Dipagi hari kondisi Felix sudah mulai membaik, demamnya sudah tak terlalu tinggi namun ia masih saja rewel dan tak mau ditinggal oleh Al atau Airene bahkan untuk kekamar mandipun Felix pasti mulai menangis dan mencari cari mereka berdua alhasil Airene menggendongnya hingga ke meja makan seperti sekarang ini
" Irene "
Seketika suapan pada sikecil terhenti karna suara berat dingin dari atasannya " ya sir? "
Al menatapnya dan memberikan sebuah kertas, terlihat seperti surat kontrak yang ntah apa isinya " Aku ingin kau bekerja padaku "
Dengan bingung Airene berfikir, bukankah selama ini ia sudah bekerja pada atasannya itu
" Aku sudah bekerja padamu sir "
Benar juga, tak salah Airene berkata seperti itu " Maksudku, aku ingin kau bekerja full menjadi sekertaris dan pengasuh Felix. Ada kontrak yang hanya untuk mengikatmu jika sesuatu hal terjadi, kau boleh membacanya "
Surat yang dimaksud kontrak itu berisikan tiga lembar kertas yang menjelaskan beberapa syarat yang harus ia penuhi, sembari tetap menyuapi sikecil ia membaca beberapa lembar kertas itu
1. Bekerja menjadi sekertaris dan pengasuh Felix dikantor ataupun dirumah
2. Mengikuti kemanapun perginya pembuat kontrak dan atau tidak dengan persetujuan pembuat kontrak
3. Bekerja dengan hati hati dan cepat
4. Menjaga rahasia sepanjang kontrak ini berlangsung
5. Tidak menemui orang luar teman atau keluarga terkecuali dengan persetujuan pembuat kontrak
Dengan tatapan aneh Airene membaca semua syarat yang harus ia penuhi jika setuju, mungkin bagi sebagian orang terlihat aneh karna tak boleh menemui orang luar terkecuali atas persetujuan atasannya itu. Namun untuknya yang tak mempunyai siapa siapa, mendapatkan gaji yang besar ditambah ia tak perlu menyewa apartementnya itu tawaran ini cukup menggiurkan untuknya.
" Bagaimana? " Tanya Al meminta kepastian, ia ingin Airene menerima syarat yang sangat tak masuk akal untuk sebagian orang bahkan ia sendiripun berpikir seperti tu
Dengan tisu yang ia genggam untuk mengelap bekas makan Felix " Tapi sir, maksudnya menjaga rahasia? apa yang harus aku rahasiakan? "
" Pekerjaanmu nanti, ingat keselamatan Felix nomor satu. Kau diijinkan meninggalkan pekerjaan sebagai sekertaris, jika itu tentang Felix "
Sebegitu sayangnya kah atasannya itu pada sikecil Felix, ia ingin bertanya tentang keberadaaan istrinya atau pasangan atasannya itu karna merasa tak enak tadi malam ia mhh sudah tidur berdua dengan Al dikamarnya pula tetapi iya terlalu malu untuk menyakan hal privasi seperti itu
Gaji yang ia berikan cukup untuk kehidupan ku satu sampai 2 tahun kedepan wahhh... ia memberi banyak bonus karna menjaga sikecil
Airene tak menyadari jika hidupnya akan berubah, ketika ia menyetujui dan mengambil kontrak bekerja bersama atasannya itu.
" Mhh.. menurutmu bagaimana anak baik? Kau ingin denganku? " Felix mengangguk ngangguk kesenangan karna mulai sekarang ia tak harus berpisah bersama Airene
Airene menandatangani surat kontrak itu dan memberikannya pada Al " Aku sudah menyetujuinya sir "
Al menerima kontrak itu dan memberinya pada James yang selalu sedia di sisinya
" Taruh ke ruanganku "
" Baik sir "
" Mulai hari ini kau pergi dan pulang bersamaku dan tinggal disini "
" Disini? "
" Ya, kau kira dimana? Kemasi barangmu James akan mengantar dan segera kembali kesini "
Berkemas? sekarang? holly ****! apakah ia itu tak tau seberapa banyak barang yang dipunyai seorang wanita yang hidup sendirian sepertinya? baju sepatu dan barang barang lainnya
Al yang melihat Airene menggerutu seakan paham akan apa yang dikeluhkan wanita itu
" Bawa barang yang menurutmu penting, Semua pakaian dan keperluan mu akan disiapkan oleh pelayan "
Pelayan? kebutuhannya disiapkan pelayan? bukannya ia juga pelayan yah? walaupun pelayan sikecil dan ayahnya
" moo.. moo.. ikut ikutt "
Tentu saja keinginan sikecil itu di tentang keras oleh ayahnya, terlebih lagi dirinya kini masih dalam tahap penyembuhanan pergi keluar tanpa dirinya membuatnya takut akan hal hal buruk yang bisa saja terjadi kapanpun " Tidak "
" Hikss.. hikss.. dad.. ikut .. hiks.. mommy "
" Tidak Felix "
" hikss... ikut ikutt "
Melihat pertengkaran kecil yang terjadi antara anak dan ayahnya itu, Airene berusaha membujuk sikecil " Anak baik disini saja yahh. Hanya sebentar aku janji, nanti jika anak baik menurut akan ku bawakan teman kwekk kwekk, oke? "
" Kwekk.. kwekk? "
" Iya, aku punya banyak nanti kubawakan yaa "
" mhhh mhh oke "
Masalah terselesaikan, berterimakasih lah pada kwekk kwekk yang menjadi korban pengalihan agar sikecil menurut dan diam bersama ayahnya saja dirumah.
Baru kali ini airene melihat pakaian santai yang dipakai atasannya itu, selama ini yang dilihatnya hanya jas jas jas dan jas walaupun tentu saja atasannya itu sangat tampan memakai setelan rapih hehe
" Sir, izinkan aku mengambil beberapa barang dirumah " ucapnya sembari memberikan Felix yang berada digendongannya
" James "
Dengan sigap James menghampiri Al yang sedang duduk diruang keluarga bersama sikecil felix dipangkuannya " Ya sir "
" Antarkan dia "
" Baik sir "
Airene pamit untuk pergi sebentar kepada sikecil " nah tunggu disini oke, akan ku bawa teman kweek kwekk sekarang "
" Mhh mhh mo.. momyy " Mengangguk ngangguk lucu membuat Airene sangat gemas
" Aku pergi dulu sir "
" Mhhh " Jawaban dingin yang diberikan Al tanpa menatap Airene
Disinilah ia berada, niatnya hanya membawa barang barang yang sangat penting. Tapi semuanya sangat penting bagi Airene, bagaimana tidak sepasang pc yang harus ia bawa dan memasukannya dengan hati hati kedalam koper. Beberapa baju, sepatu dan alat alat riasnya yang baru saja ia beli, tak mungkin membuang atau meninggalkan nya disini sangat sayang. Tak lupa sesuai janjinya pada anak manis itu untuk membawa beberapa boneka untuk menjadi teman boneka bebek bocah itu sikwekk kwekkk .
" Miss " Panggilan James membuatnya menoleh seketika, ahh James dan Dave juga beberapa bodyguard membantunya merapihkan beberapa barang. Ia juga tak tau kenapa harus sebanyak ini pengawal yang ikut
" Ya? "
" Atas perintah sir, sesudah miss membawa barang agar memberikan kunci apartement ini pada saya "
" Kunci Apartement? "
James mengangguk " Ya miss, sir akan membelinya untuk menyimpan barang barang yang tak miss bawa "
" Apa "
" Membelinya? "
James mengangguk serius " Ya miss, sesuai perintah sir "
Lalu jika atasannya itu ingin memebeli apartement ini, mengapa ia harus pindah dan tak menetap disini? menurutnya yang selalu berhemat ini sayang sekali apartement yang lumayan lama menemaninya itu terbengkalai begitu saja
" Sayang sekali akan terbengkalai " ucap Airene menatap sekitar, memang banyak sekali barang yang tak mungkin juga ia buang apalagi membawanya
" Tidak miss, pelayan akan datang untuk membereskannya setiap hari. Sesuai perintah sir "
Tidak ini tidak benar, rumah yang ia tinggalkan dibeli dan diurus oleh pelayannya? apa maksud atasannya itu, ia tak mengerti jalan pikiran yang satu ini
" Apakah sudah semua miss? "
Setelah kurang lebih 3 jam Airene dibantu oleh pengawal Al memilah dan memasukan barang barang yang mau ia bawa, kurang lebih hanya 3 koper besar yang ia bawa. Lumayan banyak memang, tetapi sungguh ia hanya membawa barang barang yang penting saja menurutnya
" mhh Ya, terimakasih sudah membantu dan maaf merepotkan kalian "
" Tidak miss kami senang membantu " Kali ini siceria jhon yang menjawab
Dengan ragu Airene memberikan kunci apartementnya pada James sesuai apa yang tadi ia jelaskan " ini kunci utama dan kunci cadangannya "
James menerima kunci itu dan berkata " Jika semuanya sudah selesai, Saya akan mengembalikan kunci cadangannya miss "
Memang tak sebagus dan semewah rumah Al tentunya, tetapi apartement ini adalah saksi kehidupannya setelah keluar dari panti dan meneruskan hidup seorang diri ditengah kota yang sangat ramai ini. Ia ingat menyewa apartement ini berkat uang yang ibu panti berikan untuknya kuliah dan menyewa apartement kecil ini. Tak terasa 4 tahun ia menghuninya, sedih senang terlewati bersama dan kini ia harus meninggalkannya mungkin untuk sementara
" Baiklah ayo kembali " Setelah mengucapkan beberapa kata pada apartement lamanya Airene meninggalkannya untuk memulai hidupnya yang baru menjadi pengasuh si kecil Felix
Berbeda dengan sikecil felix yang sungguh patuh pada apa yang diucapkan oleh Airene, ia tak berpindah tempat sejak kepergiannya beberapa jam lalu. Tanpa mengucapkan apa apa dan hanya duduk diam menunggu seperti apa yang diucapkan oleh Airene, tak lupa ia membawa kweekk kwekk untuk menemani disampingnya menunggu mommy Airenenya pulang
Al merasa aneh pada bocah itu, ia tak menangis, tak membuat kekacauan seperti yang biasa ia lakukan hanya duduk diam dan membuatnya aneh bahkan pada anaknya sendiri " Felix "
" mmhh " Felix menatap ayahnya yang berada tak jauh darinya
Al menghampiri anak itu dengan perasaan yang aneh " Ayo, kau harus meminum obatmu. Ingat apa kata paman Riel? "
Anak itu hanya menatap Al dan menganggukkan kepalanya " jadi ayo kau harus makan terlebih dahulu lalu meminum obatnya " membujuk perlahan anaknya yang sedang jinak ini
" Mommy "
Al sudah tau pasti ada yang salah dengan anaknya sehingga ia bisa jinak seperti ini " Ia akan kembali, jadi kau tak usah menunggunya "
Felix menggeleng keras tanda tak setuju dengan apa yang dikatakan ayahnya, ia sudah menunggu lebih dari 3 jam dan tak melakukan apapun demi melihat mommynya datang dan sekarang ayahnya itu malah menyuruhnya menyudahi perjuangan selama berjam jamnya itu
" Tidak. dadd.. mommy " dengan wajah kesal Felix menjawabnya ketus tak lupa wajahnya yang tak bersahabat itu
Sebenarnya apa yang membuat anak itu sangat lengket pada pengasuhnya dibanding dengan dirinya, cemburu satu kata yang mengungkapkan perasaannya pada anak itu
" Felix, sebenarnya mengapa kau memanggilnya mommy? dia bukan ibumu " pertanyaan itu tanpa sadar terlontar dari mulut Al yang sudah sangat cemburu kepada anaknya
deggg
Mata anak itu mulai berair, walaupun umurnya masih terbilang kecil. Tetapi ia dengan paham betul akan pertanyaan dan pernyataan ayahnya itu, ia sangat tahu akan hal itu. Ia paham dan tau bahwa Airene bukan ibunya tetapi ia merasakan bahwa Airene sangat menyayanginya, ia memberikan seluruh perhatian dan kasih sayang yang Felix butuhkan padanya. Memang ayahnya juga menyayanginya tetapi ini berbeda, ayahnya tak seperti Airene
" dadd.. hikss.. mommy ya mommyy "
Al mengutuk dirinya sendiri karna berkata tanpa berpikir akan menyakiti anaknya sendiri, dengan tergesa ia memeluk anak satu satunya " Maaf menyakitimu, tetapi memang benar ia bukan ibumu " ia tak mau Felix menelan kekecewaan berlebih karna Airene
" mommy.. hikkss.. mommy irene momy felix dad "
Satu kata, Menyerah. Ia menyerah untuk berdebat bersama anaknya, ia tahu betul sifat dan sikapnya sangat menurun pada anak itu. Mau sejauh apapun prinsip Felix tak akan bisa diubah sama sepertinya
" stt.. baiklah, dia mommy mu. Maafkan aku "
Biarlah kali ini Felix merasakan kehangatan seseorang yang tulus merawat dan menjaganya seperti ibunya sendiri, hal yang tak bisa ia berikan karna ia pun masih belajar untuk membesarkan si kecil Felix ini
" Permisi "
Suara itu, felix mengenal suara itu. Suara yang ia tunggu tunggu sedari tadi selama berjam jam, pengorbanannya menunggu tak sia sia karna ternyata benar bahwa Airene akan kembali
" daddyy... momyy "
Al menatap anak itu, membersihkan beberapa tetesan mata yang masih tersisa " Iya, dia kembali bukan? " sikecil felix mengangguk tersenyum pada ayahnya, setidaknya ayahnya kali ini tak berbohong dan membuktikan bahwa Airene akan kembali
" Anak baik, lihatlah aku membawa sesuatu untukmu "
Felix meminta turun pada pangkuan Al untuk menghampiri Airene yang baru saja memasuki ruang keluarga setelah bertanya pada beberapa pelayan tentang keberdaan Felix
" momyy.. momyy "niat ingin berlari untuk menghampiri Airene pun terhenti karna genggaman ayahnya
" Jangan berlari ingat kau masih sakit "
Airene menatap Felix yang sedang berada di genggaman ayahnya dan lalu segera menghampirinya " Anak baik "
" Mommy.. momyy " Felix memeluk Airene yang berjongkok menyelaraskan tingginya dengan sikecil
" Sir " Tak lupa ia menyapa atasannya yang sedang duduk menatap mereka berdua
" Mommyy kwekk kweekk "
Airene mengeluarkan beberapa boneka yang sudah ia bawa dari apartemennya, kurang lebih ia membawa tiga boneka kucing, bebek dan ayam
" Nah ini hadiah untuk anak baik karna berhasil menungguku "
Felix kegirangan dan langsung memeluk boneka itu sekaligus, memang ayahnya bisa saja membelikannya boneka bahkan pabriknya. Tetapi ini berbeda, boneka ini diberikan mommynya mommy irene
" hihhhi.. teman kwekk kweekk banyak "
Airene menatapnya dan tersenyum, sungguh jika Felix sudah dewasa mungkin ia akan jatuh cinta pada pria manis sepertinya hahaha " Lihat ini Mr. cat , yang ini kwinie dan ini kau bisa menamainya sendiri "
" mhhh " Felix berpikir keras untuk menamai boneka ayam yang baru saja ia terima
" yamm yamm? " ucapnya lucu membuat beberapa pelayan dan pengawal tertawa melihat kegemasan tuan mudanya itu
" hahhahha.. baiklah baik, namanya sekarang yam yam "
" horeee.. yam yamm "
Al tersenyum kecil melihat anaknya yang kembali bersenang senang, dalam hati ia berterimakasih pada Airene yang membuat banyak perubahan pada anaknya itu " Irene "
Sebutan yang hanya disebut oleh atasannya dan sikecil felix tak ada yang lain " Ya sir "
" Mulai hari ini tugas mu menjaga Felix dan membantu pekerjaanku "
Airene mengangguk mengerti, ia sudah menandatangani kontrak bukan " Baik sir, mohon bimbingannnya "
Sikecil masih kegirangan karna sekarang ia mempunyai mommy yang tak akan meninggalkannya dan beberapa teman kwekk kwekk yang baru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments