7. Skorsing

Novia nampak gelisah. Entah sudah berapa puluh kali menghubungi nomer sahabatnya. Tersambung namun tidak diangkat. Bolak balik ke parkiran khusus karyawan, memastikan motor Puput sudah nangkring di sana. Namun nihil. Lima menit lagi jam briefing akan dimulai. Tapi satu meja belum diisi penghuninya.

"Siput kemana ya dia?!" Via berbicara sendiri dengan raut gelisah. Kemarin Pak Hendra berkali-kali mewanti-wanti untuk siap menyambut sidak sang owner RPA. Ruangan sudah kinclong. Meja dan partisinya sudah mengkilap bebas debu.

"Via, Putri kenapa gak masuk?" Andi yang duduk di kubikel sebelah kiri Via, melongokkan kepala dengan memutar kursi kerjanya. Terdapat 10 kubikel yang terbagi dua. Lima meja di kiri dan 5 meja di kanan. Tengah-tengah merupakan jalan akses menuju ruangan manajer dan ruang owner yang akan datang sebentar lagi.

"Kesiangan mungkin atau ada trouble di jalan. Soalnya kalau izin pasti dia ngomong sama aku." Via hanya bisa menduga-duga. Dia sendiri heran dan bingung campur cemas. Tidak biasanya sahabatnya itu sampai telat begini. Ia kepikiran untuk menelpon Ibu Sekar. Diraihnya ponsel yang tergeletak di meja kerja.

"Guys, siap-siap Pak Rama sudah datang!" Suara Septi, jabatan store supervisor, mengurungkan niat Via untuk menghubungi ibunya Puput. Septi nampak heboh saat sisirnya terjatuh ke kolong meja dan susah untuk berjongkok karena high heel yang dipakainya.

Via menyapukan pandangan dengan mata membelalak. Semua rekan kerja yang perempuan berdandan cetar. Ia juga berdandan lebih dari biasanya, tapi tidak secetar mereka.

"Novia, kemana Putri?!"

Sapaan Septi membuat Via terjengit. Ia dalam mode melamun saat sang supervisor yang menjadi atasannya itu tahu-tahu sudah berada di kubikelnya.

"Belum datang, Bu Septi. Saya belum dapat kabar, ditelepon juga gak diangkat." Via menjawab seadanya.

Septi tersenyum sinis. "Dikasih posisi enak malah ngelunjak. Gini nih gara-gara dimanjain Pak Hendra. Gak menilai dari skillnya, cuma modal cantik doang."

Ingin sekali Via membalas ucapan Septi yang nyata iri dengan posisi Puput sekarang. Yang merasa tersaingi dimana dia sudah mengabdi paling lama sejak RPA Ciamis beroperasi. Namun dari arah pintu nampak tiga orang pria memasuki ruangan. Yang satu jelas dikenalnya, Pak manajer Hendra. Dua orang lagi....

Semua orang sigap berdiri tegak di depan kubilkel masing-masing. Menghadap jalan yang akan dilalui tiga orang pria itu. Semua mata tertuju padanya diiringi senyum dan anggukkan hormat. Via bahkan mengerjap-ngerjapkan mata untuk memastikan penglihatannya. Dua orang asing itu sungguh memukau. Postur tubuh yang tinggi dan proporsional. Ditambah wajah ganteng yang cool. Yakin, semua perempuan yang ada di ruangan ini hatinya nyess, dingin.

"Assalamu'alaikum...Selamat pagi, all partner!" Hendra mulai membuka briefing. Menjadi ciri khas saat menyapa semua karyawan. Sikap low profile nya tidak menganggap karyawan sebagai bawahan tetapi sebagai rekan kerja.

"Hari ini kita kedatangan tamu kehormatan. Mayoritas pasti belum tahu ya, dengan beliau-beliau ini." Hendra menunjuk dengan jempol kanannya diiringi kekehan. Gaya santai dan tenang memjadi ciri khasnya.

Yang ditunjuk nampak bergeming, tetap cool. Gestur yang sama ditunjukkan dua pria single itu, memasukkan tangan ke saku celana. Dengan pandangan tajam mengedar, menatap orang perorang.

"Perkenalkan beliau Pak Rama Adyatama. Founder sekaligus owner RPA." Hendra menoleh pada pria atletis yang mengenakan kemeja lengan panjang warna navy.

"Di samping kiri beliau, Pak Damar Bratajaya." Beliau adalah personal asistant Pak Rama. Orang yang disebut sedikit menganggukkan kepala dengan seulas senyum tipis.

"Silakan Pak Rama---" Hendra memberi kesempatan sang owner untuk memberi sambutan.

"Selamat pagi, semuanya. Kabarnya gimana? Sehat-sehat kan?" Rama membuka dengan bertanya kabar. Pembawaannya begitu tenang tak menyurutkan wibawa yang terbingkai di wajah tampannya.

Menepis praduga sebagian orang dalam ruangan yang menyangka jika sang owner orang yang dingin dan angkuh. Ketegangan yang menyelimuti pun menguap. Semua menjawab serempak. "Alhamdulillah sehat, Pak."

"Bagus. Fisik yang sehat akan mendukung kinerja yang berkualitas." Kemudian Rama mulai berjalan menilik tiap kubikel. Sejenak berhenti memperhatikan kebersihan dan kerapihannya. Aroma parfum maskulin menerpa hidung setiap orang yang dilaluinya.

"Ini kenapa kosong?!" Rama berdiri di depan kubikel paling ujung. Lokasi yang paling dekat dengan ruang manajer. Semua kepala menoleh padanya. Tidak ada yang menjawab.

Hendra berjalan menghampiri Rama. Jelas terkejut. Baru menyadari jika satu orang tidak hadir. Yaitu Putri Kirana.

"Pak Hendra, siapa yang tidak hadir? Kenapa?" Rama menatap datar sang manajer. Menunggu klarifikasi alasan yang masuk akal. Sebelum ia memutuskan memberi sanksi.

Hendra berusaha tetap tenang menghadapi sorot kecewa yang tertangkap di wajah Rama. Beralih mendekati Novia.

"Novia, kenapa Putri tidak masuk?"

Pertanyaan yang sama kali ketiga yang didapat Via. Namun pertanyaan ulang yang ini membuat tubuhnya menegang. Serasa sedang disidang.

"Maaf, Pak. Saya kurang tahu. Sudah dihubungi puluhan kali tapi tidak dijawab." Via menelan saliva. Menundukkan wajah penuh penyesalan karena tidak bisa membela sahabatnya itu. Merasa bingung tidak ada ide harus memberi alasan apa.

"Apa karyawanmu biasa tidak disiplin?!" Rama menatap Hendra masih dengan wajah datar. Namun terbaca dari intonasi suara jika sang owner merasa kecewa. Mendadak atmosfer ruangan menjadi panas dan tegang.

"Tidak, Pak Rama. Semua staf bekerja dengan sangat disiplin. Dan untuk Putri, dia baru kali ini tidak masuk kerja. Saya yakin pasti ada halangan mendadak. Kemarin dia baik-baik saja malah antusias ingin bertemu Anda." Hendra berbicara sesuai fakta. Hanya kalimat terakhirnya yang dibuat-buat untuk menyanjung atasannya itu.

Hening. Semua karyawan menunduk menekuri lantai granit berwarna krem. Takut.

Tiba-tiba Damar berjalan mendekat dengan wajah serius. Menyerahkan ponsel ke tangan Rama.

"Enin. Urgent!"

Dalam suasana hening. Dua kata yang terucap pelan dari bibir sang asisten, terdengar oleh semua orang.

Rama menempelkan ponsel di telinga kanannya. "Hallo----"

"Apaa---?!"

Suara keras Rama dengan intonasi penuh keterkejutan, spontan membuat semua orang menoleh padanya. Nampak mimik wajah dan daun telinga memerah karena menahan amarah.

"Oke----"

"Iya, Enin. Aku pulang sekarang!"

Semua orang mendengar kalimat-kalimat singkat yang lolos dari bibir Rama. Kembari menunduk menekuri lantai begitu percakapan via telepon itu berakhir.

Rama menyerahkan ponsel milik Damar. Kembali ke pembahasan satu orang karyawan yang bolos. Bertanya lagi pada Hendra dengan wajah datar lagi. "Dia posisinya apa?!"

"Account officer, Pak."

Satu helaan nafas panjang dan kasar lolos dari hidung Rama. "Dia skorsing! Mulai besok posisinya jadi staf admin selama 2 bulan!" tegasnya.

"Ini menjadi pembelajaran untuk yang lainnya." Rama mengedarkan pandangan pada seluruh staf inti itu. "Siapapun yang tidak disiplin, akan mendapat skorsing!"

...***...

Puput merapihkan penampilannya. Menepuk-nepuk ujung blazer yang sedikit kotor oleh tanah kering akibat perkelahian tadi. Mengusap wajah yang berkeringat dengan selembar tisu dan menyapukan lagi bedak tipis-tipis sebagai sentuhan akhir. Semua dilakukan di samping motornya yang sudah berada di parkiran khusus karyawan.

Menarik nafas dari hidung dan menghembuskan perlahan dari mulut agar tenang sebelum masuk dan menaiki tangga lantai dua. Hampir dua jam ia terlambat masuk kantor. Sepatu kets yang dipakainya mempermudah langkah cepat menaiki tangga.

"Assalamu'alaikum---" Berucap salam Puput memasuki ruang kerja. Hampir semua melongokkan kepala dari dalam kubikel.

"Put, kenapa baru datang?"

"Put, kirain mau bolos---"

Puput tidak menjawab. Hanya menanggapi dengan senyum.

"Puuutt....kamu dari mana aja?" Via keluar dari kubikelnya dengan wajah sumringah menyambut Puput. Sahabat yang hilang kabar itu datang dalam keadaan baik-baik saja. Sempat berpikiran buruk terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Mengingat panggilannya tidak sekalipun diangkat.

"Hmm, ini kantor bokapmu ya? Seenak udel datang siang." Septi berdiri dengan kedua tangan dilipat di dada dengan wajah sinis.

"Puuutt----" Via mencengkram lengan Puput. diiringi gelengan kepala pelan. Kode agar jangan sampai terpancing marah oleh ucapan Septi.

"Via, sebentar ya! Aku mau ke ruangan Pak Hendra dulu. Nanti aku ceritain apa yang terjadi." Puput menepuk bahu Via. Ia pun beralih pamit kepada Septi yang masih menatapnya tajam. Tas disimpan di mejanya, kemudian mengetuk pintu ruangan Hendra.

Duduk berhadapan di depan meja kerja sang manajer usai dipersilakan masuk. Puput duduk tegak dengan kedua tangan saling bertaut di atas paha.

"Kenapa terlambat, Put?" Dengan bersikap bijak tanpa emosi, Hendra mulai menginterogasi salah satu karyawan unggulannya itu.

"Maafkan saya, Pak. Tadi di jalan ada kejadian tak terduga." Puput berbicara tegak menatap lawan bicara. "Saya nolongin dulu perempuan yang kena pelecehan. Hampir diper kosa oleh dua laki-laki mabuk," ujarnya mulai bercerita secara gamblang.

"Astaga! Terus gimana?" Hendra nampak tertarik ingin mendengar kelanjutannya.

"Alhamdulillah, selamat. Saya berhasil lumpuhkan dua penjahat itu. Lalu saya urus dulu dengan polisi. Dan nganter korban pulang ke rumahnya karena masih syok."

"Jadi saya minta maaf telat datang. Terlambat ikut briefing." Puput mengatupkan kedua tangan di dada.

"Bentar, Put. Gimana bisa kamu lumpuhkan penjahat itu?" Hendra mengabaikan sejenak permintaan maaf Puput. Lebih tertarik ingin mengetahui kemampuannya.

"Saya bisa silat, Pak."

"Wow, amazing." Satu hal ini tidak diketahuinya. Hendra menggeleng tidak percaya. "Sabuk apa?!" lanjutnya masih penasaran.

"Sabuk violet, Pak." Puput bisa bernafas lega. Tak ada kemarahan yang tersirat di wajah sang manajer. Malah berbicara dengan akrab seperti biasanya.

"Violet?! Bukankah itu tingkat tertinggi dalam silat?"

"Iya, Pak." Puput menganggukkan kepala diiringi senyum tipis.

"Luar biasa. Cewek langka kamu, Put." Hendra mengacungkan dua jempol penuh rasa bangga. Yang dijawab Puput dengan ucapan terima kasih.

"Pak, apakah Pak Rama jadi datang?!" Sepanjang jalan menuju kantor, ia merasakan tegang jika harus bertemu langsung dengan sang owner RPA untuk meminta maaf. Maka memutuskan untuk menemui Hendra terlebih dahulu.

Hendra menghela nafas berat. "Put, maaf ya. Pak Rama sedikit marah karena kamu tidak ada. Mengira kamu tidak disiplin. Andai saya tahu alasan ini tadi, pasti saya akan membela kamu."

"Hape saya di dalam jok, Pak. Tadi.saya tidak ada waktu untuk memberi kabar karena nerurusan dulu dengan keluarga korban. Maaf---" Puput nampak menyesal.

"Boleh saya ke ruangan beliau, Pak? Mau minta maaf."

Hendra menggelengkan kepala. "Pak Rama hanya sebentar datang, sudah pulang lagi. Sepertinya ada masalah keluarga. Dan kamu, Put....." ujarnya menggantung. Menatap Puput dengan sorot kasihan.

"Kamu diskors, Put. Mulai besok turun posisi jadi staf admin selama 2 bulan. Tapi tenang. Besok kalau Pak Rama datang, saya akan melobi lagi. Saya akan ceritain alasan keterlambatan kamu." Hendra berusaha menghibur Puput yang nampak terkejut.

Puput mengatupkan bibir dan menundukkan wajah sejenak. "Tak apa, Pak. Saya terima sanksi ini. Memang saya salah kok," ia berbesar hati menerima hukuman. Meski keukeuh sang manajer akan memperjuangkan agar skorsing itu dibatalkan.

"Lalu hari ini saya kerja apa?!"

"Kamu boleh pulang, istirahat. Karena tugas baru mulai berlaku besok."

Hendra menatap punggung Putri Kirana yang berjalan menuju pintu setelah percakapan berakhir. Respect dengan sikap lapang dada yang ditunjukkan gadis tangguh itu. Dalam hati berjanji akan membantu membatalkan hukuman yang menurutnya berlebihan itu. Tadi, tidak ada waktu untuk berbicara empat mata. Karena Rama dan Damar tergesa-gesa kembali pulang.

Terpopuler

Comments

ARKANA20 GAMING

ARKANA20 GAMING

bapa nya d ucul,,galak euuuyyy
😄😄😄😄😄

2024-01-16

1

Sandisalbiah

Sandisalbiah

oke lah dan sikap tegas dan disiplin yg Rama tetapkan tp kan dia belum tau alasan di balik keterlambatan Puput.. semoga aja ada despensasi setelah tau kronologis penyebab keterlambatan Puput...

2023-10-07

0

susi 2020

susi 2020

🤩🤩

2023-09-10

0

lihat semua
Episodes
1 1. Anak Sulung
2 2. Idam dan Bakso
3 3. Tentang RPA
4 4. Rama Adyatama
5 5. Penuh Kenangan
6 6. Tragedi Pagi
7 7. Skorsing
8 8. Hari yang Menguras Emosi
9 9. Kesaksian
10 10. Kedatangan Tamu
11 11. Kesan Dua Wanita
12 12. Fakta Mengejutkan
13 13. Fakta Mengejutkan (2)
14 14. Dilema
15 15. Hati yang Biasa Saja
16 16. Ternyata oh Ternyata
17 17. Tulus Bukan Modus
18 18. Terkejut Berkali Lipat
19 19. Secuil Rahasia
20 20. Mingkem, Teh!
21 21. Modus
22 22. Modus (2)
23 23. Mata Indah Bola Pingpong
24 24. Menyingkap Masa Lalu
25 25. Menyingkap Masa Lalu (2)
26 26. Hadapi Masa Kini
27 27. Teleponan Sama Siapa?
28 28. Ayo Kita Mainkan
29 29. Mendadak Darah Tinggi
30 30. Beraksi
31 31. Beraksi (2)
32 32. Saatnya Tiba
33 33. Gara-Gara Emoticon
34 34. Tamu Cowok
35 35. Menyentuh Hati yang Tidak Peka
36 36. Memangnya Siapa yang Kangen Aku?!
37 37. Bisikan, I Love You!
38 38. Menjemputmu
39 39. Wajah Baru, Sikap Baru
40 40. Gelisah...Hati Gelisah
41 41. Kala Cinta Menggoda
42 42. Kala Cinta Menggoda (2)
43 43. Dilamar
44 44. Reuni
45 45. Reuni (2)
46 46. Katakan dengan Jelas!
47 47. Suara Dengarkanlah Aku
48 48. Aku Galau
49 49. Jawab Hanya Yes or No
50 50. Jam 7, On Time!
51 51. Dinner
52 52. I Love You, Neng
53 53. Tentang Kartika
54 54. Mengantar Cia
55 55. Amukan Kuda
56 56. Pulang Untuk Membuat Perhitungan
57 57. Selamat Datang Senin
58 58. Calon Istri?!
59 59. Tentang Dia...Bidadari Tak Bersayap
60 60. Koalisi Malam Minggu
61 61. Saturday Night Vibes
62 62. The Power of Love
63 63. Mau Demo?!
64 64. Galecok Sorangan
65 65. Rencana
66 66. Share Loc Pertemuan
67 67. Kalang Kabut
68 68. Kosong
69 69. Cinta, Yang Pergi Dan Datang
70 70. Awal Hidup Baru?
71 71. Mendadak Moody
72 72. Yang Datang dan Pergi
73 73. Malam Minggu Kita
74 74. Fii Amanillah
75 75. Asa Dalam Harap Cemas
76 76. Menghitung Mundur
77 77. Sakral
78 78. Celebrate Tonight
79 79. Starting, One Hundred Kisses
80 80. Namanya Juga Pengantin Baru
81 81. I Love Monday
82 82. Melayang Bersama
83 83. Selasa
84 84. Pergi Untuk Kembali?
85 85. Sehari Sebelum Pulang
86 86. Handuk Pagi
87 87. Kejutan
88 88. Kisah Seminggu LDR
89 Bab 89. Berjumpa di Banyumas
90 Bab 90. Hasil Penerawangan
91 91. Keputusan Puput
92 92. Momen Medical Check Up
93 93. Layu Sebelum Berkembang
94 94. Kabar Terbaru
95 95. Kembali ke Jakarta
96 96. Menjemputmu
97 97. Mencari Jejak
98 98. Tentang Rindu
99 99. Ujian Lagi?
100 100. Surat Kaleng
101 101. Dilema Isi Surat
102 102. Tabrak Lari
103 103. Akhirnya Ku Menemukanmu
104 104. Akhirnya Ku Menemukanmu (2)
105 105. Fatigue
106 106. Pelan-Pelan Saja
107 107. Fans Lama
108 108. Menjenguk
109 109. Obat Mujarab
110 110. Update Status
111 111. Driver Pemenang
112 112. Ayo Kita Kemon
113 113. Tenang, Ada Aku
114 114. Restu Untuk Damar
115 115. Menuju Lamaran
116 116. Bukti Cinta Rama
117 117. Selesaikan Kesalah Pahaman
118 118. Rupa-Rupa Rasa
119 119. Lamaran CiDa
120 120. Rumah Baru, Rejeki Ami
121 121. Kabar Terkini
122 122. Fly Me To The Moon
123 123. Selamat Datang Di Resepsi RamPut
124 124. Selamat Datang Di Resepsi RamPut (2)
125 125. Pesta Telah Usai
126 126. Begadang Berjama'ah
127 127. Pulang
128 128. Hampa
129 129. Latihan Memanjakan Perut
130 130. Masa Lalu Biarlah Masa Lalu
131 131. Hubungan Baru
132 132. Autumn in Turkey
133 133. Asal Ibu Bahagia
134 134. Best Bro Forever
135 135. Tamu Di Rumah Mertua
136 136. Dicintai Dan Dibenci
137 137. Sekelumit Aulia
138 138. Menuju Ciamis
139 139. Merayu Ami
140 140. Ami dan Padma
141 141. Damai Itu Indah
142 142. Senja di Canggu
143 143. Kasih Putih
144 144. Bertemu Idam
145 145. Tak Seindah Ekspektasi
146 146. Tumben Aa Bau
147 147. From Umma And Baby
148 148. Posesif Mami
149 149. Sanksi Untuk Damar Dan Cia
150 150. Love of My Life
151 151. Penolakan Puput
152 152. Jangan Kepo
153 153. Menjadi Bayi Besar
154 154. Bayi Besar Menggemaskan
155 155. Perjanjian
156 156. Ada Yang Galau
157 157. Panggil Bunda
158 Bab 158. Siraman
159 159. Momen Akad
160 160. Romansa Resepsi
161 161. Mengantar Honeymoon
162 162. Keputusan Terbaik
163 163. Tak Ingin Usai
164 Pengumuman Give Away
165 Karya Baru Hadir
166 Karya Baru 2024 Sudah Rilis
Episodes

Updated 166 Episodes

1
1. Anak Sulung
2
2. Idam dan Bakso
3
3. Tentang RPA
4
4. Rama Adyatama
5
5. Penuh Kenangan
6
6. Tragedi Pagi
7
7. Skorsing
8
8. Hari yang Menguras Emosi
9
9. Kesaksian
10
10. Kedatangan Tamu
11
11. Kesan Dua Wanita
12
12. Fakta Mengejutkan
13
13. Fakta Mengejutkan (2)
14
14. Dilema
15
15. Hati yang Biasa Saja
16
16. Ternyata oh Ternyata
17
17. Tulus Bukan Modus
18
18. Terkejut Berkali Lipat
19
19. Secuil Rahasia
20
20. Mingkem, Teh!
21
21. Modus
22
22. Modus (2)
23
23. Mata Indah Bola Pingpong
24
24. Menyingkap Masa Lalu
25
25. Menyingkap Masa Lalu (2)
26
26. Hadapi Masa Kini
27
27. Teleponan Sama Siapa?
28
28. Ayo Kita Mainkan
29
29. Mendadak Darah Tinggi
30
30. Beraksi
31
31. Beraksi (2)
32
32. Saatnya Tiba
33
33. Gara-Gara Emoticon
34
34. Tamu Cowok
35
35. Menyentuh Hati yang Tidak Peka
36
36. Memangnya Siapa yang Kangen Aku?!
37
37. Bisikan, I Love You!
38
38. Menjemputmu
39
39. Wajah Baru, Sikap Baru
40
40. Gelisah...Hati Gelisah
41
41. Kala Cinta Menggoda
42
42. Kala Cinta Menggoda (2)
43
43. Dilamar
44
44. Reuni
45
45. Reuni (2)
46
46. Katakan dengan Jelas!
47
47. Suara Dengarkanlah Aku
48
48. Aku Galau
49
49. Jawab Hanya Yes or No
50
50. Jam 7, On Time!
51
51. Dinner
52
52. I Love You, Neng
53
53. Tentang Kartika
54
54. Mengantar Cia
55
55. Amukan Kuda
56
56. Pulang Untuk Membuat Perhitungan
57
57. Selamat Datang Senin
58
58. Calon Istri?!
59
59. Tentang Dia...Bidadari Tak Bersayap
60
60. Koalisi Malam Minggu
61
61. Saturday Night Vibes
62
62. The Power of Love
63
63. Mau Demo?!
64
64. Galecok Sorangan
65
65. Rencana
66
66. Share Loc Pertemuan
67
67. Kalang Kabut
68
68. Kosong
69
69. Cinta, Yang Pergi Dan Datang
70
70. Awal Hidup Baru?
71
71. Mendadak Moody
72
72. Yang Datang dan Pergi
73
73. Malam Minggu Kita
74
74. Fii Amanillah
75
75. Asa Dalam Harap Cemas
76
76. Menghitung Mundur
77
77. Sakral
78
78. Celebrate Tonight
79
79. Starting, One Hundred Kisses
80
80. Namanya Juga Pengantin Baru
81
81. I Love Monday
82
82. Melayang Bersama
83
83. Selasa
84
84. Pergi Untuk Kembali?
85
85. Sehari Sebelum Pulang
86
86. Handuk Pagi
87
87. Kejutan
88
88. Kisah Seminggu LDR
89
Bab 89. Berjumpa di Banyumas
90
Bab 90. Hasil Penerawangan
91
91. Keputusan Puput
92
92. Momen Medical Check Up
93
93. Layu Sebelum Berkembang
94
94. Kabar Terbaru
95
95. Kembali ke Jakarta
96
96. Menjemputmu
97
97. Mencari Jejak
98
98. Tentang Rindu
99
99. Ujian Lagi?
100
100. Surat Kaleng
101
101. Dilema Isi Surat
102
102. Tabrak Lari
103
103. Akhirnya Ku Menemukanmu
104
104. Akhirnya Ku Menemukanmu (2)
105
105. Fatigue
106
106. Pelan-Pelan Saja
107
107. Fans Lama
108
108. Menjenguk
109
109. Obat Mujarab
110
110. Update Status
111
111. Driver Pemenang
112
112. Ayo Kita Kemon
113
113. Tenang, Ada Aku
114
114. Restu Untuk Damar
115
115. Menuju Lamaran
116
116. Bukti Cinta Rama
117
117. Selesaikan Kesalah Pahaman
118
118. Rupa-Rupa Rasa
119
119. Lamaran CiDa
120
120. Rumah Baru, Rejeki Ami
121
121. Kabar Terkini
122
122. Fly Me To The Moon
123
123. Selamat Datang Di Resepsi RamPut
124
124. Selamat Datang Di Resepsi RamPut (2)
125
125. Pesta Telah Usai
126
126. Begadang Berjama'ah
127
127. Pulang
128
128. Hampa
129
129. Latihan Memanjakan Perut
130
130. Masa Lalu Biarlah Masa Lalu
131
131. Hubungan Baru
132
132. Autumn in Turkey
133
133. Asal Ibu Bahagia
134
134. Best Bro Forever
135
135. Tamu Di Rumah Mertua
136
136. Dicintai Dan Dibenci
137
137. Sekelumit Aulia
138
138. Menuju Ciamis
139
139. Merayu Ami
140
140. Ami dan Padma
141
141. Damai Itu Indah
142
142. Senja di Canggu
143
143. Kasih Putih
144
144. Bertemu Idam
145
145. Tak Seindah Ekspektasi
146
146. Tumben Aa Bau
147
147. From Umma And Baby
148
148. Posesif Mami
149
149. Sanksi Untuk Damar Dan Cia
150
150. Love of My Life
151
151. Penolakan Puput
152
152. Jangan Kepo
153
153. Menjadi Bayi Besar
154
154. Bayi Besar Menggemaskan
155
155. Perjanjian
156
156. Ada Yang Galau
157
157. Panggil Bunda
158
Bab 158. Siraman
159
159. Momen Akad
160
160. Romansa Resepsi
161
161. Mengantar Honeymoon
162
162. Keputusan Terbaik
163
163. Tak Ingin Usai
164
Pengumuman Give Away
165
Karya Baru Hadir
166
Karya Baru 2024 Sudah Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!