13. Fakta Mengejutkan (2)

Ratna masuk ke dalam kamar. Membawa segelas minuman sari jahe permintaan suaminya. Setelah sarapan bersama, Krisna pamit pergi ke kamar dari kumpulan keluarga. Dengan alasan tidak enak badan, masuk angin.

"Papi serius kan tadi bicara depan Ibu?" Ratna menyimpan gelas di nakas. Duduk di sisi sang suami yang sedang menatap layar ipad.

"Yang mana?!" Menyahut tanpa mengalihkan tatapannya dari layar, mengecek email yang masuk.

"Bakalan sering nengokin Ibu, seperti dulu lagi. Dulu kita bisa pulkam dua bulan sekali. Tapi udah hampir 7 tahun kita mudik jadi gak tentu. Malah makin ke sini jadi mudik pas mau lebaran aja. Apalagi mudik ke keluarga Papi di Surabaya, gak pernah lagi. " Seperti mendapatkan sebuah jalan, Ratna mencurahkan unek-uneknya. Ia bukannya tak pernah mengajak, tapi selalu saja kata sibuk menjadi alasan.

Krisna menyimpan ipadnya. Beralih mengusap-ngusap bahu sang istri. "Iya, sekarang kapanpun Mami mau mudik tinggal bilang aja. Tapi situasional ya! Jangan ditarget dua bulan sekali."

"Ke Surabaya mau ke siapa? kan orangtua udah meninggal. Keluarga kebanyakan tinggal di Jakarta juga. Sering ketemu kan?!" Lanjut Krisna.

"Ya kan kita bisa ziarah ke makam beliau. Terus masih ada keluarga Pakde juga."

"Kalau pas kerjaan ke Surabaya, Papi suka mampir kok. Sudahlah, yang paling penting sekarang turuti keinginan Ibu," pungkas Krisna tak ingin berlarut-larut membahas.

"Baiklah...." Ratna tersenyum lebar. Sudah senang permintaannya dikabulkan. "Diminum dulu, Pi....mumpung hangat," ia mengambil lagi gelas yang ada di nakas. Menyerahkannya pada sang suami.

"Rama protes. Kenapa Zara diajak ke sini." Ratna memperhatikan wajah Krisna. Usia kepala lima tidak menyurutkan ketampanannya. Ditambah kacamata baca yang bertengger di hidung mancungnya, menambah kesan wibawa dan matang.

"Biar mereka makin deket, Mi. Karena Rama masih butuh waktu buat bisa menerima Zara," Krisna beralasan.

Ratna menghela nafas panjang. "Rama tidak menyukai Zara. Mami sudah coba bujuk Rama dengan halus, tapi gak berhasil. Sebaiknya biarkan dia mencari jodohnya sendiri, Pi. Jangan kita atur," ujarnya mencoba membujuk sang suami yang menjadi inisiator perjodohan ini.

"Mami lupa? Anak kita udah dikhianati Karen, wanita pilihannya. Padahal mereka akan segera menikah begitu Rama pulang dari Amerika."

"Milih sendiri gagal. Makanya Papi pilihkan dia jodoh aja. Zara anak tunggal dari keluarga baik-baik. Wajarlah kalau sifatnya manja nanti juga kalau sudah menikah pola pikirnya akan berubah. Asal Rama nya bisa sabar."

Ratna terdiam. Suaminya begitu keukeuh memaksakan pilihan. Sampai rela dijauhi anaknya sulungnya sendiri. Sementara ia memperhatikan Rama yang nampak tidak bahagia dengan pertunangan itu. Lagi, hanya bisa menghela nafas panjang. Dilema.

"Mami kalau mau sama Ibu dulu gak papa. Papi di sini aja, mau istirahat dulu."

Ratna mengangguk setuju. Beranjak keluar dari kamar dan menutupkan pintu rapat-rapat.

Krisna menghembuskan napas kasar sepeninggalnya sang istri. Sebenarnya ia tidak benar-benar kurang enak badan. Hanya alasan saja untuk mengurangi intensitas obrolan dengan sang mertua.

Maafkan aku, Ratna...

Maafkan aku, Ibu...

Diusapnya wajah dengan kasar. Mendadak kepalanya berdenyut karena memikirkan sesuatu.

.

.

"Sayang....bosen!" Zara merajuk. Rama anteng sendiri dengan laptopnya. Begitu juga Cia yang berkutat dengan laptop, memilih sambil telungkup di karpet mendekap bantal sofa. Ia sendiri sudah bosan memainkan ponsel, update status, hunting barang online, tak ada lagi yang bisa dikerjakan karena tidak punya pekerjaan. Mengandalkan orangtua yang selalu mencukupi apapun keinginannya.

"Sayang...jalan-jalan yuk!" Karena Rama tak juga merespon, Zara beralih duduk mendekat rapat dan merangkum bahu Rama.

Rama terpaksa menghentikan ketikannya. Bergeser duduk memberi jarak agar Zara tak menempel lagi.

"Aku lagi kerja, Zara. Plis jangan ganggu!" Bahkan Rama meminta tunangannya itu pindah lagi duduknya.

"Tapi aku bosen, sayang." Lagi, Zara merajuk. Bukannya pindah, malah menyandarkan kepala di bahu Rama.

Dengan halus Rama menegakkan bahu Zara agar tak lagi menempel padanya. Untung saja masih punya stok kesabaran menghadapi gadis manja itu. Entah sampai kapan.

"Harusnya kamu gak ikut. Aku di sini untuk kerja, gak bisa nemenin jalan-jalan." Rama menahan kekesalan yang mulai menyeruak. Baru pertama kali, menjalani sebuah hubungan malah merasa tertekan bukannya bahagia.

"Aku kan care sama Cia, plus kangen kamu juga." Zara tersenyum manja. Namun senyumnya memudar saat melihat jari manis Rama tanpa cincin.

"Sayang...cincinnya mana? Kenapa gak dipake?" Bibirnya cemberut. Sudah kali ke berapa ia melihat jari manis Rama tanpa cincin. Membuatnya tidak suka dan cemburu. Tunangannya yang tampan itu bisa menjadi bahan lirikan kaum perempuan di luar.

"Lupa. Ketinggalan di Jakarta." Rama mematikan laptopnya. Sudah tidak mood untuk melanjutkan pekerjaan karena Zara tak berhenti bicara. Memilih bangkit dan meninggalkan ruang keluarga. Butuh minuman dingin untuk menyegarkan tenggorokan dan pikirannya.

"Kak Zara!" Cia memanggil. Menahan langkah Zara yang akan menyusul Rama. Melambaikan tangan agar mendekat padanya.

Cia beralih duduk sila saat Zara mendekatinya.

"Kak, saran aku ya. Ngadepin Kak Rama itu harus tahu watak. Dia itu moody, jadi kalau dia bilang jangan ganggu, ya jangan ganggu apalagi maksa. Harusnya Kak Zara belajar gimana cara ambil hatinya Kak Rama."

"Maaf ya Kak, bukannya mendikte. Aku gerah liat kalian gak pernah klik." Pungkas Cia yang dari tadi merasa terganggu dengan tingkah Zara yang berisik dan lebay.

"Iya deh." Zara menjawab singkat. Ia sendiri paling anti dinasehati dan diatur. Kalau di rumah pasti akan menjadi uring-uringan dan siapapun akan kena semprot sebagai pelampiasan. Tapi karena Cia adiknya Rama, ia terpaksa mengalah meski gondok.

Suara notif pesan terdengar. Rama mengeluarkan ponsel dari saku celana pendeknya. Beralih duduk di bangku halaman belakang menghadap tanaman aneka sayuran. Sekilas tadi melewati mushola, terlihat Enin sedang melaksanakan shalat Duha. Soft drink yang baru diteguknya disimpan di sisinya.

Keningnya mengkerut. Damar mengirimkan foto tanpa tulisan. Membuatnya sedikit lambat memahami maknanya. Foto aktifitas karyawan dan pengunjung di lantai satu. Barulah matanya membelalak saat fokus melihat sosok wanita dengan rambut terurai sedang berdiri tersenyum menunjuk display keramik.

"Puput kan?!" Lirih Rama masih tak yakin. Di zoom lagi untuk meyakinkan penglihatannya.

Puput lagi beli keramik?!

Rama mendesah kecewa. Andainya hari ini datang ke RPA pasti bisa ketemu dan mungkin bisa mengajaknya makan siang. Tiba-tiba bahagia menyeruak bisa melihat Puput meski lewat foto.

Panggilan kepada Damar sudah terhubung namun belum dijawab. Rama menempelkan ponsel lekat di telinga sambil berjalan bolak balik.

"Hallo---"

"Bro, itu Puput kan?!" Rama langsung menyambar dengan penuh antusias. Rasa kesal terhadap Zara menguap seketika berganti semangat.

"Iya, ternyata dia-----"

"Kasih diskon 30%, bro. Untuk semua belanjaan Puput. Cepet bilangin ke manajer agar diurus, keburu Puput ke kasir." Rama memotong ucapan Damar.

"Kemarin dia gak mau nerima duit hadiah dari gue. Jadi sekarang gantinya gue kasih diskon belanja. Gak apa-apa bilangin aja gie ownernya. Biar jadi surprise buat Puput." Ujar Rama begitu menggebu.

Hening.

Damar di sebrang sana tidak bersuara.

"Mar, lo denger?!" Rama meninggikan suaranya.

"Ha ha ha----" Bukannya menjawab malah terdengar Damar tertawa lepas.

"Heh, lo malah ketawa. Apanya yang lucu?" Hardik Rama.

Terdengar Damar berusaha mengerem tawanya. Sampai benar-benar berhenti barulah ia bersuara.

"Lo lagi di mana sekarang?!" Tanya Damar.

"Di belakang rumah Enin. Gak kemana-mana. Kenapa emang? Itu buruan keburu Puput berea milihnya." Rama mendecak tidak sabar.

"Pastikan lo pegangan yang kuat ya. Gue gak tanggung jawab kalau lo anfal. Ha ha ha---" Damar tertawa lagi. Mentertawakan ketidak pekaan Rama.

"Maksud lo apa?! Hei, buruan ngomong yang jelas, Mar!" Rama sudah tidak sabar. Merasa Damar mempermainkannya.

"Pasang kuping baik-baik ya.... Puput itu nama lengkapnya Putri Kirana." Damar berbicara perlahan.

"Putri Kirana itu account officer yang Tuan Rama skorsing menjadi staf admin. Foto tadi, Puput lagi diminta pengunjung yang galau untuk pilihin keramik yang cocok buat dinding dapur."

"Faham lo ye....kena mental lo yee...!" Pungkas Damar di sebrang sana.

Rama terkesiap. Tubuhnya seolah terpaku tak bergerak di tempatnya berdiri. Praduganya salah. Rencana memberi surprise diskon malah dia yang super terkejut.

"Astaga!" Rama meremas rambutnya dengan tangan kiri yang bebas. "Bro, ini serius? Puput kerja di RPA?!" Ia ingin meyakinkan lagi.

"Iya. Awalnya Pak Hendra ke ruangan gue. Ngelobi agar stafnya gak jadi diskor. Karena alasannya logis, abis nolongin dulu perempuan yang akan diper kosa. Aku curiga kok kejadiannya sama dengan yang menimpa Cia. Akhirnya gue liat staf admin itu, eh beneran Puput."

Rama menggigit bibir mendengar penjelasan Damar. Merasa panik.

"Aduh gimana ini?! Gue lagi mau pedekate...bisa-bisa dia malah ilfeel." Rama berjalam mondar mandir. Beralih memindahkan ponsel ke telinga kiri dengan raut gusar.

"Pikirin aja dulu. Dah ya...lagi banyak kerjaan." Damar menutup sepihak tanpa menunggu jawaban lagi.

Rama mendecak. Menatap layar ponsel yang sudah hitam lagi.

"Arghh---gimana ini." Rama menyugar rambutnya. Pusing sendiri. Ia harus memikirkan trik. Ia takut Puput nya marah dan membencinya.

...***...

Dari Author

Bismillah,

Jum'at, 8 april adalah hari aku dilahirkan 🤗. Alhamdulillah...8 april tahun ini juga tepat hari jum"at. 😊

Redears tersayang, aku tidak meminta kado. Tapi memohon do'akan aku dengan tulus sepenuh hati.

Jazakumullah khairan katsiran 😍❤

Jum'at 8 April 2022

Me Nia

Terpopuler

Comments

lucky gril

lucky gril

barakallah fii umrik teh,maaf walau telat ngasih do'a🤗🙏

kenal teteh juga baru puasa ini ,gegara si zaky😅.
sebagai pembaca setia NT mak dengan ikhlas ngedo'ain semoga selalu sehat,bahagia,lancar rezekinya ,barokah terus usahanya di RL untuk teteh dan keluarga🤲

Aamiin Ya Mujibassailin

2024-04-06

1

Erna Masliana

Erna Masliana

selingkuh pasti nih...tiba2 jauh dari keluarga

2024-04-16

0

Nacita

Nacita

part ini ngakak bgt deh 🤣🤣🤣

2024-03-23

1

lihat semua
Episodes
1 1. Anak Sulung
2 2. Idam dan Bakso
3 3. Tentang RPA
4 4. Rama Adyatama
5 5. Penuh Kenangan
6 6. Tragedi Pagi
7 7. Skorsing
8 8. Hari yang Menguras Emosi
9 9. Kesaksian
10 10. Kedatangan Tamu
11 11. Kesan Dua Wanita
12 12. Fakta Mengejutkan
13 13. Fakta Mengejutkan (2)
14 14. Dilema
15 15. Hati yang Biasa Saja
16 16. Ternyata oh Ternyata
17 17. Tulus Bukan Modus
18 18. Terkejut Berkali Lipat
19 19. Secuil Rahasia
20 20. Mingkem, Teh!
21 21. Modus
22 22. Modus (2)
23 23. Mata Indah Bola Pingpong
24 24. Menyingkap Masa Lalu
25 25. Menyingkap Masa Lalu (2)
26 26. Hadapi Masa Kini
27 27. Teleponan Sama Siapa?
28 28. Ayo Kita Mainkan
29 29. Mendadak Darah Tinggi
30 30. Beraksi
31 31. Beraksi (2)
32 32. Saatnya Tiba
33 33. Gara-Gara Emoticon
34 34. Tamu Cowok
35 35. Menyentuh Hati yang Tidak Peka
36 36. Memangnya Siapa yang Kangen Aku?!
37 37. Bisikan, I Love You!
38 38. Menjemputmu
39 39. Wajah Baru, Sikap Baru
40 40. Gelisah...Hati Gelisah
41 41. Kala Cinta Menggoda
42 42. Kala Cinta Menggoda (2)
43 43. Dilamar
44 44. Reuni
45 45. Reuni (2)
46 46. Katakan dengan Jelas!
47 47. Suara Dengarkanlah Aku
48 48. Aku Galau
49 49. Jawab Hanya Yes or No
50 50. Jam 7, On Time!
51 51. Dinner
52 52. I Love You, Neng
53 53. Tentang Kartika
54 54. Mengantar Cia
55 55. Amukan Kuda
56 56. Pulang Untuk Membuat Perhitungan
57 57. Selamat Datang Senin
58 58. Calon Istri?!
59 59. Tentang Dia...Bidadari Tak Bersayap
60 60. Koalisi Malam Minggu
61 61. Saturday Night Vibes
62 62. The Power of Love
63 63. Mau Demo?!
64 64. Galecok Sorangan
65 65. Rencana
66 66. Share Loc Pertemuan
67 67. Kalang Kabut
68 68. Kosong
69 69. Cinta, Yang Pergi Dan Datang
70 70. Awal Hidup Baru?
71 71. Mendadak Moody
72 72. Yang Datang dan Pergi
73 73. Malam Minggu Kita
74 74. Fii Amanillah
75 75. Asa Dalam Harap Cemas
76 76. Menghitung Mundur
77 77. Sakral
78 78. Celebrate Tonight
79 79. Starting, One Hundred Kisses
80 80. Namanya Juga Pengantin Baru
81 81. I Love Monday
82 82. Melayang Bersama
83 83. Selasa
84 84. Pergi Untuk Kembali?
85 85. Sehari Sebelum Pulang
86 86. Handuk Pagi
87 87. Kejutan
88 88. Kisah Seminggu LDR
89 Bab 89. Berjumpa di Banyumas
90 Bab 90. Hasil Penerawangan
91 91. Keputusan Puput
92 92. Momen Medical Check Up
93 93. Layu Sebelum Berkembang
94 94. Kabar Terbaru
95 95. Kembali ke Jakarta
96 96. Menjemputmu
97 97. Mencari Jejak
98 98. Tentang Rindu
99 99. Ujian Lagi?
100 100. Surat Kaleng
101 101. Dilema Isi Surat
102 102. Tabrak Lari
103 103. Akhirnya Ku Menemukanmu
104 104. Akhirnya Ku Menemukanmu (2)
105 105. Fatigue
106 106. Pelan-Pelan Saja
107 107. Fans Lama
108 108. Menjenguk
109 109. Obat Mujarab
110 110. Update Status
111 111. Driver Pemenang
112 112. Ayo Kita Kemon
113 113. Tenang, Ada Aku
114 114. Restu Untuk Damar
115 115. Menuju Lamaran
116 116. Bukti Cinta Rama
117 117. Selesaikan Kesalah Pahaman
118 118. Rupa-Rupa Rasa
119 119. Lamaran CiDa
120 120. Rumah Baru, Rejeki Ami
121 121. Kabar Terkini
122 122. Fly Me To The Moon
123 123. Selamat Datang Di Resepsi RamPut
124 124. Selamat Datang Di Resepsi RamPut (2)
125 125. Pesta Telah Usai
126 126. Begadang Berjama'ah
127 127. Pulang
128 128. Hampa
129 129. Latihan Memanjakan Perut
130 130. Masa Lalu Biarlah Masa Lalu
131 131. Hubungan Baru
132 132. Autumn in Turkey
133 133. Asal Ibu Bahagia
134 134. Best Bro Forever
135 135. Tamu Di Rumah Mertua
136 136. Dicintai Dan Dibenci
137 137. Sekelumit Aulia
138 138. Menuju Ciamis
139 139. Merayu Ami
140 140. Ami dan Padma
141 141. Damai Itu Indah
142 142. Senja di Canggu
143 143. Kasih Putih
144 144. Bertemu Idam
145 145. Tak Seindah Ekspektasi
146 146. Tumben Aa Bau
147 147. From Umma And Baby
148 148. Posesif Mami
149 149. Sanksi Untuk Damar Dan Cia
150 150. Love of My Life
151 151. Penolakan Puput
152 152. Jangan Kepo
153 153. Menjadi Bayi Besar
154 154. Bayi Besar Menggemaskan
155 155. Perjanjian
156 156. Ada Yang Galau
157 157. Panggil Bunda
158 Bab 158. Siraman
159 159. Momen Akad
160 160. Romansa Resepsi
161 161. Mengantar Honeymoon
162 162. Keputusan Terbaik
163 163. Tak Ingin Usai
164 Pengumuman Give Away
165 Karya Baru Hadir
166 Karya Baru 2024 Sudah Rilis
Episodes

Updated 166 Episodes

1
1. Anak Sulung
2
2. Idam dan Bakso
3
3. Tentang RPA
4
4. Rama Adyatama
5
5. Penuh Kenangan
6
6. Tragedi Pagi
7
7. Skorsing
8
8. Hari yang Menguras Emosi
9
9. Kesaksian
10
10. Kedatangan Tamu
11
11. Kesan Dua Wanita
12
12. Fakta Mengejutkan
13
13. Fakta Mengejutkan (2)
14
14. Dilema
15
15. Hati yang Biasa Saja
16
16. Ternyata oh Ternyata
17
17. Tulus Bukan Modus
18
18. Terkejut Berkali Lipat
19
19. Secuil Rahasia
20
20. Mingkem, Teh!
21
21. Modus
22
22. Modus (2)
23
23. Mata Indah Bola Pingpong
24
24. Menyingkap Masa Lalu
25
25. Menyingkap Masa Lalu (2)
26
26. Hadapi Masa Kini
27
27. Teleponan Sama Siapa?
28
28. Ayo Kita Mainkan
29
29. Mendadak Darah Tinggi
30
30. Beraksi
31
31. Beraksi (2)
32
32. Saatnya Tiba
33
33. Gara-Gara Emoticon
34
34. Tamu Cowok
35
35. Menyentuh Hati yang Tidak Peka
36
36. Memangnya Siapa yang Kangen Aku?!
37
37. Bisikan, I Love You!
38
38. Menjemputmu
39
39. Wajah Baru, Sikap Baru
40
40. Gelisah...Hati Gelisah
41
41. Kala Cinta Menggoda
42
42. Kala Cinta Menggoda (2)
43
43. Dilamar
44
44. Reuni
45
45. Reuni (2)
46
46. Katakan dengan Jelas!
47
47. Suara Dengarkanlah Aku
48
48. Aku Galau
49
49. Jawab Hanya Yes or No
50
50. Jam 7, On Time!
51
51. Dinner
52
52. I Love You, Neng
53
53. Tentang Kartika
54
54. Mengantar Cia
55
55. Amukan Kuda
56
56. Pulang Untuk Membuat Perhitungan
57
57. Selamat Datang Senin
58
58. Calon Istri?!
59
59. Tentang Dia...Bidadari Tak Bersayap
60
60. Koalisi Malam Minggu
61
61. Saturday Night Vibes
62
62. The Power of Love
63
63. Mau Demo?!
64
64. Galecok Sorangan
65
65. Rencana
66
66. Share Loc Pertemuan
67
67. Kalang Kabut
68
68. Kosong
69
69. Cinta, Yang Pergi Dan Datang
70
70. Awal Hidup Baru?
71
71. Mendadak Moody
72
72. Yang Datang dan Pergi
73
73. Malam Minggu Kita
74
74. Fii Amanillah
75
75. Asa Dalam Harap Cemas
76
76. Menghitung Mundur
77
77. Sakral
78
78. Celebrate Tonight
79
79. Starting, One Hundred Kisses
80
80. Namanya Juga Pengantin Baru
81
81. I Love Monday
82
82. Melayang Bersama
83
83. Selasa
84
84. Pergi Untuk Kembali?
85
85. Sehari Sebelum Pulang
86
86. Handuk Pagi
87
87. Kejutan
88
88. Kisah Seminggu LDR
89
Bab 89. Berjumpa di Banyumas
90
Bab 90. Hasil Penerawangan
91
91. Keputusan Puput
92
92. Momen Medical Check Up
93
93. Layu Sebelum Berkembang
94
94. Kabar Terbaru
95
95. Kembali ke Jakarta
96
96. Menjemputmu
97
97. Mencari Jejak
98
98. Tentang Rindu
99
99. Ujian Lagi?
100
100. Surat Kaleng
101
101. Dilema Isi Surat
102
102. Tabrak Lari
103
103. Akhirnya Ku Menemukanmu
104
104. Akhirnya Ku Menemukanmu (2)
105
105. Fatigue
106
106. Pelan-Pelan Saja
107
107. Fans Lama
108
108. Menjenguk
109
109. Obat Mujarab
110
110. Update Status
111
111. Driver Pemenang
112
112. Ayo Kita Kemon
113
113. Tenang, Ada Aku
114
114. Restu Untuk Damar
115
115. Menuju Lamaran
116
116. Bukti Cinta Rama
117
117. Selesaikan Kesalah Pahaman
118
118. Rupa-Rupa Rasa
119
119. Lamaran CiDa
120
120. Rumah Baru, Rejeki Ami
121
121. Kabar Terkini
122
122. Fly Me To The Moon
123
123. Selamat Datang Di Resepsi RamPut
124
124. Selamat Datang Di Resepsi RamPut (2)
125
125. Pesta Telah Usai
126
126. Begadang Berjama'ah
127
127. Pulang
128
128. Hampa
129
129. Latihan Memanjakan Perut
130
130. Masa Lalu Biarlah Masa Lalu
131
131. Hubungan Baru
132
132. Autumn in Turkey
133
133. Asal Ibu Bahagia
134
134. Best Bro Forever
135
135. Tamu Di Rumah Mertua
136
136. Dicintai Dan Dibenci
137
137. Sekelumit Aulia
138
138. Menuju Ciamis
139
139. Merayu Ami
140
140. Ami dan Padma
141
141. Damai Itu Indah
142
142. Senja di Canggu
143
143. Kasih Putih
144
144. Bertemu Idam
145
145. Tak Seindah Ekspektasi
146
146. Tumben Aa Bau
147
147. From Umma And Baby
148
148. Posesif Mami
149
149. Sanksi Untuk Damar Dan Cia
150
150. Love of My Life
151
151. Penolakan Puput
152
152. Jangan Kepo
153
153. Menjadi Bayi Besar
154
154. Bayi Besar Menggemaskan
155
155. Perjanjian
156
156. Ada Yang Galau
157
157. Panggil Bunda
158
Bab 158. Siraman
159
159. Momen Akad
160
160. Romansa Resepsi
161
161. Mengantar Honeymoon
162
162. Keputusan Terbaik
163
163. Tak Ingin Usai
164
Pengumuman Give Away
165
Karya Baru Hadir
166
Karya Baru 2024 Sudah Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!