Di sebuah bukit, seorang pemuda nampak sedang berbaring pada salah satu cabang pohon besar dengan kedua mata yang tertutup rapat.
Kedua tangannya di tekuk dan di jadikan bantal dengan kaki kiri di letakkan di atas kaki kanannya.
Angin yang bertiup sepoi-sepoi menerbangkan poninya yang berwarna hitam agak kemerahan, sehingga menampakkan wajahnya yang sangat tampan.
Dengan kulit yang putih mulus, alis tebal yang tertata rapi di atas matanya, hidung yang tak terlalu mancung juga tidak terlalu pesek serta bibir tipisnya yang ranum berwarna merah muda.
"Li'er!"
Seorang pria paruh baya dengan rambut yang berantakan dan kepala yang di ikat oleh kain bak seorang pendekar, menghampiri pemuda tersebut.
Pemuda itu membuka kedua matanya, nampak sepasang bola mata indah yang berwarna cokelat agak kemerahan.
Pemuda itu bangun dan mengambil posisi duduk sambil kedua kakinya di biarkan menjuntai ke bawah. Rambutnya yang panjang dan terikat rapi ia biarkan berkibar diterpa angin siang.
Pemuda tersebut kemudian menoleh ke arah sumber suara.
"Eh, paman Li."
Pemuda tersebut adalah Chen Li, sedangkan pria paruh baya tersebut adalah Wan Li, seorang mantan Jenderal dari kerajaan Api.
Wan Li duduk di samping Chen Li, sambil memandangi kota yang sangat besar dan sangat jauh. Kota tersebut adalah kota Baiyun, Ibu Kota dari kerajaan Api.
"Li'er, sekarang usiamu sudah tujuh tahun. Kultivasi mu pun telah mencapai tahap menengah tingkat 1. Namun, jika kau bertarung dengan seorang kultivator tahapan Menengah tingkat 2, kau mungkin masih bisa mengimbanginya dan memiliki peluang untuk mengalahkannya." Wan Li menghentikan ucapannya sejenak.
Wan Li hampir tak percaya bahwa di usianya yang ke tujuh tahun, Chen Li bisa menembus tahap menengah tingkat 1 dan bahkan kekuatannya setara dengan seorang kultivator tahap menengah tingkat 2.
Tapi mengingat kejadian waktu itu, ia yakin bahwa hal tersebut merupakan suatu kelebihan yang di berikan dewa kepada Chen Li.
***
Mengenai tingkatan kultivasi seorang kultivator, di bagi menjadi beberapa tahapan dan tingkatan, yaitu:
* Dasar, (5 tingkat)
* Menengah, (5 tingkat)
* Tinggi, (6 tingkat)
* Bumi, (5 tingkat)
* Langit, (5 tingkat)
Sementara di benua Naga, tidak ada seorang kultivator pun yang melewati Tahapan langit. Yang tertinggi ada di tahap langit tingkat 5, itupun tidak lebih dari 1 orang yang mencapai tahapan ini.
Sementara Jenderal Wan Li saat ini berada di Tahapan Tinggi tingkat 4. Dimana dirinya adalah yang terkuat di antara 4 Jenderal kerajaan Api yang dulu. Dengan Jenderal Zhou Wang yang berada di tahapan tinggi tingkat 3.
***
"Li'er aku sudah mengajarimu semua apa yang aku tau. Kini tak ada lagi bahan yang dapat aku ajarkan padamu."
Jenderal Wan Li mengeluarkan sesuatu di balik bajunya.
"Ini adalah kitab Dewa Phoenix. Kitab ini merupakan kitab tingkat tinggi. Seorang kakek tua memberiku kitab ini ketika aku masih berusia 5 tahun. Dari kitab inilah aku mengenal yang namanya dunia kultivator."
Wan Li menghentikan ucapannya. Ia lalu menyerahkan kitab tersebut pada Chen Li.
"Li'er, ku serahkan kitab ini kepadamu, pelajarilah dengan seksama. Aku ingin kau menjadi seorang yang hebat di kemudian hari."
Chen Li mengangguk, meskipun ia tak mengerti, namun ia tetap menerima kitab itu lalu membaca sampulnya.
"Dewa Phoenix."
Secara samar, Chen Li bisa merasakan sesuatu yang sangat panas dan familiar terpancar dari dalam kitab tersebut.
Ia pun membuka halaman demi halaman dari kitab Dewa Phoenix. Semakin banyak halaman yang ia buka, semakin terasa pula sensasi tersebut.
"Kitab Dewa Phoenix itu terdiri dari 4 bab, yang mana semakin tinggi bab nya maka semakin tinggi pula tingkat kesulitannya." Jenderal Wan Li berhenti sejenak. Lalu ia kembali melanjutkan ucapannya.
"Aku hanya bisa mempelajari bab pertama, sementara 3 bab lainnya aku tak bisa. Aku harap kau bisa mempelajari kitab ini sampai pada bab terakhir." Wan Li mengusap lembut rambut Chen Li.
"Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk dapat menguasai semua jurus yang ada di kitab Dewa Phoenix ini Paman."
"... Terima kasih!"
"Umm." Wan Li membalas dengan anggukan kepala ringan.
Suasana hening tercipta kala keduanya tak lagi berucap. Yang satu sibuk membolak-balik lembaran demi lembaran kitab Dewa Phoenix, sementara yang satunya lagi sibuk dengan pikirannya.
Wan Li menatap lurus ke arah kota Baiyun, matanya tertuju pada salah satu bangunan yang paling tinggi di antara bangunan-bangunan yang lain dan sangat megah.
Tanpa kehendaknya, sebuah memori kelam dimasa lalu terkait kejadian beberapa tahun silam di kota tersebut kembali terkuak dibenaknya. Ingatan yang selama ini berusaha ia buang jauh-jauh, namun entah mengapa, selalu saja terekam jelas di setiap tidurnya, maupun kesendiriannya.
Ia menggertakan giginya. Entah mengapa ia merasakan darahnya mendidih. Kedua matanya yang berwarna putih jernih, kini tercemari oleh urat-urat merah. Dan tanpa ia sadari, tubuhnya mengeluarkan sesuatu berwarna merah yang penuh dengan tekanan, membuat pemuda di sampingnya kesulitan untuk bernafas.
Chen Li merasakan dirinya di tekan oleh sesuatu yang menakutkan hingga membuatnya kesulitan untuk bergerak, bernafas pun susah. Tubuhnya bergetar, keringat dingin juga mulai bercucuran di sekujur tubuhnya.
"Pa-paman!" rintih Chen Li.
Wan Li tersadar saat mendengar rintihan Chen Li. Segera ia tarik kembali tekanan tersebut, membuat pemuda itu akhirnya bisa kembali bernafas dengan normal.
"Maafkan paman Li'er," sesal Wan Li.
"Paman terlalu terbawa suasana." Kembali Wan Li berkata dengan intonasi penuh dengan penyesalan.
"Memangnya, apa yang paman Li pikiran?" tanya Chen Li penasaran.
"Ehh, tidak ... Tidak ada," jawab Wan Li cepat. Meskipun memori tersebut berkaitan dengan masa lalu pemuda itu, namun belum saatnya Ia memberitahukannya kepada Chen Li.
"Aku tahu Paman sedang memikirkan sesuatu. Katakanlah Paman! Aku siap mendengarkan semua cerita Paman dengan baik."
Wan Li menoleh kearah Chen Li, Lalu kembali ia mengusap lembut rambutnya.
"Li'er, belum saatnya untuk kau mengetahuinya. Akan tetapi, paman janji jika kultivasi mu sudah mencapai tingkatan tinggi aku akan memberi tahumu semuanya."
"Baiklah Paman." Walaupun penasaran, tapi Chen Li tak mempermasalahkan nya.
"Baiklah Li'er, kau lanjutkan saja aktivitasmu! Paman akan pergi untuk berburu dulu."
"Iya paman."
Jenderal Wan Li berdiri dan melompat meninggalkan Chen Li menuju ke kedalaman hutan untuk berburu.
Sementara Chen Li melanjutkan membaca kitab Dewa Phoenix.
Halaman pertama dari kitab tersebut bertuliskan tentang dasar-dasar penggunaan elemen api. Yang mana pemilik unsur elemen api bisa mengubah tenaga Qi menjadi unsur elemen api.
Chen Li sudah tau tentang hal ini karena Jenderal Wan Li sudah lebih dulu menjelaskan padanya sebelumnya. Dia juga sudah bisa mengubah tenaga Qi nya menjadi unsur elemen api.
Lalu ia membuka halaman berikutnya.
Di halaman ini terdapat gambar beserta penjelasan dari beberapa teknik-teknik tingkat rendah. Yang mana teknik-teknik ini bisa berevolusi seiring dengan kemampuan penggunanya, bahkan bisa melampaui tehnik tingkat tinggi.
Chen Li mengamati lebih teliti salah satu teknik dari beberapa teknik di bab pertama kitab tersebut.
Teknik-teknik itu adalah teknik yang sudah pernah di ajarkan oleh Wan Li padanya. Akan tetapi ia menemukan adanya kejanggalan pada setiap dari teknik tersebut.
Sebab, didalam kitab Dewa Phoenix tertulis jelas bahwa teknik-teknik tersebut sangat hebat. Dan bahkan dapat menciptakan daya hancur yang sangat luar biasa.
Sangat berbeda jauh dengan apa yang ia pelajari dari Wan Li.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Alfredo Nahas
🤟👌👌💪
2022-04-22
2
Ismaeni
semangat thor
2022-04-10
2