💚💚
Andoni Raman Anggara, laki-laki berusia tiga puluh tahun pewaris perusahaan tempat Putra Ahmad adik bungsu Yana bekerja, Doni juga berteman baik dengan adik bungsu Yana itu, Doni yang lebih banyak menghabiskan waktu di kantor, adalah anak tunggal bapak Anggara Negara dan ibu Ratu Jelita pemilik salah satu perusahaan tekstil terbesar di negeri ini.
Untuk Doni tidak ada waktu yang boleh terbuang sia-sia, terutama dalam hal pekerjaan, Doni hanya butuh waktu tiga hari untuk beristirahat setelah tiba di negara ini, Setelahnya Doni sudah langsung ikut papa ke kantor dan memulai pekerjaan, di sanalah awal mula Doni bertemu Putra, adik kelasnya saat SMA, Seiring berjalannya waktu hingga akhirnya Putra menjadi teman dekatnya.
Untuk urusan wanita ada banyak wanita yang mendekati Doni dari semua kalangan, banyak juga yang Mama coba jodohkan tetapi tidak ada satupun yang memikat hati Doni, sampai pada Akhirnya Doni bertemu Yana dua tahun lalu.
Tahun ini adalah tahun ketiga doni kembali ke indonesia setelah menyelesaikan pendidikan Master ilmu bisnis di salah satu universitas ternama dunia di negri Paman sam.
➰➰➰➰➰➰➰➰➰➰➰➰♥️♥️
Doni mengendarai mobilnya sendiri menuju rumah Yana, entah alasan-alasan apa yang akan Doni katakan lagi nanti saat keluarga Yana menanyakan kehadiran orang tuanya.
"Selamat ya Bro" Doni menyalami Putra dan Putri.
"Cepat nyusul cepat lamar kakak gue Mas." jawab putra menggoda, Doni mengangukkan kepalanya cepat tanda setuju.
Doni tau pasti alasan Yana yang masih ragu padanya, bu Jelita yang sebelumnya bersikap begitu hangat penuh sayang pada Yana sejak pertama bertemu, sebulan lalu tiba-tiba berubah sejak tau berapa usia Yana saat ini.
Sore itu Yana yang di undang makan malam oleh Bu Jelita, Yana datang dengan membawa serta Adam ponakannya yang menggemaskan. Bu Jelita terkejut saat Adam, anak berusia tujuh tahun itu bercerita bahwa Elita Ibunya, adalah adik dari Yana.
Tanpa menunggu nanti dan tanpa basa basi bu Jelita langsung bertanya berapa usia Yana, Yana yang tak paham apa yang terjadi menjawab dengan santai.
"Tahun ini tiga puluh tujuh tante."
Jawaban Yana membuat bu Jelita sangat terkejut, bagaimana bisa Doni mencintai wanita yang umurnya tujuh tahun lebih tua. Apakah selama ini Doni tidak tau? Apakah selama ini Yana yang tidak jujur? Atau hanya dirinya saja Yang tidak tau. pikiran bu Jelita saat itu melayang entah sudah kemana-mana.
Melihat wajah pak Angga suaminya yang bersikap biasa saja dan Doni pun tidak terlihat terkejut sama sekali, membuat Jelita yakin bahwa selama ini hanya dirinya yang tidak tau perihal berapa usia Yana.
"Kenapa mama nggak ikut mas?" Suara Yana memecah lamunan Doni yang sedang menikmati hidangan.
"Malas ajak mama, suka bawel nanti kamu nggak nyaman" jawab doni jujur.
Inilah poin plus Doni di mata Yana, yang Yana tau Doni selalu berusaha jujur pada yana dalam hal apapun itu.
"Kasihan mas, kamu ih durhaka lho sama ibu sendiri" Yana menggodanya.
"Dari pada calon istri nanti ngabek, repot. kan ak...".
"Belum ya mas belum jadi calon istri," jawab Yana taktis memotong kata-kata Doni
"Ya udah deh pacar" jawab doni memelas, yang membuat wajah Yana tambah bersemu merona.
"Nggak pacar juga nggak, kan udah dibilangin juga aku gak mau pacaran." Yana menjawab yakin, untuk menghilangkan rasa gugupnya.
"Ya udah nikah ayok sekarang, terima lamaran aku, ya mau ya! nanti lama-lama juga mama bakal balik manis kayak dulu, sekarang mama lagi banyak kerjaan aja." Entah ini sudah kali keberapa dalam sebulan ini Doni membujuk Yana untuk mau menerima lamarannya.
Satu bulan lalu Yana sudah berencana akan mengatakan bersedia menikah dengan Doni saat itu Yana hanya sedang menunggu waktu yang tepat untuk mengatakan hal itu, namun setelah acara makan malam dengan keluarga Doni dan sikap mama Jelita berubah drastis, Yana urungkan niatnya.
"Berisik ih malu diliatin orang." Bukan jawaban dari ajakannya yang Doni dapatkan, Yana malah pergi begitu saja.
Doni menarik nafas dalam, ini benar-benar sulit untuknya. Satu sisi dia mencintai Yana sejauh apapun jarak umurnya, disisi lain dia tak ingin membuat Ibunya, wanita yang paling dia cintai itu kecewa.
Butuh waktu cukup lama untuk Doni meluluhkan hati Yana, sejak saat pertama kali Doni bertemu Yana di rumah ini, kala itu Doni menjemput Putra teman sekaligus anak buahnya di kantor. Sangkaan pertama doni saat itu sama dengan sang ibu, Yana adalah adik Putra. Namun fakta yang dia dapatkan adalah Yana ternyata kakak sulung dari sang teman yang usianya cukup jauh terpaut denganya.
Tetapi tekat Doni sudah bulat berbagai macam usaha dia lakukan untuk bisa membuat Yana simpati dan suka padanya, tekatnya yang kuat juga meyakinkan Putra bahwa doni serius dengan kakak sulungnya itu. dengan berbagai pertimbangan Putra akhirnya ikut membujuk kakak sulungnya untuk mencoba membuka hati pada Doni.
"Aku nggak mau ah, masa sama dedek-dedek." Begitu biasa jawaban Yana jika Putra mulai membahas tentang keseriusan doni padanya.
Tapi apalah kuasa manusia, ibarat batu yang bisa hancur bila terus-terusan di tetesi air maka begitu juga hati Yana yang pada akhirnya Luluh juga, Hanya saja saat ini sedang ada keraguan yang sangat besar di hatinya perihal sikap mama Doni yang berubah entah apa sebabnya.
Saat ini juga Yana sedang rapuh Hatinya duduk sendiri di sudut keramaian menghindari pertanyaan kapan menikah dari para tamu yang mengenalnya dan juga banyak pertanyaan yang menari-nari di kepalanya, doni yang tidak ingin mamanya ikut? atau memang tante Jelita yang tak ingin ikut? lalu kemana papa Doni? bagaimana jika Ayah atau ibu bertanya tentang ketidak hadiran orang tua Doni.
"Udah, jangan melamun, Papa di Taiwan, nggak bisa pulang. Mama nggak aku ajak, tante sama om udah aku kasih tau kenapa mama sama papa nggak ikut, itu kan isi kepala kamu." Doni menghampiri Yana dan langsung memberi penjelasan yang Yana butuhkan sambil memukul pelan sendok yang dipegangnya ke kepala Yana.
"Kamu bilang sama Ayah dan ibu, kamu nggak ajak tante Jelita?" cicit Yana dengan mata menyipit menatap Doni.
"Ya nggak lah, aku bilang mama tidak enak badan," jawab doni santai.
"Bohong lagi kan, dosa mas nggak takut dosa."
"Biar nggak menimbulkan masalah yan, kamu ngertiin aku dong, yang penting sama kamu aku nggak pernah bohong, percaya sama aku." Doni menjawab dengan suara lemas memohon belas kasih Yana.
"iya deh iya aja biar cepat urusanya." jawab Yana
➰➰➰➰➰➰➰➰➰➰➰♥️♥️
Malam itu bu Nur yang baru saja mengganti baju dengan piama tidurnya menghampiri pak Ahmad yang masih sibuk membaca buku daftar kehadiran tamu di meja kerjanya.
"Yah, Yana nih yang masih jadi pikiran ibu." bu Yana duduk di ujung tempat tidur.
"Iya doakan saja." jawab pak Ahmad tanpa menoleh pada istrinya.
"Ayah ih kebiasaan kalau orang lagi ngomong tuh di dengar dilihat." Bu Nur sudah di mode barbahaya.
"Iya-iya di dengar Nur kalau nggak ya ndak bisa Ayah jawab yang nyonya besar tanya." jawab ayah sambil melihat ibu sambil melepas kaca mata bacanya.
"Besok ayah ngomong lagi ke kakak, biar kakak bisa bicarakan pada Doni kapan Doni Siap bawa keluarga melamarnya, ibu tenang ya jangan terlalu di pikirkan."
Tampaknya penjelasan pak Ahmad cukup membuat bu Nur puas, buktinya ibu tiga anak dan dua cucu yang masih terlihat sehat segar dan cantik di usia senja itu mulai diam dan meninggalkan ayah yang kembali melanjutkan membaca buku daftar tamu undangan pada acara putra.
➰➰to be continue➰➰
♥️kata orang cinta itu buta, perbedaan umur bukalah masalah besar, apa benar begitu?
〰️tetap semangat jangan lupa bahagia jangan lupa syenyummmm 😊〰️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Ulil Baba
kakak kakak kok gk berkarya lagi,, TK tunggu Karya tulis mu
2024-10-16
1
Rachmawati 8281
dah dilamar berkali-kali tetap aja blm ada jawaban, sabar ya Mas Don ...
2024-06-03
1
Apalah arti sebuah umur toh hanya sebuah angka, yang terpenting kan Doni dan Yana saling mencintai 😌😌
2022-07-01
1