Bab 5. Menjadi Model Brosur

Cloud Cafe hanyalah sebuah tempat kecil di sudut jalan yang tidak terlalu ramai. Sebenarnya aneh jika Lisle merasa Daisy meneleponnya karena kewalahan melayani pembeli. Nyatanya ketika tiba di sana dia malah melihat Daisy yang terus menggosok peralatan makan sambil melamun. Tak ada satu pun pengunjung.

Lisle meletakkan tasnya di ruang istirahat, memakai celemek berlogo Cloud dengan gumpalan awan yang mengambang. Daisy mirip dengan awan itu, tampak melayang dengan pikirannya. Semua benda di sekitarnya tak bisa lebih mengkilap lagi karena terlalu lama digosok.

“Kau sepertinya benar-benar membutuhkan seorang teman.” Lisle mengambil kain lap dari tangan Daisy. Gadis itu masih saja tidak merespon. Lisle mengerutkan keningnya.

“Aku jadi berpikir kalau kau menggajiku hanya untuk menemanimu....”

“Jangan bicara sembarangan!” Daisy tiba-tiba menyahut. Tampak tersinggung dengan ucapan Lisle barusan. Dia punya mimpi membuka sebuah kafe sejak kuliah. Ketika memiliki kesempatan itu, dia hanya mendapati sebuah kafe yang lengang dari waktu ke waktu.

Lisle tertawa melihat Daisy yang tampak bersemangat memarahinya.

“Kalau begitu kenapa kita tidak membuat sesuatu yang menjadikan orang-orang ingin mengunjungi kafe ini?” ujar Lisle mengajukan usul. Dia juga merasa tak enak jika hanya datang untuk bersih-bersih dan duduk manis di sisa jam kerjanya.

Daisy tampak berpikir sejenak. Dia mengedarkan pandangannya berkeliling ruangan kafe yang tidak terlalu besar. Dinding dan perabot kafe didominasi warna putih dengan dekorasi awan-awan menggantung di beberapa bagian. Di dalam etalase kaca yang jernih tampak barisan kue yang mengundang selera. Mereka juga menyediakan aneka teh dan kopi serta menu sarapan ringan. Segalanya tampak sempurna. Mungkin hanya kurang promosi.

“Bagaimana kalau kita mencetak brosur dan membagikannya. Kau bisa menjadi modelnya....” Daisy merasa sebuah bola lampu menyala di atas kepalanya.

“Apa?!” Lisle kaget dengan ide itu. Tak pernah terpikir olehnya foto wajahnya dicetak berlembar-lembar dan dibagikan di jalan dan tempat umum. Dia merasa malu.

“Kenapa? Kau cantik, kok. Mungkin kau bisa memakai kostum seorang peri bersayap dengan lingkaran cahaya di atas kepala....”

Lisle tersedak air ludahnya sendiri. Peri? Mukanya memerah teringat sesuatu.

“Lagipula aku tak perlu membayarmu untuk iklan ini karena kau ‘kan karyawanku.” Daisy menambahkan sambil tersenyum licik.

Lisle merasa ide itu benar-benar konyol. Kenapa bisa kebetulan seperti ini?

Nyatanya setelah itu Daisy menutup kafenya dan terburu-buru menyeret Lisle ke sebuah toko baju. Dia memaksanya mengenakan gaun terusan cantik berwarna putih yang tampak sederhana namun harganya membuat Lisle melotot. Itu menyamai gajinya sebulan. Tiba-tiba Lisle menyesal karena sempat kasihan dengan Daisy, mengira gadis itu pasti kekurangan uang karena harus menanggung beban operasional kafe yang tak seimbang dengan pemasukannya. Nyatanya Daisy hari ini sangat boros.

Mereka mendatangi sebuah studio foto. Lisle benar-benar didandani layaknya peri dengan sayap mengembang di punggung dan lingkaran cahaya di kepala. Beberapa kali Daisy protes karena Lisle tampak merengut di awal pemotretan. Pengarah gaya dari studio juga tampak gemas karena arahannya tak dihiraukan.

“Lisle, kau masih ingin bekerja atau tidak?!” Daisy tiba-tiba berseru nyaring hampir histeris.

Lisle sontak menegakkan punggungnya yang lemas. Dia tak mengira akan diberi pilihan mengerikan itu. Daisy tahu dia memerlukan pekerjaan ini. Karenanya Lisle merasa Daisy sudah memanfaatkan kelemahannya.

Besoknya mereka berdua sudah berdiri di persimpangan jalan yang ramai membagikan setumpuk brosur. Di lembaran itu tampak seorang peri tersenyum manis dengan sepasang mata berkilau seperti berlian. Rambut panjangnya tergerai melewati punggung. Tadi saat Daisy menunjukkannya pada Lisle, gadis itu tampak sangat puas dengan hasil akhirnya.

“Kurasa aku tak rugi sudah menjadikanmu model kafeku.” Daisy tidak menyembunyikan perasaan senangnya.

“Bagaimana bisa rugi? Kau ‘kan tidak membayarku....” Lisle cemberut.

“Tapi gaun itu kubeli untukmu. Mana mungkin aku mengambilnya lagi setelah kau pakai.” Daisy mengingatkan. Membuat Lisle sakit kepala karenanya.

“Aku tidak minta dibelikan gaun!”

“Tapi kau yang membuatku memiliki ide ini. Kau menyemangatiku untuk melakukan sesuatu pada kafeku!”

Pernahkah seseorang disalahkan karena sudah memberi motivasi? Lisle tiba-tiba menyesal karena telah bersikap sok bijak. Jika saja dia bisa menahan diri dan membiarkan Daisy dengan kain lap di tangannya, tentulah saat ini mereka hanya akan duduk manis di ruangan sejuk kafe sambil menikmati secangkir kopi panas dan beberapa camilan. Bukannya berpanas-panas di keramaian sambil membagikan brosur dengan keringat yang tak henti menetes.

Perdebatan itu tidak berlangsung lama karena mereka merasa malu saat beberapa orang yang lewat menoleh dan tampak tertarik mendengarkan. Lisle mengulurkan lembar demi lembar brosur dan sesekali memalingkan wajah saat beberapa orang merasa bahwa sang model di dalam brosur adalah dirinya. Mukanya tak henti-henti memerah.

***

Di lantai tertinggi gedung perkantoran Diamond Group, Steve meletakkan selembar kertas mengkilap di atas meja presiden direktur. Brosur Cloud Cafe. Kennard meraih brosur itu dan tak bisa menahan senyumnya.

Dia hampir percaya kalau gadis itu adalah peri sungguhan.

“Gadis bernama Sally dan temannya sudah dikeluarkan dari kampus. Sedangkan pacarnya, Noah sang model dan rekannya itu kebetulan berada di bawah keagenan kita. Kontraknya sudah dihentikan. Dan saat ini takkan ada sebuah agen pun yang akan memakai wajahnya.” Steve melapor sambil mencuri pandang ke arah tuannya. Kennard jarang terlihat sesenang ini.

Tapi begitu mendengar laporan dari asisten pribadinya Kennard mengangkat pandangannya. Senyum itu menyusut. Wajahnya tampak muram sesaat.

“Bagaimana dengan si tua Adolph?” tanyanya dingin.

“Kita sedang meninjau ulang dua perjanjian kerjasama dengan perusahaannya. Ada dua kemungkinan nantinya, sama sekali membatalkan atau membuat kesepakatan baru dengan mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya.”

“Terus tekan mereka. Buat mereka tidak memiliki pilihan lain.” Kennard memberi perintah.

***

Lisle dan Daisy terduduk kelelahan di trotoar. Matahari nyaris hilang di ufuk barat. Menyisakan cahaya keemasan di batas langit. Keduanya memegang sebotol air dingin dan menegaknya dengan rakus. Ini jauh lebih melelahkan dari hari biasanya.

Masih ada  tiga jam lagi dari waktu kerja biasanya. Meski berencana menghabiskan segenggam brosur yang tersisa, Daisy akhirnya menyerah juga. Lisle tadi masih sempat mengulurkan beberapa lembar pada pejalan kaki yang mulai surut. Mukanya terasa sudah tebal menahan malu. Dia tak lagi peduli meski beberapa pria yang menerima brosur jelas-jelas menatap bergantian antara brosur dan wajahnya. Beberapa sempat memuji dengan terus terang. Ada juga yang dengan tidak sopan melontarkan kata-kata menjijikkan. Dia mencoba menanggapi semuanya dengan sedikit senyuman hingga wajahnya kini terasa kaku.

“Ayo kita pulang!” ajak Daisy sambil bangkit dari duduknya. Tangannya menepuk-nepuk celana bagian belakangnya yang sedikit ternoda debu trotoar.

Lisle mengangguk dan membenahi sisa brosur di tangannya. Menyatukannya dengan milik Daisy dan memasukkannya di sebuah kantong kertas. Pada akhirnya dia menjadi bersemangat juga.

Keduanya berjalan kaki menuju kafe.

“Kubuatkan makan malam,” ujar Daisy. “Nanti makan dulu baru pulang.”

Lisle tidak menyahut, tapi dia memeluk lengan Daisy dengan erat seperti anak kecil yang manja.

“Kau memang bosku yang paling baik,” pujinya tulus.

Daisy berusaha melepaskan tangan Lisle dengan perasaan jijik. “Singkirkan tanganmu!”

Tapi Lisle makin mengeratkan pelukannya dan malah menyandarkan kepalanya di bahu gadis itu.

“Lisle, aku merinding!”

Tepat saat itu mereka tiba di sebuah celah sempit dua bangunan tinggi. Ada jalan pintas kecil menuju kafe. Beberapa sosok muncul di kegelapan.

“Tampaknya Nona kecil perlu kehangatan. Mari sini kami akan dengan senang hati memberikan...” Sebuah suara buruk laki-laki memecah kesunyian lorong.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Nila

Nila

preman kampung

2024-09-07

0

Vita Zhao

Vita Zhao

preman paling

2022-04-15

1

Aumy Re

Aumy Re

halo, ka...
aku mampir baca 😊😊✌
salam di batas cakrawala

2022-04-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Tolong Saya!
2 Bab 2. Mau Jadi Pacarku?
3 Bab 3. Langit Malam Ini
4 Bab 4. Lelaki Yang Disukai Lisle
5 Bab 5. Menjadi Model Brosur
6 Bab 6. Pencegatan di Lorong
7 Bab 7. Tuan Malaikat Dan Nona Peri
8 Bab 8. Membuat Tuan Hilang Kesabaran
9 Bab 9. Persekongkolan di Glassville
10 Bab 10. Bawa Gadisku!
11 Bab 11. Pesan dari Bibi Annie
12 Bab 12. Ketakutan Lisle
13 Bab 13. Kejutan
14 Bab 14. Gadis Bodoh!
15 Bab 15. Penyelamatan
16 Bab 16. Pulang
17 Bab 17. Godaan Kennard
18 Bab 18. Dokumen Kesepakatan
19 Bab 19. Percakapan di Tempat Tidur
20 Bab 20. Berlibur (1)
21 Bab 21. Berlibur (2)
22 Bab 22. Tiga Tuan Muda
23 Bab 23. Sun Imperial
24 Bab 24. Ciuman Bodoh
25 Bab 25. Kembali Bekerja
26 Bab 26. Kekejaman Tuan Kent
27 BAB 27. Tuan Kent Menjadi Aneh
28 Bab 28. Kembali ke Kampus
29 Bab 29. Sebuah Harapan yang Tabu
30 Bab 30. Tuan Muda Kedua
31 Bab 31. Seseorang Yang Menyukai Lisle
32 Bab 32. Ralph Menginterogasi
33 Bab 33. Hadiah Dari Tuan Kent
34 Bab 34. Keributan di Mall
35 Bab 35. Gadis Yang di Black List Mall
36 Bab 36. Sebuah Pesta dan Saingan Cinta
37 Bab 37. Tuan Kent Memperingatkan
38 Bab 38. Meninggalkan Palm Garden
39 Bab 39. Kemarahan Tuan Kent
40 Bab 40. Lisle, Kau Membuat Orang Celaka
41 Bab 41. Kembali ke Palm Garden
42 Bab 42. Lisle, Apa Kau Tidur Dengan Tuan Kent?
43 Bab 43. Berhenti Bekerja di Cloud Cafe
44 Bab 44. Makan Malam Untuk Tuan Kent
45 Bab 45. Hari Pertama di Diamond Group
46 Bab 46. Tuan Kent Sedang Pergi
47 Bab 47. Siapa Karyawan Yang Menjadi pacar Lisle?
48 Bab 48. Lisle, Kau Menggoda Karyawanku!
49 Bab 49. Makan Malam
50 Bab 50. Trik Kecil Tuan Kent
51 Bab 51. Lepaskan Aku, Tuan Kent!
52 Bab 52. Diabaikan
53 Bab 53. Bertemu Tuan David
54 Bab 54. Kami Adalah Tanah Dan Awan
55 Bab 55. Miss. Black Mountain
56 Bab 56. Pencarian Celine
57 Bab 57. Tuan Kent, Nona Lisle Menghilang!
58 Bab 58. Dia Tidak Akan Datang (1)
59 Bab 59. Dia Tidak Akan Datang (2)
60 Bab 60. Dia Masih Peduli
61 Bab 61. Kembali ke Palm Garden, Lagi.
62 Bab 62. Kapan Kita Menikah?
63 Bab 63. Pengumuman
64 Bab 64. Lisle Yang Menjengkelkan
65 Bab 65. Calon Istri Yang Manja
66 Bab 66. Pernikahan
67 Bab 67. Malam Yang Ingin Dihindari
68 Bab 68. Ancaman Shopia
69 Bab 69. Sebuah Rumor
70 Bab 70. Suami Penggoda
71 Bab 71. Kejutan yang Tidak Menyenangkan.
72 Bab 72. Identitas Lisle Dicurigai
73 Bab 73. Siapa Sebenarnya Gadis Bernama Lisle?
74 Bab 74. Diikuti
75 Bab 75. Keinginan Lisle
76 Bab 76. Bulan Madu
77 Bab 77. Pulau XXX
78 Bab 78. Kesepakatan
79 Bab 79. Celine Dalam Masalah
80 Bab 80. Andra
81 Bab 81. Cemburu
82 Bab 82. Pelatih Yang Kejam
83 Bab 83. Dirty Bay City
84 Bab 84. Kegelisahan Shopia
85 Bab 85. Latihan Menembak yang Kacau
86 Bab 86. Duka Celine
87 Bab 87. Hari Terakhir
88 Bab 88. Celine Menghilang
89 Bab 89. Menyelinap
90 Bab 90. Pertukaran
91 Bab 91. Sepupu yang Hilang
92 Bab 92. Mengendus Jebakan
93 Bab 93. Memasuki Perangkap
94 Bab 94. Pencarian dimulai
95 Bab 95. Kota Efron
96 Bab 96. Melarikan Diri
97 Bab 97. Seorang Sahabat yang Asing
98 Bab 98. Akhir Pencarian
99 Bab 99. Kakak Ipar Tuan Kent
100 Bab 100. Apa Kau Sudah Melupakan Sahabatmu?
101 Bab 101. Kepedulian Shopia
102 Bab 102. Steve Sakit Kepala
103 Bab 103. Nasihat Steve
104 Bab 103. Nasihat Steve
105 Bab 104. Bertemu Sang Gadis
106 Bab 105. Pesta Pernikahan
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 1. Tolong Saya!
2
Bab 2. Mau Jadi Pacarku?
3
Bab 3. Langit Malam Ini
4
Bab 4. Lelaki Yang Disukai Lisle
5
Bab 5. Menjadi Model Brosur
6
Bab 6. Pencegatan di Lorong
7
Bab 7. Tuan Malaikat Dan Nona Peri
8
Bab 8. Membuat Tuan Hilang Kesabaran
9
Bab 9. Persekongkolan di Glassville
10
Bab 10. Bawa Gadisku!
11
Bab 11. Pesan dari Bibi Annie
12
Bab 12. Ketakutan Lisle
13
Bab 13. Kejutan
14
Bab 14. Gadis Bodoh!
15
Bab 15. Penyelamatan
16
Bab 16. Pulang
17
Bab 17. Godaan Kennard
18
Bab 18. Dokumen Kesepakatan
19
Bab 19. Percakapan di Tempat Tidur
20
Bab 20. Berlibur (1)
21
Bab 21. Berlibur (2)
22
Bab 22. Tiga Tuan Muda
23
Bab 23. Sun Imperial
24
Bab 24. Ciuman Bodoh
25
Bab 25. Kembali Bekerja
26
Bab 26. Kekejaman Tuan Kent
27
BAB 27. Tuan Kent Menjadi Aneh
28
Bab 28. Kembali ke Kampus
29
Bab 29. Sebuah Harapan yang Tabu
30
Bab 30. Tuan Muda Kedua
31
Bab 31. Seseorang Yang Menyukai Lisle
32
Bab 32. Ralph Menginterogasi
33
Bab 33. Hadiah Dari Tuan Kent
34
Bab 34. Keributan di Mall
35
Bab 35. Gadis Yang di Black List Mall
36
Bab 36. Sebuah Pesta dan Saingan Cinta
37
Bab 37. Tuan Kent Memperingatkan
38
Bab 38. Meninggalkan Palm Garden
39
Bab 39. Kemarahan Tuan Kent
40
Bab 40. Lisle, Kau Membuat Orang Celaka
41
Bab 41. Kembali ke Palm Garden
42
Bab 42. Lisle, Apa Kau Tidur Dengan Tuan Kent?
43
Bab 43. Berhenti Bekerja di Cloud Cafe
44
Bab 44. Makan Malam Untuk Tuan Kent
45
Bab 45. Hari Pertama di Diamond Group
46
Bab 46. Tuan Kent Sedang Pergi
47
Bab 47. Siapa Karyawan Yang Menjadi pacar Lisle?
48
Bab 48. Lisle, Kau Menggoda Karyawanku!
49
Bab 49. Makan Malam
50
Bab 50. Trik Kecil Tuan Kent
51
Bab 51. Lepaskan Aku, Tuan Kent!
52
Bab 52. Diabaikan
53
Bab 53. Bertemu Tuan David
54
Bab 54. Kami Adalah Tanah Dan Awan
55
Bab 55. Miss. Black Mountain
56
Bab 56. Pencarian Celine
57
Bab 57. Tuan Kent, Nona Lisle Menghilang!
58
Bab 58. Dia Tidak Akan Datang (1)
59
Bab 59. Dia Tidak Akan Datang (2)
60
Bab 60. Dia Masih Peduli
61
Bab 61. Kembali ke Palm Garden, Lagi.
62
Bab 62. Kapan Kita Menikah?
63
Bab 63. Pengumuman
64
Bab 64. Lisle Yang Menjengkelkan
65
Bab 65. Calon Istri Yang Manja
66
Bab 66. Pernikahan
67
Bab 67. Malam Yang Ingin Dihindari
68
Bab 68. Ancaman Shopia
69
Bab 69. Sebuah Rumor
70
Bab 70. Suami Penggoda
71
Bab 71. Kejutan yang Tidak Menyenangkan.
72
Bab 72. Identitas Lisle Dicurigai
73
Bab 73. Siapa Sebenarnya Gadis Bernama Lisle?
74
Bab 74. Diikuti
75
Bab 75. Keinginan Lisle
76
Bab 76. Bulan Madu
77
Bab 77. Pulau XXX
78
Bab 78. Kesepakatan
79
Bab 79. Celine Dalam Masalah
80
Bab 80. Andra
81
Bab 81. Cemburu
82
Bab 82. Pelatih Yang Kejam
83
Bab 83. Dirty Bay City
84
Bab 84. Kegelisahan Shopia
85
Bab 85. Latihan Menembak yang Kacau
86
Bab 86. Duka Celine
87
Bab 87. Hari Terakhir
88
Bab 88. Celine Menghilang
89
Bab 89. Menyelinap
90
Bab 90. Pertukaran
91
Bab 91. Sepupu yang Hilang
92
Bab 92. Mengendus Jebakan
93
Bab 93. Memasuki Perangkap
94
Bab 94. Pencarian dimulai
95
Bab 95. Kota Efron
96
Bab 96. Melarikan Diri
97
Bab 97. Seorang Sahabat yang Asing
98
Bab 98. Akhir Pencarian
99
Bab 99. Kakak Ipar Tuan Kent
100
Bab 100. Apa Kau Sudah Melupakan Sahabatmu?
101
Bab 101. Kepedulian Shopia
102
Bab 102. Steve Sakit Kepala
103
Bab 103. Nasihat Steve
104
Bab 103. Nasihat Steve
105
Bab 104. Bertemu Sang Gadis
106
Bab 105. Pesta Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!