17. Tulus Bukan Modus

Mobil yang dikemudikan Damar sudah sampai di pekarangan rumah Enin. Terlihat pintu utama terbuka dan Zara muncul dengan wajah cemberut dan menunggu di teras.

"Et dah....bini lo nyambut tuh." Damar terkekeh meledek Rama yang tertangkap dengan ekor mata, wajah yang sejak dari kantor cerah ceria kini menjadi masam. Hanya dijawab Rama dengan helaan nafas kasar lalu turun dari mobil. Sepertinya sudah sangat malas membahas soal Zara.

"Sayang, kenapa gak ngajakin sih. Padahal aku pengen lihat-lihat juga RPA cabang Ciamis." Zara merajuk dengan menjegal langkah Rama yang akan masuk ke dalam rumah.

Berbeda dengan Damar yang bebas melenggang mendahului Rama. Ia merasa eneg melihat tingkah manja Zara yang menurutnya lebay. Padahal Cia saja sebagai anak bungsu, sifatnya tidak begitu. Ah, mengingat namanya membuat pandangan Damar mengedar mencari keberadaan anak rumahan itu. Orang yang dicari ada di ruang keluarga sedang duduk sila menatap layar laptop dengan kedua telinga mengenakan headset. Ia dengan iseng mencopot headset Cia. Beralih memakai headset itu di telinganya.

"Ish, Kak Damar! Ganggu kesenangan orang aja!" Cia mengeplak lengan yang berotot milik sahabat kakaknya itu. Yang ditinju seolah tak merasakan apapun. Malah ia sendiri yang meringis jarinya sakit. Serasa menampol benda keras

Kening Damar mengkerut. Kemudian bahunya bergidik. "Lagu apaan ini?!" Melepaskan headsetnya lagi dan menyimpan begitu saja di karpet. Dengan cepat mematikan player music yang tampil di layar laptop.

"Ihh Kak Damar ndeso. Lagu enak juga." Cia memutar bola mata. Sebal, selera musiknya mendapat ledekkan.

"Milih lagu tuh yang enerjik, yang membakar semangat. Bukan lagu-lagu cengeng bikin mewek kayak gitu."

"Contoh yang gini ni----" sambil berselancar membuka chanel yutub dan mengetikkan judul lagu.

"Nih dengerin!" Damar memasangkan headset ke telinga Cia. Sebuah lagu mulai mengalun dari One Direction, Drag Me Down.

Cia mendengarkan. Kemudian mengangguk-anggukkan kepala, menikmati ritme beat yang easy listening. "Ini waktu Zayn Malik udah hengkang ya?!" Menatap Damar untuk meyakinkan pengetahuannya.

Damar mengangguk. "Secara umum, makna dari lagu Drag Me Down ini adalah soal keteguhan untuk tetap kuat melangkah dan tak akan ada yang bisa menjatuhkan. Motivasi banget kan."

Cia mengangguk setuju. Lanjut mendengarkan sambil melihat video klipnya di layar laptop. Sampai lagu selesai. Sementara Damar memilih tiduran dengan menarik bantal sofa yang ada di pangkuan Cia untuk sandaran kepalanya.

"Mau ke mana!" Damar mendongak karena Cia bangkit berdiri.

"Mau ambil minum. Kak Damar kan baru pulang, pasti haus."

"Adek pinter." Damar mengacungkan jempol. Senang sekali dengan perhatian kecil yang sering dilakukan Cia terhadapnya. Beralih mengklik taskbar , penasaran apa saja yang dikerjakan Cia sampai tidak merasa bosan berada di rumah. Senyumnya pun mengembang. Ia suka dengan kegiatan entrepreneur gadis yang sempat minder saat masa sekolah menjadi bahan bullyan karena overweight itu.

Di luar rumah. Rama mengajak Zara duduk di kursi teras, mengajak berbicara. Bagaimana mungkin bisa membangun komitmen berumah tangga jika selama setahun menjajaki tak juga ada klik. Contoh nyata sudah terlihat. Hal kecil saja, cara menyambut pulang orang yang katanya dicintainya, malah disambut protes dengan muka cemberut dan merajuk. So childish.

"Zara, gak ada bedanya sama RPA pusat. Isinya bahan bangunan semua. Gak ada yang menarik buat cuci mata. Yang udah-udah kamu bakal bosen dan minta hangout." Menghadapi Zara memang harus pintar-pintar memupuk kesabaran dan mengatur emosi. Usia yang sama dengan Cia, adiknya. Namun memiliki karakter yang jauh berbeda.

"Kan biar karyawanmu bisa lihat kalau tunanganmu ini sangat cantik dan menilai kita sebagai couple goal." Sahut Zara dengan bangga dan percaya diri.

Rama sudah bisa menebak jalan pikiran Zara. Bisa menduga alasannya ingin ikut serta.

"Aku pulangnya tiga hari lagi---"

"Lho, katanya hanya 4 hari tinggal di sini. Dan sekarang udah hari keempat. Gak mau tahu. Kamu harus ikut pulang juga malam ini!" Zara melipat tangan di dada dengan wajah ditekuk. Cara merajuk yang menjadi senjata andalan saat keinginannya belum dikabulkan sang orangtua. Kini dipraktekkan juga di depan Rama. Dengan posisi duduk memunggungi.

Rama memijat pelipisnya. Sudah lelah dan malas untuk berdebat. Sudah tidak selera lagi untuk merayu Zara agar tidak ngambek. Mulai saat ini, terserah.

"Sayang, mau ke mana?!" Zara menahan tangan Rama yang sudah berdiri.

"Mau masuk." Rama menjawab datar.

"Jawab dulu! Mau kan ikut pulang malam ini?!" Zara beralih menggelayut di lengan Rama dengan kepala bersandar pada bahu tunangannya itu.

Dengan halus Rama mendorong kepala Zara untuk tegak dan perlahan melepaskan tangannya.

"Sudah kubilang pulangnya nanti tiga hari lagi. Pekerjaan di sini belum tuntas. Kamu gak bisa maksa aku!"

"Nanti kalau sudah balik ke Jakarta, aku akan temui orangtuamu."

Membuat Zara merubah wajah cemberutnya menjadi semringah setelah mendengar kalimat terakhir Rama.

"Oke...oke. Gak masalah kita gak pulang bareng. Aku akan nunggu kedatanganmu di rumah." Zara tersenyum lebar. Ekspektasinya tinggi. Mengira Rama akan datang ke rumah untuk memberikan surprise rencana pernikahan.

Cia dan Damar menatap kedatangan Rama dan Zara yang bergabung di ruang keluarga. Melihat Rama yang menghempaskan badan di sofa dengan keras. Seolah mewakili suasana hati yang ingin menghempaskan beban yang menggelayut. Berbeda dengan Zara yang langsung duduk dengan wajah riang menebar senyum ceria. Cia dan Damar kemudian saling tatap dengan cebikan bibir.

"Kok sepi. Pada ke mana?!" Rama bertanya kepada Cia.

"Papi pergi sama sopir gak tahu kemana. Kalau Mami ikut Bibi Ratih dan Enin ke pengajian." Cia menjawab tanpa mengalihkan pandangan dari layar ponsel. Sedang membalas pesan dari Keyla, sahabatnya di Jakarta.

"Minum, Kak!" Cia yang barusan beranjak, datang membawa teh kotak dingin. Minuman sama yang diberikan terhadap Damar. Tadinya ia menunggu inisiatif Zara. Namun malah asyik saja melakukan chat sambil senyam senyum menatap layar ponsel.

"Thanks, Dek." Rama menerima dengan senang. Sesekali menyebut Adek. Seringnya menyebut Cia sebagai nama kesayangan yang idenya tercetus saat sang adik kecil belajar berjalan.

"Buat aku mana, Cia?!" Zara mendongak dengan tatapan meminta.

"Ah, lupa. Ambil sendiri di kulkas ya Kak. Aku mau meeting virtual dulu." Dengan acuh Cia beranjak memangku laptopnya. Berpindah tempat ke ruang lain yang tidak berisik.

"Kalau meeting beres kasih tahu ya! Kakak mau bicara penting!" ujar Rama setengah berteriak karena Cia sudah berjalan menjauh.

"Oke!"

...***...

Tak ingin semburat jingga datang menyapa lebih dulu. Rama melajukan mobilnya selepas ashar saat matahari di ufuk barat masih bersinar terang menerangi bumi. Bersama Cia, keduanya menuju rumah Puput. Ada Damar yang berjasa mengalihkan perhatian Zara saat keduanya akan keluar rumah.

Di jok tengah ada beberapa kantung makanan dan buah-buahan yang dibeli secara online. Dan itu menjadi tugas Cia membelinya, setelah diberitahu perihal Puput yang ternyata karyawan RPA. Kaget dan senang, reaksi pertama Cia mendengar penuturan sang kakak saat bicara empat mata di kamarnya.

"Kamu kan janji akan bantu pemberontakan. Kakak mau mutusin Zara nanti di Jakarta."

"Kakak suka sama Puput. Menurutmu gimana. Setuju gak?!"

"Sejak kapan, Kak?"

"Sejak pertama kali melihatnya. Waktu datang sama Enin."

Cia tersenyum tipis mengingat potongan-potongan percakapan bersama sang kakak yang meminta dukungannya. Dengan jawaban tegas ia menjawab setuju dan siap membantu.

"Kakak menemui keluarga Puput bukan untuk modus. Tapi tulus ingin pendekatan dulu dengan Ibunya, adik-adiknya. Soalnya Puput tipikal cewek yang jinak-jinak merpati." Rama memecah keheningan di dalam mobil yang baru berbelok menyusuri jalan nasional.

"Apa bedanya?!" Cia serius ingin mendapat penjelasan. Bukankah trik itu adalah modus, pikirnya.

"Beda lah. Kalau modus itu kesannya kalau berhasil dapetin Puput, maka keluarganya Kakak acuhkan...tidak dibutuhkan lagi. Kalau ini....Kakak ingin menjadikan keluarganya sebagai keluarga kita juga. Karena pernikahan bukan hanya menyatukan dua insan tapi juga dua keluarga." Jelas Rama sambil tetap memperhatikan lalu lintas jalan yang lengang. Sesekali berpapasan dengan bus-bus antar kota antar propinsi tujuan Bandung-Yogyakarta.

"Ulu-ulu....co cwittt....cowok idaman ini mah." Cia bertepuk tangan penuh semangat. Memuji kedewasaan pola pikir kakaknya itu.

Bodoh banget si Karenina selingkuhin cowok sebaik dan sesetia Kak Rama. Pasti sekarang dia nyesel.

Tiba-tiba Cia teringat pacarnya sang kakak dulu. Padahal sudah direstui keluarganya. Cantik dan baik kesan luar yang diperlihatkan. Namun akhirnya terbongkar kelakuan busuknya. Ternyata selama kakaknya study di Amerika, Karenina dengan rapih bermain api dengan seorang bule. Bahkan sudah berhubungan sangat jauh, melanggar norma agama dan budaya timur.

Tak berselang lama mobil pun berhenti di tepi jalan di depan rumah yang dituju. Sengaja datang lebih awal sebelum Puput pulang kerja. Karena tujuannya untuk bersilaturahmi dengan Ibu dan adik-adiknya Puput. Disamping untuk mengambil makanan yang sudah dipesan kemarin.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

cocok emang jd pemimpin, otaknya tokcer nyusun strategi buat dapetin si pujaan hati, deketin dan curi dulu hati ibu dan Adek nya, baru dah target yg sesungguhnya.... 😅😅

2023-10-07

4

susi 2020

susi 2020

🤓🤓

2023-09-10

0

susi 2020

susi 2020

😘😘

2023-09-10

0

lihat semua
Episodes
1 1. Anak Sulung
2 2. Idam dan Bakso
3 3. Tentang RPA
4 4. Rama Adyatama
5 5. Penuh Kenangan
6 6. Tragedi Pagi
7 7. Skorsing
8 8. Hari yang Menguras Emosi
9 9. Kesaksian
10 10. Kedatangan Tamu
11 11. Kesan Dua Wanita
12 12. Fakta Mengejutkan
13 13. Fakta Mengejutkan (2)
14 14. Dilema
15 15. Hati yang Biasa Saja
16 16. Ternyata oh Ternyata
17 17. Tulus Bukan Modus
18 18. Terkejut Berkali Lipat
19 19. Secuil Rahasia
20 20. Mingkem, Teh!
21 21. Modus
22 22. Modus (2)
23 23. Mata Indah Bola Pingpong
24 24. Menyingkap Masa Lalu
25 25. Menyingkap Masa Lalu (2)
26 26. Hadapi Masa Kini
27 27. Teleponan Sama Siapa?
28 28. Ayo Kita Mainkan
29 29. Mendadak Darah Tinggi
30 30. Beraksi
31 31. Beraksi (2)
32 32. Saatnya Tiba
33 33. Gara-Gara Emoticon
34 34. Tamu Cowok
35 35. Menyentuh Hati yang Tidak Peka
36 36. Memangnya Siapa yang Kangen Aku?!
37 37. Bisikan, I Love You!
38 38. Menjemputmu
39 39. Wajah Baru, Sikap Baru
40 40. Gelisah...Hati Gelisah
41 41. Kala Cinta Menggoda
42 42. Kala Cinta Menggoda (2)
43 43. Dilamar
44 44. Reuni
45 45. Reuni (2)
46 46. Katakan dengan Jelas!
47 47. Suara Dengarkanlah Aku
48 48. Aku Galau
49 49. Jawab Hanya Yes or No
50 50. Jam 7, On Time!
51 51. Dinner
52 52. I Love You, Neng
53 53. Tentang Kartika
54 54. Mengantar Cia
55 55. Amukan Kuda
56 56. Pulang Untuk Membuat Perhitungan
57 57. Selamat Datang Senin
58 58. Calon Istri?!
59 59. Tentang Dia...Bidadari Tak Bersayap
60 60. Koalisi Malam Minggu
61 61. Saturday Night Vibes
62 62. The Power of Love
63 63. Mau Demo?!
64 64. Galecok Sorangan
65 65. Rencana
66 66. Share Loc Pertemuan
67 67. Kalang Kabut
68 68. Kosong
69 69. Cinta, Yang Pergi Dan Datang
70 70. Awal Hidup Baru?
71 71. Mendadak Moody
72 72. Yang Datang dan Pergi
73 73. Malam Minggu Kita
74 74. Fii Amanillah
75 75. Asa Dalam Harap Cemas
76 76. Menghitung Mundur
77 77. Sakral
78 78. Celebrate Tonight
79 79. Starting, One Hundred Kisses
80 80. Namanya Juga Pengantin Baru
81 81. I Love Monday
82 82. Melayang Bersama
83 83. Selasa
84 84. Pergi Untuk Kembali?
85 85. Sehari Sebelum Pulang
86 86. Handuk Pagi
87 87. Kejutan
88 88. Kisah Seminggu LDR
89 Bab 89. Berjumpa di Banyumas
90 Bab 90. Hasil Penerawangan
91 91. Keputusan Puput
92 92. Momen Medical Check Up
93 93. Layu Sebelum Berkembang
94 94. Kabar Terbaru
95 95. Kembali ke Jakarta
96 96. Menjemputmu
97 97. Mencari Jejak
98 98. Tentang Rindu
99 99. Ujian Lagi?
100 100. Surat Kaleng
101 101. Dilema Isi Surat
102 102. Tabrak Lari
103 103. Akhirnya Ku Menemukanmu
104 104. Akhirnya Ku Menemukanmu (2)
105 105. Fatigue
106 106. Pelan-Pelan Saja
107 107. Fans Lama
108 108. Menjenguk
109 109. Obat Mujarab
110 110. Update Status
111 111. Driver Pemenang
112 112. Ayo Kita Kemon
113 113. Tenang, Ada Aku
114 114. Restu Untuk Damar
115 115. Menuju Lamaran
116 116. Bukti Cinta Rama
117 117. Selesaikan Kesalah Pahaman
118 118. Rupa-Rupa Rasa
119 119. Lamaran CiDa
120 120. Rumah Baru, Rejeki Ami
121 121. Kabar Terkini
122 122. Fly Me To The Moon
123 123. Selamat Datang Di Resepsi RamPut
124 124. Selamat Datang Di Resepsi RamPut (2)
125 125. Pesta Telah Usai
126 126. Begadang Berjama'ah
127 127. Pulang
128 128. Hampa
129 129. Latihan Memanjakan Perut
130 130. Masa Lalu Biarlah Masa Lalu
131 131. Hubungan Baru
132 132. Autumn in Turkey
133 133. Asal Ibu Bahagia
134 134. Best Bro Forever
135 135. Tamu Di Rumah Mertua
136 136. Dicintai Dan Dibenci
137 137. Sekelumit Aulia
138 138. Menuju Ciamis
139 139. Merayu Ami
140 140. Ami dan Padma
141 141. Damai Itu Indah
142 142. Senja di Canggu
143 143. Kasih Putih
144 144. Bertemu Idam
145 145. Tak Seindah Ekspektasi
146 146. Tumben Aa Bau
147 147. From Umma And Baby
148 148. Posesif Mami
149 149. Sanksi Untuk Damar Dan Cia
150 150. Love of My Life
151 151. Penolakan Puput
152 152. Jangan Kepo
153 153. Menjadi Bayi Besar
154 154. Bayi Besar Menggemaskan
155 155. Perjanjian
156 156. Ada Yang Galau
157 157. Panggil Bunda
158 Bab 158. Siraman
159 159. Momen Akad
160 160. Romansa Resepsi
161 161. Mengantar Honeymoon
162 162. Keputusan Terbaik
163 163. Tak Ingin Usai
164 Pengumuman Give Away
165 Karya Baru Hadir
166 Karya Baru 2024 Sudah Rilis
Episodes

Updated 166 Episodes

1
1. Anak Sulung
2
2. Idam dan Bakso
3
3. Tentang RPA
4
4. Rama Adyatama
5
5. Penuh Kenangan
6
6. Tragedi Pagi
7
7. Skorsing
8
8. Hari yang Menguras Emosi
9
9. Kesaksian
10
10. Kedatangan Tamu
11
11. Kesan Dua Wanita
12
12. Fakta Mengejutkan
13
13. Fakta Mengejutkan (2)
14
14. Dilema
15
15. Hati yang Biasa Saja
16
16. Ternyata oh Ternyata
17
17. Tulus Bukan Modus
18
18. Terkejut Berkali Lipat
19
19. Secuil Rahasia
20
20. Mingkem, Teh!
21
21. Modus
22
22. Modus (2)
23
23. Mata Indah Bola Pingpong
24
24. Menyingkap Masa Lalu
25
25. Menyingkap Masa Lalu (2)
26
26. Hadapi Masa Kini
27
27. Teleponan Sama Siapa?
28
28. Ayo Kita Mainkan
29
29. Mendadak Darah Tinggi
30
30. Beraksi
31
31. Beraksi (2)
32
32. Saatnya Tiba
33
33. Gara-Gara Emoticon
34
34. Tamu Cowok
35
35. Menyentuh Hati yang Tidak Peka
36
36. Memangnya Siapa yang Kangen Aku?!
37
37. Bisikan, I Love You!
38
38. Menjemputmu
39
39. Wajah Baru, Sikap Baru
40
40. Gelisah...Hati Gelisah
41
41. Kala Cinta Menggoda
42
42. Kala Cinta Menggoda (2)
43
43. Dilamar
44
44. Reuni
45
45. Reuni (2)
46
46. Katakan dengan Jelas!
47
47. Suara Dengarkanlah Aku
48
48. Aku Galau
49
49. Jawab Hanya Yes or No
50
50. Jam 7, On Time!
51
51. Dinner
52
52. I Love You, Neng
53
53. Tentang Kartika
54
54. Mengantar Cia
55
55. Amukan Kuda
56
56. Pulang Untuk Membuat Perhitungan
57
57. Selamat Datang Senin
58
58. Calon Istri?!
59
59. Tentang Dia...Bidadari Tak Bersayap
60
60. Koalisi Malam Minggu
61
61. Saturday Night Vibes
62
62. The Power of Love
63
63. Mau Demo?!
64
64. Galecok Sorangan
65
65. Rencana
66
66. Share Loc Pertemuan
67
67. Kalang Kabut
68
68. Kosong
69
69. Cinta, Yang Pergi Dan Datang
70
70. Awal Hidup Baru?
71
71. Mendadak Moody
72
72. Yang Datang dan Pergi
73
73. Malam Minggu Kita
74
74. Fii Amanillah
75
75. Asa Dalam Harap Cemas
76
76. Menghitung Mundur
77
77. Sakral
78
78. Celebrate Tonight
79
79. Starting, One Hundred Kisses
80
80. Namanya Juga Pengantin Baru
81
81. I Love Monday
82
82. Melayang Bersama
83
83. Selasa
84
84. Pergi Untuk Kembali?
85
85. Sehari Sebelum Pulang
86
86. Handuk Pagi
87
87. Kejutan
88
88. Kisah Seminggu LDR
89
Bab 89. Berjumpa di Banyumas
90
Bab 90. Hasil Penerawangan
91
91. Keputusan Puput
92
92. Momen Medical Check Up
93
93. Layu Sebelum Berkembang
94
94. Kabar Terbaru
95
95. Kembali ke Jakarta
96
96. Menjemputmu
97
97. Mencari Jejak
98
98. Tentang Rindu
99
99. Ujian Lagi?
100
100. Surat Kaleng
101
101. Dilema Isi Surat
102
102. Tabrak Lari
103
103. Akhirnya Ku Menemukanmu
104
104. Akhirnya Ku Menemukanmu (2)
105
105. Fatigue
106
106. Pelan-Pelan Saja
107
107. Fans Lama
108
108. Menjenguk
109
109. Obat Mujarab
110
110. Update Status
111
111. Driver Pemenang
112
112. Ayo Kita Kemon
113
113. Tenang, Ada Aku
114
114. Restu Untuk Damar
115
115. Menuju Lamaran
116
116. Bukti Cinta Rama
117
117. Selesaikan Kesalah Pahaman
118
118. Rupa-Rupa Rasa
119
119. Lamaran CiDa
120
120. Rumah Baru, Rejeki Ami
121
121. Kabar Terkini
122
122. Fly Me To The Moon
123
123. Selamat Datang Di Resepsi RamPut
124
124. Selamat Datang Di Resepsi RamPut (2)
125
125. Pesta Telah Usai
126
126. Begadang Berjama'ah
127
127. Pulang
128
128. Hampa
129
129. Latihan Memanjakan Perut
130
130. Masa Lalu Biarlah Masa Lalu
131
131. Hubungan Baru
132
132. Autumn in Turkey
133
133. Asal Ibu Bahagia
134
134. Best Bro Forever
135
135. Tamu Di Rumah Mertua
136
136. Dicintai Dan Dibenci
137
137. Sekelumit Aulia
138
138. Menuju Ciamis
139
139. Merayu Ami
140
140. Ami dan Padma
141
141. Damai Itu Indah
142
142. Senja di Canggu
143
143. Kasih Putih
144
144. Bertemu Idam
145
145. Tak Seindah Ekspektasi
146
146. Tumben Aa Bau
147
147. From Umma And Baby
148
148. Posesif Mami
149
149. Sanksi Untuk Damar Dan Cia
150
150. Love of My Life
151
151. Penolakan Puput
152
152. Jangan Kepo
153
153. Menjadi Bayi Besar
154
154. Bayi Besar Menggemaskan
155
155. Perjanjian
156
156. Ada Yang Galau
157
157. Panggil Bunda
158
Bab 158. Siraman
159
159. Momen Akad
160
160. Romansa Resepsi
161
161. Mengantar Honeymoon
162
162. Keputusan Terbaik
163
163. Tak Ingin Usai
164
Pengumuman Give Away
165
Karya Baru Hadir
166
Karya Baru 2024 Sudah Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!