Setelah pertemuan pertama dengan boss tempatnya bekerja. Airene memulai harinya dengan jadwal yang sudah tersusun di ipad, benda pipih satu ini tentu saja sangat sangat amat penting dan wajib dibawanya kemanapun ia pergi selama itu jam bekerja tentunya.
" Bacakan jadwalku hari ini " Aldrich melangkah maju segera setelah turun dari mobil mewahnya diiringi oleh bodyguard bodyguard dikiri dan dikanan nya yang melihat sekitar dengan tatapan waspada.
Dengan mengecek ipad nya Airene membaca jadwal yang harus di hadiri hari ini. " Pukul 10, akan ada perwakilan dari perusahaan kontraktor, jadwal makan siang dengan para direksi, pukul 2 siang ada rapat tentang konsep bangunan, dan pukul 4 sore anda harus melihat proyek baru, sir "
" Lewatkan jam makan siang " Airene tak begitu paham apa maksud boss nya yang satu ini, tapi apa boleh buat jika ia berkata seperti itu. Mungkin artinya ia tak mau menghadiri makan siang itu
" Baik, sir. Saya mengerti "
Kegiatan berlangsung hingga jam menunjukan sudah waktunya makan siang. Airene membantu Aldrich dengan dokumen - dokumen penawaran, saham dan lain - lainnya. Hingga Aldrich bangkit diikuti para bodyguardnya
" Aku akan kembali setelah jam makan siang " Tanpa menunggu jawaban dari Airene ia melangkah pergi diikuti oleh beberapa bodyguard disisinya.
Airene hanya menunduk hormat sesaat Aldrich melangkah meninggalkannya
Jam di dinding sudah menunjukan hampir pukul 1 siang yang berarti dengan begitu tersisa 1 jam lagi menuju pertemuan selanjutnya. Tetapi yang menjadi kekhawatiran Airene saat ini adalah belum ada tanda - tanda dari boss nya akan kembali atau sekedar menghubunginya untuk memberi kabar.
" Bagaimana ini? Apakah sopan menghubunginya langsung ? "
Walaupun Airene adalah sekertaris Aldrich tetapi itu berlaku hanya saat - saat jam bekerja atau keadaan tertentu, ia tak taku apakah jam istirahat berada diantara kedua atau tidak. Menurut pemikiran Airene menghubungi bossnya secara langsung itu melanggar hak privasi bossnya. Intinya ia ragu untuk mengambil keputusan karna belum terlalu mengenal bossnya yang dingin itu
Ting !!!!!
Pintu lift terbuka, seketika Airene berdiri dan menatap siapa orang yang keluar dari lift itu. Tunggu, Airene mengerutkan keningnya. Bukan tanpa alasan, ia melihat bossnya itu menggendong seorang balita ? umurnya mungkin sekitar kurang lebih 2 tahun
Dengan langkah yang tegas dan berat itu Aldrich menghampiri Airene yang sedang menunduk hormat
" Kau bisa menggendong bayi ? " Airene mengedip ngedipkan matanya bingung mencoba mengelola pertanyaan bossnya itu
Dengan wajar tak sabar Al sedikit menghentak " Bisa atau tidak ? " Bertanya kedua kalinya
Airene mengangguk tanda ia tahu cara menggendong bayi. Tentu saja ia tahu, karna ia dibesarkan dipanti asuhan dan ibu panti biasa memintanya untuk menjaga adik - adik yang masih kecil.
" Bagus, kau jaga dia " Menyerahkan bayi itu kepada Airene yang diterima dengan baik dan hati hati tentunya
" Kau tak usah ikut dalam rapat ini, cukup jaga dia diruanganku. Bodyguard akan berjaga di depan pintu dan lift "
Aldrich menyentuh pipi bayi yang saat ini berada digendongan Airene " Felix, jadilah anak baik sampai aku kembali " Sebuah senyuman hangat yang baru dilihat Airene terpancar dari seorang Aldrich yang dikenal dingin dan angkuh itu
Termenung cukup lama, Airene membutuhkan waktu untuk mencerna perintah atasannya itu hingga salah satu dari dari sekian bodyguard Aldrich yang ia ketahui bernama James, mempersilahkannya masuk keruangan Aldrich bersama bayi didalam gendongannya yang menurut James bernama Felix itu
" Miss Airene. Silahkan untuk memasuki ruangan bersama dengan tuan muda, kami akan menjaga didepan pintu hingga tuan besar kembali "
Airene melangkah perlahan memasuki ruangan atasannya itu dan pintu langsung terkunci dari luar ntah apapun alasannya hingga tersisa ia berdua dengan Felix yang menatapnya terus menerus " mhh... Hai, Namaku Airene " Ucapnya pada Felix yang malah meraih tengkuknya dan memeluknya dengan erat. Menyembunyikan wajah imut nan tampannya itu dilekukan leher Airene dengan nyaman
" Apakah kau mengantuk ? " Memang inilah waktu biasanya bagi bayi unyuk tidur siang. Airene menepuk nepuk halus punggung Felix, sembari menggoyang - goyangkan badannya perlahan hingga Felix tertidur dengan lelap
Terus menerus menepuk punggung mungil itu hingga ia melihat sofa yang lumayan nyaman untuk Felix tidur hingga Airene berinisiatif untuk menidurkan sikecil disana sampai baru saja ia duduk untuk menidurkan, Seketika Felix terbangun dan menangis cukup kencang hingga James membuka pintu itu
Huaaaaa....
Hikssss.. Hikssss
" Mengapa tuan muda ? "
Pandangan James jatuh pada Airene yang segera menggendong Felix dan kembali menidurkannya dalam posisi ia berdiri dan Felix dalam gendongannya
" Ah.. Maafkan aku. Ia terbangun saat aku akan menidurkannya disofa itu "
James menghembuskan nafas beratnya
" Tidak biasanya tuan muda tertidur siang seperti ini. Maaf merepotkanmu miss "
Airene menggeleng tanda tak setuju, salahnya karna menidurkan tuan muda di sofa itu " Tak apa aku akan menidurkannya lagi "
James menganguk mengerti dan izin meninggalkan ruangan untuk kembali berjaga didepan pintu sesuai perintah tuan besar tentunya.
Terhitung sudah kurang lebih 3 jam Airene menggendong Felix berdiri seperti ini. Sepatu heels yang dipakainya tadi sudah dilepasnya karna tentu saja ia tak kuat menggendong lama dengan sepatu itu. Jika ia duduk atau mencoba menidurkannya disofa, Felix akan terbangun dan kembali menangis
Aldrich akhirnya menyelesaikan rapatnya itu diikuti beberapa bodyguard dan Dave disampingnya " Apakah semua baik baik saja ? "
Sebelum memasuki ruangannya Al bertanya pada James tentang keadaan selama ia meninggalkan si kecil " Semua baik baik saja sir, tetapi sudah berjam jam lebih miss Airene menggendong Tuan muda dan tak mau melepaskannya "
Dave tersenyum nakal " wahhh aku tak hanya mencari sekertaris untuk mu. aku juga mencari ibu untuk sikecil hahahah "
Aldrich mendelik tanda tak setuju dengan ucapan Dave " Diam kau "
Pintu terbuka memperlihatkan Airene yang sudah melepaskan sepatu heels dan melepas jas hingga hanya menyisakan kemeja putih yang ia pakai. Airene tanpa sadar menunduk hormat hingga sekecil yang merasakan pergerakan itu terbangun dan menangis kencang
Huaaaaaaa !!!
Degg!!
Dengan bodohnya Airene merutuki dirinya mengapa ia lupa bahwa sedang menggendong sikecil " Suttt.. suttt. anak baik tak boleh menangis mhhh sttt " Airene menimang nimang Felix yang mulai terbangun dari tidur siangnya yang lumayan lama
" Berapa lama kau menggondongnya ? " Tanya Dave penasaran karna tak biasanya sikecil tertidur seperti ini, ia bukan tipe anak yang cepat akrab
Airene menatap jam dinding yang berada di ruangan itu " Sejak sir meninggalkan ruangan, mungkin 3 jam sir "
Aldrich menatap tak percaya, bagaimana Airene kuat menggendong sikecil yang lumayan berbadan tambun itu selama berjam jam. Ditambah ia melihat jas Airene yang tersampir menyelimuti Felix selama tidur
HIksss.. hiksss... " stt.. stt.. Apakah aku membangunkan mu? maafkan aku maaf, anak baik apakah ingin susu mhh? ingin bermain? " Airene membujuk Felix yang mulai mereda dari tangis kencangnya
Dave mengedikkan bahu dan meninggalkan ruangan " Akan aku kirimkan hasilnya, sekarang kau perhatikan pekerja barumu. Kupikir ia bisa menjaga sikecil "
Aldrich pun berfikir seperti itu, tak ada pengasuh yang kuat mengasuh sikecil karna ia sangat sangat sulit untuk dibujuk untuk segala apapun itu.
Felix menatap Al dengan sisa sisa air mata yang menggenang di pelupuk matanya, meminta gendong pada Al dan tentu saja Al menurutinya
Dugg!!!
Airene terjatuh sembari mengatur napasnya yang berat, tentu saja ia kelelahan karna menggendong sikecil selama itu. Kaki kaki kecilnya bahkan bergetar dan Al melihat itu
" Kau baik baik saja ? " dengan nada dingin ia menanyakan keadaaan Airene yang mengeluarkan peluh keringat cukup banyak
Airene mengangguk tanda mengiyakan
" Baik sir " tentu saja bagaimana ia berkata kelelahan karna menidurkan sikecil,walau berat bagaimanapun ia suka pada sikecil imut itu
Hikssss " mooo.. mooo.. " Felix mencoba meraih raih Airene kembali, ia ingin digendong kembali oleh Airene yang baru saja ia kenal, anehnya.
Ingin ia meraih tubuh sikecil tetapi kakinya masih gemetar untuk mencoba bangun kembali
Hikkssss Hiksss Huaaaaaa
Felix menangis sangat kencang hingga Al pun terkejut karna tak biasanya sikecil seperti ini, Airene meraih sofa untuk menjadi pegangannya dan berdiri
" Kenapa mhh? anak baik mau susu? mau bermain ? "
Seakan mengerti apa yang diucapkan Airene sikecil mengangguk dan masih mencoba meraih untuk meminta gendong kembali pada Airene
" Maaf sir, biar saya gendong tuan muda" Al menyerahkannya pada Airene, ia tak mengerti apakah Airene tulus atas mempunyai maksud tertentu. Ia mempunyai banyak musuh tentu waspada pada siapapun adalah hal lumrah baginya
Felix tertawa setelah berada di gendongan Airene " nahhh.. sekarang apa yang anak baik inginkan mhhh .. lucu sekali " Airene mengusap ngusapkan kepalanya pada dada dikecil hingga ia tertawa cukup lepas. James yang diluarpun mendengar suara tawa tuan mudanya itu
" Kau "
Airene menatap Aldrich begitupun sikecil yang berhenti tertawa
" Aku akan menambah gajimu "
" Eh.. Ya ? " Airene kebingungan dengan ucapan bossnya itu
" Jika kau mau menjadi pengasuhnya"
Airene menatapkan terkejut dengan ucapan atasannya itu, tiba tiba menawari pekerjaan tambahan yang ntah bagaimana ia menjawabnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Asmainiati Pelis
duda atau gimana
2022-07-05
0
AGR
👍👍👍👍👍
2022-04-30
0
Rita Desi
keren ceritanya
2022-04-23
1