15. Hati yang Biasa Saja

"Hmm, kakaknya Cia ya?!" Puput menyipitkan mata. Memastikan lagi wajah tampan di hadapannya itu yang masih diingatnya kemarin datang ke rumah bersama Enin.

Rama mengangguk diiringi seulas senyum manis. "Kalau aku gak ragu. Kamu pasti Puput."

Puput membalas dengan anggukkan dan sikap ramah. "Saya ditelpon polisi-----" ucapannya tidak tuntas karena Rama memotongnya.

"Iya. Maaf ya udah mengganggu waktunya. Biar kasusnya segera di BAP dan pelaku dapat hukuman setimpal. Saya kesini mewakili keluarga Cia buat menemani kamu memberi kesaksian. Sebagai respect kami atas kebaikanmu menyelamatkan Cia." Rama mengemukakan alasan yang masuk akal agar pendekatannya terlihat natural.

"Waduh...jadi tersanjung." Puput sedkit membungkukkan kepala diiringi senyum lebar. "Makasih ya Aa....eh Pak....eh Mas...eh...siapa namanya lupa?" sambungnya sambil terkekeh tanpa dosa. Bingung harus memanggil apa terhadap kakaknya Cia itu. Ia bahkan lupa dengan nama yang sudah diabsen Cia saat percakapan orderan tadi siang.

Rama tersenyum simpul. Setiap gerak Puput di hadapannya itu tak luput dari atensinya. Di satu sisi miris juga dengan sikap cuek wanita itu. Di saat wanita lain akan antusias ingin berkenalan bahkan mencari tahu tentang profilnya, ini malah sampai lupa dengan nama. Padahal saat kunjungan ke rumahnya, Enin sudah memperkenalkan.

"Saya Rama Ad....."

"Panggil Rama saja." Hampir saja Rama keceplosan menyebutkan nama panjangnya. Bisa-bisa terbongkar jati dirinya sekarang. Situasi dan kondisi yang sangat tidak relevan.

Puput mengangguk-angguk. "Ya udah atuh yuk....kita masuk!" Ia pun lebih dulu melangkah mendahului Rama.

Lagi-lagi Rama dibuat terkejut dengan sikap Puput yang melangkah dengan gesit dan enerjik. Ia segera mensejajari berjalan di sisinya. Tadinya berharap akan ada adu canda dulu dengan mendengarkan Puput yang bingung memanggil embel-embel namanya. Apakah mau memilih Aa Rama atau Mas Rama atau Kak Rama. Tujuan agar bisa lebih akrab lagi. Namun kenyataan diluar ekspektasi. Malah ditinggalkan dengan melenggang cepat.

Rama dengan setia menemani dan memperhatikan Puput di ruang penyidik. Sekitar kurang dari satu jam lamanya, tanya jawab seputar kronologis pun selesai. Keduanya pun keluar bersamaan dengan adzan magrib berkumandang.

"Sekarang mau lanjut kemana?" Rama mengehentikan langkahnya begitu sudah berada di lobi. Memperhatikan Puput yang sedang menatap layar ponsel.

"Gak kemana-mana, saya mau lanjut pulang aja." sahut Puput usai membalas pesan dari Ibu yang menanyakan kenapa belum pulang.

"Gimana kalau kita makan dulu? Saya yang traktir."

Puput menggelengkan kepala. "Aduh maaf ya, saya gak bisa. Mau pulang sekarang karena Ibu khawatir jam segini belum juga pulang."

Menjadi percakapan terakhir karena selanjutnya Puput pamit lebih dulu terhadap Rama. Klakson motor dibunyikan sekali, begitu melewati Rama yang masih berdiri di parkiran.

Rama menatap lekat kepergian Puput sambil terpaku di tempatnya berdiri. Sampai motor tak terjangkau pandangan karena sang driver melajukan dengan cepat. Membuat Rama geleng-geleng kepala. Takjub dengan kelihaian Puput membawa motor.

...***...

"Gila....gila....gila!" Rama berjalan mondar mandir sambil mengacak-ngacak rambutnya. Merasa gemas sendiri. Tidak mempedulikan Damar yang jengah dan merasa terusik karena mengganggu konsentrasi bermain game.

"Huft. Baru kali ini ketemu cewek model si Puput." Rama menghela nafas kasar. Kali ini berhenti mondar mandir. Beralih berkacak pinggang menatap Damar. Meski diacuhkan.

Rama tertawa sumbang, lanjut geleng-geleng kepala. "Semua cewek selalu berharap diajak jalan atau makan sama gue. Di kota kecil ini.....pesona gue di hadapan Puput luntur, Bro." Ia pun menepuk jidat, menggeleng tidak percaya.

Seorang Rama Adyatama. Wajah tampan dan senyum manisnya bikin kaum hawa meleleh. Follower IG nya bahkan selalu mengomentari histeria di setiap foto yang diunggahnya. Ia terlalu percaya diri dengan pesona yang dimilikinya. Sayangnya, Puput tidak menampakkan ketertarikan sama sekali. Buktinya, ajakan makannya ditolak dengan tegas.

"Gila....gila...gilaaa!" Teriak Rama sambil menjatuhkan tubuh di ranjang. Sampai ponsel yang sedang dimainkan Damar tersikut dan jatuh dari pegangan.

"Damn it! Ah lo emang beneran gila." Damar mendelik kesal. Keasyikannya bermain game ML terganggu oleh kelakuan Rama yang terus mengoceh membahas tentang Puput. Bahkan kini ponselnya sengaja ditindih oleh sahabatnya yang dipastikan mulai terserang virus cinta.

"Stop dulu maen game nya! Kasih saran dulu, kapan bagusnya gue minta maaf, bro?"

"Ah, kalau dia karyawan biasa gak akan seruwet ini. Gue gak akan gengsi minta maaf jika memang gue salah. Dan balikin lagi jabatannya ke posisi semula. Selesai."

"Tapi ini Puput....orang yang pengen gue kejar. Lo tau, dia B aja ngeliat gue. Seorang Rama idola gadis dan emak-emak....tapi di depan Puput?! Astaga gue kayak Kang Panci....dipandang sekilas doang...kagak dibeli." Pungkas Rama mendesah kecewa.

Damar yang tadinya kesal menjadi tertawa lepas. Menjadi geli mendengar ocehan Rama. Ia pun menjatuhkan kepala di bantal. Ikut telentang seperti Rama sambil menatap plafon kamar. Selama tinggal di rumah Enin, mereka memang tidur sekamar. Orang luar tidak akan menyangka, dibalik sikap cool seorang Rama, aslinya memiliki sifat humoris. Namun setelah patah hati dikhianati sang kekasih Karenina, lalu beralih bertunangan dengan Zara, Rama berubah menjadi pendiam.

"Besok lo ke kantor. Klarifikasi segera....mumpung belum lama." Damar memberikan saran.

"Selamat berjuang dapetin mojang Ciamis." Lanjut Damar sambil tertawa. "Lo biasa dikejar-kejar cewek, kini kebalik ngejar satu cewek. Ini kayaknya bakalan gak mudah dapetin hati Puput. Harus pakai strategi," sambungnya dengan jari mengetuk-ngetuk pelipis.

"Tapi sebaiknya beresin dulu hubungan lo sama Zara. Nanti si Puput kalau tahu bisa salah faham dikira lo selingkuh. Makin susah digapai dah hatinya...." Damar sok bijak menasehati sahabatnya itu.

Rama mencerna. Apa yang dikatakan Damar sangatlah benar. Ia harus lepas dulu dari Zara. Meski bakalan tidak mudah karena sudah mencoba. Wanita itu tidak mau diputuskan. Membuatnya harus memutar otak.

Tiba-tiba Rama tertawa sendiri dengan pandangan menerawang. "Heran, Mami yang do'ain lo dapat mojang Ciamis, do'anya malah nempel ke gue."

"Itu karena Tuhan lebih tahu hamba Nya yang menderita kan elo," ledek Damar sambil memeletkan lidah. Berbuah tonjokkan di lengan yang dilayangkan Rama.

Ketukan di pintu kamar terdengar.

"Sayang, belum tidur kan?! dipanggil Papi ada penting katanya."

"Sayang---"

Rama dan Damar saling pandang dan bersamaan mendecak. Orang yang mengetuk pintu dan berteriak jelaslah suara Zara. Dengan malas Rama bangun menuju pintu.

Damar menatap punggung Rama yang kemudian hilang dibalik pintu.

Gue gak akan nyari mojang Ciamis, Bro. Sudah ada satu nama yang singgah di hati untuk diperjuangkan.

Sama-sama tidak mudah, Bro. Karena dia udah punya pasangan. Tapi jatuh cinta memang butuh perjuangan. Gue harus bisa menyentuh hatinya.

Damar terkekeh sendiri. Tiba-tiba saja bermonolog dalam hati dan sok melankolis. Sementara ini ia memilih menggenggam sendiri. Belum waktunya berbagi cerita kepada Rama tentang urusan asmaranya.

...***...

"Ini pesanan Cia, Bu." Puput menuliskan pada secarik kertas agar Ibunya tidak keliru dan lupa. Karena ada beberapa pesanan di hari esok.

"Alhamdulillah---" sahut Ibu dengan mata berbinar. Bersyukur mendapat lagi konsumen baru yang bisa jadi langganan. Ia membaca rincian pesanan sekalian menuliskan daftar belanja untuk dibeli besok pagi ke pasar induk.

"Berarti urusan Teteh jadi saksi udah beres, Teh?" Ibu lanjut membahas kasus Cia. Setelah magrib tadi, anak sulungnya itu menceritakan alasan pulang telat.

"Katanya petugas sih nanti sekali lagi pas sidang digelar. Ya... Teteh mah siap-siap aja." Puput beralih rebahan berbantalkan boneka ulat milik Rahmi. Menatap layar televisi yang sedang menayangkan Primetime News.

Aul datang dari arah dapur. Bergabung duduk di karpet sambil membawa sepiring kentang goreng dan saos botol. Baginya tidak afdol nonton tv tanpa ada cemilan.

"Oh ya Teh, tadi ada Pak Sodiq dan istrinya bertamu. Katanya tidak akan perpanjang kontrak rumah. Malah akan beres-beres pindahan akhir bulan ini. Katanya Pak Sodiq dimutasi ke cabang Banjarsari."

Puput sontak bangun dengan wajah semringah. "Alhamdulillah....ini jadi kabar baik dong." Ia menjentikkan jari penuh semangat.

Ibu malah mengerutkan kening tidak sependapat. Keluarga Pak Sodiq sudah empat tahun mengontrak rumah dua lantai di wilayah Cikoneng. Rumah yang dibangun almarhum suaminya untuk investasi. Sewa kontrakannya menjadi penambah dapur ngebul. Padahal Ibu sudah senang, mengira kedatangan kepala unit Bank BUMN itu untuk memperpanjang kontrak yang akan habis 2 bulan lagi. Malah sebaliknya.

Puput mencoel kentang goreng ke saos cabe sebelum memulai menjelaskan maksudnya.

"Gini Bu, Teteh udah punya ide dan bikin konsep untuk membuka rumah makan....eh terlalu keren kesannya....ganti warung nasi deh. Masakan Ibu sudah teruji banyak disukai. Jadi Ibu gak usah lagi buat dagangan yang dijual keliling sama Ceu Nining. Kita ganti dengan jualan offline dan online daftar di aplikasi."

"Yang bikin tersendat untuk realisasi, Teteh bingung soal tempatnya dimana. Di sini rasanya kurang pas. Rumah ini terlalu kecil jika dibagi dua fungsi untuk tempat tinggal dan tempat makan pengunjung."

"Kalau rumah Cikoneng kan dua lantai. Lantai atas bisa untuk tempat tinggal, lantai bawah untuk tempat makan. Masih ada lahan di belakang rumah. Bisa untuk membuat dapur baru."

Ibu dan Aul menyimak penjelasan Puput dengan khusyu.

"Plusnya nih Bu, Ami bentar lagi masuk SMP dan sekolah pilihannya dekat rumah. Zaky juga ke SMA nya deket. Aku juga sama, jadi deket ke tempat kerja."

"Aku juga bisa motong kompas jalan ke kampus. Gak harus muter kayak di sini. Kadang terasa cape banget kalau pas banyak tugas." Aul menyahut. Secara tidak langsung menyutujui ide kakaknya itu.

Ibu terdiam sesaat dan nampak berpikir dengan kening mengkerut.

"Baiklah, Ibu setuju sama ide Teteh. Biar ditukar aja, jadinya rumah ini aja yang dikontrakkin. Soalnya kalau gak diisi, rumah bisa cepet rusak."

Aul mengangkat tangan kanan, mengajak adu tos dengan sang kakak. "Yes, kita pindah." ujarnya usai beradu telapak tangan. "Tenang, Teh. Aku juga akan bantu bagian marketing."

"Kalau perlu, motor Teteh mau dijual buat tambahan modal. Masih ada mobil kolot yang bisa dipakai." Pungkas Puput. Bersamaan dengan ketukan di pintu depan. Zaky dan Ami baru pulang mengaji di masjid.

...***...

Keesokan harinya. Merupakan hari kedua Puput menjadi staf admin. Baru saja menyalakan komputer, telepon di meja berdering.

"Putri, kamu dipanggil Pak Hendra ke ruangannya sekarang!"

"Bikin masalah apalagi sih. Baru juga hari kedua skorsing udah dipanggil lagi."

Puput mengabaikan ucapan Septi yang pedes. Malas untuk meladeninya. Hanya mengiyakan akan menghadap sekarang ke ruang Pak Hendra.

Disinilah Puput berada. Duduk berhadapan dengan sang manajer, Pak Hendra.

"Put, ada kabar baik." Hendra mulai membuka percakapan dengan kedua tangan terlipat di meja. Wajahnya nampak berbinar bahagia.

Puput menunggu kelanjutan ucapan sang manajer yang menatapnya sambil mengulas senyum.

"Kamu gak jadi kena skors. Si boss barusan menganulir dan memerintahkan saya untuk menyampaikannya sama kamu. Putri Kirana...selamat kembali ke meja asalmu," pungkas Hendra dengan wajah penuh kepuasan.

Puput masih mengatupkan bibir dengan wajah datar. Entahlah, apa harus kaget sekaligus bahagia mendengar kabar ini. Sebab hatinya justru tidak merespon apapun. Biasa saja.

"Ini serius, Pak?!" Barulah ia membuka mulut untuk meyakinkan pendengarannya barusan.

"Seribu rius, Put. Saya sudah dari kemarin melobi lewat asistennya. Alhamdulillah, sekarang disetujui."

Puput memaksakan tersenyum meski hati tidak mensupport. Ia juga merasa heran dengan suasana hatinya sekarang. Padahal berangkat dari rumah dengan ceria, tidak membawa masalah ke tempat kerja. "Terima kasih, Pak. Udah bantuin sampe ngelobi segala." Ia menghargai usaha manajernya itu untuk meminta keadilan.

"Hmm, Pak.....bolehkah saya ketemu big boss langsung?!" Puput merasa punya keberanian untuk menyuarakan aspirasi. Tujuannya, agar dikemudian hari tidak ada karyawan lain yang mendapat hukuman sewenang-wenang seperti dirinya.

"Tanpa diminta pun, si boss menunggumu di ruangannya. Silakan, Put!" Dengan wajah semringah, Hendra membuka satu tangannya mengarah ke pintu keluar.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Pastinya Cia tuh kan..👏👏👏👍👍👍

2024-04-27

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Mampos loe kang panci 🤣🤣🤣🤣

2024-04-27

0

Erna Masliana

Erna Masliana

🤣🤣🤣🤣🤣🤣iya lagi

2024-04-16

0

lihat semua
Episodes
1 1. Anak Sulung
2 2. Idam dan Bakso
3 3. Tentang RPA
4 4. Rama Adyatama
5 5. Penuh Kenangan
6 6. Tragedi Pagi
7 7. Skorsing
8 8. Hari yang Menguras Emosi
9 9. Kesaksian
10 10. Kedatangan Tamu
11 11. Kesan Dua Wanita
12 12. Fakta Mengejutkan
13 13. Fakta Mengejutkan (2)
14 14. Dilema
15 15. Hati yang Biasa Saja
16 16. Ternyata oh Ternyata
17 17. Tulus Bukan Modus
18 18. Terkejut Berkali Lipat
19 19. Secuil Rahasia
20 20. Mingkem, Teh!
21 21. Modus
22 22. Modus (2)
23 23. Mata Indah Bola Pingpong
24 24. Menyingkap Masa Lalu
25 25. Menyingkap Masa Lalu (2)
26 26. Hadapi Masa Kini
27 27. Teleponan Sama Siapa?
28 28. Ayo Kita Mainkan
29 29. Mendadak Darah Tinggi
30 30. Beraksi
31 31. Beraksi (2)
32 32. Saatnya Tiba
33 33. Gara-Gara Emoticon
34 34. Tamu Cowok
35 35. Menyentuh Hati yang Tidak Peka
36 36. Memangnya Siapa yang Kangen Aku?!
37 37. Bisikan, I Love You!
38 38. Menjemputmu
39 39. Wajah Baru, Sikap Baru
40 40. Gelisah...Hati Gelisah
41 41. Kala Cinta Menggoda
42 42. Kala Cinta Menggoda (2)
43 43. Dilamar
44 44. Reuni
45 45. Reuni (2)
46 46. Katakan dengan Jelas!
47 47. Suara Dengarkanlah Aku
48 48. Aku Galau
49 49. Jawab Hanya Yes or No
50 50. Jam 7, On Time!
51 51. Dinner
52 52. I Love You, Neng
53 53. Tentang Kartika
54 54. Mengantar Cia
55 55. Amukan Kuda
56 56. Pulang Untuk Membuat Perhitungan
57 57. Selamat Datang Senin
58 58. Calon Istri?!
59 59. Tentang Dia...Bidadari Tak Bersayap
60 60. Koalisi Malam Minggu
61 61. Saturday Night Vibes
62 62. The Power of Love
63 63. Mau Demo?!
64 64. Galecok Sorangan
65 65. Rencana
66 66. Share Loc Pertemuan
67 67. Kalang Kabut
68 68. Kosong
69 69. Cinta, Yang Pergi Dan Datang
70 70. Awal Hidup Baru?
71 71. Mendadak Moody
72 72. Yang Datang dan Pergi
73 73. Malam Minggu Kita
74 74. Fii Amanillah
75 75. Asa Dalam Harap Cemas
76 76. Menghitung Mundur
77 77. Sakral
78 78. Celebrate Tonight
79 79. Starting, One Hundred Kisses
80 80. Namanya Juga Pengantin Baru
81 81. I Love Monday
82 82. Melayang Bersama
83 83. Selasa
84 84. Pergi Untuk Kembali?
85 85. Sehari Sebelum Pulang
86 86. Handuk Pagi
87 87. Kejutan
88 88. Kisah Seminggu LDR
89 Bab 89. Berjumpa di Banyumas
90 Bab 90. Hasil Penerawangan
91 91. Keputusan Puput
92 92. Momen Medical Check Up
93 93. Layu Sebelum Berkembang
94 94. Kabar Terbaru
95 95. Kembali ke Jakarta
96 96. Menjemputmu
97 97. Mencari Jejak
98 98. Tentang Rindu
99 99. Ujian Lagi?
100 100. Surat Kaleng
101 101. Dilema Isi Surat
102 102. Tabrak Lari
103 103. Akhirnya Ku Menemukanmu
104 104. Akhirnya Ku Menemukanmu (2)
105 105. Fatigue
106 106. Pelan-Pelan Saja
107 107. Fans Lama
108 108. Menjenguk
109 109. Obat Mujarab
110 110. Update Status
111 111. Driver Pemenang
112 112. Ayo Kita Kemon
113 113. Tenang, Ada Aku
114 114. Restu Untuk Damar
115 115. Menuju Lamaran
116 116. Bukti Cinta Rama
117 117. Selesaikan Kesalah Pahaman
118 118. Rupa-Rupa Rasa
119 119. Lamaran CiDa
120 120. Rumah Baru, Rejeki Ami
121 121. Kabar Terkini
122 122. Fly Me To The Moon
123 123. Selamat Datang Di Resepsi RamPut
124 124. Selamat Datang Di Resepsi RamPut (2)
125 125. Pesta Telah Usai
126 126. Begadang Berjama'ah
127 127. Pulang
128 128. Hampa
129 129. Latihan Memanjakan Perut
130 130. Masa Lalu Biarlah Masa Lalu
131 131. Hubungan Baru
132 132. Autumn in Turkey
133 133. Asal Ibu Bahagia
134 134. Best Bro Forever
135 135. Tamu Di Rumah Mertua
136 136. Dicintai Dan Dibenci
137 137. Sekelumit Aulia
138 138. Menuju Ciamis
139 139. Merayu Ami
140 140. Ami dan Padma
141 141. Damai Itu Indah
142 142. Senja di Canggu
143 143. Kasih Putih
144 144. Bertemu Idam
145 145. Tak Seindah Ekspektasi
146 146. Tumben Aa Bau
147 147. From Umma And Baby
148 148. Posesif Mami
149 149. Sanksi Untuk Damar Dan Cia
150 150. Love of My Life
151 151. Penolakan Puput
152 152. Jangan Kepo
153 153. Menjadi Bayi Besar
154 154. Bayi Besar Menggemaskan
155 155. Perjanjian
156 156. Ada Yang Galau
157 157. Panggil Bunda
158 Bab 158. Siraman
159 159. Momen Akad
160 160. Romansa Resepsi
161 161. Mengantar Honeymoon
162 162. Keputusan Terbaik
163 163. Tak Ingin Usai
164 Pengumuman Give Away
165 Karya Baru Hadir
166 Karya Baru 2024 Sudah Rilis
Episodes

Updated 166 Episodes

1
1. Anak Sulung
2
2. Idam dan Bakso
3
3. Tentang RPA
4
4. Rama Adyatama
5
5. Penuh Kenangan
6
6. Tragedi Pagi
7
7. Skorsing
8
8. Hari yang Menguras Emosi
9
9. Kesaksian
10
10. Kedatangan Tamu
11
11. Kesan Dua Wanita
12
12. Fakta Mengejutkan
13
13. Fakta Mengejutkan (2)
14
14. Dilema
15
15. Hati yang Biasa Saja
16
16. Ternyata oh Ternyata
17
17. Tulus Bukan Modus
18
18. Terkejut Berkali Lipat
19
19. Secuil Rahasia
20
20. Mingkem, Teh!
21
21. Modus
22
22. Modus (2)
23
23. Mata Indah Bola Pingpong
24
24. Menyingkap Masa Lalu
25
25. Menyingkap Masa Lalu (2)
26
26. Hadapi Masa Kini
27
27. Teleponan Sama Siapa?
28
28. Ayo Kita Mainkan
29
29. Mendadak Darah Tinggi
30
30. Beraksi
31
31. Beraksi (2)
32
32. Saatnya Tiba
33
33. Gara-Gara Emoticon
34
34. Tamu Cowok
35
35. Menyentuh Hati yang Tidak Peka
36
36. Memangnya Siapa yang Kangen Aku?!
37
37. Bisikan, I Love You!
38
38. Menjemputmu
39
39. Wajah Baru, Sikap Baru
40
40. Gelisah...Hati Gelisah
41
41. Kala Cinta Menggoda
42
42. Kala Cinta Menggoda (2)
43
43. Dilamar
44
44. Reuni
45
45. Reuni (2)
46
46. Katakan dengan Jelas!
47
47. Suara Dengarkanlah Aku
48
48. Aku Galau
49
49. Jawab Hanya Yes or No
50
50. Jam 7, On Time!
51
51. Dinner
52
52. I Love You, Neng
53
53. Tentang Kartika
54
54. Mengantar Cia
55
55. Amukan Kuda
56
56. Pulang Untuk Membuat Perhitungan
57
57. Selamat Datang Senin
58
58. Calon Istri?!
59
59. Tentang Dia...Bidadari Tak Bersayap
60
60. Koalisi Malam Minggu
61
61. Saturday Night Vibes
62
62. The Power of Love
63
63. Mau Demo?!
64
64. Galecok Sorangan
65
65. Rencana
66
66. Share Loc Pertemuan
67
67. Kalang Kabut
68
68. Kosong
69
69. Cinta, Yang Pergi Dan Datang
70
70. Awal Hidup Baru?
71
71. Mendadak Moody
72
72. Yang Datang dan Pergi
73
73. Malam Minggu Kita
74
74. Fii Amanillah
75
75. Asa Dalam Harap Cemas
76
76. Menghitung Mundur
77
77. Sakral
78
78. Celebrate Tonight
79
79. Starting, One Hundred Kisses
80
80. Namanya Juga Pengantin Baru
81
81. I Love Monday
82
82. Melayang Bersama
83
83. Selasa
84
84. Pergi Untuk Kembali?
85
85. Sehari Sebelum Pulang
86
86. Handuk Pagi
87
87. Kejutan
88
88. Kisah Seminggu LDR
89
Bab 89. Berjumpa di Banyumas
90
Bab 90. Hasil Penerawangan
91
91. Keputusan Puput
92
92. Momen Medical Check Up
93
93. Layu Sebelum Berkembang
94
94. Kabar Terbaru
95
95. Kembali ke Jakarta
96
96. Menjemputmu
97
97. Mencari Jejak
98
98. Tentang Rindu
99
99. Ujian Lagi?
100
100. Surat Kaleng
101
101. Dilema Isi Surat
102
102. Tabrak Lari
103
103. Akhirnya Ku Menemukanmu
104
104. Akhirnya Ku Menemukanmu (2)
105
105. Fatigue
106
106. Pelan-Pelan Saja
107
107. Fans Lama
108
108. Menjenguk
109
109. Obat Mujarab
110
110. Update Status
111
111. Driver Pemenang
112
112. Ayo Kita Kemon
113
113. Tenang, Ada Aku
114
114. Restu Untuk Damar
115
115. Menuju Lamaran
116
116. Bukti Cinta Rama
117
117. Selesaikan Kesalah Pahaman
118
118. Rupa-Rupa Rasa
119
119. Lamaran CiDa
120
120. Rumah Baru, Rejeki Ami
121
121. Kabar Terkini
122
122. Fly Me To The Moon
123
123. Selamat Datang Di Resepsi RamPut
124
124. Selamat Datang Di Resepsi RamPut (2)
125
125. Pesta Telah Usai
126
126. Begadang Berjama'ah
127
127. Pulang
128
128. Hampa
129
129. Latihan Memanjakan Perut
130
130. Masa Lalu Biarlah Masa Lalu
131
131. Hubungan Baru
132
132. Autumn in Turkey
133
133. Asal Ibu Bahagia
134
134. Best Bro Forever
135
135. Tamu Di Rumah Mertua
136
136. Dicintai Dan Dibenci
137
137. Sekelumit Aulia
138
138. Menuju Ciamis
139
139. Merayu Ami
140
140. Ami dan Padma
141
141. Damai Itu Indah
142
142. Senja di Canggu
143
143. Kasih Putih
144
144. Bertemu Idam
145
145. Tak Seindah Ekspektasi
146
146. Tumben Aa Bau
147
147. From Umma And Baby
148
148. Posesif Mami
149
149. Sanksi Untuk Damar Dan Cia
150
150. Love of My Life
151
151. Penolakan Puput
152
152. Jangan Kepo
153
153. Menjadi Bayi Besar
154
154. Bayi Besar Menggemaskan
155
155. Perjanjian
156
156. Ada Yang Galau
157
157. Panggil Bunda
158
Bab 158. Siraman
159
159. Momen Akad
160
160. Romansa Resepsi
161
161. Mengantar Honeymoon
162
162. Keputusan Terbaik
163
163. Tak Ingin Usai
164
Pengumuman Give Away
165
Karya Baru Hadir
166
Karya Baru 2024 Sudah Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!