Bab 3 - Ipar rasa musuh -

Ipar rasa musuh --

Dulu Binar bertanya-tanya seperti apa rasanya tinggal dengan ipar. Karena dari cerita teman-teman kantornya, kebanyakan dari mereka mengeluh. Dari cerita mereka bisa Binar simpulkan sangat sulit untuk bisa akrab dengan ipar terlebih lagi jika ipar kita adalah perempuan. Dan sekarang Binar benar-benar merasakan seperti yang diceritakan teman-teman kantornya.

Sebenarnya Binar sudah memilki gambaran bagaimana menghadapi tingkah laku Ella. Dari awal dia berpacaran dengan Albiru hanya satu orang yang benar-benar menentang hubungan mereka, yaitu Ella.

 

“Akhirnya mas Biru nggak jadi pindah, Ella senang banget!” Baru saja Albiru dan Binar menginjakkan kakinya di rumah keluarga Albiru mereka sudah disambut antusiasme dari Ella. Bahkan Binar sampai terkejut tidak menyangkan akan mendapat respon berlebihan dari Ella.

Disamping Ella ada Fadli yang tersenyum mengejek adiknya, “berisik Ella!” Tegur Fadli yang tidak ditanggapi oleh adiknya itu.

“Sudah biarin Biru sama Binar istirahat dulu. Mereka besok harus berangkat pagi-pagi,” ucap Ayah Latif kemudian memberi kode agar pasangan pengantin baru itu segera masuk kamar untuk beristirahat.

 

Belum juga Albiru dan Binar melangkahkan kakinya, Ella sudah lebih dulu menyela. “Mas Biru mau honeymoon kemana?” tanya Ella.

 

“Kenapa nanya-nanya? Kamu mau ikut mereka honeymoon?” sambar Fadli.

 

Ella melotot kesal, “Kenapa mas Fadli yang sewot. Ella kan cuma nanya.”

Binar yang melihat tingkah Ella hanya mampu menghela napas kesal, tetapi dia berusaha menahan rasa kesalnya. Apalagi dihadapannya ada Ayah Latif.

“Mas mau ke Bali, cuma seminggu. Dan please jangan ganggu mas dulu ya,” jawab Albiru membuat Ella langsung memasang wajah cemberut.

 

Mendengar ucapan Albiru tanpa sadar Binar tesenyum senang. Setidaknya pengganggu seperti Ella bisa diatasi sementara. Binar mengenal dengan baik seperti apa Ella dan dia sangat yakin adik iparnya itu pasti punya rencana untuk mengganggu mereka.

 

...****************...

 

Paginya Binar tidak melihat Ella bahkan Albiru mencari adik bungsunya itu yang katanya sedang ada tugas di kampus. Perasaan lega langsung menghampiri Binar, setidaknya dia bisa sedikit lega. Meski dia tidak terlalu yakin Ella bisa menyerah begitu saja.

“Dari tadi aku liat kamu senyum-senyum terus,” Albiru membuka percakapan. Saat ini mereka sudah berada di hotel yang akan mereka tempati selama seminggu di Bali.

Binar menoleh sambil memasang senyum yang lebih lebar. “Nggak, cuma senang aja bisa ke Bali sama kamu.”

 

“Oh aku tahu, pasti kamu nggak sabar berduaan sama aku kan.” Goda Albiru membuat wajah Binar memerah malu.

“Ih, kepedean kamu. Aku senang aja bisa ke Bali,” sangkal Binar. Tidak mungkinkan dia mengatakan senang bisa bebas dari pengganggu seperti Ella.

 

Albiru hanya tertawa pelan berhasil menggoda istrinya. Ah menyebut kata istri membuat hatinya berdesir. Kata inilah yang selama ini dia impikan.

“Jadi, apa rencana kita selama di Bali?” tanya Albiru.

 

Binar langsung memperlihatkan layar handphonenya pada Albiru. “Tara...ini aku sudah buat schedule spesial selama kita di Bali.”

 

“Oke, mari kita liat apa yang akan kita lakukan hari ini.”

 

“Sekarang kita cuma beres-beres dan istirahat., malamnya kita harus dinner romantis. Ini ada daftar restoran yang wajib kita kunjungi.” Dengan antusias Binar mulai menjelas pada Albiru apa saja daftar keinginannya selama berada di Bali.

 

Melihat bagaimana bahagianya Binar membuat Albiru tersenyum hangat. Ini yang dia sukai dari sosok Binar, istrinya selalu mampu membawa suasana ceria. Dan senyum manisnya itulah salah satu alasan Albiru selalu terpesona pada sosok Binar.

...****************...

 

Tiga hari di Bali dan menghabiskan waktu berdua membuat Binar bahagia. Tidak ada Ella yang mengganggu, bahkan Albiru sampai dipaksa Binar untuk mematikan handphonenya sementara. Binar hanya ingin membuat banyak kenangan berdua dengan Albiru. Dulu semasa pacaran hanya sedikit moment mereka berduaan karena akan selalu ada Ella dan Intan – sahabat Ella – yang mengikuti Albiru kemanapun.

 

Sayangnya, kebahagiaan Binar harus terganggu ketika Albiru meminta izin untuk mengaktifkan handphonenya. Dan benar saja selang beberapa detik terdengar banyak sekali notifikasi yang bisa Binar tebak pasti dari Ella.

 

“Siapa Bi?” tanya Binar berpura-pura tidak tahu.

 

Albiru ternyum masam sebelum menjawab, “biasa Ella, nanyain kapan pulang.”

 

Belum juga Binar menanggapi handphone Albiru kembali berbunyi, kali ini ada telpon masuk. Binar mengernyit melihat nomor tak dikenal.

“Assalamu’alaikum,” salam Albiru.

“Waalaikumsalam, mas Biru ini Intan.”

Mendengar nama yang tidak asing itu Albiru langsung mengaktifkan speaker. Dia sangat tahu Binar sangat sensitif menyangkut hal yang berhubungan dengan Intan.

 

“Ada apa?” tanya Albiru langsung.

 

“Ella sakit mas, katanya dia kangen sama mas Biru. Ini Ella ada dikosan Intan.”

 

Binar yang dari awal sudah curiga semakin was-was, dia sudah bisa menebak kearah mana drama ini akan berlangsung. Perlu dicatat Ella dan Intan itu sama-sama licik, mereka sangat pintar manipulasi.

 

“Saya mau bicara dengan Ella,” jawab Albiru.

 

“Mas Biru...jahat banget, Ella kangen sama mas Biru tapi mas Biru malah asik sendiri.” Suara Ella terdengar serak seperti habis menangis.

 

“Maaf Ella, mas cuma butuh waktu berdua sama Binar. Ini juga baru tiga hari, Ella sakit apa? Kenapa nggak istirahat di rumah?”

 

“Pasti ini ulah mbak Binar kan? Pasti dia yang nyuruh mas untuk matiin handphone mas, Ella Cuma mau sama mas Biru nggak mau pulang ke rumah kalo mas Biru nggak ada.” mendengar rengekan itu membuat Binar semakin geram.

 

Apasih maunya bocah ini, batin Binar kesal.

 

“Kan mas sudah bilang, mas cuma butuh waktu berdua sama Binar. Sabar ya, mas pulang empat hari lagi. Kamu pulang ke rumah nanti ada Ibu yang ngurus kamu,”

 

“Nggak mau, pokoknya Ella mau sama mas Biru. Dan lagi ada Intang yang baik hati mau direpotkan Ella.”

 

“Dengar, mas bakal telpon Fadli untuk jemput kamu dan jangan membantah. Nanti mas hubungin lagi, asslamu’alaikum.” Albiru langsung menutup telepon tanpa mau mendengar lebih banyak rengekan adik bungsunya itu. Disampingnya, Binar sudah menasang wajah cemberut moodnya benar-benar berantakan.

 

Albiru tersenyum kecut, tidak menyangkan acara bulan madu mereka akan terganggu seperti ini. Dia sangat tahu Ella begitu keras kepala dan akan berusaha keras agar keinginannya dituruti.

 

“Maaf sayang, sepertinya kita nggak bisa lebih lama disini. Kamu tahu kan Ella bagaimana, pasti sebentar lagi dia nelpon dan nangis-nangis minta mas pulang.” Albiru mengelus rambut Binar berusaha membujuk istrinya itu.

 

“Jadi kita pulang sekarang?” tanya Binar lesu.

 

Mendengar nada lesu Binar membuat Albiru semakin merasa bersalah, “maaf sayang, weekend nanti kita jalan-jalan ke Malang.”

 

“Oke, aku siap-siap dulu. Kamu yang pesan tiket,” ucap Binar.

 

Sekali lagi dia harus mengalah dari Ella. Binar pikir setelah menikah dengan Albiru, Ella tidak akan mengganggunya lagi. Dan ternyata dia salah, bahkan Ella dengan tidak tahu diri memaksa Albiru untuk segera pulang dengan dalih kangen. Binar benar-benar muak dengan drama Ella namun dirinya tidak bisa berbuat banyak, si bungsu yang manja itu kesayangan Albiru.

 

 

TBC

Terima kasih untuk yang sudah mampir. Mohon kritik dan sarannya 🙏🏻

Terpopuler

Comments

Kod Driyah

Kod Driyah

Biru ga tegas lbh condong membela adiknya

2022-07-16

0

Neneng Hernawati

Neneng Hernawati

si Ella emang kebangetan dan harusnya Biru lebih tegas...gemes jadinya😡

2022-06-04

0

Maisyaroh

Maisyaroh

kalau aq jd Binar sih udah pasti aq bkl ribut trus sama Biru pasalnya kn Binar itu istrinya n baru nikah juga yng pling d utamainkn hrusnya istrinya itu krna seorng istri adlh tanggung jwb suami sedangkan adiknya itu adlh tanggung jwb ayahnya seblm bersuami y walaupn pern seorng ka2k gk jauh beda dngn sang ayah

2022-05-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Si pengantin baru -
2 Bab 2 - Keputusan yang sulit -
3 Bab 3 - Ipar rasa musuh -
4 Bab 4 - Cemburu? -
5 Bab 5 - Imam yang baik -
6 Bab 6 - Drama dimulai -
7 Bab 7 - Omongan Tetangga -
8 Bab 8 - Mertua yang baik -
9 Bab 9 - Menantu yang buruk -
10 Bab 10 – Menantu vs Mertua –
11 Bab 11 - Tolong beri contoh -
12 Bab 12 - Ipar rasa musuh 2 -
13 Bab 13 - Rasa lelah itu -
14 Bab 14 - Tidak tahu malu -
15 Bab 15- Wanita baik-baik
16 Bab 16 - Imam yang baik 2 -
17 Bab 17 - Rindu -
18 Bab 18 - Keputusan sulit 2 -
19 Bab 19 - Rencana Buruk -
20 Bab 20 - Menantu vs Mertua 2 -
21 Bab 21 - Pertengkaran -
22 Bab 22 - Pulangkan Aku -
23 Bab 23 - Kapan Hamil? -
24 Bab 24 - Pulang -
25 Bab 25 - Nasehat Ayah Mertua -
26 Bab 26 - Perjuangan Albiru -
27 Bab 27 - Sepupu Binar-
28 Bab 28 - Cemburu -
29 Bab 29 - Tidak main-main
30 Bab 30 - Kejutan Untuk Intan -
31 Bab 31 - Kabar Bahagia -
32 Bab 32 - Permintaan Maaf-
33 Bab 33 - Ngidam -
34 Bab 34 - Siapa Yang Jahat? -
35 Bab 35 - Berita Duka -
36 Bab 36 - Si Jahat -
37 Bab 37 - Yang Sebenarnya -
38 Bab 38 - Kecewanya Seorang Ayah -
39 Bab 39 - Rahasia Masa Lalu -
40 Bab 40 - Rencana Rio -
41 Bab 41 - Kenyataan Pahit-
42 Bab 42 - Hati Nurani -
43 Bab 43 - Air Mata Ibu -
44 Bab 44 - Permohonan Menyakitkan -
45 Bab 45 - Binar Cahaya Kusuma -
46 Bab 46 - Jarak -
47 Bab 47 - Apa Yang Terjadi -
48 Bab 48 - Teman Baru -
49 Bab 49 - Rika -
50 Bab 50 - Ketulusan Albiru -
51 Bab 51 - Yang Dinanti -
52 Bab 52 - Terus Berusaha -
53 Bab 53 - Perlahan -
54 Bab 54 - Rahasia Masa Lalu 2 -
55 Bab 55 -Terungkap -
56 Bab 56 - Terluka Lagi -
57 Bab 57 - Hadiah untuk Ibu Siti -
58 Bab 58 - Kebahagiaan Sederhana -
59 Bab 59 - Penyesalan -
60 Bab 60 - Pertengkaran -
61 Bab 61 - Berubah -
62 Bab 62 - Penyesalan -
63 Bab 63 - Teman Lama -
64 Bab 64 - Cinta Tulus -
65 Bab 65 - Belajar Bersama -
66 Bab 66 - Kabar -
67 Bab 67 - Si Kembar -
68 Bab 68 - Kebahagiaan -
69 Bab 69 - Dua Keluarga -
70 Bab 70 - Kehangatan Keluarga-
71 Bab 71 - Kabar Mengejutkan -
72 Bab 72 - Marahnya Binar -
73 Bab 73 - Kecewa -
74 Bab 74 - Namanya Gabriella -
75 Bab 75 - Si Pengganggu -
76 Bab 76 - Masa Lalu -
77 Bab 77 - Perasaan Mila -
78 Bab 78 - Wanita Gila -
79 Bab 79 - Pelajaran Berharga -
80 Bab 80 - Kepercayaan -
81 Bab 81 - Tragedi -
82 Bab 82 - Kabar Duka -
83 Bab 83 - Cobaan untuk Umat-Nya -
84 Bab 84 - Tangis Menyedihkan -
85 Bab 85 - Pelaku Utama -
86 Bab 86 - Hukuman -
87 Bab 87 - Keluarga Kecil -
88 Bab 88 - Kebahagiaan Sederhana (END) -
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1 - Si pengantin baru -
2
Bab 2 - Keputusan yang sulit -
3
Bab 3 - Ipar rasa musuh -
4
Bab 4 - Cemburu? -
5
Bab 5 - Imam yang baik -
6
Bab 6 - Drama dimulai -
7
Bab 7 - Omongan Tetangga -
8
Bab 8 - Mertua yang baik -
9
Bab 9 - Menantu yang buruk -
10
Bab 10 – Menantu vs Mertua –
11
Bab 11 - Tolong beri contoh -
12
Bab 12 - Ipar rasa musuh 2 -
13
Bab 13 - Rasa lelah itu -
14
Bab 14 - Tidak tahu malu -
15
Bab 15- Wanita baik-baik
16
Bab 16 - Imam yang baik 2 -
17
Bab 17 - Rindu -
18
Bab 18 - Keputusan sulit 2 -
19
Bab 19 - Rencana Buruk -
20
Bab 20 - Menantu vs Mertua 2 -
21
Bab 21 - Pertengkaran -
22
Bab 22 - Pulangkan Aku -
23
Bab 23 - Kapan Hamil? -
24
Bab 24 - Pulang -
25
Bab 25 - Nasehat Ayah Mertua -
26
Bab 26 - Perjuangan Albiru -
27
Bab 27 - Sepupu Binar-
28
Bab 28 - Cemburu -
29
Bab 29 - Tidak main-main
30
Bab 30 - Kejutan Untuk Intan -
31
Bab 31 - Kabar Bahagia -
32
Bab 32 - Permintaan Maaf-
33
Bab 33 - Ngidam -
34
Bab 34 - Siapa Yang Jahat? -
35
Bab 35 - Berita Duka -
36
Bab 36 - Si Jahat -
37
Bab 37 - Yang Sebenarnya -
38
Bab 38 - Kecewanya Seorang Ayah -
39
Bab 39 - Rahasia Masa Lalu -
40
Bab 40 - Rencana Rio -
41
Bab 41 - Kenyataan Pahit-
42
Bab 42 - Hati Nurani -
43
Bab 43 - Air Mata Ibu -
44
Bab 44 - Permohonan Menyakitkan -
45
Bab 45 - Binar Cahaya Kusuma -
46
Bab 46 - Jarak -
47
Bab 47 - Apa Yang Terjadi -
48
Bab 48 - Teman Baru -
49
Bab 49 - Rika -
50
Bab 50 - Ketulusan Albiru -
51
Bab 51 - Yang Dinanti -
52
Bab 52 - Terus Berusaha -
53
Bab 53 - Perlahan -
54
Bab 54 - Rahasia Masa Lalu 2 -
55
Bab 55 -Terungkap -
56
Bab 56 - Terluka Lagi -
57
Bab 57 - Hadiah untuk Ibu Siti -
58
Bab 58 - Kebahagiaan Sederhana -
59
Bab 59 - Penyesalan -
60
Bab 60 - Pertengkaran -
61
Bab 61 - Berubah -
62
Bab 62 - Penyesalan -
63
Bab 63 - Teman Lama -
64
Bab 64 - Cinta Tulus -
65
Bab 65 - Belajar Bersama -
66
Bab 66 - Kabar -
67
Bab 67 - Si Kembar -
68
Bab 68 - Kebahagiaan -
69
Bab 69 - Dua Keluarga -
70
Bab 70 - Kehangatan Keluarga-
71
Bab 71 - Kabar Mengejutkan -
72
Bab 72 - Marahnya Binar -
73
Bab 73 - Kecewa -
74
Bab 74 - Namanya Gabriella -
75
Bab 75 - Si Pengganggu -
76
Bab 76 - Masa Lalu -
77
Bab 77 - Perasaan Mila -
78
Bab 78 - Wanita Gila -
79
Bab 79 - Pelajaran Berharga -
80
Bab 80 - Kepercayaan -
81
Bab 81 - Tragedi -
82
Bab 82 - Kabar Duka -
83
Bab 83 - Cobaan untuk Umat-Nya -
84
Bab 84 - Tangis Menyedihkan -
85
Bab 85 - Pelaku Utama -
86
Bab 86 - Hukuman -
87
Bab 87 - Keluarga Kecil -
88
Bab 88 - Kebahagiaan Sederhana (END) -

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!