadak Darah Tinggi
30
30. Beraksi
31
31. Beraksi (2)
32
32. Saatnya Tiba
33
33. Gara-Gara Emoticon
34
34. Tamu Cowok
35
35. Menyentuh Hati yang Tidak Peka
36
36. Memangnya Siapa yang Kangen Aku?!
37
37. Bisikan, I Love You!
38
38. Menjemputmu
39
39. Wajah Baru, Sikap Baru
40
40. Gelisah...Hati Gelisah
41
41. Kala Cinta Menggoda
42
42. Kala Cinta Menggoda (2)
43
43. Dilamar
44
44. Reuni
45
45. Reuni (2)
46
46. Katakan dengan Jelas!
47
47. Suara Dengarkanlah Aku
48
48. Aku Galau
49
49. Jawab Hanya Yes or No
50
50. Jam 7, On Time!
51
51. Dinner
52
52. I Love You, Neng
53
53. Tentang Kartika
54
54. Mengantar Cia
55
55. Amukan Kuda
56
56. Pulang Untuk Membuat Perhitungan
57
57. Selamat Datang Senin
58
58. Calon Istri?!
59
59. Tentang Dia...Bidadari Tak Bersayap
60
60. Koalisi Malam Minggu
61
61. Saturday Night Vibes
62
62. The Power of Love
63
63. Mau Demo?!
64
64. Galecok Sorangan
65
65. Rencana
66
66. Share Loc Pertemuan
67
67. Kalang Kabut
68
68. Kosong
69
69. Cinta, Yang Pergi Dan Datang
70
70. Awal Hidup Baru?
71
71. Mendadak Moody
72
72. Yang Datang dan Pergi
73
73. Malam Minggu Kita
74
74. Fii Amanillah
75
75. Asa Dalam Harap Cemas
76
76. Menghitung Mundur
77
77. Sakral
78
78. Celebrate Tonight
79
79. Starting, One Hundred Kisses
80
80. Namanya Juga Pengantin Baru
81
81. I Love Monday
82
82. Melayang Bersama
83
83. Selasa
84
84. Pergi Untuk Kembali?
85
85. Sehari Sebelum Pulang
86
86. Handuk Pagi
87
87. Kejutan
88
88. Kisah Seminggu LDR
89
Bab 89. Berjumpa di Banyumas
90
Bab 90. Hasil Penerawangan
91
91. Keputusan Puput
92
92. Momen Medical Check Up
93
93. Layu Sebelum Berkembang
94
94. Kabar Terbaru
95
95. Kembali ke Jakarta
96
96. Menjemputmu
97
97. Mencari Jejak
98
98. Tentang Rindu
99
99. Ujian Lagi?
100
100. Surat Kaleng
101
101. Dilema Isi Surat
102
102. Tabrak Lari
103
103. Akhirnya Ku Menemukanmu
104
104. Akhirnya Ku Menemukanmu (2)
105
105. Fatigue
106
106. Pelan-Pelan Saja
107
107. Fans Lama
108
108. Menjenguk
109
109. Obat Mujarab
110
110. Update Status
111
111. Driver Pemenang
112
112. Ayo Kita Kemon
113
113. Tenang, Ada Aku
114
114. Restu Untuk Damar
115
115. Menuju Lamaran
116
116. Bukti Cinta Rama
117
117. Selesaikan Kesalah Pahaman
118
118. Rupa-Rupa Rasa
119
119. Lamaran CiDa
120
120. Rumah Baru, Rejeki Ami
121
121. Kabar Terkini
122
122. Fly Me To The Moon
123
123. Selamat Datang Di Resepsi RamPut
124
124. Selamat Datang Di Resepsi RamPut (2)
125
125. Pesta Telah Usai
126
126. Begadang Berjama'ah
127
127. Pulang
128
128. Hampa
129
129. Latihan Memanjakan Perut
130
130. Masa Lalu Biarlah Masa Lalu
131
131. Hubungan Baru
132
132. Autumn in Turkey
133
133. Asal Ibu Bahagia
134
134. Best Bro Forever
135
135. Tamu Di Rumah Mertua
136
136. Dicintai Dan Dibenci
137
137. Sekelumit Aulia
138
138. Menuju Ciamis
139
139. Merayu Ami
140
140. Ami dan Padma
141
141. Damai Itu Indah
142
142. Senja di Canggu
143
143. Kasih Putih
144
144. Bertemu Idam
145
145. Tak Seindah Ekspektasi
146
146. Tumben Aa Bau
147
147. From Umma And Baby
148
148. Posesif Mami
149
149. Sanksi Untuk Damar Dan Cia
150
150. Love of My Life
151
151. Penolakan Puput
152
152. Jangan Kepo
153
153. Menjadi Bayi Besar
154
154. Bayi Besar Menggemaskan
155
155. Perjanjian
156
156. Ada Yang Galau
157
157. Panggil Bunda
158
Bab 158. Siraman
159
159. Momen Akad
160
160. Romansa Resepsi
161
161. Mengantar Honeymoon
162
162. Keputusan Terbaik
163
163. Tak Ingin Usai
164
Pengumuman Give Away
165
Karya Baru Hadir
166
Karya Baru 2024 Sudah Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!