8. Hari yang Menguras Emosi

Keluar dan menutup pintu ruangan Pak Hendra. Puput langsung dijegal langkah oleh Via. Kesempatan, mumpung tidak ada Septi yang lagi turun ke lantai satu. Yang selalu hobi nyinyir terutama terhadap Puput. Dengan suara pelan ia menanyakan tentang alasan terlambat masuk kantor dan ingin tahu tanggapan manajer Hendra.

"Nanti ajalah pulang kerja kamu main ke rumah. Biar ngobrolnya leluasa. Sekarang aku mau pulang." Puput masuk ke kubikelnya. Meraih tas yang tersimpan di atas meja.

"Lah....kenapa pulang, Siput?" Menambah rasa penasaran Via yang melihat raut wajah sahabatnya itu agak muram.

Puput menghembuskan nafas panjang. "Hari ini aku dibebas tugaskan. Besok mulai kerja baru. Jadi bawahanmu," ujarnya sembari tersenyum kecut.

Via menepuk kening dan mendesah. Menggelengkan kepala, tak percaya dengan keputusan hukuman yang harus diterima sahabatnya itu. Ingin protes tapi siapalah aku, pikirnya. Bahkan Pak Rama nya langsung pergi dengan tergesa.

"Oke, Put. Nanti kita ngobrol banyak di rumah. Kamu tiati di jalan ya. Harus tabah dan tegar, jangan sampe oleng bawa motornya. Aku udah cancel do'a ngehalu kisah Rama Sinta mix Sangkurian Dayang Sumbi untukmu. Ternyata dia menyebalkan and killer," pungkasnya dengan nada geram dan kedua tangan yang diangkat seolah ingin mencakar-cakar.

Lain halnya Puput yang memutar kedua bola mata. Jengah dengan cerocosan Via yang tanpa filter itu. Sudah tidak aneh dengan kelakuan gadis jawa yang super ekspresif kalau bicara.

"Semua, aku pamit duluan pulang ya. Hari ini aku free." Puput melambaikan tangan ke kiri dan kanan. Tidak menampakkan wajah sendu lagi, sebaliknya tetap riang enerjik dan semangat seperti biasanya.

"Putri, tetap semangat ya! Titi dj pulangnya!" Andi menatap dengan sorot kasihan. Mengangkat tangan terkepal dan mensupport rekan kerja yang terkena hukuman itu. Yang lain hanya membalas lambaian tangan Puput karena sedang disibukkan dengan pekerjaan.

Waktu menunjukkan jam 10 lebih 15 menit. Puput memilih menepikan motor, singgah di alun-alun Ciamis. Terlalu pagi untuk pulang ke rumah. Malah akan menjadi bahan pertanyaan penuh keheranan. Tidak ingin ibunya tahu akan skorsing yang diterimanya. Bisa-bisa membuat sang ibu menjadi sedih dan kepikiran.

Alun-alun yang luas dan tertata apik. Ruang publik yang menjadi icon kota Ciamis itu tampak lengang. Akan lebih ramai pengunjung saat menjelang sore atau hari libur.

Puput memilih duduk di bangku yang dekat dengan masjid Agung. Karena deretan bangku beton di seputaran masjid lebih teduh oleh rindangnya pepohonan. Nampak seorang petugas kebersihan sedang menyapu daun-daun kering. Puput melempar senyum ramah dan memberikan teh botol dingin yang dibelinya dari pedagang gerobak di dekat parkiran.

"Jazakillah khairan, makasih Neng." Ibu-ibu berseragam dinas kebersihan itu menerima dengan wajah sumringah.

Ponsel yang baru sempat dibukanya menampilkan puluhan panggilan tak terjawab dari Via. Termasuk chat yang dikirim berkali-kali menanyakan posisi. Keningnya mengkerut, ada 2 panggilan di 10 menit yang lalu dari nomer yang tidak dikenal. Siapa ya?

Minuman teh botol miliknya disedot tanpa henti. Baru sadar jika tenggorokannya sangat kering. Rasa dingin menyegarkan mengaliri tenggorokan dan membuat kepalanya yang sempat berdenyut lebih plong. Skorsing yang tak disangkanya lumayan membuat syok. Tapi ia tidak akan down. Tetap semangat menerima hukuman dari sang owner.

Puput termenung. Kilas balik peristiwa pagi ini. Ternyata berbuat baik menolong orang tidak selamanya berbuah manis, tidak selamanya mendapat balasan kebaikan. Malah yang ada harus menelan pil pahit.

"Astagfirullah---" lirihnya. Terkejut dengan prasangka buruk yang menari-nari di pikiran.

Ikhlas Put....ikhlas.

Puput mensugesti diri. Menepis prasangka buruk yang hampir saja mengotori hati. Yakin, akan selalu ada hikmah di setiap kejadian.

Ponselnya berdering. Ibu memanggil.

Sekali usap, Puput menjawab ucap salam sang ibu yang terdengar bernada khawatir.

"Teh, barusan wali kelas Rahmi telepon. Ibu disuruh ke sekolah sekarang juga. Katanya ada masalah."

"Masalah apa, Bu?" Puput mengeratkan ponselnya. Kedua alisnya bertaut dengan wajah serius.

"Katanya Rahmi mukul temannya sampai terkilir. Ibu ke sekolah dulu atuh ya, buat mastiin." Terdengar nada cemas ibu di ujung telepon."

"Ibu di rumah aja. Biar teteh yang ke sekolah. Sekarang mau jalan." Puput mencegah ibunya pergi. Segera berdiri dan menyelempangkan tasnya. Tidak lupa membuang dulu kemasan minuman ke tempat sampah. Langkahnya lebar menuju parkiran motor.

"Kan teteh kerja?!" Terdengar nada heran ibunya.

"Hari ini bagian lapangan, Bu. Ini aja lagi diluar. Sudah dulu ya, Bu. Teteh otewe ke sekolah!" Puput menyimpan ponsel ke dalam tas usai ibu menyuruhnya berhati-hati di jalan.

Maaf, Bu. Teteh bohong.

Puput memasang helm fullface nya serta sarung tangan pelindung dari sengatan matahari. Melesat pergi menaiki tunggangannya.

...***...

Jalanan yang lengang membuat Puput menggeber NMax nya pada kecepatan 60 km/jam. Tak butuh waktu lama. Hanya dalam waktu 12 menit, Puput sampai di sekolahan adik bungsunya.

Di ruang kepala sekolah, sudah ada beberapa orang berkumpul. Diantaranya yang dikenal ada bapak kepala sekolah dan wali kelas enam. Puput menyalami semuanya. Termasuk sepasang orang tua yang nampak ketus dan menatapnya tajam. Rahmi yang nampak senang akan kedatangan kakaknya itu langsung berpindah duduk mendekat.

"Oh, jadi ini ibunya Rahmi?!" dengan penuh kemarahan si ibu berbadan subur itu menunjuk muka Puput. "Kamu harusnya didik anakmu dengan bener. Perempuan kok kelakuannya kayak preman."

"Tenang dulu ya, Bu Iwan. Kita bicarakan ini baik-baik ya!" ujar Kepala sekolah menengahi. Menenangkan ibunya Robin yang tersengal-sengal karena menahan marah.

Puput yang belum faham akar permasalahannya mencoba tenang tidak terpancing emosi.

"Perkenalkan saya Puput, ķakaknya Rahmi. Boleh dijelaskan dulu apa masalahnya ya?" Puput menatap Ibu Rika, wali kelasnya Rahmi.

"Begini Teh Puput, kronologis awalnya saya juga belum jelas. Yang saya lihat ada keributan di kelas pas saya kasih tugas. Dan Robin sudah tergeletak di lantai sambil menangis memegangi tangan," ujar sang wali kelas.

Puput melihat murid laki-laki duduk paling pojok dengan tangan kanan dibalut perban coklat biocrepe. Di sampingnya adalah bapaknya Robin yang intens menatap Puput sejak hadir di ruangan itu.

"Tangan anak saya sampe terkilir dan bengkak. Pokoknya Bapak harus ngasih hukuman sama anak yang nakal." Ibunya Robin masih berapi-api. Meminta kepala sekolah untuk memberi sanksi.

"Nanti dulu, Bu! Ada akibat pasti ada sebab. Saya mau tanya dulu adik saya!" Puput tidak gentar dengan hardikan ibunya Robin.

Puput beralih menatap sang adik yang duduk di sampingnya. "Ami---- jujur sama teteh. Kenapa Ami pukul Robin?" tanyanya dengan lembut.

"Aku kan tadi lagi ngerajin tugas matematika. Terus Robin gangguin. Nyolek-nyolek pinggang. Udah aku tegur malah makin sengaja mau pegang ini---" Rahmi menunjuk dadanya.

"Aku tepis tangannya Robin sambil marahin. Dia malah ketawa-ketawa. Lalu si Robin malah mau meluk. Ya aku tarik aja tangannya dipelintir sampe jatuh. Tuman!" Rahmi menatap galak pada Robin. Membuat anak laki-laki itu menciutkan badan. Bersembunyi di balik punggung bapaknya.

"Sekarang Bapak tanya sama Robin." Kepala sekolah kembali bersuara. Beralih menatap murid laki-laki itu. "Kenapa Robin sampe dipelintir tangan oleh Rahmi?" sang kepala sekolah berusaha fair.

"Teman-teman di kelas banyak yang lihat kok!" Celetuk Rahmi memecah keheningan karena Robin masih bungkam. Nampak percaya diri jika yang memulai masalah bukan dirinya.

"Aku memang iseng gangguin Rahmi. Maaf---" Akhirnya Robin membuka mulut dengan kepala menunduk.

"Sudah jelas kan siapa yang salah. Memang saya dan Ibu selalu berpesan pada Rahmi, harus menolak dan melawan jika ada laki-laki menyentuh anggota badan." Puput memfokuskan menatap Ibunya Robin. Yang ditatap nampak memalingkan wajah ke lain arah dengan bibir mengatup.

"Pah, ngomong dong. Jangan diem wae!" Bu Iwan beralih mencolek lengan suaminya. Berbicara setengah berbisik. Ia tidak tahu jika dari tadi suaminya itu malah betah menatap wajah cantik Puput.

"Eh i-iya. Bapak dan Ibu, juga Teh Puput. Saya selaku orangtua Robin mohon maaf atas kenakalan anak saya."

Ibunya Robin mendelik pada sang suami. Bukan itu ucapan yang ingin didengarnya. Seharusnya selaku orangtua tetap membela anaknya.

"Kita islah ya bapak dan ibu. Saya kira masalah ini kita anggap selesai sampai di sini." Bapak kepala sekolah selaku mediator menutup permasalah. Mempersilakan kedua murid berjabat tangan juga wali murid saling maaf memaafkan.

Rahmi merajuk ingin pulang. Tidak mau melanjutkan masuk ke kelas yang tinggal satu mata pelajaran lagi. Membuat Puput harus bicara dengan wali kelas untuk meminta izin.

Di luar ruang guru, Puput mensejajari langkah gurunya Rahmi yang berjalan menuju kelas. "Bu Rika, maaf adik saya lagi mode bete. Mau izin pulang aja, gak papa?" pintanya dengan sungkan.

Bu Rika mengangguk. "Gak papa, tapi besok Rahmi harus masuk sekolah lagi ya," ujarnya menatap Rahmi yang menggelayut di lengan sang kakak.

Setelah mendapat izin, Puput pamit dan Rahmi pun mencium tangan sang guru.

"Teh, pengen jajan siomay!" Rahmi yang duduk diboncengan berteriak.

"Siomay mana?" Puput pun memelankan laju motornya. Khawatir tukang siomay terlewat.

"Siomay mang Dudung. Yang deket polsek."

"Ah jauh itu.... Lain kali aja ya. Kita pulang!" Puput menolak. Bahkan sekarang sudah sampai di seberang rumah menunggu jalan lengang.

"Aahhh gak mau, Teteh. Aku pengen siomay mang Dudung sekarang!" Rahmi merajuk. Merekatkan pelukan di pinggang sang kakak. Tidak mau turun.

Puput hanya bisa menghela nafas panjang. Padahal sudah sampai depan rumah. Terpaksa menuruti. Itu berarti harus berkendara lagi ke jalur pusat kota.

"Ya udah. Simpan dulu tasnya terus ambil helm. Sekalian bilang dulu sama Ibu!"

Plang bertuliskan Siomay Mang Dudung sudah nampak di depan mata. Memang rasanya enak, sangat terasa aroma tenggiri serta bumbu kacang yang lembut. Terkadang Puput sengaja datang membawa sekeluarga menikmati siomay dan bakso tahu yang cocok di lidah.

Tiìiiinnnnn

Klakson panjang dibunyikan oleh kendaraan yang keluar dari polsek, seenaknya menyalip jalan. Membuat Puput terkejut dan harus memepetkan motor turun ke bahu jalan. Jika tidak, motornya akan kesenggol.

"Astagfirullah hal'adziim----"

"Hei------ berhenti siah!!!"

"Dasar sontoloyo! Seenaknya aja bawa mobil!"

Geram. Puput meneriaki mobil Pajero hitam yang melaju makin menjauh tanpa rasa bersalah. Pasti tidak terdengar karena Puput berteriak di balik helm fullface nya. Ingin sekali mengejar. Tapi tidak mungkin, karena sedang membonceng adiknya. Bisa-bisa si bungsu syok dengan aksi ngebutnya nanti. Benar-benar hari ini hari yang menguras emosi jiwa.

...***...

Terpopuler

Comments

Erna Masliana

Erna Masliana

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2024-04-16

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

hadehh.. si teteh mah galak pisah euyy.. 🤭🤭🤭

2023-10-07

2

susi 2020

susi 2020

🤩😍

2023-09-10

0

lihat semua
Episodes
1 1. Anak Sulung
2 2. Idam dan Bakso
3 3. Tentang RPA
4 4. Rama Adyatama
5 5. Penuh Kenangan
6 6. Tragedi Pagi
7 7. Skorsing
8 8. Hari yang Menguras Emosi
9 9. Kesaksian
10 10. Kedatangan Tamu
11 11. Kesan Dua Wanita
12 12. Fakta Mengejutkan
13 13. Fakta Mengejutkan (2)
14 14. Dilema
15 15. Hati yang Biasa Saja
16 16. Ternyata oh Ternyata
17 17. Tulus Bukan Modus
18 18. Terkejut Berkali Lipat
19 19. Secuil Rahasia
20 20. Mingkem, Teh!
21 21. Modus
22 22. Modus (2)
23 23. Mata Indah Bola Pingpong
24 24. Menyingkap Masa Lalu
25 25. Menyingkap Masa Lalu (2)
26 26. Hadapi Masa Kini
27 27. Teleponan Sama Siapa?
28 28. Ayo Kita Mainkan
29 29. Mendadak Darah Tinggi
30 30. Beraksi
31 31. Beraksi (2)
32 32. Saatnya Tiba
33 33. Gara-Gara Emoticon
34 34. Tamu Cowok
35 35. Menyentuh Hati yang Tidak Peka
36 36. Memangnya Siapa yang Kangen Aku?!
37 37. Bisikan, I Love You!
38 38. Menjemputmu
39 39. Wajah Baru, Sikap Baru
40 40. Gelisah...Hati Gelisah
41 41. Kala Cinta Menggoda
42 42. Kala Cinta Menggoda (2)
43 43. Dilamar
44 44. Reuni
45 45. Reuni (2)
46 46. Katakan dengan Jelas!
47 47. Suara Dengarkanlah Aku
48 48. Aku Galau
49 49. Jawab Hanya Yes or No
50 50. Jam 7, On Time!
51 51. Dinner
52 52. I Love You, Neng
53 53. Tentang Kartika
54 54. Mengantar Cia
55 55. Amukan Kuda
56 56. Pulang Untuk Membuat Perhitungan
57 57. Selamat Datang Senin
58 58. Calon Istri?!
59 59. Tentang Dia...Bidadari Tak Bersayap
60 60. Koalisi Malam Minggu
61 61. Saturday Night Vibes
62 62. The Power of Love
63 63. Mau Demo?!
64 64. Galecok Sorangan
65 65. Rencana
66 66. Share Loc Pertemuan
67 67. Kalang Kabut
68 68. Kosong
69 69. Cinta, Yang Pergi Dan Datang
70 70. Awal Hidup Baru?
71 71. Mendadak Moody
72 72. Yang Datang dan Pergi
73 73. Malam Minggu Kita
74 74. Fii Amanillah
75 75. Asa Dalam Harap Cemas
76 76. Menghitung Mundur
77 77. Sakral
78 78. Celebrate Tonight
79 79. Starting, One Hundred Kisses
80 80. Namanya Juga Pengantin Baru
81 81. I Love Monday
82 82. Melayang Bersama
83 83. Selasa
84 84. Pergi Untuk Kembali?
85 85. Sehari Sebelum Pulang
86 86. Handuk Pagi
87 87. Kejutan
88 88. Kisah Seminggu LDR
89 Bab 89. Berjumpa di Banyumas
90 Bab 90. Hasil Penerawangan
91 91. Keputusan Puput
92 92. Momen Medical Check Up
93 93. Layu Sebelum Berkembang
94 94. Kabar Terbaru
95 95. Kembali ke Jakarta
96 96. Menjemputmu
97 97. Mencari Jejak
98 98. Tentang Rindu
99 99. Ujian Lagi?
100 100. Surat Kaleng
101 101. Dilema Isi Surat
102 102. Tabrak Lari
103 103. Akhirnya Ku Menemukanmu
104 104. Akhirnya Ku Menemukanmu (2)
105 105. Fatigue
106 106. Pelan-Pelan Saja
107 107. Fans Lama
108 108. Menjenguk
109 109. Obat Mujarab
110 110. Update Status
111 111. Driver Pemenang
112 112. Ayo Kita Kemon
113 113. Tenang, Ada Aku
114 114. Restu Untuk Damar
115 115. Menuju Lamaran
116 116. Bukti Cinta Rama
117 117. Selesaikan Kesalah Pahaman
118 118. Rupa-Rupa Rasa
119 119. Lamaran CiDa
120 120. Rumah Baru, Rejeki Ami
121 121. Kabar Terkini
122 122. Fly Me To The Moon
123 123. Selamat Datang Di Resepsi RamPut
124 124. Selamat Datang Di Resepsi RamPut (2)
125 125. Pesta Telah Usai
126 126. Begadang Berjama'ah
127 127. Pulang
128 128. Hampa
129 129. Latihan Memanjakan Perut
130 130. Masa Lalu Biarlah Masa Lalu
131 131. Hubungan Baru
132 132. Autumn in Turkey
133 133. Asal Ibu Bahagia
134 134. Best Bro Forever
135 135. Tamu Di Rumah Mertua
136 136. Dicintai Dan Dibenci
137 137. Sekelumit Aulia
138 138. Menuju Ciamis
139 139. Merayu Ami
140 140. Ami dan Padma
141 141. Damai Itu Indah
142 142. Senja di Canggu
143 143. Kasih Putih
144 144. Bertemu Idam
145 145. Tak Seindah Ekspektasi
146 146. Tumben Aa Bau
147 147. From Umma And Baby
148 148. Posesif Mami
149 149. Sanksi Untuk Damar Dan Cia
150 150. Love of My Life
151 151. Penolakan Puput
152 152. Jangan Kepo
153 153. Menjadi Bayi Besar
154 154. Bayi Besar Menggemaskan
155 155. Perjanjian
156 156. Ada Yang Galau
157 157. Panggil Bunda
158 Bab 158. Siraman
159 159. Momen Akad
160 160. Romansa Resepsi
161 161. Mengantar Honeymoon
162 162. Keputusan Terbaik
163 163. Tak Ingin Usai
164 Pengumuman Give Away
165 Karya Baru Hadir
166 Karya Baru 2024 Sudah Rilis
Episodes

Updated 166 Episodes

1
1. Anak Sulung
2
2. Idam dan Bakso
3
3. Tentang RPA
4
4. Rama Adyatama
5
5. Penuh Kenangan
6
6. Tragedi Pagi
7
7. Skorsing
8
8. Hari yang Menguras Emosi
9
9. Kesaksian
10
10. Kedatangan Tamu
11
11. Kesan Dua Wanita
12
12. Fakta Mengejutkan
13
13. Fakta Mengejutkan (2)
14
14. Dilema
15
15. Hati yang Biasa Saja
16
16. Ternyata oh Ternyata
17
17. Tulus Bukan Modus
18
18. Terkejut Berkali Lipat
19
19. Secuil Rahasia
20
20. Mingkem, Teh!
21
21. Modus
22
22. Modus (2)
23
23. Mata Indah Bola Pingpong
24
24. Menyingkap Masa Lalu
25
25. Menyingkap Masa Lalu (2)
26
26. Hadapi Masa Kini
27
27. Teleponan Sama Siapa?
28
28. Ayo Kita Mainkan
29
29. Mendadak Darah Tinggi
30
30. Beraksi
31
31. Beraksi (2)
32
32. Saatnya Tiba
33
33. Gara-Gara Emoticon
34
34. Tamu Cowok
35
35. Menyentuh Hati yang Tidak Peka
36
36. Memangnya Siapa yang Kangen Aku?!
37
37. Bisikan, I Love You!
38
38. Menjemputmu
39
39. Wajah Baru, Sikap Baru
40
40. Gelisah...Hati Gelisah
41
41. Kala Cinta Menggoda
42
42. Kala Cinta Menggoda (2)
43
43. Dilamar
44
44. Reuni
45
45. Reuni (2)
46
46. Katakan dengan Jelas!
47
47. Suara Dengarkanlah Aku
48
48. Aku Galau
49
49. Jawab Hanya Yes or No
50
50. Jam 7, On Time!
51
51. Dinner
52
52. I Love You, Neng
53
53. Tentang Kartika
54
54. Mengantar Cia
55
55. Amukan Kuda
56
56. Pulang Untuk Membuat Perhitungan
57
57. Selamat Datang Senin
58
58. Calon Istri?!
59
59. Tentang Dia...Bidadari Tak Bersayap
60
60. Koalisi Malam Minggu
61
61. Saturday Night Vibes
62
62. The Power of Love
63
63. Mau Demo?!
64
64. Galecok Sorangan
65
65. Rencana
66
66. Share Loc Pertemuan
67
67. Kalang Kabut
68
68. Kosong
69
69. Cinta, Yang Pergi Dan Datang
70
70. Awal Hidup Baru?
71
71. Mendadak Moody
72
72. Yang Datang dan Pergi
73
73. Malam Minggu Kita
74
74. Fii Amanillah
75
75. Asa Dalam Harap Cemas
76
76. Menghitung Mundur
77
77. Sakral
78
78. Celebrate Tonight
79
79. Starting, One Hundred Kisses
80
80. Namanya Juga Pengantin Baru
81
81. I Love Monday
82
82. Melayang Bersama
83
83. Selasa
84
84. Pergi Untuk Kembali?
85
85. Sehari Sebelum Pulang
86
86. Handuk Pagi
87
87. Kejutan
88
88. Kisah Seminggu LDR
89
Bab 89. Berjumpa di Banyumas
90
Bab 90. Hasil Penerawangan
91
91. Keputusan Puput
92
92. Momen Medical Check Up
93
93. Layu Sebelum Berkembang
94
94. Kabar Terbaru
95
95. Kembali ke Jakarta
96
96. Menjemputmu
97
97. Mencari Jejak
98
98. Tentang Rindu
99
99. Ujian Lagi?
100
100. Surat Kaleng
101
101. Dilema Isi Surat
102
102. Tabrak Lari
103
103. Akhirnya Ku Menemukanmu
104
104. Akhirnya Ku Menemukanmu (2)
105
105. Fatigue
106
106. Pelan-Pelan Saja
107
107. Fans Lama
108
108. Menjenguk
109
109. Obat Mujarab
110
110. Update Status
111
111. Driver Pemenang
112
112. Ayo Kita Kemon
113
113. Tenang, Ada Aku
114
114. Restu Untuk Damar
115
115. Menuju Lamaran
116
116. Bukti Cinta Rama
117
117. Selesaikan Kesalah Pahaman
118
118. Rupa-Rupa Rasa
119
119. Lamaran CiDa
120
120. Rumah Baru, Rejeki Ami
121
121. Kabar Terkini
122
122. Fly Me To The Moon
123
123. Selamat Datang Di Resepsi RamPut
124
124. Selamat Datang Di Resepsi RamPut (2)
125
125. Pesta Telah Usai
126
126. Begadang Berjama'ah
127
127. Pulang
128
128. Hampa
129
129. Latihan Memanjakan Perut
130
130. Masa Lalu Biarlah Masa Lalu
131
131. Hubungan Baru
132
132. Autumn in Turkey
133
133. Asal Ibu Bahagia
134
134. Best Bro Forever
135
135. Tamu Di Rumah Mertua
136
136. Dicintai Dan Dibenci
137
137. Sekelumit Aulia
138
138. Menuju Ciamis
139
139. Merayu Ami
140
140. Ami dan Padma
141
141. Damai Itu Indah
142
142. Senja di Canggu
143
143. Kasih Putih
144
144. Bertemu Idam
145
145. Tak Seindah Ekspektasi
146
146. Tumben Aa Bau
147
147. From Umma And Baby
148
148. Posesif Mami
149
149. Sanksi Untuk Damar Dan Cia
150
150. Love of My Life
151
151. Penolakan Puput
152
152. Jangan Kepo
153
153. Menjadi Bayi Besar
154
154. Bayi Besar Menggemaskan
155
155. Perjanjian
156
156. Ada Yang Galau
157
157. Panggil Bunda
158
Bab 158. Siraman
159
159. Momen Akad
160
160. Romansa Resepsi
161
161. Mengantar Honeymoon
162
162. Keputusan Terbaik
163
163. Tak Ingin Usai
164
Pengumuman Give Away
165
Karya Baru Hadir
166
Karya Baru 2024 Sudah Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!