12. Fakta Mengejutkan

"Wahhh ada pesta apa?!" Aul yang baru datang membelalakkan mata menyaksikan anggota keluarga sedang bersantai di karpet dengan buah-buahan dan makanan tersaji di tengah. Selepas makan ia disuruh Ibu mengantarkan makanan untuk Uwa (Kakak dari Ibunya) yang sedang sakit.

"Teh Aul ke rumah Uwa lama banget. Jadi gak ketemu pacarnya Teh Puput." Ami berkomentar sambil mengunyah donat madu topping coklat. Ia paling antusias ingin unboxing lebih dulu isi dari goodie bag, setelah tamu pergi. Ternyata salah satu box berisi donat kesukaannya dengan aneka topping. Membuatnya bersorak girang dan lebih dulu memakannya.

"Idih...pacar apa?! Anak kecil diem!" sahut Puput yang sedang menonton televisi sambil rebahan, mendelik ke arah adik bungsunya itu.

"Teh Puput abis dilamar. Ini lihat hantarannya!" Zaky turut mengompori. Mengangkat seuntay anggur merah yang besar-besar kualitas premium. Buru-buru beranjak ke belakang Ibu untuk berlindung dari serangan kakaknya yang bakal marah.

"Kamu juga sontoloyo!" Puput bangun. Bersiap menjitak kepala adik laki-lakinya itu. Sayangnya, Zaky berlindung di belakang punggung Ibu. Dan begitu akan didekati malah beralih ke belakang Aul sambil tertawa-tawa. Ibu hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan becanda kedua anaknya. Disatu sisi merasa bersyukur, anak-anaknya rukun.

"Ihh...aku terlewat kabar apa, Teh? Kepo deh." Pertanyaan Aul menghentikan aksi kejar-kejaran Puput dan Zaky. Ia memetik satu anggur sambil menunggu sang kakak bercerita.

"Au ah. Tanya Ibu aja." Entahlah, digoda oleh Ami dan Zaky soal tamu tadi mendadak bete melanda hati. Padahal biasanya ada tamu laki-laki yang datang ke rumah dan lalu digoda adik-adiknya, ia cuek-cuek saja. Tidak ambil pusing.

Ibu menceritakan semuanya. Aul mendengarkan sambil beralih mengambil satu red velvet kemasan cup yang berjumlah empat. Si bungsu malah sudah mengambil donat kedua dengan toping bluberry.

"Ingat Aul, Zaky, Ami, skill yang kalian punya selain untuk perlindungan diri, juga harus bisa untuk menolong orang lain yang teraniaya. Kita harus jadi manusia yang bisa memberi manfaat. Dan jangan pamrih." Ibu mengakhiri cerita dengan sebuah nasihat.

Puput dan ketiga adiknya terdiam. Khusyu mendengarkan nasehat lembut Ibunya dan menjawab dengan anggukkan.

Melihat adik-adiknya semangat menikmati buah tangan dari sang tamu, mendadak ingatannya melayang pada almarhum sang ayah. Bekerja di perusahaan Jepang di wilayah Bekasi, pulang sebulan sekali. Pasti saja setiap pulang akan membawa seluruh keluarga makan-makan di luar, lalu belanja buah-buahan dan kue sesuai kesukaan setiap anak.

Meski bukan keluarga kaya, tapi kebutuhan hidup sekeluarga selalu tercukupi. Keinginan membeli barang yang disukai empat orang anak selalu terpenuhi. Barang yang dibeli sesuai kemampuan finansial tentunya. Ayah tidak pernah mengeluh dengan permintaan anak-anaknya. Dengan satu syarat, Jaga Shalat!

Ah, jadi kangen Ayah.

Puput mengulas senyum simpul menatap ketiga adiknya yang saling becanda dan tertawa berebut pisang cavendish. Mendadak suasana hatinya syahdu mengingat kebersamaan lengkap seperti dulu, saat ada Ayah. Ia yang digembleng langsung oleh Ayah berlatih silat sejak umur lima tahun. Dimana beliau dulunya merupakan mantan atlet dan pelatih . Ayah seolah telah menyiapkan masa depan untuk Puput. Dimana ia dipersiapkan menjadi wanita tangguh bermental baja. Memikul tanggungjawab mengayomi keluarga.

...***...

Pagi menjelang.

Rumah Enin lebih ramai karena kedatangan anak dan menantunya, ditambah calonnya Rama. Semua sudah duduk di meja makan bersiap sarapan. Belum dimulai karena Enin menunggu pepes ikan yang sedang dipanaskan oleh asisten rumah tangganya.

"Kejadian yang menimpa Cia sangat tidak diharapkan." Enin menyapukan pandangan pada seluruh orang yang duduk melingkari meja makan bulat. "Tapi ada hikmah dari kejadian ini. Kalian bisa datang menemui ibumu yang sudah tua ini. Tidak setahun sekali pas lebaran." Sambungnya fokus menatap Krisna dan Ratna.

"Ibu---- Maafkan aku." Ratna menatap sang ibu penuh rasa bersalah. Yang lainnya tidak ada yang bersuara, diam mengatupkan mulut. Aura wibawa Enin saat bicara serius membuat siapapun tidak berani berbicara.

"Kamu gak salah, Ratna. Karena kamu harus nurut sama suami." Sindir Enin sambil menatap tajam sang menantu. Yang ditatap nampak menelan saliva dan menundukkan wajah menatap piring yang masih kosong.

"Maafkan aku, Bu. Pekerjaan di kantor selalu numpuk. Kadang aku harus keluar kota juga." Krisna berusaha memberi alasan logis pada sang mertua.

"Selama masih bisa menghirup udara, kesibukan tidak akan pernah habis. Justru umur kita yang akan habis. Jadi itu hanya alasan klise."

Suasana pagi di meja makan hening. Ucapan Enin menohok hati semua orang.

"Insyaa Allah, Bu. Mulai sekarang kami akan lebih sering menengok Ibu." Krisna berjanji dengan yakin sambil menoleh terhadap Ratna, istrinya. Yang ditatap nampak berwajah semringah.

"Ah, pepes sudah datang. Jadi lapar.....ayo mulai makan ah!" Bibi Ratih memecah kekakuan dan ketegangan yang tercipta dengan memekik riang begitu pepes ikan nila buatan Ibu Sekar disajikan di meja. Menu lain sudah lebih dulu tersaji. Tidak lupa lalab dan sambal wajib ada.

"Zara, makan sama pepes enaknya pakai tangan langsung. Jangan pakai sendok!" Mami Ratna memberi saran melihat Zara kesusahan memisahkan duri ikan dengan sendok garpu.

"Aku gak biasa makan pakai tangan langsung, tante." Zara meringis malu.

Rama tidak bereaksi apa-apa. Fokus menunduk menekuri piringnya. Capcay plus daging ikan nila yang tebal dengan rasa pepes yang maknyus terlalu sayang untuk dilewatkan. Reaksi Enin hanya mendongak sesaat sambil membeliakkan mata.

"Enak sekali pepesnya. Ini Cicih yang buat?!" Ratna bertanya pada Ratih, adiknya. Merasa baru menikmati pepes seenak itu.

"Bukan. Ini buatan ibunya Puput. Sehari-harinya jualan lauk pauk," sahut Ratih yang semalam sudah menceritakan kronologis kejadian yang menimpa Cia.

"Dek, nanti kalau teteh mau pulang pesenin ya buat dibawa ke Jakarta." Pinta Ratna. Yang dibalas anggukkan oleh Ratih.

"Nanti aku yang ambil ke rumahnya, Mam." Cia mengacungkan tangan. Merasa senang ada kesempatan bakal bertemu Puput lagi.

"Nanti Kakak yang anter!" sahut Rama kalem.

.

.

"Kenapa belum siap?!" Damar mengerutkan kening, heran. Rama masih pakai kaos dan malah duduk santai di kursi teras sambil merokok. Sementara ia sudah rapih memakai kemeja berpadu celana jeans biru. Bersiap untuk ke kantor RPA.

Rama menolehkan kepala ke kiri dan kanan. Untuk memastikan tidak ada orang yang mendengar. "Si Zara pengen ikut. Jujur gue gak pengen semua karyawan di sini tahu soal hubungan gue sama dia. Lo tahu sendiri, dia kan suka pamer kemesraan. Jadi lo aja yang berangkat!" tegasnya.

"Oke." Sahut Damar.

"Mar, soal kemarin. Gue keterlaluan gak sih ngasih skorsing?!" Rama sengaja memilih menyendiri di luar sambil merenung tentang briefing yang terpaksa di cut kemarin.

"Soal ini tadinya pengen gue bahas semalam. Tapi keburu Om Kris datang." Damar duduk di kursi sebelah kanan Rama. Melirik jam, masih ada waktu 10 menit lagi sebelum berangkat. "Kalau menurut gue, lo terlalu cepet ngasih vonis. Gak biasanya lo saklek gitu. Harusnya di SP dulu. Bahkan Pak Hendra bilang baru kali ini karyawan itu bolos. Mau dianulir apa gimana sekarang?"

Rama terdiam sesaat. Berpikir.

"Kemarin gue kepancing emosi denger kabar soal Cia. Jadinya kebawa suasana, pengen cepet pulang. Akhirnya ya gitu---" Rama menghela nafas panjang. Ada nada penyesalan karena sudah gegabah membuat sebuah keputusan. "Sekarang udah terlanjur. Nanti aja kalau aku ke kantor dievaluasi lagi," sambungnya menutup obrolan karena Damar bersiap berangkat.

...***...

Hari baru untuk Puput. Tempat kerjanya pindah ke lantai satu, tempat terbuka yang bisa melihat langsung hilir mudik pengunjung juga pramuniaga.

"Ini meja kamu!" Septi menunjukkannya dengan raut puas. Orang yang selama ini dianggap rivalnya dalam mencuri perhatian Pak Hendra, kini berada di bawahnya. "Pas sekali Dini mulai cuti melahirkan hari ini. Selamat bekerja Putri Kirana. Nanti Novia akan menjelaskan tugas-tugasmu," ia tersenyum penuh kemenangan.

"Baik, Bu Septi. Dengan senang hati aku menerima tugas baru ini." Puput balas tersenyum dengan ceria. Ia tidak takut oleh intimidasi Septi yang selama ini selalu sinis padanya.

Septi pergi, Novia datang dengan raut lesu.

"Lagi m ya, lesu amat?!" Puput melirik Via yang mendudukkan bo kong dengan keras. Seolah terpaksa.

"Dasar siput gak peka." Via mendelik sebal. "Masa iya kamu jadi anak buah aku. Jadi pengen nyakar muka gantengnya Pak Rama deh," ia masih dalam mode protes. Dikeluarkannya kertas-kertas yang akan dijelaskan terhadap Puput.

"Woles, bakpia. Aku aja ora popo." Puput mengedipkan mata. Ia masih sama seperti biasanya, tetap enerjik.

Rekan kerja Puput yang dari tadi diam, mulai mendekatkan kursinya saat Via sudah pergi.

"Put, gantiin Dini?!" Rasa penasaran Cepi sebagai salah satu admin mulai diungkapkan.

"Ho oh, Cep. Kan Dini cuti lahiran."

"Kok bisa kamu yang gantiin? Kamu kan bagian accounting?" Cepi masih belum puas dengan jawaban Puput.

"Buktinya ini bisa." Puput membuka kedua telapak tangannya dengan raut jenaka. "Dah ah kita mulai kerja. Nanti bantu cek ya kalau ada data entry yang salah," sambungnya memutus keingintahuan lebih dalam sang rekan kerja.

.

.

Di lantai 2. Pak Hendra memasuki ruang owner. Ada Damar yang kini duduk berhadapan dengan sang manajer itu.

"Pak Damar, kenapa Pak Rama gak datang?" Sudut hati Hendra merasa kecewa. Tadinya ia ingin melobi sang owner RPA agar membatalkan skorsing Putri Kirana. Sayangnya, orangnya tidak masuk.

"Pak Rama sedang ada urusan keluarga. Kalau ada apa-apa, Pak Hendra bisa bilang sama saya."

Hendra mengangguk. "Pengen bahas soal skorsing kemarin, Pak. Putri tidak bolos kerja. Ia datang jam 9 lebih dengan memberi alasan logis."

"Oh, namanya Putri ya?!" Damar memastikan.

"Nama lengkapnya Putri Kirana," sahut Hendra. "Ia terlambat karena menyelamatkan dulu perempuan yang akan diper kosa. Sampai mengantar korban pulang ke rumah. Ia pandai silat, makanya bisa melumpuhkan pelakunya."

Damar mengerutkan kening. Cerita Hendra mengingatkannya pada peristiwa yang menimpa Cia kemarin.

"Sebentar- sebentar----" Damar seolah sedang merajut benang merah.

Tapi yang nolong Cia namanya Puput bukan Putri Kirana.

Ini pasti beda kasus.

"Kenapa, Pak Damar?!" Hendra bingung melihat sikap Damar yang mengetuk-ngetuk kening.

Damar menghela nafas. Memutuskan, sebaiknya Hendra tahu tentang masalah yang menimpa keluarga Rama.

"Kemarin saat briefing, neneknya Pak Rama telpon kalau adiknya hampir diper kosa."

Nampak raut keterkejutan di wajah Hendra.

"Alhamdulillah selamat. Ada yang nolongin cewek namanya Puput. Saya tadi mikir apakah cerita Pak Hendra kasus yang sama atau beda kasus?" Damar nampak berpikir keras.

Hendra memperbaiki posisi duduk dengan menegakkan punggung. "Putri Kirana punya nama panggilan Puput, jangan-jangan....."

Disinilah keduanya berada. Posisi terlindumgi oleh rak display berbagai merk cat. Hendra dan Damar mengarahkan pandangan pada staf admin perempuan yang nampak ramah, memegang gagang telepon kantor sedang berbicara dengan seseorang di ujung telepon.

"Benar, itu Puput yang nolongin adiknya Rama. ASTAGA!" Damar spontan meremas rambutnya.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

itu juga karena dia nolongin adek loe..

2024-04-27

0

Erna Masliana

Erna Masliana

suka ih.. memang harus Cowok duluan yg suka

2024-04-16

0

Erna Masliana

Erna Masliana

cie cie cie sekalian modus

2024-04-16

0

lihat semua
Episodes
1 1. Anak Sulung
2 2. Idam dan Bakso
3 3. Tentang RPA
4 4. Rama Adyatama
5 5. Penuh Kenangan
6 6. Tragedi Pagi
7 7. Skorsing
8 8. Hari yang Menguras Emosi
9 9. Kesaksian
10 10. Kedatangan Tamu
11 11. Kesan Dua Wanita
12 12. Fakta Mengejutkan
13 13. Fakta Mengejutkan (2)
14 14. Dilema
15 15. Hati yang Biasa Saja
16 16. Ternyata oh Ternyata
17 17. Tulus Bukan Modus
18 18. Terkejut Berkali Lipat
19 19. Secuil Rahasia
20 20. Mingkem, Teh!
21 21. Modus
22 22. Modus (2)
23 23. Mata Indah Bola Pingpong
24 24. Menyingkap Masa Lalu
25 25. Menyingkap Masa Lalu (2)
26 26. Hadapi Masa Kini
27 27. Teleponan Sama Siapa?
28 28. Ayo Kita Mainkan
29 29. Mendadak Darah Tinggi
30 30. Beraksi
31 31. Beraksi (2)
32 32. Saatnya Tiba
33 33. Gara-Gara Emoticon
34 34. Tamu Cowok
35 35. Menyentuh Hati yang Tidak Peka
36 36. Memangnya Siapa yang Kangen Aku?!
37 37. Bisikan, I Love You!
38 38. Menjemputmu
39 39. Wajah Baru, Sikap Baru
40 40. Gelisah...Hati Gelisah
41 41. Kala Cinta Menggoda
42 42. Kala Cinta Menggoda (2)
43 43. Dilamar
44 44. Reuni
45 45. Reuni (2)
46 46. Katakan dengan Jelas!
47 47. Suara Dengarkanlah Aku
48 48. Aku Galau
49 49. Jawab Hanya Yes or No
50 50. Jam 7, On Time!
51 51. Dinner
52 52. I Love You, Neng
53 53. Tentang Kartika
54 54. Mengantar Cia
55 55. Amukan Kuda
56 56. Pulang Untuk Membuat Perhitungan
57 57. Selamat Datang Senin
58 58. Calon Istri?!
59 59. Tentang Dia...Bidadari Tak Bersayap
60 60. Koalisi Malam Minggu
61 61. Saturday Night Vibes
62 62. The Power of Love
63 63. Mau Demo?!
64 64. Galecok Sorangan
65 65. Rencana
66 66. Share Loc Pertemuan
67 67. Kalang Kabut
68 68. Kosong
69 69. Cinta, Yang Pergi Dan Datang
70 70. Awal Hidup Baru?
71 71. Mendadak Moody
72 72. Yang Datang dan Pergi
73 73. Malam Minggu Kita
74 74. Fii Amanillah
75 75. Asa Dalam Harap Cemas
76 76. Menghitung Mundur
77 77. Sakral
78 78. Celebrate Tonight
79 79. Starting, One Hundred Kisses
80 80. Namanya Juga Pengantin Baru
81 81. I Love Monday
82 82. Melayang Bersama
83 83. Selasa
84 84. Pergi Untuk Kembali?
85 85. Sehari Sebelum Pulang
86 86. Handuk Pagi
87 87. Kejutan
88 88. Kisah Seminggu LDR
89 Bab 89. Berjumpa di Banyumas
90 Bab 90. Hasil Penerawangan
91 91. Keputusan Puput
92 92. Momen Medical Check Up
93 93. Layu Sebelum Berkembang
94 94. Kabar Terbaru
95 95. Kembali ke Jakarta
96 96. Menjemputmu
97 97. Mencari Jejak
98 98. Tentang Rindu
99 99. Ujian Lagi?
100 100. Surat Kaleng
101 101. Dilema Isi Surat
102 102. Tabrak Lari
103 103. Akhirnya Ku Menemukanmu
104 104. Akhirnya Ku Menemukanmu (2)
105 105. Fatigue
106 106. Pelan-Pelan Saja
107 107. Fans Lama
108 108. Menjenguk
109 109. Obat Mujarab
110 110. Update Status
111 111. Driver Pemenang
112 112. Ayo Kita Kemon
113 113. Tenang, Ada Aku
114 114. Restu Untuk Damar
115 115. Menuju Lamaran
116 116. Bukti Cinta Rama
117 117. Selesaikan Kesalah Pahaman
118 118. Rupa-Rupa Rasa
119 119. Lamaran CiDa
120 120. Rumah Baru, Rejeki Ami
121 121. Kabar Terkini
122 122. Fly Me To The Moon
123 123. Selamat Datang Di Resepsi RamPut
124 124. Selamat Datang Di Resepsi RamPut (2)
125 125. Pesta Telah Usai
126 126. Begadang Berjama'ah
127 127. Pulang
128 128. Hampa
129 129. Latihan Memanjakan Perut
130 130. Masa Lalu Biarlah Masa Lalu
131 131. Hubungan Baru
132 132. Autumn in Turkey
133 133. Asal Ibu Bahagia
134 134. Best Bro Forever
135 135. Tamu Di Rumah Mertua
136 136. Dicintai Dan Dibenci
137 137. Sekelumit Aulia
138 138. Menuju Ciamis
139 139. Merayu Ami
140 140. Ami dan Padma
141 141. Damai Itu Indah
142 142. Senja di Canggu
143 143. Kasih Putih
144 144. Bertemu Idam
145 145. Tak Seindah Ekspektasi
146 146. Tumben Aa Bau
147 147. From Umma And Baby
148 148. Posesif Mami
149 149. Sanksi Untuk Damar Dan Cia
150 150. Love of My Life
151 151. Penolakan Puput
152 152. Jangan Kepo
153 153. Menjadi Bayi Besar
154 154. Bayi Besar Menggemaskan
155 155. Perjanjian
156 156. Ada Yang Galau
157 157. Panggil Bunda
158 Bab 158. Siraman
159 159. Momen Akad
160 160. Romansa Resepsi
161 161. Mengantar Honeymoon
162 162. Keputusan Terbaik
163 163. Tak Ingin Usai
164 Pengumuman Give Away
165 Karya Baru Hadir
166 Karya Baru 2024 Sudah Rilis
Episodes

Updated 166 Episodes

1
1. Anak Sulung
2
2. Idam dan Bakso
3
3. Tentang RPA
4
4. Rama Adyatama
5
5. Penuh Kenangan
6
6. Tragedi Pagi
7
7. Skorsing
8
8. Hari yang Menguras Emosi
9
9. Kesaksian
10
10. Kedatangan Tamu
11
11. Kesan Dua Wanita
12
12. Fakta Mengejutkan
13
13. Fakta Mengejutkan (2)
14
14. Dilema
15
15. Hati yang Biasa Saja
16
16. Ternyata oh Ternyata
17
17. Tulus Bukan Modus
18
18. Terkejut Berkali Lipat
19
19. Secuil Rahasia
20
20. Mingkem, Teh!
21
21. Modus
22
22. Modus (2)
23
23. Mata Indah Bola Pingpong
24
24. Menyingkap Masa Lalu
25
25. Menyingkap Masa Lalu (2)
26
26. Hadapi Masa Kini
27
27. Teleponan Sama Siapa?
28
28. Ayo Kita Mainkan
29
29. Mendadak Darah Tinggi
30
30. Beraksi
31
31. Beraksi (2)
32
32. Saatnya Tiba
33
33. Gara-Gara Emoticon
34
34. Tamu Cowok
35
35. Menyentuh Hati yang Tidak Peka
36
36. Memangnya Siapa yang Kangen Aku?!
37
37. Bisikan, I Love You!
38
38. Menjemputmu
39
39. Wajah Baru, Sikap Baru
40
40. Gelisah...Hati Gelisah
41
41. Kala Cinta Menggoda
42
42. Kala Cinta Menggoda (2)
43
43. Dilamar
44
44. Reuni
45
45. Reuni (2)
46
46. Katakan dengan Jelas!
47
47. Suara Dengarkanlah Aku
48
48. Aku Galau
49
49. Jawab Hanya Yes or No
50
50. Jam 7, On Time!
51
51. Dinner
52
52. I Love You, Neng
53
53. Tentang Kartika
54
54. Mengantar Cia
55
55. Amukan Kuda
56
56. Pulang Untuk Membuat Perhitungan
57
57. Selamat Datang Senin
58
58. Calon Istri?!
59
59. Tentang Dia...Bidadari Tak Bersayap
60
60. Koalisi Malam Minggu
61
61. Saturday Night Vibes
62
62. The Power of Love
63
63. Mau Demo?!
64
64. Galecok Sorangan
65
65. Rencana
66
66. Share Loc Pertemuan
67
67. Kalang Kabut
68
68. Kosong
69
69. Cinta, Yang Pergi Dan Datang
70
70. Awal Hidup Baru?
71
71. Mendadak Moody
72
72. Yang Datang dan Pergi
73
73. Malam Minggu Kita
74
74. Fii Amanillah
75
75. Asa Dalam Harap Cemas
76
76. Menghitung Mundur
77
77. Sakral
78
78. Celebrate Tonight
79
79. Starting, One Hundred Kisses
80
80. Namanya Juga Pengantin Baru
81
81. I Love Monday
82
82. Melayang Bersama
83
83. Selasa
84
84. Pergi Untuk Kembali?
85
85. Sehari Sebelum Pulang
86
86. Handuk Pagi
87
87. Kejutan
88
88. Kisah Seminggu LDR
89
Bab 89. Berjumpa di Banyumas
90
Bab 90. Hasil Penerawangan
91
91. Keputusan Puput
92
92. Momen Medical Check Up
93
93. Layu Sebelum Berkembang
94
94. Kabar Terbaru
95
95. Kembali ke Jakarta
96
96. Menjemputmu
97
97. Mencari Jejak
98
98. Tentang Rindu
99
99. Ujian Lagi?
100
100. Surat Kaleng
101
101. Dilema Isi Surat
102
102. Tabrak Lari
103
103. Akhirnya Ku Menemukanmu
104
104. Akhirnya Ku Menemukanmu (2)
105
105. Fatigue
106
106. Pelan-Pelan Saja
107
107. Fans Lama
108
108. Menjenguk
109
109. Obat Mujarab
110
110. Update Status
111
111. Driver Pemenang
112
112. Ayo Kita Kemon
113
113. Tenang, Ada Aku
114
114. Restu Untuk Damar
115
115. Menuju Lamaran
116
116. Bukti Cinta Rama
117
117. Selesaikan Kesalah Pahaman
118
118. Rupa-Rupa Rasa
119
119. Lamaran CiDa
120
120. Rumah Baru, Rejeki Ami
121
121. Kabar Terkini
122
122. Fly Me To The Moon
123
123. Selamat Datang Di Resepsi RamPut
124
124. Selamat Datang Di Resepsi RamPut (2)
125
125. Pesta Telah Usai
126
126. Begadang Berjama'ah
127
127. Pulang
128
128. Hampa
129
129. Latihan Memanjakan Perut
130
130. Masa Lalu Biarlah Masa Lalu
131
131. Hubungan Baru
132
132. Autumn in Turkey
133
133. Asal Ibu Bahagia
134
134. Best Bro Forever
135
135. Tamu Di Rumah Mertua
136
136. Dicintai Dan Dibenci
137
137. Sekelumit Aulia
138
138. Menuju Ciamis
139
139. Merayu Ami
140
140. Ami dan Padma
141
141. Damai Itu Indah
142
142. Senja di Canggu
143
143. Kasih Putih
144
144. Bertemu Idam
145
145. Tak Seindah Ekspektasi
146
146. Tumben Aa Bau
147
147. From Umma And Baby
148
148. Posesif Mami
149
149. Sanksi Untuk Damar Dan Cia
150
150. Love of My Life
151
151. Penolakan Puput
152
152. Jangan Kepo
153
153. Menjadi Bayi Besar
154
154. Bayi Besar Menggemaskan
155
155. Perjanjian
156
156. Ada Yang Galau
157
157. Panggil Bunda
158
Bab 158. Siraman
159
159. Momen Akad
160
160. Romansa Resepsi
161
161. Mengantar Honeymoon
162
162. Keputusan Terbaik
163
163. Tak Ingin Usai
164
Pengumuman Give Away
165
Karya Baru Hadir
166
Karya Baru 2024 Sudah Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!