Pgykr 3

Namun Narita segera menahan tangan Nadira yang akan beranjak itu "Sayang, ini ibu lakukan supaya kita bisa dapat biaya untuk berobat kakimu, hanya dengan cara ini kita bisa bertahan, tolonglah, pahami keadaanya" ucap Narita

"Ibu benar benar sudah gila, aku tidak akan Sudi melakukan hal yang hina seperti itu, aku lebih baik lumpuh seumur hidup daripada harus menjual kehormatanku pada pria hidung belang, lepaskan aku bu, aku tidak Sudi punya ibu seperti mu yang tega menjajakan anaknya pada orang lain" ucap Nadira yang tak mampu membendung air mata karena emosinya mulai memuncak

"Ayolah sayang, hanya sekali ini saja" ucap Narita

"Aku tidak Sudi, kenapa tidak ibu saja yang menemani dia, kenapa harus aku, singkirkan tangan ibu, aku tidak sudi" ucap Nadira yang langsung menyingkirkan tangan ibunya itu dengan sedikit kasar, dan Nadira pun segera berdiri dari duduknya, kemudian diapun cepat cepat melangkahkan kakinya ke pintu untuk keluar dari Rumah, karena dia takut pria itu akan memaksanya melakukan hal yang tidak ingin dia lakukan

"Nadira.... Nadira.... kembali" teriak Narita yang berajak mengejarnya ke pintu rumah

"Aku kira kamu sudah membicarakanya hal ini dengan putrimu, aku merasa sangat kecewa" ucap pria hidung belang itu yang melihat mangsanya malah pergi

"Maaf pak Tomi, aku memang tidak memberitahu nya dulu, tapi aku akan membujuknya lagi," ucap Narita

"Tidak perlu, aku kehilangan moodku pada putrimu, aku bisa mencari yang lebih baik dari dia di luaran sana, yang lebih memuaskan tanpa harus membayar mahal" ucap Pria hidung belang itu bernajak dari duduknya dan bergegas ke luar rumah melewati Narita

"Ayolah pak Tomi, aku sedang butuh uang" ucap Narita

"Apa peduliku, kau hanya membuang waktu ku saja" ucap pria itu dan segera keluar tanpa menoleh lagi kebelakang

"Haduh kacau sudah, Nadira Nadira, Ibu sudah susah susah mencari solusi dana untuk kesembuhan mu, kamu malah menyia nyiakanya begitu saja, awas saja kalau nanti kamu pulang" ucap Narita

...°°°...

Sementara Nadira langsung pergi ke pos tua yang di tempati oleh Arfan, karena dia juga tidak tau harus pergi kemana selain kesana di malam seperti itu, diapun langsung masuk kedalam pos tanpa menyapa Arfan terlebih dulu, karena pintu nya juga memang tidak ada kuncinya,, dia pun langsung terduduk bersandar ke dinding di samping Arfan yang tidur tengkurap

Nadira pun langsung menangis sejadinya di sana "Benar benar tega, ibu macam apa yang tega menjual anaknya sendiri, keterlaluan, ibu sungguh keterlaluaaaan" ucap Nadira sedikit berteriak

Diapun menangis sambil memeluk lututnya di sana, tanpa memperdulikan Arfan akan terganggu olehnya atau tidak

.

Beberapa waktu berlalu, dan malam pun semakin bertambah larut, tapi Nadira masih saja menangis dengan bersandar ke dinding di Ruangan sempit itu, dengan kakinya yang sedikit menyentuh tubuh Arfan Yang masih tidur di hadapannya, dia benar-benar merasa sangat kecewa dengan perilaku ibunya itu,

Arfan yang sebenarnya pingsan pun perlahan mulai mendapatkan kesadaran nya kembali, dia pun langsung mendengar suara tangisan perempuan yang memeilukan di dekatnya, seketika diapun jadi merasa sedikit merinding, dia tidak berani menoleh kearah manapun, karena dia juga masih merasakan sedikit pusing di kepalanya, jadi diapun memutuskan untuk tidak bergerak dan hanya mendengarkan suara tangis itu saja

"Paman,,,,,, aku ingin gila seperti mu, bagaimana caranya?, ajari aku gila, aku mohon,, aku tidak kuat menjalani hidup seperti ini terus" lirih Nadira pelan di tengah tangisanya

Mendengar itu Arfan pun sedikit merasa lega karena suara itu terdengar cukup familiar di telinga nya, dan diapun memastikan kalau itu suara manusia, dan bukan suara hantu

Perlahan Arfan pun membalikan badannya dan mencoba melihat siapa yang ada bersamanya di malam yang sudah sangat larut itu, meskipun suasana ruangan sedikit gelap, tapi Arfan masih bisa melihat jelas wajah gadis itu,, karena memang masih ada sedikit cahaya lampu yang masuk ke ruangan dari sebuah lampu jalan

Arfan pun mulai memperhatikan wanita yang menangis di sampingnya itu "Kamu siapa? kenapa malah menangis di sini??" tanya Arfan memastikan

"Maaf Paman, aku mengganggu tidurmu ya?, aku tidak tau harus pergi kemana, aku pergi dari rumah, ibuku ingin menjualku, aku tidak Sudi punya ibu seperti dia, aku tidak ingin pulang, biarkan aku di sini" ucap Nadira sambil terus menangis

Arfan pun mulai mendudukan dirinya dan menyandarkan tubuhnya ke tembok, dan diapun kini duduk berhadapan dengan Nadira yang juga bersandar di sisi lain tembok, dia pun mulai memperhatikan wajah gadis yang menangis di hadapannya itu 'Cantik juga gadis ini' gumam batinnya

"Aku tanya, kamu ini siapa sebenarnya?" ucap Arfan mengulang pertanyaannya dengan nada lembut

"Aku Nadira Paman, apa paman lupa??" tanya Nadira

"Nadira???" Arfan pun mencoba untuk mangingat nama itu, tapi dia tidak menemukannya di dalam memory otaknya, tapi diapun mulai mendapatkan bayangan dari apa yang sudah di alaminya selama dia gila, dan diapun mulai ingat kalau gadis di depanya itu adalah gadis penjaga kounter yang ada di sebrang tempatnya sekarang, dan dia memang belum tau nama gadis itu siapa

Dan ternyata sekarang kejiwaan Arfan sudah mulai sembuh, tapi dia tetap mengingat semua kejadian yang di alaminya sebelum dan sesudah dia gila

"Kamu gadis penjaga konter itu ya" tanya Arfan

"Iya Paman, ijinkan aku di sini, ya" ucap Nadira,

.

"Terserah kamu" ucap Arfan, dia pun hanya memandangi wajah cantik gadis di depanya itu dengan sangat lekat, dan perlahan diapun mulai merasa iba padanya

"Kenapa ibumu ingin mejualmu??" tanya Arfan membuka obrolan kembali

"Ibuku terlilit hutang yang lumayan banyak, karena kondisi keungan kami memang memburuk akhir akhir ini, dan kami sedikit kesulitan untuk melunasi tunggakannya, dia ingin menjual ku pada pria hidung belang dengan alasan untuk berobat kakiku, dan setelah sembuh dia ingin aku mencari pria kaya untuk melunasi hutang dan membalas ayahku dan istrin barunya, entah ibu macam apa dia, dia tidak mementingkan perasaan ku, aku aku benar-benar hampir gila di buatnya, mungkin sebentar lagi aku juga akan benar-benar gila seperti mu paman, hu hu hu" Nadira meneruskan tangisanya lagi

Arfan pun sedikit bingung menghadapi wanita yang menangis itu, dia tidak punya cara untuk membujuknya

"Memangnya berapa hutang ibumu itu?" Tanya Arfan

"Lumayan besar, hutang nya Hampir sepuluh juta lagi pada bank, dengan jaminan sertifikat rumah kami, kalau tidak bisa membayar mungkin rumahnya akan di sita, belum lagi hutang yang lainnya, aku benar-benar merasa tidak sanggup jika harus menanggung semuanya sendirian" ucap Nadira

Arfan pun merasa tidak bksa berbuat banyak untuk membantu nya saat ini, karena dia sadar kalau dia juga hanya tunawisma sekarang, adapun dia ingat kalau adiknya sering mendatanginya dengan mobil mewah, dan pastinya dia punya banyak uang, tapi tidak mungkin jika dia meminta uang pada adiknya begitu saja untuk membatu gadis di depannya itu

Jadi yang bisa di lakukan Arfan pun hanya menemani Nadira yang menangis semalaman itu dengan sesekali menjawab curhatan nya,

.

Entah sudah berapa banyak Air mata yang sudah di keluarkan oleh Nadira semalaman itu, hingga matannya pun bengkak dan hampir kering di buatnya,, dan tangisannya itu mereda saat hari sudah hampir pagi,

Dan setelah semua unek unek di hatinya dia sudah salurkan pada Arfan yang di anggap nya masih gila, hatinya pun lumayan sedikit merasa plong dan kesedihannya pun mulai pudar

"Terimakasih ya Paman, kamu sudah mau mendengarkan semua cerita ku, kalau tidak ada Paman, entah pada siapa aku harus berbagi masalah ku" ucap Nadira dengan masih terisak

"Tidak apa,, aku senang jika bisa sedikit berguna untuk mu" ucap Arfan

Nadira pun tersenyum di sisa sisa kesedihannya "Entah mengapa aku merasa kalau Paman itu orang normal, mungkinkah aku yang sudah mulai gila juga, jadi aku merasa kalau obrolan kita itu nyambung" ucap Nadira

"Aku masih gila, aku hanya tidak tega melihatmu menangis seperti itu, orang gila juga masih punya rasa peduli" ucap Arfan ngeles

"Paman memang selalu peduli padaku, terimakasih paman" ucap Nadira

Arfan pun hanya tersenyum saja mendengarnya

Terpopuler

Comments

Windha Winda

Windha Winda

jngan2 arfan pura2 gila.

2023-02-18

1

Desrina Tobing

Desrina Tobing

ngakakaaaakak jugaa bcaa novel nth pun akuu jugaa k tularan. gilaa 😂😂😂😂😂

2022-06-26

1

Is Wanthi

Is Wanthi

😂😂😂😂😂😂 masa ketularan gila 🤣🤣🤣🤣

2022-06-14

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Pgykr 1
3 Pgykr 2
4 Pgykr 3
5 Pgykr 4
6 Pgykr 5
7 Pgykr 6
8 Pgykr 7
9 Pgykr 8
10 Pgykr 9
11 Pgykr 10
12 Pgykr 11
13 Pgykr 12
14 Pgykr13
15 Pgykr 14
16 Pgykr15
17 Pgykr16
18 Pgykr 17
19 Pgykr18
20 Pgykr19
21 Pgykr 20
22 Pgykr21
23 Pgykr 22
24 Pgykr 23
25 Pura Pura
26 Menjenguk
27 Kebingungan
28 Operasi
29 Kesal
30 Lempar
31 Pulang Lagi
32 Membual
33 Kepergok
34 Akan Datang
35 Tidak Terduga
36 Meminta Bantuan Sindi
37 So Tau
38 Kediaman Ednan Bersaudara
39 Masih Berharap
40 Miris
41 Motor Tua
42 Kebersamaan
43 Menguji
44 Tidak Kenal
45 Oma
46 Gaun
47 Panik
48 Adik Ipar
49 Menginap
50 Omong Kosong
51 Beda Jaman
52 Jujur
53 Giliran
54 Menemui
55 Tumpukan Sampah
56 Bujukan
57 Hal Buruk
58 Balasan
59 Mencuri
60 Sarapan
61 Sedikit Waktu
62 Permintaan Maaf
63 Berkunjung
64 Menghibur
65 Berlaga Amnesia
66 Kajutan
67 Kehadiran Masa Lalu
68 Normal
69 Mengundang
70 Pgkr
71 Paman
72 Pengakuan
73 .
74 Cup
75 Tidak Suka
76 Berat
77 Kacau
78 Bukan Pertama
79 Permintaan Oma
80 Darurat
81 Penghuni Baru
82 Cerita
83 Terlalu Cepat
84 Ehem
85 Ngebut
86 Menyinggung
87 Tiga Serangkai
88 Negosiasi
89 Love
90 21+
91 Tidak Enak Perasaan
92 Terseret
93 Pencarian
94 Pgkr
95 Sarapan 2
96 Bersemangat
97 Pembeli
98 keluarga Mu
99 Berbaik Hati
100 Kembali
101 Pindah
102 Penantang
103 Mengetahui
104 Mengejar
105 Di Kepung
106 Sindrom
107 Ingkar Janji
108 Tidak Ingin Mengingatnya
109 Sakit
110 Kapan Menikah?
111 Pengganggu
112 Berbahagia,
113 Extra part (MP)
114 Ekstra part (Bulan Madu)
115 Ekstra Part (Takut)
116 Promosi
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Prolog
2
Pgykr 1
3
Pgykr 2
4
Pgykr 3
5
Pgykr 4
6
Pgykr 5
7
Pgykr 6
8
Pgykr 7
9
Pgykr 8
10
Pgykr 9
11
Pgykr 10
12
Pgykr 11
13
Pgykr 12
14
Pgykr13
15
Pgykr 14
16
Pgykr15
17
Pgykr16
18
Pgykr 17
19
Pgykr18
20
Pgykr19
21
Pgykr 20
22
Pgykr21
23
Pgykr 22
24
Pgykr 23
25
Pura Pura
26
Menjenguk
27
Kebingungan
28
Operasi
29
Kesal
30
Lempar
31
Pulang Lagi
32
Membual
33
Kepergok
34
Akan Datang
35
Tidak Terduga
36
Meminta Bantuan Sindi
37
So Tau
38
Kediaman Ednan Bersaudara
39
Masih Berharap
40
Miris
41
Motor Tua
42
Kebersamaan
43
Menguji
44
Tidak Kenal
45
Oma
46
Gaun
47
Panik
48
Adik Ipar
49
Menginap
50
Omong Kosong
51
Beda Jaman
52
Jujur
53
Giliran
54
Menemui
55
Tumpukan Sampah
56
Bujukan
57
Hal Buruk
58
Balasan
59
Mencuri
60
Sarapan
61
Sedikit Waktu
62
Permintaan Maaf
63
Berkunjung
64
Menghibur
65
Berlaga Amnesia
66
Kajutan
67
Kehadiran Masa Lalu
68
Normal
69
Mengundang
70
Pgkr
71
Paman
72
Pengakuan
73
.
74
Cup
75
Tidak Suka
76
Berat
77
Kacau
78
Bukan Pertama
79
Permintaan Oma
80
Darurat
81
Penghuni Baru
82
Cerita
83
Terlalu Cepat
84
Ehem
85
Ngebut
86
Menyinggung
87
Tiga Serangkai
88
Negosiasi
89
Love
90
21+
91
Tidak Enak Perasaan
92
Terseret
93
Pencarian
94
Pgkr
95
Sarapan 2
96
Bersemangat
97
Pembeli
98
keluarga Mu
99
Berbaik Hati
100
Kembali
101
Pindah
102
Penantang
103
Mengetahui
104
Mengejar
105
Di Kepung
106
Sindrom
107
Ingkar Janji
108
Tidak Ingin Mengingatnya
109
Sakit
110
Kapan Menikah?
111
Pengganggu
112
Berbahagia,
113
Extra part (MP)
114
Ekstra part (Bulan Madu)
115
Ekstra Part (Takut)
116
Promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!