11. Kesan Dua Wanita

Puput mengerjapkan mata. Antara yakin dan tidak, melihat banyak tamu yang datang. Tentunya merasa kaget dengan kehadiran tanpa konfirmasi dulu dari keluarga korban yang ditolongnya. Fokusnya tertuju pada Enin dan Cia yang menatapnya dengan berbinar.

"Puput, masih ingat?! Ini Enin....neneknya Cia yang udah kamu tolong."

"I-iya ingat, Enin. Tapi.....aduh kenapa tidak bilang dulu kalau mau datang. Ini lagi berantakan." Puput dibuat salah tingkah karena diperhatikan semua mata tamunya itu.

"Mi...beresin dulu bukunya. Belajarnya sendiri dulu.... pindah ke kamar ya!" Puput menyuruh sang adik membantunya. Ia membereskan bantal sofa yang berantakan di lantai karena ditumpuk oleh Ami sebagai tumpuan menulis. Menatanya lagi di sofa dan dengan gesit sudah beres dalam sekejap. Si bungsu pun beralih ke belakang membawa buku-bukunya.

"Silakan duduk Enin dan semua....." Puput menganggukkan kepala, tersenyum ramah kepada dua pria yang baru dilihatnya itu. Waktu di rumah Enin, tidak ada laki-laki selain pengurus rumah yang membukakan pintu gerbang.

"Duh kedatangan Enin jadi ganggu ya." Sambil duduk satu sofa bersama Cia, Enin menatap Puput dengan sorot mata bersalah.

Puput menggeleng. "Sama sekali tidak, Enin. Hanya saya kaget aja," ujarnya sambil terkekeh. "Hmm....mau minum apa?" sambungnya menatap satu persatu wajah tamunya.

"Gak usah, Put. Malah jadi dua kali deh kita ngerepotin...." Enin lagi-lagi yang menjawab. Yang lainnya malah menjadi pendengar percakapan keduanya, ditambah asyik menjadi penikmat wajah ceria dan cantik sang nona rumah.

"Saya mau teh!" Rama tanpa sungkan meminta. Setelah sejak masuk dan menatap perempuan yang dipanggil Puput oleh Enin, matanya tak bisa lepas untuk terus memandang.

"Iya, mau minum apa?!" Puput menatap Rama. Masih ambigu mendengar nada bicara sang tamu. Memanggilnya teh atau minta minuman teh.

"Teh. Saya minta teh tawar boleh?!"

Barulah Puput faham lantas menganggukkan kepala. "Kalau gitu saya buatkan teh aja semuanya ya!" Ia pun permisi kebelakang meninggalkan tamunya. Sekalian mengabari sang ibu yang berada di kamar masih berbalut mukena. Hendak menunggu adzan isya.

"Tamu siapa, Teh?!" Ibu menghampiri Puput di dapur. Memperhatikan si sulung yang sibuk menyeduh teh.

Secara garis besar Puput akhirnya menceritakan kejadian tadi pagi. Ia memang belum sempat bercerita karena belum ada waktu senggang yang pas. Rencananya nanti malam sebelum tidur baru berbincang santai dengan sang Ibu.

Puput kembali ke ruang tamu membawa nampan. Ibu pun turut serta yang lalu dikenalkannya terhadap tamu. Percakapan santai pun berlangsung antara Enin dan Ibu. Terutama Enin yang banyak bertanya tentang keluarga Puput. Jika Cia tidak berbisik, pastinya Enin terlena berbincang ngalor ngidul lupa pada tujuan utama.

"Kedatangan kami ke sini mau ngucapin terima kasih sama Puput. Sekali lagi makasih banyak.....berkat pertolongan Puput, cucu Enin selamat." Enin mulai berkata serius sambil mengusap-ngusap punggung Cia. Lalu menyerahkan buah tangan yang dibawanya.

"Kembali kasih, Enin. Duh...kenapa bawa buah tangan segala ini." Puput menerima parcel buah juga goodie bag yang diserahkan Rama. Tersenyum padanya sambil berucap terima kasih.

"Aku juga sengaja ikut pengen ketemu langsung dengan teh Puput. Makasih banyak ya teh....udah nolong aku." Cia bersuara. Malah kemudian bangkit dan beranjak ke depan Puput untuk memeluknya. "Aku Cia....aku harap kita bisa berteman," sambungnya di balik punggung pahlawanya itu. Pertemuan baru beberapa menit ini ia merasa hatinya langsung klik. Tidak mudah baginya menjalin pertemanan secara akrab. Sejak masa sekolah tidak ada yang tulus berteman dengannya. Hanya dimanfaatin karena ia selalu baik memberi traktiran jajan di kantin.

"Tentu saja kita bisa jadi teman. Panggil Puput aja tanpa Teh." Balas Puput dengan senang hati menerima pelukan hangat Cia.

"Saya sebagai kakaknya Cia juga sangat berterima kasih." Giliran Rama berbicara usai sang adik duduk lagi di tempatnya. "Mohon jangan ditolak ucapan terima kasih ini," ia meletakkan amplop coklat di meja yang dikeluarkan dari saku hoodienya.

Membuat Puput dan Ibunya saling pandang. Ibu menganggukkan kepala sangat pelan dan mengedipkan mata sekali. Tanpa disadari para tamu jika itu adalah sebuah kode yang hanya dapat dimengerti oleh ibu dan anak itu.

...***...

Kepulan asap rokok dihembuskan ke udara. Asapnya perlahan membias tersapu angin malam yang dingin. Suara binatang malam bersahutan dalam keheningan. Ibarat nyanyian alam yang mengantar setiap insan berlabuh di peraduan. Betapa tidak, suasana pedesaan kian malam kian senyap dari lalu lalang kendaraan. Paling nanti akan ada petugas ronda yang akan keliling kampung lewat tengah.

Rama duduk di kursi teras. Baru jam sembilan malam. Dan ia betah menikmati kesunyian ini meski udara dingin. Kepulan asap kembali membumbung di udara. Bersama dengan pikiran yang mengangkasa mengingat pertemuan tadi.

Rambut panjang setengah basah tadi berhasil membuatnya terpaku. Memandang mimik wajah saat salah tingkah, berhasil membuatnya tersenyum tipis. Pakaian santai, kaos hitam berpadu celana krem selutut. Justru penampilan gadis cantik yang bersahaja itu berhasil meninggalkan kesan. Sampai sekarang masih terbayang senyum ramah nan manis saat mempersilakan duduk. Tak mengira sosok yang menolong sang adik begitu cantik dan tidak terlihat seperti jagoan.

"Mohon maaf, Mas. Saya menolong dengan ikhlas. Tidak perlu memberikan ini. Kalau buah tangannya saya terima. Tidak dengan ini."

Rama masih ingat dirinya termangu karena Puput menolak dengan halus hadiahnya. Amplop yang ada di hadapan Puput dialihkan ke hadapannya. Ia akhirnya menyerah meski beberapa kali membujuk. Termasuk ibunya Puput juga sama menolak.

Alhasil pulang setelah 1 jam lamanya bertamu karena Cia mulai akrab dengan Puput dan ibunya. Enin pun sampai memborong semua pepes ikan yang saat berbincang tercium aroma kukusannya. Menggoda selera makan.

Digerusnya rokok yang masih tersisa setengah. Menolehkan wajah saat mendengar langkah kaki. Damar datang membawa 2 gelas kopi panas.

Rama beralih duduk di kursi goyang. Kursi kerajaan Enin. Menyandarkan punggung dengan kedua tangan menyangga belakang kepala "Cakep ya dia?!" ujarnya sambil menoleh pada Damar yang duduk di belas kursinya.

Damar mengangguk setuju. Ia faham siapa yang menjadi topik pembicaraan. "Gue deketin ah....sama-sama masih single ini." Ia teringat pertanyaan yang dilontarkan Enin terhadap Puput, apakah sudah menikah atau belum.

"Kamu cari yang lain, jangan dia!" Tatapan tajam dilayangkan pada sahabatnya itu. "Aku menyukainya," sambungnya tanpa basa basi.

Damar memang tidak sungguh-sungguh dengan ucapannya. Ia sedang memancing Rama. Tahu, saat berada di rumah Puput, sahabatnya itu begitu intens memperhatikan Puput meski kadang mencuri pandang.

"Hei...jangan maruk! Zara mau dikemanain?!" Damar balas menatap tajam.

"Zara buat lo. Ikhlas gue mah---" Sahutnya santai. Lebih tertarik menyeruput kopinya daripada membahas tunangannya itu.

"Cih. Mendingan jadi jones seumur hidup daripada kawin sama Zara. Apa poin plusmya dia? Modal cantik doang. Big no." Tanpa tedeng aling-aling Damar mereview bintang satu kelakuan Zara di depan Rama.

"Puput itu cewek unik. Seingat gue belum pernah tertarik sama cewek at the first sight." Rama mengalihkan pembahasan soal Zara. Matanya menerawang menatap langit malam yang pekat dihiasi kerlap kerlip bintang. "Dulu, jatuh cinta sama Karenina aja butuh waktu. Itupun setelah dia ngejar-ngejar terus. Argh, kenapa jadi bahas dia," dengusnya kesal sendiri. Menyebut satu nama itu menjadi teringat akan apa yang dilihatnya di apartemen.

Damar hanya menanggapi dengan geleng-geleng kepala. Beralih menyalakan sebatang rokok yang tersimpan di meja.

"Jangan membuat masalah baru, Bro. Selesaikan dulu urusan sama Zara. Baru melangkah memperjuangkan Puput."

"Eh, tapi lo beneran serius suka sama Puput?!" Damar menatap serius.

Rama belum sempat memberi jawaban. Lampu mobil yang menyorot melewati pintu gerbang berikut bunyi klakson mengalihkan perhatiannya.

"Mami datang!" Rama bergegas bangun. Mang Yaya sudah tidur. Sehingga ia berinisiatif akan membukakan pintu.

"Biar sama gue!" Damar menahan lengan Rama. Setengah berlari menuju arah pintu gerbang.

Pintu mobil Alphard warna putih itu terbuka secara otomatis. Papi Krisna turun lebih dulu, disusul Mami Ratna yang nampak semringah bisa pulang ke kampung halaman. Rama berdiri menyaksikannya. Senang, orangtuanya sigap untuk datang ke Ciamis.

"Sayang....I miss you!"

Raut wajah senang Rama berubah masam begitu sosok Zara turun dari mobil sambil memekik riang.

Kenapa Zara ke sini juga.

Rama mendesah kecewa. Selalu saja kehadiran Zara tak pernah memberi rasa bahagia di hatinya. Hubungan yang dipaksakan ini malah membawa beban. Sudah mencoba tak bertemu sebulan lamanya. Dengan sengaja menyibukkan diri dengan pekerjaan keluar kota. Tetap saja, tidak bisa menghadirkan rasa rindu.

...***...

Nih....aku kasih dobel lagi.

Sok lah... mandi kembang dan suguhan kopinya jangan terlewat ya! Biar akoh setrong nulisnya.😉😉😉

Terpopuler

Comments

Erna Masliana

Erna Masliana

orang tua Rama aja yg buta.. entah apa tujuan mereka ngejodohin

2024-04-16

0

Erna Masliana

Erna Masliana

dih... good lah jujur 👍👍👍👍😁😁😁

2024-04-16

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

wah.. si biang kerok ngintil juga tuh...

2023-10-07

2

lihat semua
Episodes
1 1. Anak Sulung
2 2. Idam dan Bakso
3 3. Tentang RPA
4 4. Rama Adyatama
5 5. Penuh Kenangan
6 6. Tragedi Pagi
7 7. Skorsing
8 8. Hari yang Menguras Emosi
9 9. Kesaksian
10 10. Kedatangan Tamu
11 11. Kesan Dua Wanita
12 12. Fakta Mengejutkan
13 13. Fakta Mengejutkan (2)
14 14. Dilema
15 15. Hati yang Biasa Saja
16 16. Ternyata oh Ternyata
17 17. Tulus Bukan Modus
18 18. Terkejut Berkali Lipat
19 19. Secuil Rahasia
20 20. Mingkem, Teh!
21 21. Modus
22 22. Modus (2)
23 23. Mata Indah Bola Pingpong
24 24. Menyingkap Masa Lalu
25 25. Menyingkap Masa Lalu (2)
26 26. Hadapi Masa Kini
27 27. Teleponan Sama Siapa?
28 28. Ayo Kita Mainkan
29 29. Mendadak Darah Tinggi
30 30. Beraksi
31 31. Beraksi (2)
32 32. Saatnya Tiba
33 33. Gara-Gara Emoticon
34 34. Tamu Cowok
35 35. Menyentuh Hati yang Tidak Peka
36 36. Memangnya Siapa yang Kangen Aku?!
37 37. Bisikan, I Love You!
38 38. Menjemputmu
39 39. Wajah Baru, Sikap Baru
40 40. Gelisah...Hati Gelisah
41 41. Kala Cinta Menggoda
42 42. Kala Cinta Menggoda (2)
43 43. Dilamar
44 44. Reuni
45 45. Reuni (2)
46 46. Katakan dengan Jelas!
47 47. Suara Dengarkanlah Aku
48 48. Aku Galau
49 49. Jawab Hanya Yes or No
50 50. Jam 7, On Time!
51 51. Dinner
52 52. I Love You, Neng
53 53. Tentang Kartika
54 54. Mengantar Cia
55 55. Amukan Kuda
56 56. Pulang Untuk Membuat Perhitungan
57 57. Selamat Datang Senin
58 58. Calon Istri?!
59 59. Tentang Dia...Bidadari Tak Bersayap
60 60. Koalisi Malam Minggu
61 61. Saturday Night Vibes
62 62. The Power of Love
63 63. Mau Demo?!
64 64. Galecok Sorangan
65 65. Rencana
66 66. Share Loc Pertemuan
67 67. Kalang Kabut
68 68. Kosong
69 69. Cinta, Yang Pergi Dan Datang
70 70. Awal Hidup Baru?
71 71. Mendadak Moody
72 72. Yang Datang dan Pergi
73 73. Malam Minggu Kita
74 74. Fii Amanillah
75 75. Asa Dalam Harap Cemas
76 76. Menghitung Mundur
77 77. Sakral
78 78. Celebrate Tonight
79 79. Starting, One Hundred Kisses
80 80. Namanya Juga Pengantin Baru
81 81. I Love Monday
82 82. Melayang Bersama
83 83. Selasa
84 84. Pergi Untuk Kembali?
85 85. Sehari Sebelum Pulang
86 86. Handuk Pagi
87 87. Kejutan
88 88. Kisah Seminggu LDR
89 Bab 89. Berjumpa di Banyumas
90 Bab 90. Hasil Penerawangan
91 91. Keputusan Puput
92 92. Momen Medical Check Up
93 93. Layu Sebelum Berkembang
94 94. Kabar Terbaru
95 95. Kembali ke Jakarta
96 96. Menjemputmu
97 97. Mencari Jejak
98 98. Tentang Rindu
99 99. Ujian Lagi?
100 100. Surat Kaleng
101 101. Dilema Isi Surat
102 102. Tabrak Lari
103 103. Akhirnya Ku Menemukanmu
104 104. Akhirnya Ku Menemukanmu (2)
105 105. Fatigue
106 106. Pelan-Pelan Saja
107 107. Fans Lama
108 108. Menjenguk
109 109. Obat Mujarab
110 110. Update Status
111 111. Driver Pemenang
112 112. Ayo Kita Kemon
113 113. Tenang, Ada Aku
114 114. Restu Untuk Damar
115 115. Menuju Lamaran
116 116. Bukti Cinta Rama
117 117. Selesaikan Kesalah Pahaman
118 118. Rupa-Rupa Rasa
119 119. Lamaran CiDa
120 120. Rumah Baru, Rejeki Ami
121 121. Kabar Terkini
122 122. Fly Me To The Moon
123 123. Selamat Datang Di Resepsi RamPut
124 124. Selamat Datang Di Resepsi RamPut (2)
125 125. Pesta Telah Usai
126 126. Begadang Berjama'ah
127 127. Pulang
128 128. Hampa
129 129. Latihan Memanjakan Perut
130 130. Masa Lalu Biarlah Masa Lalu
131 131. Hubungan Baru
132 132. Autumn in Turkey
133 133. Asal Ibu Bahagia
134 134. Best Bro Forever
135 135. Tamu Di Rumah Mertua
136 136. Dicintai Dan Dibenci
137 137. Sekelumit Aulia
138 138. Menuju Ciamis
139 139. Merayu Ami
140 140. Ami dan Padma
141 141. Damai Itu Indah
142 142. Senja di Canggu
143 143. Kasih Putih
144 144. Bertemu Idam
145 145. Tak Seindah Ekspektasi
146 146. Tumben Aa Bau
147 147. From Umma And Baby
148 148. Posesif Mami
149 149. Sanksi Untuk Damar Dan Cia
150 150. Love of My Life
151 151. Penolakan Puput
152 152. Jangan Kepo
153 153. Menjadi Bayi Besar
154 154. Bayi Besar Menggemaskan
155 155. Perjanjian
156 156. Ada Yang Galau
157 157. Panggil Bunda
158 Bab 158. Siraman
159 159. Momen Akad
160 160. Romansa Resepsi
161 161. Mengantar Honeymoon
162 162. Keputusan Terbaik
163 163. Tak Ingin Usai
164 Pengumuman Give Away
165 Karya Baru Hadir
166 Karya Baru 2024 Sudah Rilis
Episodes

Updated 166 Episodes

1
1. Anak Sulung
2
2. Idam dan Bakso
3
3. Tentang RPA
4
4. Rama Adyatama
5
5. Penuh Kenangan
6
6. Tragedi Pagi
7
7. Skorsing
8
8. Hari yang Menguras Emosi
9
9. Kesaksian
10
10. Kedatangan Tamu
11
11. Kesan Dua Wanita
12
12. Fakta Mengejutkan
13
13. Fakta Mengejutkan (2)
14
14. Dilema
15
15. Hati yang Biasa Saja
16
16. Ternyata oh Ternyata
17
17. Tulus Bukan Modus
18
18. Terkejut Berkali Lipat
19
19. Secuil Rahasia
20
20. Mingkem, Teh!
21
21. Modus
22
22. Modus (2)
23
23. Mata Indah Bola Pingpong
24
24. Menyingkap Masa Lalu
25
25. Menyingkap Masa Lalu (2)
26
26. Hadapi Masa Kini
27
27. Teleponan Sama Siapa?
28
28. Ayo Kita Mainkan
29
29. Mendadak Darah Tinggi
30
30. Beraksi
31
31. Beraksi (2)
32
32. Saatnya Tiba
33
33. Gara-Gara Emoticon
34
34. Tamu Cowok
35
35. Menyentuh Hati yang Tidak Peka
36
36. Memangnya Siapa yang Kangen Aku?!
37
37. Bisikan, I Love You!
38
38. Menjemputmu
39
39. Wajah Baru, Sikap Baru
40
40. Gelisah...Hati Gelisah
41
41. Kala Cinta Menggoda
42
42. Kala Cinta Menggoda (2)
43
43. Dilamar
44
44. Reuni
45
45. Reuni (2)
46
46. Katakan dengan Jelas!
47
47. Suara Dengarkanlah Aku
48
48. Aku Galau
49
49. Jawab Hanya Yes or No
50
50. Jam 7, On Time!
51
51. Dinner
52
52. I Love You, Neng
53
53. Tentang Kartika
54
54. Mengantar Cia
55
55. Amukan Kuda
56
56. Pulang Untuk Membuat Perhitungan
57
57. Selamat Datang Senin
58
58. Calon Istri?!
59
59. Tentang Dia...Bidadari Tak Bersayap
60
60. Koalisi Malam Minggu
61
61. Saturday Night Vibes
62
62. The Power of Love
63
63. Mau Demo?!
64
64. Galecok Sorangan
65
65. Rencana
66
66. Share Loc Pertemuan
67
67. Kalang Kabut
68
68. Kosong
69
69. Cinta, Yang Pergi Dan Datang
70
70. Awal Hidup Baru?
71
71. Mendadak Moody
72
72. Yang Datang dan Pergi
73
73. Malam Minggu Kita
74
74. Fii Amanillah
75
75. Asa Dalam Harap Cemas
76
76. Menghitung Mundur
77
77. Sakral
78
78. Celebrate Tonight
79
79. Starting, One Hundred Kisses
80
80. Namanya Juga Pengantin Baru
81
81. I Love Monday
82
82. Melayang Bersama
83
83. Selasa
84
84. Pergi Untuk Kembali?
85
85. Sehari Sebelum Pulang
86
86. Handuk Pagi
87
87. Kejutan
88
88. Kisah Seminggu LDR
89
Bab 89. Berjumpa di Banyumas
90
Bab 90. Hasil Penerawangan
91
91. Keputusan Puput
92
92. Momen Medical Check Up
93
93. Layu Sebelum Berkembang
94
94. Kabar Terbaru
95
95. Kembali ke Jakarta
96
96. Menjemputmu
97
97. Mencari Jejak
98
98. Tentang Rindu
99
99. Ujian Lagi?
100
100. Surat Kaleng
101
101. Dilema Isi Surat
102
102. Tabrak Lari
103
103. Akhirnya Ku Menemukanmu
104
104. Akhirnya Ku Menemukanmu (2)
105
105. Fatigue
106
106. Pelan-Pelan Saja
107
107. Fans Lama
108
108. Menjenguk
109
109. Obat Mujarab
110
110. Update Status
111
111. Driver Pemenang
112
112. Ayo Kita Kemon
113
113. Tenang, Ada Aku
114
114. Restu Untuk Damar
115
115. Menuju Lamaran
116
116. Bukti Cinta Rama
117
117. Selesaikan Kesalah Pahaman
118
118. Rupa-Rupa Rasa
119
119. Lamaran CiDa
120
120. Rumah Baru, Rejeki Ami
121
121. Kabar Terkini
122
122. Fly Me To The Moon
123
123. Selamat Datang Di Resepsi RamPut
124
124. Selamat Datang Di Resepsi RamPut (2)
125
125. Pesta Telah Usai
126
126. Begadang Berjama'ah
127
127. Pulang
128
128. Hampa
129
129. Latihan Memanjakan Perut
130
130. Masa Lalu Biarlah Masa Lalu
131
131. Hubungan Baru
132
132. Autumn in Turkey
133
133. Asal Ibu Bahagia
134
134. Best Bro Forever
135
135. Tamu Di Rumah Mertua
136
136. Dicintai Dan Dibenci
137
137. Sekelumit Aulia
138
138. Menuju Ciamis
139
139. Merayu Ami
140
140. Ami dan Padma
141
141. Damai Itu Indah
142
142. Senja di Canggu
143
143. Kasih Putih
144
144. Bertemu Idam
145
145. Tak Seindah Ekspektasi
146
146. Tumben Aa Bau
147
147. From Umma And Baby
148
148. Posesif Mami
149
149. Sanksi Untuk Damar Dan Cia
150
150. Love of My Life
151
151. Penolakan Puput
152
152. Jangan Kepo
153
153. Menjadi Bayi Besar
154
154. Bayi Besar Menggemaskan
155
155. Perjanjian
156
156. Ada Yang Galau
157
157. Panggil Bunda
158
Bab 158. Siraman
159
159. Momen Akad
160
160. Romansa Resepsi
161
161. Mengantar Honeymoon
162
162. Keputusan Terbaik
163
163. Tak Ingin Usai
164
Pengumuman Give Away
165
Karya Baru Hadir
166
Karya Baru 2024 Sudah Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!