Rumah Tangga

Rumah Tangga

Bab 1 - Si pengantin baru -

Apasih pernikahan itu? -

Saya terima nikahnya dan kawinnya Binar Cahaya Kusuma binti Ibra Kusuma dengan maskawinnya yang tersebut, tunai.

Binar tidak bisa menahan tangis harunya begitu mendengar suara Albiru melantun dengan tegas. Saksi pernikahan berkata 'sah' dan dirinya telah menjadi istri seorang Albiru Saputra. Perasaan bahagia atas perjalanan cintanya yang berakhir ke pelaminan, namun tak bisa dipungkiri rasa sedih bahwa sebentar lagi dia akan hidup jauh dari orang tuanya.

Disisi lain Ina - Bunda Binar - tersenyum hangat, seolah menandakan dirinya bahagia melepas Binar pada sosok pria baik seperti Albiru. Setelah drama yang cukup menguras emosi Ina akhirnya mengikhlaskan Binar untuk menikah. Dan disinilah mereka sekarang dengan senyum penuh haru menggambarkan kebahagiaan.

...****************...

‘Selamat atas pernikahan Binar dan Albiru’ begitulah kata-kata yang tertulis dibeberapa karangan bunga yang dikirim teman-teman kedua mempelai. Setelah 8 tahun menjalin kasih akhirnya pasangan yang dijuluki ‘duo Bi’ ini akhirnya resmi menjadi sepasang suami istri.

 

Resepsi yang diadakan disalah satu hotel mewah di Jakarta begitu tampak mewah dan elegan. Terlihat para tamu undangan silih berganti memberi ucapan selamat untuk kedua memepelai.

Salah satunya adalah Fay – sahabat Binar – yang terlihat cantik dengan kebaya berwarna emasnya. Disisi Fay ada Gilang – teman kerja – Albiru. Pasangan satu ini juga terlihat sangat serasi.

“Selamat ya ‘duo Bi’, setelah penantian yang panjang kalian halal juga.” Ucap Fay yang sejak tadi tersenyum haru. Dia adalah salah satu saksi bagaimana kisah manis Binar dan Albiru sejak masa SMA.

“Jangan lama-lama nyusul kita Fay. Bilangin A’ Gilang untuk segera halalin lo.” Sahut Biru yang hari ini terlihat berkali-kali lipat begitu tampan dengan, orang-orang menyebutnya aura penganti baru.

Gilang yang berdiri disamping Fay tertawa kecil sebelum berbisik penuh canda. “Fay selalu jual mahal bro.” Mendengar candaan itu sontak mengundang tawa sang pengantin.

 “Sudah A’ yang lain juga ngantri mau salaman nih.” Fay menarik lengan Gilang pelan sebelum pamit pada sang pengantin. Binar dan Biru kompak tertawa melihat wajah malu-malu Fay. Pasangan satu ini memang belum resmi jadian tetapi orang-orang disekitar mereka sangat tahu seperti apa perasaan keduanya.

...****************...

“Bi, kapan kita pindah ke rumah baru?” Tanya Binar yang sudah duduk manis ditepi ranjang hotel. Setelah acara resepsi selesai keduanya memutuskan untuk bulan madu di hotel. Setidaknya ada cukup waktu untuk berdua, pikir keduanya. 

“Rumahnya sih sudah bisa ditempatin, ya kira-kira sepuluh persen lagi sudah selesai.” Jawab Biru dengan senyum hangatnya. Senyum yang berhasil membuat seorang Binar jatuh cinta.

"Alhamdulillah ya Bi, aku nggak sabar kita hidup mandiri sebagai pasangan suami istri." Ucap Binar tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Rasanya seperti mimpi saat menyebutkan kata suami istri.

Albiru kembali tersenyum lembut melihat antusias Binar. "Aku nggak nyangka kita bisa sampai ditahap ini. Terima kasih sudah bertahan bersamaku.” Dengan lembut Albiru membelai rambut kecoklatan milik Binar.

“Aku juga terima kasih Bi, sudah bersabar selama delapan tahun menghadapi sikap keras kepalaku.” Balas Binar, matanya tampak berkaca-kaca. Rasa haru yang sedari tadi ditahannya tumpah juga.

Dengan lembut Albiru menarik Binar kedalam pelukan hangatnya. “Hei, jangan nangis sayang.” Bisiknya menenangkan.

“Ini tangis bahagia Bi, aku nggak nyangka perjuangan kita bisa berakhir bahagia. Kamu tahu kan banyak yang meremehkan hubungan kita. Apalagi saat kita memutuskan untuk menikah, orang-orang menganggap remeh karena usia kita yang terbilang masih begitu muda.”

“Tugas kita sekarang membuktikan semua omongan mereka salah sayang. Kita akan menjadi pasangan yang paling bahagia.”

“Aku akan belajar menjadi istri yang baik Bi, tolong bantu aku ya.” Binar mengangkat kepalanya menatap kedua mata hitam milik Albiru.

“Aku juga akan belajar menjadi suami yang baik Bi. Kita akan sama-sama belajar dan saling mengingatkan ya.” Dan begitulah percakapan hangat dimalam pertama mereka berakhir. Keduanya sama-sama akan belajar menjadi suami istri yang baik.

...****************...

Jam menunjukan pukul 10 pagi. Binar sudah tampil cantik menunggu Albiru yang sedang menerima telepon dari Ibunya. Mereka memutuskan untuk berjalan-jalan sembari menikmati hari-hari baru mereka sebagai sepasang suami istri.

“Sayang, kayanya kita nggak bisa jalan-jalan sekarang. Ibu nelpon katanya Ella nangis kangen sama aku.” Albiru duduk disamping istrinya menatap penuh sesal. Adik bungusnya itu memang sangat manja.

“Ya sudah Bi, nggak apa-apa. Aku maklum kok Ella kan emang dekat banget sama kamu. Kita bisa jalan-jalan besok, lagian besok kita mau honeymoonkan.” Sahut Binar penuh pengertiaan.

“Makasih sayang, ayo kita siap-siap check out.” Albiru menarik Binar kedalam dekapannya, seolah mengatakan terima kasih untuk pengertiannya.

Keduanya segera bersiap membereskan pakaian mereka. Sebenarnya mereka berencana check out nanti malam setelah menikmati waktu berdua seharian. Namun mau bagaimana lagi, ada seseorang yang mengatakan merindukan Albiru. Tidak mungkin Binar begitu egois menahan Albiru untuk bertemu adiknya. Lagi pula seperti yang dikatakan Binar besok mereka akan pergi honeymoon. Ya semoga saja tidak ada lagi halangan untuk menikmati waktu berdua.

...****************...

 

Setelah sampai di rumah orang tua Albiru kedua pengantin baru itu langsung disambut Ella yang mengatakan kakak sulungnya itu sudah melupakannya padahal baru sehari menikah.

“Mas, Ella kangen nih. Nggak bisa ya mas jangan jauh-jauh dari Ella.” Pinta Ella yang sudah berhenti menangis. Albiru duduk disamping kanannya ditemani Binar yang hanya diam menyaksikan drama adik kakak ini.

“Iya Biru, Ibu juga belum bisa jauh-jauh dari kamu. Kamu ini kan anak sulung Ibu, ada perasaan nggak rela kamu harus tinggal jauh dari Ibu.” Ibu Siti yang duduk didepan Albiru menggenggam erat tangan anak sulungnya seolah mengatakan betapa dia belum rela tinggal jauh dari Albiru.

“Ya nggak bisalah Bu, kan Biru sudah menikah. Kebetulah rumah kami sudah hampir rampung jadi kami memutuskan setelah bulan mau kami akan tinggal di rumah baru kami.” Jawab Albiru yang langsung mengundang protesan dari Ibu dan adik bungsunya.

“Jangan dong mas, Ella bener-bener nggak bisa jauh dari mas Biru.” Protes Ella membuat Binar mendelik kesal. Untung saja ada mertuanya jika tidak, sudah dijamin Binar yang akan menjawab protesan Ella.

“Iya Biru, Ibu juga nggak bisa jauh-jauh dari kamu. Nanti aja ya kalian pindahnya, untuk sementara kalian tinggal disini dulu.” Pinta Ibu Siti yang langsung disambut bahagia Ella dan pelototan tak percaya dari Binar.

Yang benar saja mereka baru menikah sehari dan Binar sudah disuguhkan drama keluarga macam ini. Binar yang anak tunggal saja orang tuanya tidak seperti ini, seharusnya kan orang tua Binar yang berkata seperti itu bukan malah sebaliknya. Dan lagi mengapa protesan itu tidak dikatakan sejak awal. Binar benar-benar tidak siap kalau drama keluarga ini terus berlajut dan membuat Albiru menyetujui ide gila mertuanya. Sungguh Binar belum siap dan tidak akan pernah siap untuk tinggal seatap dengan mertua dan iparnya.

 

TBC

Terpopuler

Comments

MEMEY

MEMEY

salam kenal kak dari terbayang kenangan mantan dan wanita simpanan

2022-06-22

1

🇲🇨MaLeony🇲🇨

🇲🇨MaLeony🇲🇨

Hubungan 8 th ga tahu sifat keluarga biru ya, koq kayanya kaget si binar. apa mmg kurang dekat hub mereka.
lanjut, aku mampir kak thor

2022-06-11

2

Maisyaroh

Maisyaroh

baru mmpir thor

2022-05-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Si pengantin baru -
2 Bab 2 - Keputusan yang sulit -
3 Bab 3 - Ipar rasa musuh -
4 Bab 4 - Cemburu? -
5 Bab 5 - Imam yang baik -
6 Bab 6 - Drama dimulai -
7 Bab 7 - Omongan Tetangga -
8 Bab 8 - Mertua yang baik -
9 Bab 9 - Menantu yang buruk -
10 Bab 10 – Menantu vs Mertua –
11 Bab 11 - Tolong beri contoh -
12 Bab 12 - Ipar rasa musuh 2 -
13 Bab 13 - Rasa lelah itu -
14 Bab 14 - Tidak tahu malu -
15 Bab 15- Wanita baik-baik
16 Bab 16 - Imam yang baik 2 -
17 Bab 17 - Rindu -
18 Bab 18 - Keputusan sulit 2 -
19 Bab 19 - Rencana Buruk -
20 Bab 20 - Menantu vs Mertua 2 -
21 Bab 21 - Pertengkaran -
22 Bab 22 - Pulangkan Aku -
23 Bab 23 - Kapan Hamil? -
24 Bab 24 - Pulang -
25 Bab 25 - Nasehat Ayah Mertua -
26 Bab 26 - Perjuangan Albiru -
27 Bab 27 - Sepupu Binar-
28 Bab 28 - Cemburu -
29 Bab 29 - Tidak main-main
30 Bab 30 - Kejutan Untuk Intan -
31 Bab 31 - Kabar Bahagia -
32 Bab 32 - Permintaan Maaf-
33 Bab 33 - Ngidam -
34 Bab 34 - Siapa Yang Jahat? -
35 Bab 35 - Berita Duka -
36 Bab 36 - Si Jahat -
37 Bab 37 - Yang Sebenarnya -
38 Bab 38 - Kecewanya Seorang Ayah -
39 Bab 39 - Rahasia Masa Lalu -
40 Bab 40 - Rencana Rio -
41 Bab 41 - Kenyataan Pahit-
42 Bab 42 - Hati Nurani -
43 Bab 43 - Air Mata Ibu -
44 Bab 44 - Permohonan Menyakitkan -
45 Bab 45 - Binar Cahaya Kusuma -
46 Bab 46 - Jarak -
47 Bab 47 - Apa Yang Terjadi -
48 Bab 48 - Teman Baru -
49 Bab 49 - Rika -
50 Bab 50 - Ketulusan Albiru -
51 Bab 51 - Yang Dinanti -
52 Bab 52 - Terus Berusaha -
53 Bab 53 - Perlahan -
54 Bab 54 - Rahasia Masa Lalu 2 -
55 Bab 55 -Terungkap -
56 Bab 56 - Terluka Lagi -
57 Bab 57 - Hadiah untuk Ibu Siti -
58 Bab 58 - Kebahagiaan Sederhana -
59 Bab 59 - Penyesalan -
60 Bab 60 - Pertengkaran -
61 Bab 61 - Berubah -
62 Bab 62 - Penyesalan -
63 Bab 63 - Teman Lama -
64 Bab 64 - Cinta Tulus -
65 Bab 65 - Belajar Bersama -
66 Bab 66 - Kabar -
67 Bab 67 - Si Kembar -
68 Bab 68 - Kebahagiaan -
69 Bab 69 - Dua Keluarga -
70 Bab 70 - Kehangatan Keluarga-
71 Bab 71 - Kabar Mengejutkan -
72 Bab 72 - Marahnya Binar -
73 Bab 73 - Kecewa -
74 Bab 74 - Namanya Gabriella -
75 Bab 75 - Si Pengganggu -
76 Bab 76 - Masa Lalu -
77 Bab 77 - Perasaan Mila -
78 Bab 78 - Wanita Gila -
79 Bab 79 - Pelajaran Berharga -
80 Bab 80 - Kepercayaan -
81 Bab 81 - Tragedi -
82 Bab 82 - Kabar Duka -
83 Bab 83 - Cobaan untuk Umat-Nya -
84 Bab 84 - Tangis Menyedihkan -
85 Bab 85 - Pelaku Utama -
86 Bab 86 - Hukuman -
87 Bab 87 - Keluarga Kecil -
88 Bab 88 - Kebahagiaan Sederhana (END) -
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1 - Si pengantin baru -
2
Bab 2 - Keputusan yang sulit -
3
Bab 3 - Ipar rasa musuh -
4
Bab 4 - Cemburu? -
5
Bab 5 - Imam yang baik -
6
Bab 6 - Drama dimulai -
7
Bab 7 - Omongan Tetangga -
8
Bab 8 - Mertua yang baik -
9
Bab 9 - Menantu yang buruk -
10
Bab 10 – Menantu vs Mertua –
11
Bab 11 - Tolong beri contoh -
12
Bab 12 - Ipar rasa musuh 2 -
13
Bab 13 - Rasa lelah itu -
14
Bab 14 - Tidak tahu malu -
15
Bab 15- Wanita baik-baik
16
Bab 16 - Imam yang baik 2 -
17
Bab 17 - Rindu -
18
Bab 18 - Keputusan sulit 2 -
19
Bab 19 - Rencana Buruk -
20
Bab 20 - Menantu vs Mertua 2 -
21
Bab 21 - Pertengkaran -
22
Bab 22 - Pulangkan Aku -
23
Bab 23 - Kapan Hamil? -
24
Bab 24 - Pulang -
25
Bab 25 - Nasehat Ayah Mertua -
26
Bab 26 - Perjuangan Albiru -
27
Bab 27 - Sepupu Binar-
28
Bab 28 - Cemburu -
29
Bab 29 - Tidak main-main
30
Bab 30 - Kejutan Untuk Intan -
31
Bab 31 - Kabar Bahagia -
32
Bab 32 - Permintaan Maaf-
33
Bab 33 - Ngidam -
34
Bab 34 - Siapa Yang Jahat? -
35
Bab 35 - Berita Duka -
36
Bab 36 - Si Jahat -
37
Bab 37 - Yang Sebenarnya -
38
Bab 38 - Kecewanya Seorang Ayah -
39
Bab 39 - Rahasia Masa Lalu -
40
Bab 40 - Rencana Rio -
41
Bab 41 - Kenyataan Pahit-
42
Bab 42 - Hati Nurani -
43
Bab 43 - Air Mata Ibu -
44
Bab 44 - Permohonan Menyakitkan -
45
Bab 45 - Binar Cahaya Kusuma -
46
Bab 46 - Jarak -
47
Bab 47 - Apa Yang Terjadi -
48
Bab 48 - Teman Baru -
49
Bab 49 - Rika -
50
Bab 50 - Ketulusan Albiru -
51
Bab 51 - Yang Dinanti -
52
Bab 52 - Terus Berusaha -
53
Bab 53 - Perlahan -
54
Bab 54 - Rahasia Masa Lalu 2 -
55
Bab 55 -Terungkap -
56
Bab 56 - Terluka Lagi -
57
Bab 57 - Hadiah untuk Ibu Siti -
58
Bab 58 - Kebahagiaan Sederhana -
59
Bab 59 - Penyesalan -
60
Bab 60 - Pertengkaran -
61
Bab 61 - Berubah -
62
Bab 62 - Penyesalan -
63
Bab 63 - Teman Lama -
64
Bab 64 - Cinta Tulus -
65
Bab 65 - Belajar Bersama -
66
Bab 66 - Kabar -
67
Bab 67 - Si Kembar -
68
Bab 68 - Kebahagiaan -
69
Bab 69 - Dua Keluarga -
70
Bab 70 - Kehangatan Keluarga-
71
Bab 71 - Kabar Mengejutkan -
72
Bab 72 - Marahnya Binar -
73
Bab 73 - Kecewa -
74
Bab 74 - Namanya Gabriella -
75
Bab 75 - Si Pengganggu -
76
Bab 76 - Masa Lalu -
77
Bab 77 - Perasaan Mila -
78
Bab 78 - Wanita Gila -
79
Bab 79 - Pelajaran Berharga -
80
Bab 80 - Kepercayaan -
81
Bab 81 - Tragedi -
82
Bab 82 - Kabar Duka -
83
Bab 83 - Cobaan untuk Umat-Nya -
84
Bab 84 - Tangis Menyedihkan -
85
Bab 85 - Pelaku Utama -
86
Bab 86 - Hukuman -
87
Bab 87 - Keluarga Kecil -
88
Bab 88 - Kebahagiaan Sederhana (END) -

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!