Tak ada alasan bagi Airene untuk menolak tawaran dari bossnya itu, ia juga yang berkata bersedia ditempatkan dimanapun dan tentu saja bayaran lebih yang sangat menggiurkan untuknya.
" Kemarilah tuan muda " Terhitung sudah seminggu lebih Airene menjaga Felix dari saat pertama Al menawarinya pekerjaan tambahan. Kali ini kegiatannya dipenuhi oleh jadwal jadwal padat Aldrich dan kesehariannya bekerja menjadi sekertaris sekaligus pengasuh tuan mudanya ini
Menurut penjelasan Al, Felix berumur kurang lebih 2 tahun 3 bulan. Bayi lucu ini tak banyak bicara walaupun sebenarnya ia sudah bisa berbicara dengan lancar untuk anak seusianya, ada beberapa alergi yang dimiliki sikecil. Kacang adalah musuh utamanya, lalu udara dingin menambah list yang harus Airene hapal. Jika cuaca sedang buruk tak jarang Felix bisa tiba tiba terkena demam tinggi atau bahkan flu berat. Beberapa seafood yang boleh dan tak boleh ia konsumsi sudah dihapal Airene, ia tak mau memberikan sembarang makanan dan tak jarang membuatnya. Jam bekerja nya hanya dari pukul 9 pagi hingga pukul 5 sore, begitu pula jam bekerja menjaga sikecil. Jika rapat terkadang Airene membawanya atas persetujuan dari Al, Felix selalu tertidur dalam gendongan kain yang dipakai Airene.
" mammm.... Makann " Felix bersuara kecil, Al yang mendengar itu seketika menatap jam dilengannya menunjukan pukul 12 siang
" Irene "
Merasa terpanggil Airene menatap Al dengan Felix di gendongannya " ya sir ? "
" Bawa Felix, kita akan makan siang diluar "
Al membereskan tumpukan dokumen yang belum ia periksa walaupun harus selesai secepatnya dan Airene yang sibuk menyiapkan perlengkapan sikecil seperti popok, tisu basah dan lain lainnya.
" maaa maaaa "
Airene tersenyum " iya sebentar yaa.. kita akan makan sebentar lagi "
ahhhhhh lucu sekali anak inii... akan lebih lucu jika ia anak ku. eh anakku?
Tatapan menelisik tajam memperhatikan seorang wanita yang tengah sibuk menyiapkan ini dan itu, terkadang ia berfikir apakah tepat memberikan kepercayaannya untuk mengurus sikecil pada orang baru sepertinya. Tetapi setiap hari ia menatap orang itu dengan tatapan menilai, disamping mengurus jadwalnya yang cukup banyak dan sangat merepotkan. Ia juga sempat sempatnya terkadang membuat makanan untuk Felix karna tak mau salah memilih makanan nantinya, ia juga selalu datang pagi dengan jadwal yang sudah rapih. Felix pun selalu meminta digendong kapan pun dimanapun, Bahkan setelah dirumah ia tak lupa menanyakan kemana Airene dan kenapa tak ikut pulang hingga selalu menangis kencang membuat Al lumayan kewalahan
ahhh.. apa aku harus mengajaknya pindah kerumahku? apa ia bisa dipercaya. Apakah ia bisa menjaga Felix dengan baik
Mereka duduk dikursi belakang, dengan Al disebelah kanan dan Airene bersama di kecil dipangkuannya sebelah kiri. Tak lupa beberapa mobil hitam yang selalu mengikuti Al kemanapun ia pergi
" Nahh.. tuan muda ingin makan apa mhhh ? " Airene selalu mengajak ngobrol Felix karna menurut pengetahuannya mengajak anak sering berinteraksi akan membantunya dalam bicara
Felix meraih jari jari Airene dan memiringkan kepalanya " u.. udang "
Al yang sedang menatap keluar mobil seketika melihat bocah itu yang sedang mencari penyakit
Airene segera menyilangkan tangannya tanda tak boleh " Tuan muda tak boleh makan itu, bagaimana ayam? ayam panggang mau ? "
Sianak yang tak melawan hanya mengangguk tanda mengiyakan pilihan airene, sebelumnya ia pasti akan merengek meminta permintaanya terpetuhi dan terkadang membuat Al sangat frustasi
" Yammm.. Ayamm... Dad daddyy ayam " Felix meminta permintaan pada Al
Al mengusap lembut kepala bocah itu " Baiklah sesuai permintaan tuan muda "
Mobil melaju menuju restoran yang sudah dipesan sebelumnya, tentu saja restoran dengan privasi yang menjamin. Al tak mau ada hal yang tidak tidak terjadi saat ia dan felix sedang makan. Airene tetap menggendong Felix yang sedang mengajaknya bercanda ria hingga suara tawa mereka memenuhi mobil yang sedang berjalan itu.
" Tuan silahkan " James membuka pintu Al dan mempersilahkannya keluar dan mobil, berbeda dengan Airene yang membuka pintunya sendiri dan cukup kesesahan akan hal itu . Didepannya terdapat Felix yang sedang anteng dalam gendongannya dan dibelakangnya ia membawa tas yang berisi barang barang kebutuhan Felix tentu saja
Felix seakan mengetahui jika Airene sedang kesusahn menatap tajam pada para bodyguard didepannya yang membuat mereka ketakutan akan tuan mudanya itu " Kau, Lain kali buka kan pintunya juga " Al berucap dingin pada James karna tentu saja ia melihat Airene yang kesulitan
" Baik tuan maafkan saya "
Al melahkan menuju pintu restoran diikuti oleh Airene dan beberapa bodyguard yang sebagian ikut masuk kedalam retoran. Ruangan yang dipesan berada diujung ruangan tersebut, dan tentu saja ruangan privat yang sangat terjaga keamanannya.
Terdapat meja tak terlalu besar berisikan 4 kursi yang memang sengaja dipilih Al, mereka hanya ber3 karna para bodyguard mendapatkan jatah makannya masing masing dan hanya bertugas menjaga didepan pintu ruangan ini. Al duduk berhadapan dengan Airene dan Felix disebelahnya, ntah kenapa bocah itu malah memilih duduk dengan seorang yang baru ia kenal kurang lebih 1 minggu ini dibanding dirinya yang sudah mengurusnya kurang lebih selama 2 tahun ini
Bocah ini memilih barang baru dibandingkan barang bekas ehhh
Pelayan membawa buku menu dan memberikannya pada Al dan Airene " Menu spesial hari ini adalah ayam panggang dengan saus jamur sir "
Airene membagi buku menu itu dengan Felix sehingga bocah itupun bisa memilih makanan apa yang diingaknnya " naah kita pilih ayam panggang oke? " Felix mengangguk setuju " mhh coba kulihat "
Ya ampun harga ayam panggang disini seharga setengah bulan ku bekerja, ini gila
Tentu saja restoran sebagus dan semewah ini tak mungkin menjual makanan murah yang biasa Airene konsumsi sehari hari " Apakah tuan muda ingin kentang ? " Felix menggangguk sembari menunjuk eskrim vanilla yang terpampang di buku menu
" esss.. eskimmmm mooo "
" Es krim ? tapi cuaca sedikit dingin, tak boleh yah ? " Cuaca menunjukan akan adanya hujan lebat dan Airene takut akan itu
Hikss Hiksss " es kimmm.. hikss.. moo es kimm "
Airene gelagapan karna Felix kukuh dengan pilihannya yaitu es krim " sir " mau tak mau iya meminta bossnya untuk membantu membujuk Felix
" Ingin es krim ? " Tanya Al yang dijawab cepat oleh anggukan Felix " Dadd.. eskimm mau "
" Sedikit saja tak apa " Al juga tak bisa menolak jika bocahnya ini sudah menangis
" Baiklah, Tolong dua porsi ayam panggang, satu kentang dan satu eskrim vanilla, sir ? " Airene bertanya apa pesanan bossnya itu " Steak medium dan wine "
Wine? disiang hari ini iya minum wine? walapun mendung bukannya aneh meminum wine disiang hari?
Pesanan datang satu persatu hingga akhirnya lengkap. Sikecil sudah tak sabar untuk memakan es krim keingannya itu, tapi mendapat tatapan tajam dari Al yang ingin bocah itu makan berat terlebih dahulu " Felix " hanya satu kata dan Felix langsung diam . Airene berfikir baaimana Al mendidik anak sekecil itu hingga ia pun takut padanya
" Ayo lihat ini ayam panggang itu " Airene memotong ayam panggang itu hingga ukuran yang bisa dimakan bocah itu " nah ayo aaaa.... " menjadi kebiasaanya sekarang menyuapi Felix dan berlajut menyuapi diri nya sendiri karna tentu saja ia lapar, pagi ini melewatkan sarapannya dan berakhir kelaparan .
Al hanya melihat keduanya dalam diam sembari memakan steak nya dan sesekali menyesap wine merah yang ia pesan, Tak menutupi ia sedikit senang melihat bocah itu kini mulai banyak mengucapkan kata dan berani mengungkapkan apa yang ia inginkan. Sebelumnya Al sangat frustasi karna setiap bocah itu ingin sesuatu pasti ia akan menangis kencang selama berjam jam
Felix memegang beberapa kentang di tangan kanannya dan mulutnya membuka untuk menerima suapan dari Airene " Nahh.. pintar sekali tuan muda ini, lihat ayamnya tinggal setengah wahh hebat " Felix tertawa riang menunjukan beberapa giginya yang sudah lengkap
Lucu sekali bocah itu
Tak bisa menyembunyikan senyumnya ketika Al melihat bocah itu makan banyak dan semakin bertubuh gempal dan ia menyukai keadaan bocah itu sekarang . Mungkin menjadikan Airene sebagai pengasuhnya adalah pilihan tepat menurutnya.
Airene memakan makanannya sembari terus menyuapi Felix hingga " wahh lihat habis, nah kemarikan tamanmu " Felix menyodorkan kedua tangannya yang kotor karna memegang kentang, Airene dengan telaten mengusap tangan kecil itu dengan tisu basah dan tak lupa hand snitizer untuk memastikan semuanya bersih
" Baiklah silahkan menikmati hidangan penutupnya tuan muda " Airene menyodorkan es krim dan sendok kecil agar bocah itu gampang mengambilnya
Dengan semangat Felix langsung melahap eskrim itu hingga beberapa tetes mengenai bajunya untung saja Airene menaruh lap disitu karna ia tahu akan seperti ini jika bocah itu memakan es krim " Pelan pelan tuan muda, es krim itu tak akan pergi kemanapun "
Felix malah menyodorkan sendok penuh es krimnya pada Al yang sedari tadi memperhatikannya sembari menyasap segelas wine " daddd.. eskimm daaa " Bocah itu menyuruh ayah nya memakan eskrim yang sudah ia sendok digenggamannya
Airene melihat kikuk karna ia masih tak terbiasa dengan sikap Al yang berubah hangat dan lembut jika berhadapan dengan anaknya yang satu ini. Jika berhadapan dengan nya atau klien ia akan berubah menjadi seorang Aldrich yang terkenal angkuh dan dingin itu
huppp...
Al menerima es krim itu dan langsung memakannya membuat Felix tersenyum senyum senang dan Airene hanya memperhatikan kegiatan itu hingga " mooo.. mooo eskim " Felix menyodorkan sendok berisikan eskrim yang sama dari sendok yang sama dipakai oleh Al, bukan apa apa ia takut Al berfikir dirinya menyebarkan virus atau apa " moooo... moooo.. eskim eskim " Airene pasrah dan menerimanya membuat bocah itu tersenyum senang. Al yang melihat itu hanya diam menghabiskan sisa winenya digenggamannya
Waktu menujukan pukul 5 dimana itu waktunya para pekerja memasuki jam pulang bekerja, begitupun dengan Airene yang sedang memberi tahu tuan mudanya sesuatu " Nah dengarkan ini tuan muda, kwekk kwekk ada di dalam tas ini " Kwek kwek adalah boneka bebek yang selalu dibawa Felix " Semua barang tuan muda ada didalam tas ini oke? " Airene membereskan semua barang Felix hingga sebisa mungkin tak ada yang tertinggal
" mooo.. moooo... " Suara Felix seakan tertahan ketika ia ingin berbicara
" mhhh.. besok kita bertemu lagi tuan muda, ehh tidak.. Besok waktunya libur, jadi habiskan waktu bersama ayahmu oke, anak baik "
Sesuai kesepakatan Airene hanya menjaga Felix ketika anak itu dibawa ke kantor dan jam bekerja sama dengan jam ia menjadi sekertaris.
" mhhh moo... mooo " Felix meminta gendong, jika sudah begini pasti sulit sekali melepaskannya
Airene mengelus elus kepala bocah itu memberi pengertian " Lusa kita bertemu lagi oke, aku akan menunggu tuan muda disini " Memberi senyum lembut sebelum Al menghalanginya untuk menggendong anak itu yang seperti biasa akan menangis
" Kau boleh pulang " ucap Al tentu saja ia tak mau anaknya ini menghalangi seseorang yang sudah memang jam nya untuk pulang
Airene menunduk hormat mengucap salam " Terimakasih sir, sampai jumpa lagi tuan muda "
Tersisa Al dan Felix yang saling menatap karna bocah itu mulai menangis " Kau tak boleh merepotkannya lebih dari jam kerjanya, mengertikan ? " Membawa Felix memasuki mobil menuju kediaman mereka. Benar saja cuaca buruk kali ini, hujan deras disertai angin yang kencang membuat udara semakin dingin dan itu yang di khawatirkan Al
Lihat tadi menangis sekarang tertidur seperti ini, aku sungguh tak mengerti pikiran mu bocah
Semakin malam semakin deras hujan yang mengguyur kawasan itu, tak luput dari hawa dingin yang sangat menusuk karna tentu saja musim dingin semakin dekat. Hujan dan musim dingin membuat hawa dingin itu semakin menjadi jadi
" Baiklah ingat kau awasi pengiriman barang dengan teliti " Al membicarakan sesuatu yang sangat serius dengan James sedari ia pulang meninggalkan si kecil bersama kepala pelayan yang sudah bekerja lama padanya
" Baik sir "
" dan kau ingat, akhir minggu ini pengiriman harus selesai. Awal minggu ini semua barang sudah sampai di new york dan aku " Jika siang hari Al bergelut dengan tumpukan kertas kertas penawaran dan saham, berbeda jika ia sudah pulang kerumah. Mengendalikan pengiriman senjata ilegal biasa iya lakukan dirumah atau terkadang ia datang sendiri untuk memastikan barangnya sampai hingga
" Tuannn Tuann " Bibi pengasuh bernama marie berlari menghampiri Al tiba tiba dan membuatnya sedikit kesal
" Ada apa " Jawab nya dingin
Untung saja kesabaran ku masi ada, kalau tidak kepala bibi sudah kupenggal tadi
" Tuan muda, tuan muda demam dan menangis tuan "
degg !!!
Firasatnya benar, anak itu seperti tak nyaman semenjak ia pulang dari kantor tadi. Dengan langkah terburu buru ia memerintahan James untuk memanggil dokter kepercayaannya dan sahabatnya " Panggil Riel kemari, Sekerang !!! " James yang diperintah langsung menjemput dokter itu tanpa menelfon terlebih dahulu, tak biasanya ia panik tapi jika menyangkut tuan muda ia akan menjadi orang yang sangat panik
Huaaaa... Hikskssssss " Moooo. hikssss... Mo.... " Terdengar suara Felix yang sedang berteriak ntah mencari siapa
" Felix " Al langsung menggendong anak satu satunya itu kedalam dekapannya " Ada apa? kenapa kau menangis mhhh ? "
Felix memberontakn ingin turun dan masih terus berteriak sambil menangis " Mooo.. daddd Moooo.. hiksss.. dad " Al tentu saja tak mengerti apa maksud anaknya itu, siapa yang ia cari sebenarnya
Huaaaa... Huaaaaa...
Tangisan itu tak berhenti hingga wajahnya mulai memerah dan membuat Al panik " Siapa? ini aku? tunggu paman riel datang oke, berhenti menangis " Suhu tubuh anak itu semakin tinggi karna tak berhenti menangis
" huaaa... hiksss.. mooo.. dadddd .. mooo "
" Apa maksudmu, daddy tak mengerti Felix! " Tanpa sengaja Al membentak bocah itu karna ia panik suhu tubuhnya semakin tinggi
Felix menangis semakin kencang karna bentakan itu " mooo.. mommmmm.. mommy.. Airene "
Al menatap tajam pada bocah itu, sedekat apa anak itu dengan pengasuhnya hingga iya berani berani memanggilnya dengan sebutan yang memang Al dan Felix tak mempunyai sosoknya " Daddyyy... hikksss.. mau... hikss .. mo .. mommy " Felix hampir kehabisan nafasnya karna berteriak juga menangis
Al semakin panik dan mengambil jalan pintas, lalu ia lupa bahwa James sedang membawa Riel kemari. " Josh, kemari " josh adalah supir pribadi Al yang selalu mengikuti kemanapun ia pergi bersama James
" Ya tuan " Sedikit berlari ia menghampiri bossnya itu
Felix dalam dekapan tetapi masih memberontakn dan berteriak meminta Airene pada Al " Kau bawa Airene kemari, katakan Felix sakit "
" Baik tuan " Tentu saja ia tahu alamat tempat tinggalnya untuk jaga jaga
Dilain sisi Airene sudah tertidur sejak pukul 8 tadi, tubuhnya lelah karna semakin banyak pekerjaan yang harus ia urus sekarang ditambah sikecil yang sangat lengket padanya hingga sedikit membuat ruang lingkupnya terbatas
tingg !!!!
Bel apartementnya berbunyi beberapa kali ditambah gedoran pintu yang lumayan cukup keras dan mungkin saja tetangga bisa mendengarnya. Airene menatap jam di meja nakasnya, pukul 11 malam. Siapa orang yang berani membangunkan tidur nyenyaknya itu, tak mungkin para sahabatnya karna mereka sedang sibuk dengan studi akhirnya dan tak mungkin pengelola apartemen menggedor pintunya jam segini
" Aishh siapa sih " Airene memakai piyama two piece tak lupa jubah tidur abunya karna cuaca dingin jadi ia memakainya
" Siapa " Airene membuka pintu, seketika ia melihat wajah yang tak asing yang taklain supir pribadi Aldrich bossnya
" Maaf mengganggu anda miss, Tuan memerintahkan saya untuk menjemput miss karna Tuan muda sakit dan terus berteriak ingin bertemu dengan anda " airene melihat jelas raut kepanikan dari supir bernama josh itu hingga membuatnya ikut ikutan panik
" Apa ? "
Tanpa berlama lama Airene mengunci pintu apartemennya setelah membawa handphonenya didalam, tak ada waktu untuk berganti baju jadi ia hanya pergi mengenakan piayama untuk segera bertemu anak asuhnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments