9. Kesaksian

Briefing terpaksa di cut. Sidak ke lantai satu bagian pemasaran juga ke bagian gudang urung dilakukan. Padahal dari kemarin-kemarin semua karyawan di berbagai line super sibuk berbenah. Telepon dari Enin lebih urgent dari apapun. Rama dan Damar bersegera pergi meninggalkan cabang RPA nya itu.

Tiba di rumah sang nenek, Rama setengah berlari membuka pintu utama. Ada Enin dan Bibi Ratih sedang duduk di sofa. Damar mengikuti di belakangnya. Raut wajah sang asisten datar dan membeku. Ada kemarahan yang terpendam. Bagaimanapun Cia sudah dianggap seperti adiknya sendiri.

"Enin, Cia di mana?" Rama duduk di samping sang nenek. Wajah khawatirnya menunjukkan perhatian dan kasih sayang seorang kakak terhadap adik satu-satunya itu.

"Ada di kamar. Barusan ditinggal dulu karena Cia ingin sendirian. Cia gak apa-apa cuma syok aja. Alhamdulillah ada yang nolongin. Kamu gak akan percaya siapa yang nolonginnya?" Enin berbinar mengingat sosok perempuan cantik dan sopan yang telah menyelamatkan sang cucu.

"Ceritanya nanti ya, Enin. Rama mau lihat Cia dulu!" Rama ingin memastikan dulu keadaan sang adik. Menyimpan dulu rasa penasaran tentang kronologis kejadian serta sosok orang yang menolong adik kesayangannya itu. Damar, tanpa kata ikut mengekori langkah Rama menuju kamar Cia.

"Cia----" Rama menyentuh pelan bahu sang adik yan meringkuk di atas ranjang. Memastikan apakah sedang tertidur atau tidak.

Membuat Cia menggeliat dan menolehkan wajah. "Kak----" Cia bangun dan langsung memeluk kakaknya. Orang yang selalu menjadi pembela dan pasang badan disaat dulu teman-teman SMP dan SMA membully karena badannya gemuk mencapai 80 kg. Membuatnya minder dan memilih menjaga jarak. Karena orang-orang yang mendekatinya tidak tulus berteman. Hanya memanfaatkan traktirannya karena tahu jika Cia anak orang kaya. Tapi itu dulu. Sejak mulai kuliah tekadnya untuk diet ketat begitu menggebu. Itu karena support system dari sang kakak dan Damar. Dalam waktu setahun memberi hasil nyata perubahan fisiknya. Langsing dan makin cantik. Tentunya menambah rasa percaya diri dan menjadi lirikan banyak laki-laki.

Rama mengusap-ngusap punggung Cia. Mencium puncak kepala sang adik penuh sayang. Membiarkan dulu adiknya itu mendapatkan ketenangan dengan bersandar di dadanya. Tak lama, Cia beralih duduk tegak memeluk guling.

"Cia, ada yang sakit atau terluka gak?" Damar menilik wajah dan bagian tubuh yang terlihat. Untuk memastikan seberapa pantas ia memberi pelajaran pada pelaku yang mencoba melecehkan Cia.

"Hanya ini aja, Kak." Cia memperlihatkan kedua lengan putihnya yang terdapat tanda merah bekas cengkraman pelaku yang memaksa ingin menciumnya. Namun sekuat tenaga ia berontak dan beruntung pertolongan datang.

"Kalau dia telat nolong....gak tahu deh nasib aku gimana---" Cia merindingkan badan. Tak sanggup membayangkan nasib buruk yang harus diterimanya jika terlambat beberapa menit saja.

"Sudah. Jangan berpikir yang tidak-tidak. Nanti kakak akan ngasih hadiah sama orang yang nolongin kamu." Rama tidak suka mendengar sang adik berandai-andai hal yang buruk. Malah akan membuat mental menjadi down.

"Kejadiannya gimana, Cia? Kenapa tadi pas sarapan gak bilang kalau mau gowes? Katanya masih cape." Damar sudah tidak sabar ingin tahu kronologisnya langsung dari bibir Cia sendiri. Secara garis besar Enin sudah menceritakannya saat tadi menelpon.

"Emang awalnya gak niat. Tapi liat cuaca cerah jadi tergoda. Dari sini turun ke jalan raya jalur utara. Pemandangannya indah dan seger. Pas di jalan sepi tahu-tahu ada motor yang ngikutin dan mepet sampai aku harus turun ke bahu jalan. Yang satu orang narik tangan aku ke semak-semak. Kejadiannya cepet banget."

"Tidak lama seteh itu ada cewek datang nolongin. Sepertinya dia jago beladiri."

"Cewek?!"

"Cewek?!"

Rama dan Damar berucap kompak dengan nada tidak percaya. Bahkan mata mereka menyipit seolah meminta kepastian lagi.

Cia mengangguk. "Iya, cewek. Kayaknya seumuran aku deh. Dia nganterin aku pulang. Aku malah gak sempet bilang terima kasih. Soalnya tadi masih syok banget, gak bisa mikir apa-apa." Ada raut penyesalan tergambar di wajahnya.

Bibi Ratih muncul di ambang pintu yang terbuka. Mengabarkan ada tamu petugas dari polsek yang ingin meminta keterangan.

"Cia kalau belum siap nanti Bibi bilangin." Bibi Ratih tidak memaksa sang keponakan untuk menemui petugas polisi sekarang.

"Aku siap, Bibi. Biar urusan cepat beres." Cia bersiap-siap. Mencuci muka dan merapihkan penampilannya sebelum menemui tamu.

Di depan dua petugas kepolisian, Cia menceritakan ulang kejadian pagi tadi. Sama persis seperti yang tadi diceritakan di hadapan Rama dan Damar yang kini ikut menemani juga di ruang tamu.

"Baiklah, terima kasih untuk keterangannya. Kami juga akan menanyai saksi. Apakah mbak Citra tahu orangnya?" Tanya salah satu petugas bertanya kepada Cia yang memiliki nama asli Citra Adyatama.

"Namanya Puput. Saya sudah catat alamat dan nomer hapenya." Bibi Ratih menimpali saat sang keponakan menggelengkan kepala. "Tadi dia nganterin Cia pulang. Lalu buru-buru pergi karena sudah terlambat masuk kerja, katanya."

"Rama, coba telepon Puput! Tanyakan kapan bisanya ngasih kesaksian." Enin memberi perintah tegas. Tentu saja Rama selalu menuruti permintaan neneknya itu.

Secarik kertas diterima Rama dari tangan Bibi Ratih. Sebentar membaca alamat yang tertera yang masih asing baginya. Beralih menyalin 12 digit angka di layar ponselnya. Satu kali tersambung, tetapi tidak ada jawaban. Mengulang yang kedua tetap sama.

"Gak dijawab, Nin. Mungkin aturan kantornya gak boleh main hape di jam kerja jadi di silent," praduga Rama.

"Kalau begitu, kami minta alamat dan nomer saksi. Biar kami yang akan hubungi." Petugas polisi menyalin keterangan yang ada di kertas. Selesai semua urusan, keduanya pamit kembali ke Polsek. Dan ternyata Rama dan Damar minta izin untuk ikut. Penasaran ingin melihat wajab tersangkanya.

"Rama, nanti abis magrib kita ke rumahnya Puput. Enin belum memberi ucapan terima kasih dengan benar." Pinta Enin melihat sang cucu yang bersiap akan pergi.

"Oke, Nin. Rama pergi dulu!"

Sampai di Polsek. Petugas menggiring dua orang pria berseragam tahanan yang tangannya diborgol. Dihadapkan pada Rama dan Damar yang menunggu di ruang besuk. Dari keterangan polisi menyebutkan jika pelaku merupakan warga Banjar yang baru pulang dari pesta miras. Penangkapan kedua tersangka itu menguak informasi tentang pelaku penjual miras serta obat terlarang di wilayah hukum Ciamis.

Rama tidak berniat bertanya pada pelaku. Cukup memindai wajahnya saja dan akan diingatnya dalam kepala, orang-orang yang sudah berani melecehkan adiknya. Menoleh terhadap Damar yang sama-sama berdiri dengan tangan merogoh saku. Satu kedipan sebagai kode. Dan.....

Bugh

Bugh

Dengan kekuatan penuh, berbarengan meninju wajah satu persatu pelaku saat petugas lengah. Darah segar pun mengucur dari hidung. Bisa dipastikan tulang hidung kedua tersangka patah.

"Stop Mas, gak boleh main hakim sendiri!" Seorang polisi pasang badan menghalangi serangan berikutnya. Kedua tersangka dibawa dengan cepat oleh dua petugas kembali ke balik jeruji untuk menghindari amukan keluarga korban.

"Gue yang nyetir!" Rama meminta kunci mobil usai keluar dari kantor polisi. Ia dan Damar sebenarnya belum puas ingin memberi pukulan dua kali lagi. Sayangnya, petugas dengan cepat mengevakuasi tersangka.

Masih dengan amarah yang menyesak di dada, Rama membawa keluar mobilnya dari parkiran. Menyebrang jalan dengan laju cepat menyalip sebuah motor.

"Astaga!" Damar terkejut. Spontan tangannya berpegangan ke pegangan atas saat badannya terhuyung ke depan. Rama menginjak pedal gas dengan kasar.

"Ram, ati-ati woyy. Itu kasian si emak yang di motor sampe kaget. Mana bawa anaknya lagi." Damar menegur setengah marah. Memperhatikan dari spion pada motor yang terjerembab ke bahu jalan karena Rama menyalip seenaknya.

"Sorry-sorry....gue masih emosi. Tadi belum puas mukul si breng sek itu." Rama tersadar akan kesalahannya. Memelankan laju mobil dan melihat dari rear vison mirror. Motor yang disalipnya berhenti di bahu jalan dan kelihatannya tidak apa-apa. Membuat dadanya lega. Kini dengan santai membawa mobil kembali ke rumah Enin.

"Mar, kira-kira ngasih berapa buat ucapan terima kasih?" Rama memecah keheningan. Menoleh sekilas sahabatnya yang sedang memperhatikan pemandangan lewat kaca samping.

"Berapa ya...." Damar pun nampak bingung. "Sebaiknya tanya Enin aja deh," ujarnya cari aman.

Rama tetap fokus menatap jalan raya. Ada konvoi mobil truk yang melaju pelan karena beban muatan yang berat. Satu persatu mobil-mobil truk bermuatan pasir itu disalipnya.

"Gue udah telepon Mami ngasih kabar soal Cia."

"Kaget pastinya?!" Tebak Damar.

"Iya. Sore ini akan berangkat katanya. Lagi nunggu dulu Papi masih di jalan, pulang dari kantor." Rama terdiam lagi. Pikirannya melayang pada kedua orangtuanya. Mengingat Papi Krisna, keningnya mengkerut. Apakah hanya insting saja, ia merasa ada sesuatu rahasia yang disembunyikan oleh sang ayah.

"Belok kiri woyy! Bengong aja." Damar mengeplak bahu Rama saat gapura Sabanda Sariksa menuju rumah Enin malah terlewati.

"Sorry-sorry----" Rama segera menginjak rem. Menepikan mobilnya untuk berputar arah. Tidak mungkin mundur karena sudah terlewat hampir 100 meter.

"Kangen sama Zara segitunya. Sampe melamun segala." Ledek Damar yang dipastikan membuat Rama sengit.

"Mulut lo---" Rama mendecak kesal setiap kali Damar menyebut nama tunangannya itu.

Terpopuler

Comments

Erna Masliana

Erna Masliana

pasti ada rahasia.. jangan 2 Zara sebenernya selingkuhan Papa 🙊

2024-04-16

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

mereka ya baru akan di pertemuan kok akunya yg deg-degan ya... 😅😅

2023-10-07

1

🍁ᴺᴵᴱᴸᴬ💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪②❣️👻ᴸᴷ

🍁ᴺᴵᴱᴸᴬ💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪②❣️👻ᴸᴷ

astaga teh puput disangka emak2 sama damar belum tau aja kalo helm nya dibuka😁😁

2023-09-13

1

lihat semua
Episodes
1 1. Anak Sulung
2 2. Idam dan Bakso
3 3. Tentang RPA
4 4. Rama Adyatama
5 5. Penuh Kenangan
6 6. Tragedi Pagi
7 7. Skorsing
8 8. Hari yang Menguras Emosi
9 9. Kesaksian
10 10. Kedatangan Tamu
11 11. Kesan Dua Wanita
12 12. Fakta Mengejutkan
13 13. Fakta Mengejutkan (2)
14 14. Dilema
15 15. Hati yang Biasa Saja
16 16. Ternyata oh Ternyata
17 17. Tulus Bukan Modus
18 18. Terkejut Berkali Lipat
19 19. Secuil Rahasia
20 20. Mingkem, Teh!
21 21. Modus
22 22. Modus (2)
23 23. Mata Indah Bola Pingpong
24 24. Menyingkap Masa Lalu
25 25. Menyingkap Masa Lalu (2)
26 26. Hadapi Masa Kini
27 27. Teleponan Sama Siapa?
28 28. Ayo Kita Mainkan
29 29. Mendadak Darah Tinggi
30 30. Beraksi
31 31. Beraksi (2)
32 32. Saatnya Tiba
33 33. Gara-Gara Emoticon
34 34. Tamu Cowok
35 35. Menyentuh Hati yang Tidak Peka
36 36. Memangnya Siapa yang Kangen Aku?!
37 37. Bisikan, I Love You!
38 38. Menjemputmu
39 39. Wajah Baru, Sikap Baru
40 40. Gelisah...Hati Gelisah
41 41. Kala Cinta Menggoda
42 42. Kala Cinta Menggoda (2)
43 43. Dilamar
44 44. Reuni
45 45. Reuni (2)
46 46. Katakan dengan Jelas!
47 47. Suara Dengarkanlah Aku
48 48. Aku Galau
49 49. Jawab Hanya Yes or No
50 50. Jam 7, On Time!
51 51. Dinner
52 52. I Love You, Neng
53 53. Tentang Kartika
54 54. Mengantar Cia
55 55. Amukan Kuda
56 56. Pulang Untuk Membuat Perhitungan
57 57. Selamat Datang Senin
58 58. Calon Istri?!
59 59. Tentang Dia...Bidadari Tak Bersayap
60 60. Koalisi Malam Minggu
61 61. Saturday Night Vibes
62 62. The Power of Love
63 63. Mau Demo?!
64 64. Galecok Sorangan
65 65. Rencana
66 66. Share Loc Pertemuan
67 67. Kalang Kabut
68 68. Kosong
69 69. Cinta, Yang Pergi Dan Datang
70 70. Awal Hidup Baru?
71 71. Mendadak Moody
72 72. Yang Datang dan Pergi
73 73. Malam Minggu Kita
74 74. Fii Amanillah
75 75. Asa Dalam Harap Cemas
76 76. Menghitung Mundur
77 77. Sakral
78 78. Celebrate Tonight
79 79. Starting, One Hundred Kisses
80 80. Namanya Juga Pengantin Baru
81 81. I Love Monday
82 82. Melayang Bersama
83 83. Selasa
84 84. Pergi Untuk Kembali?
85 85. Sehari Sebelum Pulang
86 86. Handuk Pagi
87 87. Kejutan
88 88. Kisah Seminggu LDR
89 Bab 89. Berjumpa di Banyumas
90 Bab 90. Hasil Penerawangan
91 91. Keputusan Puput
92 92. Momen Medical Check Up
93 93. Layu Sebelum Berkembang
94 94. Kabar Terbaru
95 95. Kembali ke Jakarta
96 96. Menjemputmu
97 97. Mencari Jejak
98 98. Tentang Rindu
99 99. Ujian Lagi?
100 100. Surat Kaleng
101 101. Dilema Isi Surat
102 102. Tabrak Lari
103 103. Akhirnya Ku Menemukanmu
104 104. Akhirnya Ku Menemukanmu (2)
105 105. Fatigue
106 106. Pelan-Pelan Saja
107 107. Fans Lama
108 108. Menjenguk
109 109. Obat Mujarab
110 110. Update Status
111 111. Driver Pemenang
112 112. Ayo Kita Kemon
113 113. Tenang, Ada Aku
114 114. Restu Untuk Damar
115 115. Menuju Lamaran
116 116. Bukti Cinta Rama
117 117. Selesaikan Kesalah Pahaman
118 118. Rupa-Rupa Rasa
119 119. Lamaran CiDa
120 120. Rumah Baru, Rejeki Ami
121 121. Kabar Terkini
122 122. Fly Me To The Moon
123 123. Selamat Datang Di Resepsi RamPut
124 124. Selamat Datang Di Resepsi RamPut (2)
125 125. Pesta Telah Usai
126 126. Begadang Berjama'ah
127 127. Pulang
128 128. Hampa
129 129. Latihan Memanjakan Perut
130 130. Masa Lalu Biarlah Masa Lalu
131 131. Hubungan Baru
132 132. Autumn in Turkey
133 133. Asal Ibu Bahagia
134 134. Best Bro Forever
135 135. Tamu Di Rumah Mertua
136 136. Dicintai Dan Dibenci
137 137. Sekelumit Aulia
138 138. Menuju Ciamis
139 139. Merayu Ami
140 140. Ami dan Padma
141 141. Damai Itu Indah
142 142. Senja di Canggu
143 143. Kasih Putih
144 144. Bertemu Idam
145 145. Tak Seindah Ekspektasi
146 146. Tumben Aa Bau
147 147. From Umma And Baby
148 148. Posesif Mami
149 149. Sanksi Untuk Damar Dan Cia
150 150. Love of My Life
151 151. Penolakan Puput
152 152. Jangan Kepo
153 153. Menjadi Bayi Besar
154 154. Bayi Besar Menggemaskan
155 155. Perjanjian
156 156. Ada Yang Galau
157 157. Panggil Bunda
158 Bab 158. Siraman
159 159. Momen Akad
160 160. Romansa Resepsi
161 161. Mengantar Honeymoon
162 162. Keputusan Terbaik
163 163. Tak Ingin Usai
164 Pengumuman Give Away
165 Karya Baru Hadir
166 Karya Baru 2024 Sudah Rilis
Episodes

Updated 166 Episodes

1
1. Anak Sulung
2
2. Idam dan Bakso
3
3. Tentang RPA
4
4. Rama Adyatama
5
5. Penuh Kenangan
6
6. Tragedi Pagi
7
7. Skorsing
8
8. Hari yang Menguras Emosi
9
9. Kesaksian
10
10. Kedatangan Tamu
11
11. Kesan Dua Wanita
12
12. Fakta Mengejutkan
13
13. Fakta Mengejutkan (2)
14
14. Dilema
15
15. Hati yang Biasa Saja
16
16. Ternyata oh Ternyata
17
17. Tulus Bukan Modus
18
18. Terkejut Berkali Lipat
19
19. Secuil Rahasia
20
20. Mingkem, Teh!
21
21. Modus
22
22. Modus (2)
23
23. Mata Indah Bola Pingpong
24
24. Menyingkap Masa Lalu
25
25. Menyingkap Masa Lalu (2)
26
26. Hadapi Masa Kini
27
27. Teleponan Sama Siapa?
28
28. Ayo Kita Mainkan
29
29. Mendadak Darah Tinggi
30
30. Beraksi
31
31. Beraksi (2)
32
32. Saatnya Tiba
33
33. Gara-Gara Emoticon
34
34. Tamu Cowok
35
35. Menyentuh Hati yang Tidak Peka
36
36. Memangnya Siapa yang Kangen Aku?!
37
37. Bisikan, I Love You!
38
38. Menjemputmu
39
39. Wajah Baru, Sikap Baru
40
40. Gelisah...Hati Gelisah
41
41. Kala Cinta Menggoda
42
42. Kala Cinta Menggoda (2)
43
43. Dilamar
44
44. Reuni
45
45. Reuni (2)
46
46. Katakan dengan Jelas!
47
47. Suara Dengarkanlah Aku
48
48. Aku Galau
49
49. Jawab Hanya Yes or No
50
50. Jam 7, On Time!
51
51. Dinner
52
52. I Love You, Neng
53
53. Tentang Kartika
54
54. Mengantar Cia
55
55. Amukan Kuda
56
56. Pulang Untuk Membuat Perhitungan
57
57. Selamat Datang Senin
58
58. Calon Istri?!
59
59. Tentang Dia...Bidadari Tak Bersayap
60
60. Koalisi Malam Minggu
61
61. Saturday Night Vibes
62
62. The Power of Love
63
63. Mau Demo?!
64
64. Galecok Sorangan
65
65. Rencana
66
66. Share Loc Pertemuan
67
67. Kalang Kabut
68
68. Kosong
69
69. Cinta, Yang Pergi Dan Datang
70
70. Awal Hidup Baru?
71
71. Mendadak Moody
72
72. Yang Datang dan Pergi
73
73. Malam Minggu Kita
74
74. Fii Amanillah
75
75. Asa Dalam Harap Cemas
76
76. Menghitung Mundur
77
77. Sakral
78
78. Celebrate Tonight
79
79. Starting, One Hundred Kisses
80
80. Namanya Juga Pengantin Baru
81
81. I Love Monday
82
82. Melayang Bersama
83
83. Selasa
84
84. Pergi Untuk Kembali?
85
85. Sehari Sebelum Pulang
86
86. Handuk Pagi
87
87. Kejutan
88
88. Kisah Seminggu LDR
89
Bab 89. Berjumpa di Banyumas
90
Bab 90. Hasil Penerawangan
91
91. Keputusan Puput
92
92. Momen Medical Check Up
93
93. Layu Sebelum Berkembang
94
94. Kabar Terbaru
95
95. Kembali ke Jakarta
96
96. Menjemputmu
97
97. Mencari Jejak
98
98. Tentang Rindu
99
99. Ujian Lagi?
100
100. Surat Kaleng
101
101. Dilema Isi Surat
102
102. Tabrak Lari
103
103. Akhirnya Ku Menemukanmu
104
104. Akhirnya Ku Menemukanmu (2)
105
105. Fatigue
106
106. Pelan-Pelan Saja
107
107. Fans Lama
108
108. Menjenguk
109
109. Obat Mujarab
110
110. Update Status
111
111. Driver Pemenang
112
112. Ayo Kita Kemon
113
113. Tenang, Ada Aku
114
114. Restu Untuk Damar
115
115. Menuju Lamaran
116
116. Bukti Cinta Rama
117
117. Selesaikan Kesalah Pahaman
118
118. Rupa-Rupa Rasa
119
119. Lamaran CiDa
120
120. Rumah Baru, Rejeki Ami
121
121. Kabar Terkini
122
122. Fly Me To The Moon
123
123. Selamat Datang Di Resepsi RamPut
124
124. Selamat Datang Di Resepsi RamPut (2)
125
125. Pesta Telah Usai
126
126. Begadang Berjama'ah
127
127. Pulang
128
128. Hampa
129
129. Latihan Memanjakan Perut
130
130. Masa Lalu Biarlah Masa Lalu
131
131. Hubungan Baru
132
132. Autumn in Turkey
133
133. Asal Ibu Bahagia
134
134. Best Bro Forever
135
135. Tamu Di Rumah Mertua
136
136. Dicintai Dan Dibenci
137
137. Sekelumit Aulia
138
138. Menuju Ciamis
139
139. Merayu Ami
140
140. Ami dan Padma
141
141. Damai Itu Indah
142
142. Senja di Canggu
143
143. Kasih Putih
144
144. Bertemu Idam
145
145. Tak Seindah Ekspektasi
146
146. Tumben Aa Bau
147
147. From Umma And Baby
148
148. Posesif Mami
149
149. Sanksi Untuk Damar Dan Cia
150
150. Love of My Life
151
151. Penolakan Puput
152
152. Jangan Kepo
153
153. Menjadi Bayi Besar
154
154. Bayi Besar Menggemaskan
155
155. Perjanjian
156
156. Ada Yang Galau
157
157. Panggil Bunda
158
Bab 158. Siraman
159
159. Momen Akad
160
160. Romansa Resepsi
161
161. Mengantar Honeymoon
162
162. Keputusan Terbaik
163
163. Tak Ingin Usai
164
Pengumuman Give Away
165
Karya Baru Hadir
166
Karya Baru 2024 Sudah Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!