Namun Narita segera menahan tangan Nadira yang akan beranjak itu "Sayang, ini ibu lakukan supaya kita bisa dapat biaya untuk berobat kakimu, hanya dengan cara ini kita bisa bertahan, tolonglah, pahami keadaanya" ucap Narita
"Ibu benar benar sudah gila, aku tidak akan Sudi melakukan hal yang hina seperti itu, aku lebih baik lumpuh seumur hidup daripada harus menjual kehormatanku pada pria hidung belang, lepaskan aku bu, aku tidak Sudi punya ibu seperti mu yang tega menjajakan anaknya pada orang lain" ucap Nadira yang tak mampu membendung air mata karena emosinya mulai memuncak
"Ayolah sayang, hanya sekali ini saja" ucap Narita
"Aku tidak Sudi, kenapa tidak ibu saja yang menemani dia, kenapa harus aku, singkirkan tangan ibu, aku tidak sudi" ucap Nadira yang langsung menyingkirkan tangan ibunya itu dengan sedikit kasar, dan Nadira pun segera berdiri dari duduknya, kemudian diapun cepat cepat melangkahkan kakinya ke pintu untuk keluar dari Rumah, karena dia takut pria itu akan memaksanya melakukan hal yang tidak ingin dia lakukan
"Nadira.... Nadira.... kembali" teriak Narita yang berajak mengejarnya ke pintu rumah
"Aku kira kamu sudah membicarakanya hal ini dengan putrimu, aku merasa sangat kecewa" ucap pria hidung belang itu yang melihat mangsanya malah pergi
"Maaf pak Tomi, aku memang tidak memberitahu nya dulu, tapi aku akan membujuknya lagi," ucap Narita
"Tidak perlu, aku kehilangan moodku pada putrimu, aku bisa mencari yang lebih baik dari dia di luaran sana, yang lebih memuaskan tanpa harus membayar mahal" ucap Pria hidung belang itu bernajak dari duduknya dan bergegas ke luar rumah melewati Narita
"Ayolah pak Tomi, aku sedang butuh uang" ucap Narita
"Apa peduliku, kau hanya membuang waktu ku saja" ucap pria itu dan segera keluar tanpa menoleh lagi kebelakang
"Haduh kacau sudah, Nadira Nadira, Ibu sudah susah susah mencari solusi dana untuk kesembuhan mu, kamu malah menyia nyiakanya begitu saja, awas saja kalau nanti kamu pulang" ucap Narita
...°°°...
Sementara Nadira langsung pergi ke pos tua yang di tempati oleh Arfan, karena dia juga tidak tau harus pergi kemana selain kesana di malam seperti itu, diapun langsung masuk kedalam pos tanpa menyapa Arfan terlebih dulu, karena pintu nya juga memang tidak ada kuncinya,, dia pun langsung terduduk bersandar ke dinding di samping Arfan yang tidur tengkurap
Nadira pun langsung menangis sejadinya di sana "Benar benar tega, ibu macam apa yang tega menjual anaknya sendiri, keterlaluan, ibu sungguh keterlaluaaaan" ucap Nadira sedikit berteriak
Diapun menangis sambil memeluk lututnya di sana, tanpa memperdulikan Arfan akan terganggu olehnya atau tidak
.
…
Beberapa waktu berlalu, dan malam pun semakin bertambah larut, tapi Nadira masih saja menangis dengan bersandar ke dinding di Ruangan sempit itu, dengan kakinya yang sedikit menyentuh tubuh Arfan Yang masih tidur di hadapannya, dia benar-benar merasa sangat kecewa dengan perilaku ibunya itu,
Arfan yang sebenarnya pingsan pun perlahan mulai mendapatkan kesadaran nya kembali, dia pun langsung mendengar suara tangisan perempuan yang memeilukan di dekatnya, seketika diapun jadi merasa sedikit merinding, dia tidak berani menoleh kearah manapun, karena dia juga masih merasakan sedikit pusing di kepalanya, jadi diapun memutuskan untuk tidak bergerak dan hanya mendengarkan suara tangis itu saja
"Paman,,,,,, aku ingin gila seperti mu, bagaimana caranya?, ajari aku gila, aku mohon,, aku tidak kuat menjalani hidup seperti ini terus" lirih Nadira pelan di tengah tangisanya
Mendengar itu Arfan pun sedikit merasa lega karena suara itu terdengar cukup familiar di telinga nya, dan diapun memastikan kalau itu suara manusia, dan bukan suara hantu
Perlahan Arfan pun membalikan badannya dan mencoba melihat siapa yang ada bersamanya di malam yang sudah sangat larut itu, meskipun suasana ruangan sedikit gelap, tapi Arfan masih bisa melihat jelas wajah gadis itu,, karena memang masih ada sedikit cahaya lampu yang masuk ke ruangan dari sebuah lampu jalan
Arfan pun mulai memperhatikan wanita yang menangis di sampingnya itu "Kamu siapa? kenapa malah menangis di sini??" tanya Arfan memastikan
"Maaf Paman, aku mengganggu tidurmu ya?, aku tidak tau harus pergi kemana, aku pergi dari rumah, ibuku ingin menjualku, aku tidak Sudi punya ibu seperti dia, aku tidak ingin pulang, biarkan aku di sini" ucap Nadira sambil terus menangis
Arfan pun mulai mendudukan dirinya dan menyandarkan tubuhnya ke tembok, dan diapun kini duduk berhadapan dengan Nadira yang juga bersandar di sisi lain tembok, dia pun mulai memperhatikan wajah gadis yang menangis di hadapannya itu 'Cantik juga gadis ini' gumam batinnya
"Aku tanya, kamu ini siapa sebenarnya?" ucap Arfan mengulang pertanyaannya dengan nada lembut
"Aku Nadira Paman, apa paman lupa??" tanya Nadira
"Nadira???" Arfan pun mencoba untuk mangingat nama itu, tapi dia tidak menemukannya di dalam memory otaknya, tapi diapun mulai mendapatkan bayangan dari apa yang sudah di alaminya selama dia gila, dan diapun mulai ingat kalau gadis di depanya itu adalah gadis penjaga kounter yang ada di sebrang tempatnya sekarang, dan dia memang belum tau nama gadis itu siapa
Dan ternyata sekarang kejiwaan Arfan sudah mulai sembuh, tapi dia tetap mengingat semua kejadian yang di alaminya sebelum dan sesudah dia gila
"Kamu gadis penjaga konter itu ya" tanya Arfan
"Iya Paman, ijinkan aku di sini, ya" ucap Nadira,
.
"Terserah kamu" ucap Arfan, dia pun hanya memandangi wajah cantik gadis di depanya itu dengan sangat lekat, dan perlahan diapun mulai merasa iba padanya
"Kenapa ibumu ingin mejualmu??" tanya Arfan membuka obrolan kembali
"Ibuku terlilit hutang yang lumayan banyak, karena kondisi keungan kami memang memburuk akhir akhir ini, dan kami sedikit kesulitan untuk melunasi tunggakannya, dia ingin menjual ku pada pria hidung belang dengan alasan untuk berobat kakiku, dan setelah sembuh dia ingin aku mencari pria kaya untuk melunasi hutang dan membalas ayahku dan istrin barunya, entah ibu macam apa dia, dia tidak mementingkan perasaan ku, aku aku benar-benar hampir gila di buatnya, mungkin sebentar lagi aku juga akan benar-benar gila seperti mu paman, hu hu hu" Nadira meneruskan tangisanya lagi
Arfan pun sedikit bingung menghadapi wanita yang menangis itu, dia tidak punya cara untuk membujuknya
"Memangnya berapa hutang ibumu itu?" Tanya Arfan
"Lumayan besar, hutang nya Hampir sepuluh juta lagi pada bank, dengan jaminan sertifikat rumah kami, kalau tidak bisa membayar mungkin rumahnya akan di sita, belum lagi hutang yang lainnya, aku benar-benar merasa tidak sanggup jika harus menanggung semuanya sendirian" ucap Nadira
Arfan pun merasa tidak bksa berbuat banyak untuk membantu nya saat ini, karena dia sadar kalau dia juga hanya tunawisma sekarang, adapun dia ingat kalau adiknya sering mendatanginya dengan mobil mewah, dan pastinya dia punya banyak uang, tapi tidak mungkin jika dia meminta uang pada adiknya begitu saja untuk membatu gadis di depannya itu
Jadi yang bisa di lakukan Arfan pun hanya menemani Nadira yang menangis semalaman itu dengan sesekali menjawab curhatan nya,
.
…
Entah sudah berapa banyak Air mata yang sudah di keluarkan oleh Nadira semalaman itu, hingga matannya pun bengkak dan hampir kering di buatnya,, dan tangisannya itu mereda saat hari sudah hampir pagi,
Dan setelah semua unek unek di hatinya dia sudah salurkan pada Arfan yang di anggap nya masih gila, hatinya pun lumayan sedikit merasa plong dan kesedihannya pun mulai pudar
"Terimakasih ya Paman, kamu sudah mau mendengarkan semua cerita ku, kalau tidak ada Paman, entah pada siapa aku harus berbagi masalah ku" ucap Nadira dengan masih terisak
"Tidak apa,, aku senang jika bisa sedikit berguna untuk mu" ucap Arfan
Nadira pun tersenyum di sisa sisa kesedihannya "Entah mengapa aku merasa kalau Paman itu orang normal, mungkinkah aku yang sudah mulai gila juga, jadi aku merasa kalau obrolan kita itu nyambung" ucap Nadira
"Aku masih gila, aku hanya tidak tega melihatmu menangis seperti itu, orang gila juga masih punya rasa peduli" ucap Arfan ngeles
"Paman memang selalu peduli padaku, terimakasih paman" ucap Nadira
Arfan pun hanya tersenyum saja mendengarnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Windha Winda
jngan2 arfan pura2 gila.
2023-02-18
1
Desrina Tobing
ngakakaaaakak jugaa bcaa novel nth pun akuu jugaa k tularan. gilaa 😂😂😂😂😂
2022-06-26
1
Is Wanthi
😂😂😂😂😂😂 masa ketularan gila 🤣🤣🤣🤣
2022-06-14
1