5. Penuh Kenangan

Rama keluar dari kamarnya. Menuruni anak tangga dengan menenteng koper kecil. Rencana akan tinggal di Ciamis selama 5 hari. Selain untuk melongok cabang usaha yang sementara berstatus bungsu. Juga untuk melepas rindu terhadap nenek dari ibunya. Rindu suasana alam yang saat kecil pernah bersekolah SD di sana. Menyempatkan berenang bersama teman-teman sepulang sekolah di sungai setiap hari sabtu. Ah, sungguh flashback masa kecil berputar di otaknya. Membuatnya bersemangat ingin segera berangkat pagi ini.

"Jalan sekarang?!" Damar, sahabat sekaligus asistennya menatap kedatangan Rama. Ia bergabung di meja makan bersama orangtua Rama menikmati secangkir kopi hitam. Menolak tawaran sarapan pagi karena sudah sarapan terlebih dahulu di apartemennya.

"Bentar nunggu Cia. Dasar cewek suka lama." Rama mendecak. Menarik kursi untuk duduk dan mengambil 2 lembar roti tawar dan mengolesnya dengan selai sarikaya.

"Den Rama mau kopi atau teh?" Bi Lilis menyapa anak majikan yang sudah diasuhnya sejak umur 5 tahun. Sudah tahu jika permintaan Rama tak melulu kopi, kadah teh tubruk manis atau teh tawar.

"Kopi aja, Bi. Less sugar."

Bi Lilis menganggukkan kepala. Sering kali mendengar istilah-istilah bahasa inggris yang diucapkan Rama, menjadikannya faham karena ia suka bertanya artinya. Langkahnya masih tetap gesit diusia yang sudah tidak muda lagi. Berlalu menuju dapur.

"Kak---- tolongin dong berat!"

Teriakan Cia dari tangga paling atas terdengar nyaring sampai ke ruang makan.

"Biar sama aku aja!" Damar menahan Rama yang akan bangkit. Ia menuju arah tangga. Nampak Cia dengan outfit sporty berdiri dengan koper besar yang didorongnya sejak dari kamar.

"Kamu mau liburan atau pindahan?" Damar menyeringai, lalu menggelengkan kepala melihat barang bawaan milik adiknya Rama itu. Ada koper besar, tas punggung yang sudah digendong, ditambah slingbag. "Padahal sekalian bawa sama lemarinya." ledeknya diiringi kekehan.

Cia memukul bahu Damar. Mendelik sebal. "Cewek emang gini, Kak. Banyak pernak perniknya. Makanya jangan jadi jones terus biar tahu seputar dunia cewek. Tuh kayak Kak Rama yang sering dipusingin sama kemauan Kak Zara." Ujung-ujungnya membicarakan sang kakak yang nampak tak bahagia memiliki tunangan.

"Cih. Gue mah ogah punya pacar kayak si Zara." Damar adalah saksi dimana hampir tiap hari Zara datang ke kantor untuk bertemu Rama. Terkadang meminta diantar ke sini lah, ke situ lah. Kemauan yang harus dituruti. Jika tidak, akan mengadu kepada ayahnya Rama untuk meminta dukungan.

Obrolan berhenti begitu Rama datang mendekati tangga.

"Sampaikan salam sama Enin dan keluarga besar di Ciamis." Papi Krisna berdiri bersama sang istri di samping mobil Pajero Dakar milik Rama. Kedua anaknya sudah siap berangkat. Termasuk dirinya yang juga bersiap akan ke kantor.

"Damar, moga aja ada dapat jodoh mojang Ciamis." Mami Ratna menggoda Damar yang baru memasukkan sepeda lipat milik Cia ke bagasi.

Damar tertawa sumbang. "Aku aminin deh, Tan." Kedua telapak tangannya diusapkan ke muka. Membuat Rama menarik satu sudut bibir ke atas. Mencibir.

"Mami ikut kita aja daripada di rumah kesepian. Toh Papi pulangnya kadang malam." Bujuk Cia dengan tangan menggelayut di lengan maminya.

"Huss, enak aja." Papi Krisna menoyor kening si bungsu. "Papi bakal mogok makan kalau gak ada Mami," sambungnya sembari mengecup kepala yang berbalut hijab, ibu dari anak-anaknya itu. Tangannya merangkum bahu sang istri yang sudah menemaninya melalui pahit manis 32 tahun pernikahan.

"Idih, manja and lebay---" Cia memeletkan lidah melihat sang ayah pamer kemesraan.

"Aku berangkat dulu, Mam." Rama memeluk Mami Ratna. Mencium tangan sembari meminta do'a keselamatan.

Rama beralih berhadapan dengan Papinya dengan wajah datar. "Berangkat, Pi." Memeluknya sekilas. Sejak diputuskan untuk bertunangan dengan Zara, setahun yang lalu, hubungan anak dan ayah itu lama-lama menjadi renggang. Lebih tepatnya Rama yang memberi jarak. Karena selama 4 bulan menyelami kepribadian Zara, sama sekali tidak ada kecocokan. Protesnya yang menolak melanjutkan pertunangan itu tidak digubris oleh sang ayah.

"Zara gadis yang cantik. Anak dari keluarga terpandang. Papi gak nyuruh kamu buru-buru nikah. Jalani aja dulu. Witing tresno jalaran soko kulino."

Karenina.

Rama menggeram. Emosinya tersulut lagi mengingat nama yang pernah melambungkan asa. Namun akhirnya memupus angan masa depan yang sudah sempurna dipersiapkannya. Pekerjaan yang sudah mapan, plus hunian yang sudah dibeli di kawasan Pondok Indah siap diberikan sebagai surprise setelah pernikahan impian nanti terwujud. Telak terciduk oleh mata kepala sendiri sedang berselingkuh. Kepercayaannya menjalani LDR dibayar dengan pengkhianatan.

"Woy, lo denger gak gue ngomong?!"

Keplakan di bahunya membuat Rama tergeragap. Tak menyadari jika dari tadi sedang anteng dengan pikiran yang berkelana meratapi kisah percintaan yang menyedihkan. Bagai menjalani peran dalam sebuah sinetron. Miris.

"Apa, bro?" Rama menoleh ke samping. Balik bertanya pada Damar yang ditugaskan menjadi driver. Tak terasa perjalanan sudah memasuki gerbang tol Cikampek. Sekitar 3 jam lagi sampai di tempat yang dituju.

"Lo kalau kangen Zara kenapa gak diajak aja sih. Bukannya melamun gitu. Kangen ya hari ini belum ketemu?"

Rama meninju bahu Damar sebagai jawaban dari pertanyaan menyebalkan itu. Tahu, jika sahabatnya itu sedang meledeknya. Kemarin ia sudah curhat tentang kelakuan Zara yang tidak punya malu masuk ke dalam kamarnya. Padahal beberapa kali sudah ditegur.

Damar menginjak pedal gas, menaikan kecepatan saat mobil sudah melewati gerbang tol. Lalu lintas di jalanan tol nampak lengang di hari senin ini.

"Gue tadi nanya. Kenapa gak pakai cincin? Jangan bilang pengen nyari mojang Ciamis juga." Ujar Damar diiringi tawa. Fokusnya tetap terjaga tanpa melirik penumpang di sampingnya. Situasi berada di jalan tol membutuhkan konsentrasi penuh.

"Emang---" Rama menjawab asal. Malas meladeni pertanyaan yang sering berulang setiap kali ia melepas cincin jika ada acara hang out dengan kawan-kawan.

"Tenang, Kak. Aku bakal dukung pemberontakan kalau kakak sampai kecantol mojang Ciamis." Cia mulai buka suara setelah melepas headsetnya. "Ogah banget punya kakak ipar kayak Zara," sambungnya. Mengompori sang kakak agar memutuskan hubungan dengan Zara.

Rama mendecak. "Ngapain jadi pada bahas mojang Ciamis segala. Kita ke sana untuk kerja bukan jatuh cinta!"

...***...

"Ciamis, we are coming! Hu hu----! Cia memekik senang saat mobil memasuki fly over Rajapolah. Merupakan jalan nasional menuju perbatasan Tasik - Ciamis utara. Yang ditandai adanya sungai Citanduy sebagai batas perbatasan dua kota itu dan dihubungkan oleh jembatan jalan nasional.

"Stop dulu, Mar!" Rama memberi kode tangan untuk menepi usai mobil melewati jembatan perbatasan. Dengan raut bingung, tak urung Damar menuruti perintah Rama.

Rama melepas sabuk pengaman. Berpindah ke jok tengah dan duduk di samping adiknya. Mobil pun melaju kembali.

Cuaca siang yang teduh begitu mendukung. Rama berdiri dengan berpijak pada jok. Dari sunroof yang sengaja dibuka senyumnya begitu merekah. Dari balik kaca mata hitam, menatap pemandangan gunung sawal yang hijau rimbun membentang dan menjulang sepanjang jalan raya yang dilalui. Pemandangan alam yang tak akan ditemui di ibukota. Membuat beban yang menggelayuti pikiran serasa lepas tertiup angin. Tak mempedulikan tatapan orang-orang yang memperhatikannya sepanjang jalan yang dilalui dengan mobil yang berjalan pelan. Ia melipat tangan di dada memandang hamparan sawah yang hijau. Nun jauh hutan gunung sawal yang tinggi menjulang seolah mengejar laju mobil.

Rumah yang dituju yang berada di kaki gunung sawal nampak terlihat. Bangunan tempo dulu bergaya arsitektur minimalis namun masih kokoh dan mencolok. Gaya arsitektur yang tak lekang oleh waktu, berlaku sepanjang zaman. Menunjukkan pemiliknya merupakan tokoh atau sesepuh ternama di wilayah itu. Berbeda dengan rumah di sekitarnya dengan model sederhana dan ada beberapa bergaya modern mengikuti tren.

Mobil memasuki halaman rumah yang luas dengan taman yang asri terawat. Pintu gerbang dibukakan oleh pegawai kepercayaan pemilik rumah itu.

"Assalamu'alaikum, Enin---" Cia menghambur lebih dulu memeluk sang nenek yang menyambutnya di teras, duduk di kursi goyang. Kemarin sudah mengkonfirmasi akan maksud kedatangan hari ini.

"Enin....aku kangen deh." Cia memeluk sang nenek dengan manja. Ia yang paling sering pulang kampung atau mudik setiap menjelang lebaran. Jadi begitu dekat dengan neneknya yang masih segar bugar itu.

Rama berdiri mematung di depan dua wanita berbeda generasi itu. Yang masih saling melepaskan kangen. Terakhir kali menginjakkan kaki di rumah yang penuh kenangan masa kecil itu, adalah saat anniversary kesatu supermarket RPA cabang Ciamis. Kemudian tidak pernah ikut mudik 3 tahun terakhir ini. Memilih libur lebaran dengan liburan ke luar negeri bersama teman-temannya.

"Mau sampe kapan berdiri terus?" Enin membuyarkan lamunan Rama. "Syukurlah masih ingat sama kampung halaman," sambungnya. Menyindir sang cucu yang sudah lalai tidak mengunjunginya.

"Enin...maafin Rama ya." Rama bersimpuh. Jika dihadapan karyawannya, ia akan bersikap cool dan penuh wibawa. Namun di depan sang nenek, ia merajuk bagaikan anak kecil yang takut kena hukuman. Meskipun suka berkomunikasi lewat telepon, tetap saja menurut sang nenek itu kurang.

Enin memeluk Rama. Kasih seorang nenek tak pupus oleh masa. Selalu penuh mafhum dan memiliki stok maaf seluas samudra.

"Sering-seringlah ke mari, Nak. Nenekmu ini masih hidup. Jangan seperti Papi kamu---"

Rama menganggukkan kepala di balik punggung sang nenek. Meski ucapan terakhir nenek berusia kepala 7 itu serasa ambigu.

"Insyaa Allah, Enin. Mulai sekarang Rama akan sering datang ke Ciamis." Rama berjanji dengan yakin. Akan lebih memperhatikan satu-satunya nenek yang masih ada itu.

"Ini----" Enin menatap Damar. Seperti berusaha mengingat-ngingat wajah yang sedang bersimpuh di belakang Rama.

"Saya Damar. Apakah Enin masih ingat?" Dengan anggukkan sopan, Damar memperkenalkan diri.

Enin terkekeh. "Iya-iya.....ingat sekarang. Kamu yang dulu loncat ke tengah kolam ikan waktu dikejar kerbau yang ngamuk kan?!"

Rama dan Cia tertawa. Apa yang dikatakan Enin benar adanya. Damar hanya tersenyum meringis sembari menggaruk kepala yang tak gatal. Teringat betapa paniknya dulu saat sedang lari pagi malah dikejar kerbau petani yang ngamuk.

Terpopuler

Comments

Erna Masliana

Erna Masliana

melek atuh Pi..kalo anak terpaksa dan tertekan yakin rumah tangga gak bakalan bener

2024-04-16

0

Erna Masliana

Erna Masliana

🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2024-04-16

0

Erna Masliana

Erna Masliana

aku tim Cia👍👍👍

2024-04-16

0

lihat semua
Episodes
1 1. Anak Sulung
2 2. Idam dan Bakso
3 3. Tentang RPA
4 4. Rama Adyatama
5 5. Penuh Kenangan
6 6. Tragedi Pagi
7 7. Skorsing
8 8. Hari yang Menguras Emosi
9 9. Kesaksian
10 10. Kedatangan Tamu
11 11. Kesan Dua Wanita
12 12. Fakta Mengejutkan
13 13. Fakta Mengejutkan (2)
14 14. Dilema
15 15. Hati yang Biasa Saja
16 16. Ternyata oh Ternyata
17 17. Tulus Bukan Modus
18 18. Terkejut Berkali Lipat
19 19. Secuil Rahasia
20 20. Mingkem, Teh!
21 21. Modus
22 22. Modus (2)
23 23. Mata Indah Bola Pingpong
24 24. Menyingkap Masa Lalu
25 25. Menyingkap Masa Lalu (2)
26 26. Hadapi Masa Kini
27 27. Teleponan Sama Siapa?
28 28. Ayo Kita Mainkan
29 29. Mendadak Darah Tinggi
30 30. Beraksi
31 31. Beraksi (2)
32 32. Saatnya Tiba
33 33. Gara-Gara Emoticon
34 34. Tamu Cowok
35 35. Menyentuh Hati yang Tidak Peka
36 36. Memangnya Siapa yang Kangen Aku?!
37 37. Bisikan, I Love You!
38 38. Menjemputmu
39 39. Wajah Baru, Sikap Baru
40 40. Gelisah...Hati Gelisah
41 41. Kala Cinta Menggoda
42 42. Kala Cinta Menggoda (2)
43 43. Dilamar
44 44. Reuni
45 45. Reuni (2)
46 46. Katakan dengan Jelas!
47 47. Suara Dengarkanlah Aku
48 48. Aku Galau
49 49. Jawab Hanya Yes or No
50 50. Jam 7, On Time!
51 51. Dinner
52 52. I Love You, Neng
53 53. Tentang Kartika
54 54. Mengantar Cia
55 55. Amukan Kuda
56 56. Pulang Untuk Membuat Perhitungan
57 57. Selamat Datang Senin
58 58. Calon Istri?!
59 59. Tentang Dia...Bidadari Tak Bersayap
60 60. Koalisi Malam Minggu
61 61. Saturday Night Vibes
62 62. The Power of Love
63 63. Mau Demo?!
64 64. Galecok Sorangan
65 65. Rencana
66 66. Share Loc Pertemuan
67 67. Kalang Kabut
68 68. Kosong
69 69. Cinta, Yang Pergi Dan Datang
70 70. Awal Hidup Baru?
71 71. Mendadak Moody
72 72. Yang Datang dan Pergi
73 73. Malam Minggu Kita
74 74. Fii Amanillah
75 75. Asa Dalam Harap Cemas
76 76. Menghitung Mundur
77 77. Sakral
78 78. Celebrate Tonight
79 79. Starting, One Hundred Kisses
80 80. Namanya Juga Pengantin Baru
81 81. I Love Monday
82 82. Melayang Bersama
83 83. Selasa
84 84. Pergi Untuk Kembali?
85 85. Sehari Sebelum Pulang
86 86. Handuk Pagi
87 87. Kejutan
88 88. Kisah Seminggu LDR
89 Bab 89. Berjumpa di Banyumas
90 Bab 90. Hasil Penerawangan
91 91. Keputusan Puput
92 92. Momen Medical Check Up
93 93. Layu Sebelum Berkembang
94 94. Kabar Terbaru
95 95. Kembali ke Jakarta
96 96. Menjemputmu
97 97. Mencari Jejak
98 98. Tentang Rindu
99 99. Ujian Lagi?
100 100. Surat Kaleng
101 101. Dilema Isi Surat
102 102. Tabrak Lari
103 103. Akhirnya Ku Menemukanmu
104 104. Akhirnya Ku Menemukanmu (2)
105 105. Fatigue
106 106. Pelan-Pelan Saja
107 107. Fans Lama
108 108. Menjenguk
109 109. Obat Mujarab
110 110. Update Status
111 111. Driver Pemenang
112 112. Ayo Kita Kemon
113 113. Tenang, Ada Aku
114 114. Restu Untuk Damar
115 115. Menuju Lamaran
116 116. Bukti Cinta Rama
117 117. Selesaikan Kesalah Pahaman
118 118. Rupa-Rupa Rasa
119 119. Lamaran CiDa
120 120. Rumah Baru, Rejeki Ami
121 121. Kabar Terkini
122 122. Fly Me To The Moon
123 123. Selamat Datang Di Resepsi RamPut
124 124. Selamat Datang Di Resepsi RamPut (2)
125 125. Pesta Telah Usai
126 126. Begadang Berjama'ah
127 127. Pulang
128 128. Hampa
129 129. Latihan Memanjakan Perut
130 130. Masa Lalu Biarlah Masa Lalu
131 131. Hubungan Baru
132 132. Autumn in Turkey
133 133. Asal Ibu Bahagia
134 134. Best Bro Forever
135 135. Tamu Di Rumah Mertua
136 136. Dicintai Dan Dibenci
137 137. Sekelumit Aulia
138 138. Menuju Ciamis
139 139. Merayu Ami
140 140. Ami dan Padma
141 141. Damai Itu Indah
142 142. Senja di Canggu
143 143. Kasih Putih
144 144. Bertemu Idam
145 145. Tak Seindah Ekspektasi
146 146. Tumben Aa Bau
147 147. From Umma And Baby
148 148. Posesif Mami
149 149. Sanksi Untuk Damar Dan Cia
150 150. Love of My Life
151 151. Penolakan Puput
152 152. Jangan Kepo
153 153. Menjadi Bayi Besar
154 154. Bayi Besar Menggemaskan
155 155. Perjanjian
156 156. Ada Yang Galau
157 157. Panggil Bunda
158 Bab 158. Siraman
159 159. Momen Akad
160 160. Romansa Resepsi
161 161. Mengantar Honeymoon
162 162. Keputusan Terbaik
163 163. Tak Ingin Usai
164 Pengumuman Give Away
165 Karya Baru Hadir
166 Karya Baru 2024 Sudah Rilis
Episodes

Updated 166 Episodes

1
1. Anak Sulung
2
2. Idam dan Bakso
3
3. Tentang RPA
4
4. Rama Adyatama
5
5. Penuh Kenangan
6
6. Tragedi Pagi
7
7. Skorsing
8
8. Hari yang Menguras Emosi
9
9. Kesaksian
10
10. Kedatangan Tamu
11
11. Kesan Dua Wanita
12
12. Fakta Mengejutkan
13
13. Fakta Mengejutkan (2)
14
14. Dilema
15
15. Hati yang Biasa Saja
16
16. Ternyata oh Ternyata
17
17. Tulus Bukan Modus
18
18. Terkejut Berkali Lipat
19
19. Secuil Rahasia
20
20. Mingkem, Teh!
21
21. Modus
22
22. Modus (2)
23
23. Mata Indah Bola Pingpong
24
24. Menyingkap Masa Lalu
25
25. Menyingkap Masa Lalu (2)
26
26. Hadapi Masa Kini
27
27. Teleponan Sama Siapa?
28
28. Ayo Kita Mainkan
29
29. Mendadak Darah Tinggi
30
30. Beraksi
31
31. Beraksi (2)
32
32. Saatnya Tiba
33
33. Gara-Gara Emoticon
34
34. Tamu Cowok
35
35. Menyentuh Hati yang Tidak Peka
36
36. Memangnya Siapa yang Kangen Aku?!
37
37. Bisikan, I Love You!
38
38. Menjemputmu
39
39. Wajah Baru, Sikap Baru
40
40. Gelisah...Hati Gelisah
41
41. Kala Cinta Menggoda
42
42. Kala Cinta Menggoda (2)
43
43. Dilamar
44
44. Reuni
45
45. Reuni (2)
46
46. Katakan dengan Jelas!
47
47. Suara Dengarkanlah Aku
48
48. Aku Galau
49
49. Jawab Hanya Yes or No
50
50. Jam 7, On Time!
51
51. Dinner
52
52. I Love You, Neng
53
53. Tentang Kartika
54
54. Mengantar Cia
55
55. Amukan Kuda
56
56. Pulang Untuk Membuat Perhitungan
57
57. Selamat Datang Senin
58
58. Calon Istri?!
59
59. Tentang Dia...Bidadari Tak Bersayap
60
60. Koalisi Malam Minggu
61
61. Saturday Night Vibes
62
62. The Power of Love
63
63. Mau Demo?!
64
64. Galecok Sorangan
65
65. Rencana
66
66. Share Loc Pertemuan
67
67. Kalang Kabut
68
68. Kosong
69
69. Cinta, Yang Pergi Dan Datang
70
70. Awal Hidup Baru?
71
71. Mendadak Moody
72
72. Yang Datang dan Pergi
73
73. Malam Minggu Kita
74
74. Fii Amanillah
75
75. Asa Dalam Harap Cemas
76
76. Menghitung Mundur
77
77. Sakral
78
78. Celebrate Tonight
79
79. Starting, One Hundred Kisses
80
80. Namanya Juga Pengantin Baru
81
81. I Love Monday
82
82. Melayang Bersama
83
83. Selasa
84
84. Pergi Untuk Kembali?
85
85. Sehari Sebelum Pulang
86
86. Handuk Pagi
87
87. Kejutan
88
88. Kisah Seminggu LDR
89
Bab 89. Berjumpa di Banyumas
90
Bab 90. Hasil Penerawangan
91
91. Keputusan Puput
92
92. Momen Medical Check Up
93
93. Layu Sebelum Berkembang
94
94. Kabar Terbaru
95
95. Kembali ke Jakarta
96
96. Menjemputmu
97
97. Mencari Jejak
98
98. Tentang Rindu
99
99. Ujian Lagi?
100
100. Surat Kaleng
101
101. Dilema Isi Surat
102
102. Tabrak Lari
103
103. Akhirnya Ku Menemukanmu
104
104. Akhirnya Ku Menemukanmu (2)
105
105. Fatigue
106
106. Pelan-Pelan Saja
107
107. Fans Lama
108
108. Menjenguk
109
109. Obat Mujarab
110
110. Update Status
111
111. Driver Pemenang
112
112. Ayo Kita Kemon
113
113. Tenang, Ada Aku
114
114. Restu Untuk Damar
115
115. Menuju Lamaran
116
116. Bukti Cinta Rama
117
117. Selesaikan Kesalah Pahaman
118
118. Rupa-Rupa Rasa
119
119. Lamaran CiDa
120
120. Rumah Baru, Rejeki Ami
121
121. Kabar Terkini
122
122. Fly Me To The Moon
123
123. Selamat Datang Di Resepsi RamPut
124
124. Selamat Datang Di Resepsi RamPut (2)
125
125. Pesta Telah Usai
126
126. Begadang Berjama'ah
127
127. Pulang
128
128. Hampa
129
129. Latihan Memanjakan Perut
130
130. Masa Lalu Biarlah Masa Lalu
131
131. Hubungan Baru
132
132. Autumn in Turkey
133
133. Asal Ibu Bahagia
134
134. Best Bro Forever
135
135. Tamu Di Rumah Mertua
136
136. Dicintai Dan Dibenci
137
137. Sekelumit Aulia
138
138. Menuju Ciamis
139
139. Merayu Ami
140
140. Ami dan Padma
141
141. Damai Itu Indah
142
142. Senja di Canggu
143
143. Kasih Putih
144
144. Bertemu Idam
145
145. Tak Seindah Ekspektasi
146
146. Tumben Aa Bau
147
147. From Umma And Baby
148
148. Posesif Mami
149
149. Sanksi Untuk Damar Dan Cia
150
150. Love of My Life
151
151. Penolakan Puput
152
152. Jangan Kepo
153
153. Menjadi Bayi Besar
154
154. Bayi Besar Menggemaskan
155
155. Perjanjian
156
156. Ada Yang Galau
157
157. Panggil Bunda
158
Bab 158. Siraman
159
159. Momen Akad
160
160. Romansa Resepsi
161
161. Mengantar Honeymoon
162
162. Keputusan Terbaik
163
163. Tak Ingin Usai
164
Pengumuman Give Away
165
Karya Baru Hadir
166
Karya Baru 2024 Sudah Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!