chapter 4

beberapa foto Aga dan dirinya terdapat didalamnya. "eh, darimana foto ini diambil ya" kerut Zivannya mengingatnya.

Rara tertawa pelan melihat foto Zivannya dan Aga. "ganteng juga pak komandan" lihat Rara kearah ponsel Zivannya.

"biasa aja menurutku" kata Zivannya melihat keluar kantin. tanpa sengaja dilihatnya Aga berjalan masuk dengan seorang gadis cantik yang terlihat anggun. Zivannya mematung seketika dan tersadar sesaat kemudian, meraih ponselnya untuk diaktifkan dalam mode getar agar tidak menimbulkan kehebohan.

Rara yang melihat keganjilan perilaku Zivannya menoleh kearah pandangan Zivannya tadi dan seketika melihat apa yang dilihat Zivannya. Rara menggenggam tangan Zivannya memberi kekuatan.

"kenapa Ra" kerut Zivannya heran melihat tingkah Rara. Rara tersenyum lebar dan menggelengkan kepala. tidak lama ponsel Zivannya bergetar beberapa kali, menandakan panggilan dari Aga. tampak dari kejauhan Aga beberapa kali menghubungi Zivannya, tapi tidak diangkat membuat Aga menatap ponselnya beberapa kali.

"kamu nggak coba angkat Zi" tanya Rara melirik ponsel Zivannya yang bergetar kembali, Zivannya tersenyum dan menggeleng. dari jauh Dimas berjalan mendekat dan segera duduk disamping Rara.

"aku cariin, dari tadi juga nggak ketemu. ternyata kekantin lain. mau tebar pesona ya kalian" pandang Dimas menyeruput minuman Rara. Rara ingin menahan Dimas yang menghabiskan minumannya, namun gagal karena sudah keburu habis. "beliin lagi sana, air mineral juga" pandang Rara, Dimas mengangguk.

"anak itu kebiasaan nggak liat minumanku nganggur" gerutu Rara. Zivannya menghabiskan makanannya dan meminum jeruk panasnya.

"kamu pulang kekampus bareng Dimas kan, aku langsung ke kedai aja ya.." pandang Zivannya menyandarkan bahunya disandaran kursi. Rara mengangguk.

"jam berapa shift mu" tanya Rara menghabiskan makanannya juga.

"nanti jam 3, ada extra sebentar, seperti biasa" senyum Zivannya.

"zi, minuman jerukmu" seru Dimas, Rara dan Zivannya menoleh cepat. Aga yang mendengar panggilan Dimas segera menoleh. Rara memukul bahu Dimas pelan setelah mendekat.

"kebiasaan, ini bukan kampus kita, jangan kenceng-kenceng ngomongnya nggak enak sama yang lain" pandang Rara. Dimas nyengir merasa bersalah. Zivannya memasukkan dan memakai tas ranselnya sesaat setelah Dimas duduk.

"Dim, titip Rara, kekampus ya. tadi kita naik motorku. aku mau berangkat kerja dulu" kata Zivannya cepat sebelum Aga berjalan mendekati mereka, setengah berlari meninggalkan kantin kedokteran dan segera melajukan motornya sedikit lebih cepat walau Aga berusaha mengejarnya.

Aga mengumpat pelan karena kesal dengan sikap Zivannya yang tidak mendengar penjelasannya.

Aga berjalan kembali ke kantin untuk menemui sahabat Zivannya dan ingin bertanya, namun Rara dan Dimas sudah tidak ada didalam. Aga mengeratkan rahangnya tanda semakin kesal, dan berpamitan dengan teman wanitanya yang tadi bersamanya.

sudah dua minggu lebih Zivannya membiarkan panggilan dan chat dari Aga, baginya tidak ada yang harus disalahkan dan perlu dijelaskan karena memang tidak ada apa-apa diantara mereka. Zivannya sedikit merasakan sakit dihatinya akibat melihat Aga bersama gadis lain.

Zivannya menitikkan air mata menahan rasa sakit didadanya yang tidak pernah dia rasakan saat dekat dengan cowok lain, dengan cowok lain sikap Zivannya terlihat biasa saja dan cenderung cuek karena memang tidak ada rasa lebih bagi Zivannya. namun berbeda dengan sikapnya terhadap Aga yang membuatnya merasakan nyeri disudut hati. Zivannya membuka beberapa foto yang diambil sembunyi-sembunyi oleh Aga saat mereka melewati moments Zivannya terluka.

"hallo Zi" panggilan dari Dimas.

"kenapa Dim, tumben menghubungiku" tanya Zivannya.

"bisa temani Rara nggak, dia sedikit demam saat ini" tanya Dimas. Zivannya terdiam sejenak.

"aku sekarang baru kerja, sebentar lagi shift ku akan segera berakhir setengah jam lagi" jawab Zivannya cepat.

"baiklah, aku tunggu Rara sebelum kamu datang" jawab Dimas.

"baiklah, aku akan segera kesana. dirumah Rara kan" tanya Zivannya sambil meracik minuman.

"he em, Rara nggak papa, hanya kamu tau kan kalo dia sakit akan manja" jawab Dimas.

"baiklah, aku kerja dulu, bye" salam Zivannya menutup panggilannya.

"kenapa Zi" tanya Wulan, temannya kerja. Zivannya menoleh. "Rara sakit, suruh nemenin nanti" jawab Zivannya. Wulan mengangguk, mengerti bahwa Rara sahabatnya Zivannya kuliah dan sering mampir ke kedai.

Zivannya segera melajukan motornya setelah jam kerjanya selesai, meninggalkan kedai dan menuju rumah Rara yang letaknya lumayan jauh. ditengah perjalanan, tampak beberapa polisi sedang melakukan pengamanan jalan. Zivannya juga turut diberhentikan oleh seorang polisi lalu lintas, "maaf nona, ikut dengan kami sebentar." kata polisi tersebut memberi tahu Zivannya untuk menepi. Zivannya mengerutkan keningnya tanda bertanya ada apa, kenapa diri saja yang disuruh menepi.

"kenapa ya mas, apa saya salah ya, yang lain kenapa dibiarkan saja" tanya Zivannya heran.

"sebaiknya menepi dulu nona, kami akan menjelaskan lebih detail nantinya" senyum petugas polisi lalu lintas. Zivannya menurut dan menepikan motornya kedekat mobil patroli.

"hallo Dim, aku sedikit ada trouble dijalan jadi agak terlambat sampai dirumah Rara" beritahu Zivannya.

"kenapa emangnya" tanya Dimas.

"ada razia polisi, aku baru disuruh menepi dulu" jawab Zivannya.

"aku samperin kesana ya" kata Dimas kuatir.

"nggak usah, kamu tungguin Rara dulu aja, semoga tidak lama urusannya. nanti aku langsung kesana kalo disini udah selesai" kata Zivannya.

"baiklah, hati-hati dijalan. jangan kuatir. aku akan jagain Rara" tutup Dimas. Zivannya menatap layar ponselnya sesaat dan menunggu petugas polisi yang menghentikannya tadi.

"pake Hoodienya, nanti sakit" sodor seseorang. Zivannya mendongak dan menatap Aga yang berdiri tepat dihadapannya yang hanya berjarak beberapa centi, Zivannya hanya diam melihat Aga yang memegang Hoodie abu-abu miliknya. Aga yang melihat Zivannya hanya diam, segera memakaikan Hoodie miliknya kebadan Zivannya dan memakaikan helmetnya.

"ayo aku antar" pandang Aga yang sudah duduk didepan motor Zivannya.

"aku bisa sendiri kak, aku abis kerja dan mau kerumah Rara yang sedang sakit" kata Zivannya tersadar. Aga tetap diam dan menunggu Zivannya naik motor. Zivannya menghembuskan nafasnya panjang dan berjalan mendekat kearah motor dan kemudian membonceng dibelakang. Aga segera melajukan motor Zivannya dengan kecepatan sedang.

"pegangan, nanti jatuh" kata Aga sedikit menoleh, Zivannya segera memeluk badan Aga dari belakang yang dibalut jaket denim, menyandarkan kepalanya dibahu Aga.

"kamu tahu jam berapa sekarang" tanya Aga agak tinggi nadanya.

"jam 11 malam" jawab Zivannya cepat, tanpa mengangkat kepalanya.

"kenapa kamu nggak membalas panggilan dan chat ku dua minggu lebih" tanya Aga.

"aku ada kegiatan kampus di Malang, baru 2 hari pulang" jawab Zivannya.

Aga menepikan motor Zivannya dipinggir jalan dan mematikan motornya berbalik menatap Zivannya yang menunduk.

"Zi, tatap mata kakak" pandang Aga melepas helmet nya, Zivannya menatap Aga dengan airmata yang sudah turun. Aga menghapus airmata Zivannya dengan jarinya.

"kenapa" tanya Aga menatap Zivannya lembut. Zivannya menggelengkan kepalanya.

Aga melepas helmet Zivannya dan memeluk Zivannya erat, mengecup kepala Zivannya berulangkali.

"ayo aku antar kerumah Rara" kata Aga setelah Zivannya sudah tidak menangis, Zivannya mengangguk dan membiarkan Aga memakaikannya helmet. motor kembali melaju sedang menuju rumah Rara.

"besuk aku jemput jam berapa" tanya Aga setelah sampai dihalaman rumah Rara yang luas.

"besuk aku kabari aja" kata Zivannya melepas helmet. Aga memandang Zivannya tidak percaya.

"aku akan mengabari kakak nanti" jawab Zivannya kembali, Aga menyodorkan tangan kanannya, Zivannya segera mencium punggung tangan Aga yang mengecup keningnya pelan.

"jangan lupa sujud di sepertiga malam" pesan Aga, Zivannya tersenyum dan mengangguk. Aga mengendarai motor Zivannya menjauh.

"diantar siapa Zi" tanya Dimas membuka pintu rumah Rara.

"diantar kak Aga, kamu langsung pulang" tanya Zivannya melihat Dimas yang keluar dari rumah, Dimas mengangguk.

"iya, aku langsung pulang aja. besuk siang aku kesini" angguk Dimas menyalakan motor lelakinya. Zivannya mengangguk dan melambaikan tangannya dan segera masuk rumah, mendapati Rara yang sudah tertidur lelap karena minum obat. Zivannya segera membersihkan dirinya dikamar mandi yang ada didalam kamar Rara yang luas. meminjam celana pendek dan t-shirt Rara yang ada di walk closet.

pagi hari jendela kamar sudah terbuka dan matahari menampakkan sinarnya malu-malu. Zivannya menggeliat dan melihat Rara yang masih ber gelung selimut disampingnya.

setelah melaksanakan kewajiban paginya, Zivannya kembali merebahkan dirinya karena badannya yang capek.

jam menunjukkan pukul 9 pagi, hari ini untungnya hari Sabtu. jadi tidak ada kuliah sehingga membuat Zivannya dapat beristirahat lebih lama.

Zivannya meraih ponselnya, mendapati ada beberapa panggilan dan chat dari Aga yang menanyakan keberadaannya. Zivannya menjawab chat Aga bahwa dirinya baru saja bangun dan tidak mendengar panggilan karena ponsel dibuat mode senyap Zivannya.

tak lama Aga melakukan panggilan video kepadanya Zivannya melambaikan tangannya kelayar ponselnya. Aga tertawa lebar melihat keadaan Zivannya yang menutup mukanya dengan tangan.

"kewajiban subuh sudah belum tadi" tanya Aga melihat Zivannya yang menganggukkan kepala.

"tidur lagi" tanya Aga meminum air mineral. Zivannya kembali menganggukkan kepalanya.

"masih tidur Rara nya" tanya Aga menatap layar ponselnya lekat, melihat rambut Zivannya yang tergerai kemana-mana. Zivannya mengangguk dan menggeser layarnya kesamping dimana Rara tidur dengan memunggunginya.

"kamu nggak ada shift kerja nanti" tanya Aga menatap Zivannya.

"berangkat jam 1 hingga jam 8 malam kak" jawab Zivannya membuka selimutnya dan duduk ditepi ranjang.

"mau aku jemput saat makan siang" tanya Aga menatap Kaila yang sedang mengikat rambutnya model bun sehingga menampakkan leher mulus putih Zivannya.

"iya kak, biar tidak terburu-buru" angguk Zivannya melangkahkan kakinya keluar kamar. Aga melihat Zivannya yang hanya memakai celana pendek dan t-shirt abu-abu melekat di badannya

"Zi, dirumah ada siapa" pandang Aga tidak tenang.

"nggak ada kak, hanya bibik dan mamang aja, itupun dirumah belakang. mama dan papanya Rara sedang keluar kota" jawab Zivannya meletakkan ponselnya dan mengambil air putih digelas.

"kamu terlalu seksi Zi" kata Aga tegas. Zivannya menghentikan minumnya dan menatap layar ponselnya.

"apanya" kerut Zivannya tidak paham dengan arah pembicaraan Aga, Aga mendesah berat dan mengusap rahangnya kasar.

"aku sedang dikantor ini Zi, kamu hanya memakai celana pendek yang menampakkan kakimu yang putih, t-shirt mu yang kecil, dan kamu tidak memakai underwear kan" kata Aga gusar. Zivannya tersedak air yang diminumnya dan mengelapnya dengan punggung tangan.

"kenapa sampai segitunya sih kak" pandang Zivannya kesal.

"lha kamu yang membuat pemandangan itu" jawab Aga. Zivannya memburamkan layarnya.

"Zi, apa kamu membuat pemandangan kayak gini ke cowok lain" tanya Aga cepat.

"tidak pernah, kurang kerjaan banget aku nya. hanya kakak yang berani menghubungi ku kapan aja. ini juga karena ponsel yang kakak kasih terlalu jernih layarnya" kesal Zivannya. Aga tertawa lebar merasa senang karena dia hanya satu-satunya yang melihat tubuh Zivannya habis bangun tidur.

"Dimas kemana, dia nggak lagi disitu kan" tanya Aga.

"nggak, dia nanti siang njagain Rara. aku kerja dia datang, nanti aku kenalin ke anaknya kalo dah nyampe" jawab Zivannya. Aga menganggukkan kepalanya.

"aku harus bekerja dulu Zi nanti aku jemput" jawab Aga mengakhiri percakapan. Zivannya segera meraih roti tawar dan mengoleskan selai coklat membawanya kekamar Rara.

"udah bangun Ra" buka pintu Zivannya. Rara menatap Zivannya dan mengangguk.

"udah mendingan juga, makasih mau menemaniku tadi malam Zi" kata Rara. Zivannya mengangguk sambil makan.

"Dimas nanti kesini saat aku berangkat kerja" ingatkan Zivannya. Rara mengangguk sambil berlalu menuju kamar mandi.

hai hai hai... para readers, love you all sekebon pisang, biar bisa dibuat pisang goreng yang banyak hehehehehe..

selamat menikmati cerita pertama kalang di sini. jadi mohon maaf jika ada banyak kesalahan dalam merangkai kata dan kalimat.

ciehhh... udah kayak mau tampil dikondangan aja nih hahahaha...

dukung yaaa... karya keduaku.

love...love...love all sekebon pisang biar bisa bikin pisang goreng banyak..

thanks a lot pisang sekebon...😘

Terpopuler

Comments

Fitzu Taufik

Fitzu Taufik

ok q masih menyimak

2022-11-05

0

lihat semua
Episodes
1 chapter 1
2 chapter 2
3 chapter 3
4 chapter 4
5 chapter 5
6 chapter 6
7 chapter 7
8 chapter 8
9 chapter 9
10 chapter 10
11 chapter 11
12 chapter 12
13 chapter 13
14 chapter 14
15 chapter 15
16 chapter 16
17 chapter 17
18 chapter 18
19 chapter 19
20 chapter 20
21 chapter 21
22 chapter 22
23 chapter 23
24 chapter 24
25 chapter 25
26 chapter 26
27 chapter 27
28 chapter 28
29 chapter 29
30 chapter 30
31 chapter 31
32 chapter 32
33 chapter 33
34 chapter 34
35 chapter 35
36 chapter 36
37 chapter 37
38 chapter 38
39 chapter 39
40 chapter 40
41 chapter 41
42 chapter 42
43 chapter 43
44 chapter 44
45 chapter 45
46 chapter 46
47 chapter 47
48 chapter 48
49 chapter 49
50 chapter 50
51 chapter 51
52 chapter 52
53 chapter 53
54 chapter 54
55 chapter 55
56 chapter 56
57 chapter 57
58 chapter 58
59 chapter 59
60 chapter 60
61 chapter 61
62 chapter 62
63 chapter 63
64 chapter 64
65 chapter 65
66 chapter 66
67 chapter 67
68 chapter 68
69 chapter 69
70 chapter 70
71 chapter 71
72 chapter 72
73 chapter 73
74 chapter 74
75 chapter 75
76 chapter 76
77 chapter 77
78 chapter 78
79 chapter 79
80 chapter 80
81 chapter 81
82 chapter 82
83 chapter 83
84 chapter 84
85 chapter 85
86 chapter 86
87 chapter 87
88 chapter 88
89 chapter 89
90 chapter 90
91 chapter 91
92 chapter 92
93 chapter 93
94 chapter 94
95 chapter 95
96 chapter 96
97 chapter 97
98 chapter 98
99 chapter 99
100 chapter 100
101 chapter 101
102 chapter 102
103 chapter 103
104 chapter 104
105 chapter 105
106 chapter 106
107 chapter 107
108 chapter 108
109 chapter 109
110 chapter 110
111 chapter 111
112 chapter 112
113 chapter 113
114 chapter 114
115 chapter 115
116 chapter 116
117 chapter 117
118 chapter 118
119 chapter 119
120 chapter 120
121 chapter 121
122 chapter 122
123 chapter 123
124 chapter 124
125 chapter 125
126 chapter 126
127 chapter 127
128 chapter 128
129 chapter 129
130 chapter 130
131 chapter 131
132 chapter 132
133 chapter 133
134 chapter 134
135 chapter 135
136 chapter 136
137 chapter 137
138 chapter 138
139 chapter 139
140 chapter 140
141 chapter 141
142 chapter 142
143 chapter143
144 chapter 145
145 chapter 146
146 chapter 146
147 chapter147
148 chapter 148
149 chapter 149
150 chapter 150
151 chapter 151
152 chapter 152
153 chapter 153
154 chapter 154
155 chapter 155
156 chapter 156
157 chapter 157
158 chapter 158
159 chapter 159
160 chapter 160
161 chapter 161
162 chapter 162
163 chapter 163
164 chapter 164
165 chapter 165
166 chapter 166
167 chapter 167
168 chapter 168
169 chapter 169
170 chapter 170
171 chapter 171
172 chapter 172
173 chapter 173
174 chapter 174
175 chapter 175
176 chapter 176
177 chapter 177
178 chapter 178
179 chapter 179
180 chapter 180
181 chapter 181
182 chapter 182
183 chapter 183
184 chapter 184
185 chapter 185
186 chapter 186
187 chapter 187
188 chapter 188
189 pengumuman
190 chapter 189
191 chapter 190
Episodes

Updated 191 Episodes

1
chapter 1
2
chapter 2
3
chapter 3
4
chapter 4
5
chapter 5
6
chapter 6
7
chapter 7
8
chapter 8
9
chapter 9
10
chapter 10
11
chapter 11
12
chapter 12
13
chapter 13
14
chapter 14
15
chapter 15
16
chapter 16
17
chapter 17
18
chapter 18
19
chapter 19
20
chapter 20
21
chapter 21
22
chapter 22
23
chapter 23
24
chapter 24
25
chapter 25
26
chapter 26
27
chapter 27
28
chapter 28
29
chapter 29
30
chapter 30
31
chapter 31
32
chapter 32
33
chapter 33
34
chapter 34
35
chapter 35
36
chapter 36
37
chapter 37
38
chapter 38
39
chapter 39
40
chapter 40
41
chapter 41
42
chapter 42
43
chapter 43
44
chapter 44
45
chapter 45
46
chapter 46
47
chapter 47
48
chapter 48
49
chapter 49
50
chapter 50
51
chapter 51
52
chapter 52
53
chapter 53
54
chapter 54
55
chapter 55
56
chapter 56
57
chapter 57
58
chapter 58
59
chapter 59
60
chapter 60
61
chapter 61
62
chapter 62
63
chapter 63
64
chapter 64
65
chapter 65
66
chapter 66
67
chapter 67
68
chapter 68
69
chapter 69
70
chapter 70
71
chapter 71
72
chapter 72
73
chapter 73
74
chapter 74
75
chapter 75
76
chapter 76
77
chapter 77
78
chapter 78
79
chapter 79
80
chapter 80
81
chapter 81
82
chapter 82
83
chapter 83
84
chapter 84
85
chapter 85
86
chapter 86
87
chapter 87
88
chapter 88
89
chapter 89
90
chapter 90
91
chapter 91
92
chapter 92
93
chapter 93
94
chapter 94
95
chapter 95
96
chapter 96
97
chapter 97
98
chapter 98
99
chapter 99
100
chapter 100
101
chapter 101
102
chapter 102
103
chapter 103
104
chapter 104
105
chapter 105
106
chapter 106
107
chapter 107
108
chapter 108
109
chapter 109
110
chapter 110
111
chapter 111
112
chapter 112
113
chapter 113
114
chapter 114
115
chapter 115
116
chapter 116
117
chapter 117
118
chapter 118
119
chapter 119
120
chapter 120
121
chapter 121
122
chapter 122
123
chapter 123
124
chapter 124
125
chapter 125
126
chapter 126
127
chapter 127
128
chapter 128
129
chapter 129
130
chapter 130
131
chapter 131
132
chapter 132
133
chapter 133
134
chapter 134
135
chapter 135
136
chapter 136
137
chapter 137
138
chapter 138
139
chapter 139
140
chapter 140
141
chapter 141
142
chapter 142
143
chapter143
144
chapter 145
145
chapter 146
146
chapter 146
147
chapter147
148
chapter 148
149
chapter 149
150
chapter 150
151
chapter 151
152
chapter 152
153
chapter 153
154
chapter 154
155
chapter 155
156
chapter 156
157
chapter 157
158
chapter 158
159
chapter 159
160
chapter 160
161
chapter 161
162
chapter 162
163
chapter 163
164
chapter 164
165
chapter 165
166
chapter 166
167
chapter 167
168
chapter 168
169
chapter 169
170
chapter 170
171
chapter 171
172
chapter 172
173
chapter 173
174
chapter 174
175
chapter 175
176
chapter 176
177
chapter 177
178
chapter 178
179
chapter 179
180
chapter 180
181
chapter 181
182
chapter 182
183
chapter 183
184
chapter 184
185
chapter 185
186
chapter 186
187
chapter 187
188
chapter 188
189
pengumuman
190
chapter 189
191
chapter 190

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!