Seperti apa sih cemburu itu?
Albiru dan Binar sudah tiba di Jakarta dan sekarang mereka beradi di rumah orang tua Albiru. Binar tampak diam, sejak memutuskan untuk segera kembali ke Jakarta Binar memang tidak banyak bicara. Albiru yang melihat hal itu tidak bisa berbuat banyak, dia sudah pusing mendengar segala rengekan Ella. Biarlah nanti dia akan membujuk Binar.
Fadli yang melihat hal itu hanya tersenyum sinis. “ngapain sih mas bela-belain pulang cuma demi anak manja ini,” ucapnya kesal.
“Fadli, adik kamu itu lagi sakit dan sakitnya itu karena kangen mas kamu,” tegur Ibu Siti.
Tahu ada yang memihaknya Ella semakin bersikap manja, bahkan Albiru dibuat tak bisa kemana-mana. Binar yang istrinya saja tidak sampai berbuat seprti itu.
“Kalau gitu Binar ke kamar duluan ya Bu, Binar mau istirahat dulu.” Pamit Binar yang langsung beranjak ke dalam kamar.
Melihat kepergian Binar justru membuat Ella semakin senang. Dia melihat peluang untuk mendekatkan Intan dengan masnya. Namun ternyata Albiru memilih untuk menyusul Binar, dia tidak ingin Binar semakin kesal padanya karena kehadiran Intan.
“Biru nyusul Binar dulu Bu, kasihan dia pasti capek.” Pamit Albiru tanpa memedulikan protesan Ella.
“Kamu ini kenapa sih? Nggak kasihan sama mbak Binar?” tanya Fadli sinis.
“Kenapa harus kasihan? Mbak Binar aja nggak peduli kok kalo Ella sakit, buktinya dia nggak nanya keadaan Ella kan.”
Baru saja Fadli ingin menjawab Ibu Siti sudah menyela lebih dulu, “Kalian jangan bertengkar, kamu Ella istirahat di kamar sana. Intan nanti bisa kan menemani Ella?”
“Ngapain dia disini Bu? Ella kan sudah besar bisa urus dirinya sendiri,” kembali Fadli protes. Dari dulu dia memang tidak menyukai Intan yang mengincar Albiru.
“Fadli!” Tegur Ibu Siti.
"Nggak apa-apa Bu, lebih bauk Intan pulang aja." Dengan senyum lembut Intan mengambil tasnya dan bersiap untuk pulang.
"Sudah Intan kamu nggak usah dengerin Fadli, anak ini memang suka asal bicara." Ibu Siti segera menahan Intan. Kemudian menatap putra keduanya itu memperingati untuk tidak protes.
“Mas Fadli kok jahat banget sih sama sahabat Ella. Sudah sana mas urus diri mas sendiri, jangan urusin Ella sama Intan.”
Tidak ingin semakin emosi menghadapi Ella akhirnya Fadli memilih mengalah. Menghadapi Ella memang selalu menguras emosi, ditambah sikap tidak tahu malu Intan sungguh kombinasi yang sukses membuat Fadli darah tinggi.
...****************...
Di dalam kamar, Binar langsung berganti baju dan merebahkan dirinya. Capek fisik dan capek hati! Pikirnya.
“Sayang, kamu marah ya? Maaf banget ya sama sikapnya Ella.” Albiru berinisiatif merebahkan dirinya disamping Binar.
Hening, Binar memilih tidak menanggapi. Dari dulu permasalahan utama hubungan mereka adalah Ella. Gadis manja itu memang menentang hubungan mereka dengan alasan Intan adalah gadis yang paling cocok untuk Albiru. Menurutnya hanya Intan yang bisa mengerti Ella sama seperti Albiru, padahal jelas ada maksud lain dari Intan.
“Aku nggak bisa berbuat banyak sayang. Kamu tahu kan Ella itu keras kepala dan Ibu selalu manjain dia,” ucap Albiru.
“Dan juga suka manjain dia,”Kali ini Binar menanggapi namun tetap tidak mau melihat wajah suaminya itu.
“Untuk itu aku nggak bisa ngelak, biar bagaimanapun dia tetap adik kecilku.”
“Terserah kamulah, aku capek. Lebih baik kamu keluar dan layani tamu istimewah kamu dengan baik,” sindir Binar.
Albiru tertawa kecil, dia tahu kearah mana pembicaraan ini. “Jadi ada yang cemburu nih.” Goda Albiru sebelum menarik Binar kedalam pelukannya.
“Siapa juga yang cemburu. Sudah sana jangan ganggu aku!”Usir Binar berusaha melepaskan pelukan Albiru yang justru semakin mendekapnya dengan erat.
"Sayang, aku kan sudah bilang nggak perlu cemburu sama siapapun itu. Dari dulu aku cuma mau kamu bukan perempuan lain."
"Ih sudah dibilang aku nggak cemburu! Kamu aja tuh yang kepedean," jawab Binar masih berusaha mengelak.
"Yakin nih nggak cemburu?" tanya Albiru iseng.
"Iya!"
"Oke, kalo gitu aku keluar. Kayanya Intan lagi nungguin aku." Dengan senyum jahilnya Albiru beranjak Dari tempat tidur seolah-olah akan keluar kamar.
"Biru! Kamu kok ngeselin banget sih!" Binar langsung bangun menatap kesal suaminya yang kini sudah memasang wajah iseng.
Melihat wajah cemberut Binar membuat senyum Albiru semakin lebar. Ah, dia sangat suka raut cemburu itu. Sangat jarang Binar menampilkannya karena selama ini wanita itu selalu gengsi menunjukan rasa cemburu.
“Lucu banget sih istri aku.” Dengan gemas Albiru menghujani Binar dengan kecupan membuat istrinya itu berteriak geli.
“Biru, jangan cium-cium! Kamu ngeselin banget sih!” Keduanya tidak sadar suara tawa mereka sampai terdengar di kamar sebelah.
...****************...
Sedangkan di kamar sebelah, lebih tepatnya kamar Ella suasana sedang panas. Mendengar tawa pasangan suami istri itu membuat keduanya geram. Intan benar-benar merasa iri dengan Binar yang sudah menyandang status sebagai istri Albiru, pria pujaannya sejak dulu. Bahkan dia rela sering menginap di rumah Albiru hanya untuk mencari perhatian pria itu namun semua usahanya sia-sia. Ella yang merasa sahabatnya cemburu langsung berusaha menenangkan.
"Sudah nggak perlu lo dengerin," ucap Ella menenangkan.
"Nggak apa-apa kok, mereka kan suami istri jadi sewajarnya aja." Intan menatap Ella sambil tersenyum seolah mengatakan dia baik-baik saja.
"Mau mereka suami istri atau bukan gue tetap nggak suka sama mbak Binar. Mas Biru itu cocoknya cuma sama lo." Ella menatap Intan berusaha meyakinkan sahabatnya itu.
"Lo nggak boleh gitu Ella, mbak Binar kan kakak ipar Lo."
"Cih, dia itu nggak cocok jadi istrinya mas Biru. Dia terlalu memonopoli mas Biru, dan gue yakin pasti dia yang nyuruh mas Biru matikan handphone." Ella tersenyum sinis membayangkan betapa mengesalkannya Binar yang selalu berhasil mencuri perhatian Albiru.
"Mereka kan lagi bulan madu, wajarlah mereka nggak mau diganggu."
"Nggak bisa gitu, gue nggak suka kalo mereka punya waktu mesra-mesraan sedangkan lo harus sakit hari sendirian. "
"Lo aneh, namanya suami istri ya wajar mesra. Dan gue nggak punya hak untuk cemburu," ucap Intan pelan.
"Lo punya hak, kan lo sudah dari dulu suka sama mas Biru dan mbak Binar malah ngerebut mas Biru dari lo. Kenapa sih lo mau mengalah, gue bakal dukung lo buat rebut mas Biru lagi!" Ucap Ella dengan menggebu-gebu, dia hanya ingin Intan yang bersama Albiru bukan malah Binar.
Sedangkan Intan hanya tersenyum dalam hati membenarkan perkataan Ella. Memang hanya dia yang pantas untuk Albiru. Dia cantik dan berasal dari keluarga kaya raya. Dia bahkan sudah berkorban banyak, termasuk soal memilih untuk kost di dekat rumah Albiru meski rumah orang tuanya jauh lebih bagus tetapi demi cinta apapun akan dia lakukan.
TBC
Terima kasih sudah mampir. Mohon dukungan teman-teman semua 🙏🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Kod Driyah
intan sm ella wanita licik
2022-07-16
0
Neneng Hernawati
Ella dan intan sama² ular kesel bgt pengen jitak aku tuh 😅🤭
2022-06-04
0
Hajime Nagumo
lanjut...
2022-05-16
1