oprasi

Umi Ana pun menatap Ayah Nayya yang berteriak histeris. “Habib cepat kita tolong. Cepat...” Ucap uminya panik.

“Aayoo...”Ucap kyai Abu. Mereka turun dari mobil dan menjumpai ayah Nayya. Disana sudah berkumpul banyak orang. “Sini pak. Masuk mobil kami. Biar kami tanggung jawab.” Ucap kyai Abu.

“Cepat. Nanti Nayya pergi... Cepat..” Ucap Ayah Nayya sambil menangis.

Ayah Nayya menggendong Nayya secara gemetar. ia memasukkan Nayya dimobil Habib yang bagian depannya penyok. “Pak tolong urus istri saya.” Ucapnya kepada tetangganya.

“Iya pak. Kami akan mengurusinya. Bapak jangan khawatir.” Jawab Tetangganya.

Tanpa berkata sepata katapun Habib membawa mobil itu membelah jalan yang berkerumunan orang. Tangannya gemetar, ia melihat dikaca sepion menatap kepala Nayya yang sudah bercucuran darah. Ditambah Ayahnya memeluk Nayya dengan Erat. Ayahnya bahkan tak malu untuk menangis dan berselawat ditelinga Nayya.

“Cepat...” Ucap ayah Nayya panik.

Habib langsung mengalihkan pandangannya kedepan dan melajukan mobilnya lebih kencang menuju rumah sakit. Setelah setengah jam, mereka sampai dirumah sakit terdekat. Cepat-cepat Ayah Nayya menggendong Nayya memasuki rumah sakit...”Dok... tolong putri saya dok...!” Ucapnya menangis.

Hari ini seharusnya adalah hari dimana Nayya dan orang tuannya melepas rindu dengan bahagia. orang tuannya baru saja pulang dari kota XX yang sudah pergi selama dua bulan. Dan mereka kembali untuk melepas rindu kepada anaknya. Tapi nyatanya Tuhan memberi hadia yang tak terduga.

Para suster pun berdatangan dan membawa Nayya untuk diatasi. Ayah Nayya mengikuti mereka secara gusar. Dengan cepat para suster membawa Nayya masuk kedalam ruang UGD. Tak lama kemudian datang beberapa dokter masuk menangani Nayya..

Habib dan keluarganya tak bisa menahan air matanya untuk jatuh melihat pemandangan itu. Mereka bahkan lupa jika hari ini akad pernikahan Gus Habib.

Mereka mendekat kepada Ayah Nayya. “Yang sabar yaa pak..” Ucap kyai Abu.

Ayah Nayya menatap Kyai Abu. Tangannya tanpa terkendali memukul pipi Kyai Abu kasar.”Kamu mau bunuh anak saya..!” Teriaknya keras.

“Abi...” Ucap Habib. Ia memegang Abinya yang terhuyung kebelakang karena pukulan itu. “Abi nggak apa-apa?” Tanya Habib.

Kyai Abu menyekah sudut bibirnya yang berdarah. Tapi belum sempat ia berdiri Kokoh Ayah Nayya dusah menyerangnya kembali. “Kamu liat anak saya ada didalam. Kamu tega...!” Teriaknya piluh.

Habib memeluk Abinya. “Tenang pak. Saya yang membawa Mobil, bukan abi saya. Saya salah, bukan abi salah.” Ucapnya tegas.

Beberapa scurity memegang tangan Ayah Nayya. “Tenang pak. Ini rumah sakit.” Ucap Suster.

Ayah Rindu tak kuat lagi marah. Ia bahkan tak kuat menatap Habi dan keluargaya. “Nayya..” Gumamnya. Ia duduk disalah satu kursi tunggu dan mengacak rambutnya frsutasi.

Sedangkan Habib dan keluarganya menatap itu piluh. Hati mereka sakit saat mengetahui penyebab semua itu adalah mereka.

...

Nayya dibawa kedalam ruang UGD. Beberpa dokter pria dan perawat berdatangan membawa peralatan. Tapi saat salah satu suster mencoba membersikan wajah Nayya dan mencoba melepaskan jilbabnya kaget, karena mendengar Nayya bergumam.

l “Jangan buka jilbab saya.” Berkali-kali.

“Sus tunggu apa lagi. Cepat, nanti pendarahannya tambah parah.” Ucap salah satu dokter pria.

“Anu dok. Pasien tidak mau dibuka jilbabnya.” Ucap Suster itu takut..

“Cepat. Jangan bertele-tele. Waktu kita tidak banyak...!” Sahut salah satu dokter yang lain.

Tanpa pikir dua kali suster itu membuka jilbab Nayya dan mulai membersikan wajah dan lukanya. setelahnya giliran dokter yang menjahit kepala Nayya. Tapi mereka mengurungkannya karena menatap hasil USG yang menyatakan Nayya mengalami pendarahan diotak. Sehingga membuat mereka harus mengoprasi Nayya.

“Kita tidak punya waktu lebih lama. Cepat sediakan tempat oprasi.” Ucap Dokter termuda disana.

“Tapi kita harus meminta persetujuan orang tuanya dulu dok.” Sahut dokter lain.

“Saya jaminannya. Jika kurang dari 5menit saja. Pasien akan mati.” Ucapnya tegas. Ia tak tau apa ini pilihan yang tepat, tapi sebagai dokter, ia harus punya nyali baja dan kebaikan bagai dewa. Ini tugasnya...

Para dokter dan susterpun setuju dan mulai membawa Nayya keluar ruangan menuju ruangan obrasi berlangsung. Ayah Nayya langsung berdiri saat melihat Nayya dipindahkan.”Ada apa su dengan putri saya?” Tanyanya parau.

Seluruh suster dan Dokter tetap berlalu cepat, hanya tertinggal satu perawat perempuan yang berhenti dan menjelaskan. “Begini pak. Putri bapak harus melakukan oprasi pendarahan diotaknya. Dalam Pemeriksaan kami, dalamm otaknya putri bapak terdapat darah beku, sehingga kita harus melakukan tindakan oprasi secepatnya.”

“Mengapa kalian tak menjelaskan kepada saya terlebih dahulu?” Tanya Ayah Nayya kaget.

“Begini pak.. kami dari pihak perawat dan dokter meminta maaf karena melakukan oprasi tanpa persetujuan. Karena memang keadaan putri bapak sangat mengenaskan. Terlambat satu detik saja, maka nyawa taruhannya.” Jelasnya.

Ayah Nayya memejamkan matanya mendengar itu semua. “Tunjukan dimana ruangnya sus.” Ucapnya gemetar.

“Mari ikut saya pak.” Jawab perawat itu sopan. Ia mengarahkan jalan menuju ruang oprasi berlangsung.”Bapak bisa menunggu disini.” Ucapnya.

Ayah Nayya mencoba menatap jendela yang tertutup rapat. Dengan hati penuh harap bisa menembus pandang menatap keadaan putrinya. Ia terduduk lagi dengan lemas.

Sedangkan Habibnya hanya melihat dari jauh. Mereka belum berani menemui ayah Nayya yang masih terbawah emosi. “Bagaimana ini Umi, Abi. Ini semua salah Habib.” Ucap Habib lemah. Ia ahkan menangis merasa bersalah..

“Tenanglah. Lebih baik kita sholat dulu, minta bantuan dengan sang pencipta. Nanti pasti ada jalan yang terbaik.” Jawab Uminya menenangkan.

“Benar kata umimu. Ayoo kita sholat dulu, sekarang sudah Ashar.”Sahut Kyai Abu.

Habib hanya mengengguk dan berjalan menuju musholah tak jauh dari sana.

---

“Bang. Dimana umi sama lainnya?” Tanya Aisya khawatir. Sebab acara akad seharusnya dilakukan 2jam yang lalu. Tapi Habib tak kunjung datang.

“Abang juga tidak tau. Dari tadi abang telepon sama sekali tak ada yang mengangkat.” Jawab Gus Fatih khawatir.

“Perasaan Aisya nggak enak bang.” Aisya sangat gelisa semenjak ia pergi meninggalkan keluarganya. Tapi ia hanya memikirkan jika ia hanya sedang tegang saja.

“Duh. Kita doa aja biar mereka dilindungi terus sama Allah.” Jawab Fatih.

Aisya gusar. Ia hanya mampu menuruti perkataan Abangnya. Ia menadakan tangannya dan berdoa untuk keselamatan keluarganya. Begitu jugaa Fatih.

“Kalian sudah dapat kabar dari gus Habib?” salah satu paru bayah dari sekian ratus orang menemui Gus Fatih dan Aisya.

“Maaf paman. Tapi mereka sama sekali tidak ada kabar.” Jawab Fatih.

“Aduh.. gimana ini?” Ucapnya gugup.

“Mempelai pingsan. Mempelai wanita pingsan...!” Teriak orang-orang yang berada didalam.

Sontak membuat Gus Fatih dan Aisya masuk menemui calon kakak iparnya.

Calon istri Gus Habib pingsan karena mengetahui bahwa Gus Habib tak ada kabar dan pernikahannya dibubarkan. Siapa yang tak akan pingsan ketika tau kabar yang menyakitkan seperti ini. padahal seluruh sanak saudara, siswa/i pesantren, teman bahkan seluru dunia tau jika hari ini mereka akan mengikat janji suci, dan kanyataan pahit mengatakan bahwa semua gagal.

.

.

.

.

**Author meminta Like. komentar. kritik. saran. Vote nya ya. supaya author tau. bakal lanjutnat atau enggk ini novel.

makasih karena sudah memenuhi undangan author**.

Terpopuler

Comments

Marhaban ya Nur17

Marhaban ya Nur17

alurnya kayae Herat y 😆

2022-12-22

0

✨Nana✨

✨Nana✨

kasian nayya dan klrgnya😩,,ga salah bkn mrk memaki klrga penabrak,,,memang musibah ga dpt ditolak tp klo smp korbannya parah gitu kan jd gmn perasaan kita

2022-10-15

1

😍wike😍

😍wike😍

bacanya tegang

2022-08-27

0

lihat semua
Episodes
1 Hari pernikahan
2 oprasi
3 Nayya
4 Gelap merenggut semua nya
5 Pilihan
6 Doa
7 Pernikahan dengan pria asing
8 Akad
9 Cakra
10 Amarah Cakra
11 Kesempatan untuk Habib
12 Pulang
13 Berpisah
14 Kewajiban
15 Memandikan
16 Masakan
17 Alergi
18 Alergi2
19 Sadar
20 Kenyataan
21 Pertanyaan Habib
22 Ditinggal
23 Mencari?
24 Aisya...
25 Lepaskan
26 butuh
27 Terlalu lembut
28 Masak
29 Kenapa?
30 hadia
31 Kejutan
32 Boneka
33 Kebenaran
34 Bunda
35 Mau pulang
36 madu
37 Pilihan
38 Egois
39 Pindah
40 Ulang Tahun?
41 Alasan
42 Marah
43 Menyerah kan?
44 Baybay
45 Pilihan Habib
46 Ceraikan Istrimu
47 Pilihan Habib
48 Mira
49 Tamu
50 Permintaan
51 Pisah?
52 Masa lalu Aron
53 Aron
54 Pilihan
55 Cerai
56 Rencana
57 Kemarahan ibu Nayya
58 Hilang nya Nayya
59 Bangun
60 Jual
61 Bay Dava
62 Kenapa?
63 anakku membenciku
64 tak akan menikah lagi
65 Mangga pak RT
66 Marah
67 Ulah lagi
68 Bantuan?
69 Selamat
70 Hamil?
71 akan pulang
72 pulang
73 Pergi
74 Egois
75 Marah
76 pergi atau bertahan
77 Definisi
78 Menyesal.?
79 Untuk Habib
80 Hidup
81 Rindu melahirkan..!
82 Bisa?
83 Habib
84 Genit
85 penjelasan
86 membenci
87 Melengkapi
88 Siapa?
89 Bertemu
90 Dosen baru
91 Ribut
92 Nayya
93 Puasa
94 Abi
95 buka puasa
96 Dimana?
97 bertemu lagi
98 pilihan
99 Pilihan 2
100 Pencerahan
101 Marah
102 Matahnya Acha
103 Modus
104 Sebenarnya
105 kacau
106 Bertemu
107 Alasan
108 Alasan
109 Abu
110 Cerita
111 Ajakan
112 pertemuan
113 Mau
114 Pindah
115 Pertemuan
116 Bertemu
117 Putusan Rey
118 Godaan
119 Pasar
120 Ajaran jahat
121 Tujuan
122 Kenapa
123 Abu
124 Saudara
125 Ajaran keras kadang dibutuhkan
126 Kebenaran
127 Tak takut
128 Nenek
129 Ketahuan
130 Culik
131 marah
132 Gagal
133 Kehilangan
134 Menyerah?
135 Keadaan
136 Keadaan
137 Anak kecil
138 Sadar
139 Alasan
140 Cerita
141 Cerita 2
142 Ungkapan
143 Kembali
144 genit
145 Kesempatan untuk Habib
146 Alasan
147 Acha
148 Keadaan
149 Sadar
150 Bahagia
151 Pilihan
152 Mau?
153 Nikah
154 abu
155 Wanita
156 Restu
157 pesta
158 Dava
159 Ditolak
160 Persiapan
161 pesan Rindu
162 Pesta
163 Kisah
164 Pernikahan
165 SAH
166 Tragedi
167 Keluarga
168 Sampai jumpa disyurga bunda
169 Arti dari semua itu
170 Sesungguhnya
171 Bawa pulang
172 Kampusss
173 Pulang bersama Habib
174 Izin
175 Rencana
176 Alasan abi
177 Istri
178 Uwuuu
179 balas dendam
180 Kaya raya
181 kisah sadar diri
182 es krimmm
183 Bertemu
184 Rindu
185 Sayang
186 Ketemu
187 Memulai
188 Abu
189 Kampus baru
190 Jemput
191 Ikhlas
192 Tuntutan
193 Kaget
194 sebenarnya
195 Darurat
196 12 bab terakhir
197 11
198 10
199 9
200 8
201 7. kehancuran
202 6. Akad
203 5 keluarga
204 4. dari ayah
205 3. Kehancuran
206 bonus
207 2. Percakapan
208 Tamat
209 Hmm
210 Baruuu
211 Novel Baru...
Episodes

Updated 211 Episodes

1
Hari pernikahan
2
oprasi
3
Nayya
4
Gelap merenggut semua nya
5
Pilihan
6
Doa
7
Pernikahan dengan pria asing
8
Akad
9
Cakra
10
Amarah Cakra
11
Kesempatan untuk Habib
12
Pulang
13
Berpisah
14
Kewajiban
15
Memandikan
16
Masakan
17
Alergi
18
Alergi2
19
Sadar
20
Kenyataan
21
Pertanyaan Habib
22
Ditinggal
23
Mencari?
24
Aisya...
25
Lepaskan
26
butuh
27
Terlalu lembut
28
Masak
29
Kenapa?
30
hadia
31
Kejutan
32
Boneka
33
Kebenaran
34
Bunda
35
Mau pulang
36
madu
37
Pilihan
38
Egois
39
Pindah
40
Ulang Tahun?
41
Alasan
42
Marah
43
Menyerah kan?
44
Baybay
45
Pilihan Habib
46
Ceraikan Istrimu
47
Pilihan Habib
48
Mira
49
Tamu
50
Permintaan
51
Pisah?
52
Masa lalu Aron
53
Aron
54
Pilihan
55
Cerai
56
Rencana
57
Kemarahan ibu Nayya
58
Hilang nya Nayya
59
Bangun
60
Jual
61
Bay Dava
62
Kenapa?
63
anakku membenciku
64
tak akan menikah lagi
65
Mangga pak RT
66
Marah
67
Ulah lagi
68
Bantuan?
69
Selamat
70
Hamil?
71
akan pulang
72
pulang
73
Pergi
74
Egois
75
Marah
76
pergi atau bertahan
77
Definisi
78
Menyesal.?
79
Untuk Habib
80
Hidup
81
Rindu melahirkan..!
82
Bisa?
83
Habib
84
Genit
85
penjelasan
86
membenci
87
Melengkapi
88
Siapa?
89
Bertemu
90
Dosen baru
91
Ribut
92
Nayya
93
Puasa
94
Abi
95
buka puasa
96
Dimana?
97
bertemu lagi
98
pilihan
99
Pilihan 2
100
Pencerahan
101
Marah
102
Matahnya Acha
103
Modus
104
Sebenarnya
105
kacau
106
Bertemu
107
Alasan
108
Alasan
109
Abu
110
Cerita
111
Ajakan
112
pertemuan
113
Mau
114
Pindah
115
Pertemuan
116
Bertemu
117
Putusan Rey
118
Godaan
119
Pasar
120
Ajaran jahat
121
Tujuan
122
Kenapa
123
Abu
124
Saudara
125
Ajaran keras kadang dibutuhkan
126
Kebenaran
127
Tak takut
128
Nenek
129
Ketahuan
130
Culik
131
marah
132
Gagal
133
Kehilangan
134
Menyerah?
135
Keadaan
136
Keadaan
137
Anak kecil
138
Sadar
139
Alasan
140
Cerita
141
Cerita 2
142
Ungkapan
143
Kembali
144
genit
145
Kesempatan untuk Habib
146
Alasan
147
Acha
148
Keadaan
149
Sadar
150
Bahagia
151
Pilihan
152
Mau?
153
Nikah
154
abu
155
Wanita
156
Restu
157
pesta
158
Dava
159
Ditolak
160
Persiapan
161
pesan Rindu
162
Pesta
163
Kisah
164
Pernikahan
165
SAH
166
Tragedi
167
Keluarga
168
Sampai jumpa disyurga bunda
169
Arti dari semua itu
170
Sesungguhnya
171
Bawa pulang
172
Kampusss
173
Pulang bersama Habib
174
Izin
175
Rencana
176
Alasan abi
177
Istri
178
Uwuuu
179
balas dendam
180
Kaya raya
181
kisah sadar diri
182
es krimmm
183
Bertemu
184
Rindu
185
Sayang
186
Ketemu
187
Memulai
188
Abu
189
Kampus baru
190
Jemput
191
Ikhlas
192
Tuntutan
193
Kaget
194
sebenarnya
195
Darurat
196
12 bab terakhir
197
11
198
10
199
9
200
8
201
7. kehancuran
202
6. Akad
203
5 keluarga
204
4. dari ayah
205
3. Kehancuran
206
bonus
207
2. Percakapan
208
Tamat
209
Hmm
210
Baruuu
211
Novel Baru...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!