Setelah Nadira mengemasi bekalnya, dia pun segera berangkat ke gerai tempatnya kerja, tapi sebelum itu dia mampir dulu ke pos tua yang tidak jauh dari gerainya untuk melihat Arfan
"Hey Paman, apa kau sudah bangun" tanya Nadira pada Arfan yang masih Rebahan dengan menutup matanya dengan tangan
"Pergii" ucap Arfan tanpa melihat Nadira
"Aku bawa sedikit makanan untuk mu, di makan ya, aku taruh di sini" ucap Nadira menyimpan kantung plastik bekalanya di samping Kaki Arfan
"Pergiiii", hanya kata itu saja yang di ucapkan Arfan pada siapapun yang mendekatinya
"Iya, aku pergi sekarang, jangan lupa makan ya" ucap Nadira, diapun segera beranjak dengan kruk tongkat nya lagi untuk segera membuka gerainya seperti biasanya
Nadira memang jadi merasa berhutang Budi pada Arfan semenjak kejadian malam itu, dan mulai saat itu diapun jadi sering menengok Arfan di Posnya, dan sering membawakanya makanan atau minuman
Dari hari kehari Arfan yang tadinya tertutup pada orang lain pun kini jadi lebih terbuka pada Nadira
Dan orang yang bertugas untuk memantau kondisi Arfan pun tau kalau Nadira sering menghampiri Arfan di posnya, dan tentu saja dia memberitahukan hal itu kepada Andreas,
"Bos, ada seorang gadis lumpuh yang sering mengunjungi Tuan Arfan di tempatnya, apa yang harus aku lakukan?" tanya Udai sang pengurus Arfan itu kepada Andreas yang duduk di ruang kerja kantornya
"Begitukah??, biarkan saja, aku harap itu bisa membawa pengaruh yang baik untuk kejiwaan kakaku" ucap Andreas
"Seperti nya Begitu bos, tuan Arfan juga terlihat bisa menerima kehadirannya itu" ucap Udai
"Itu, bagus, cari tau tentang gadis itu dan latar belakang keluarga nya" ucap Andreas
"Baik bos," ucap Udai, diapun langsung beranjak dan segera pergi dari ruangan bosnya itu
"Kak, kuharap kau bisa segera sembuh, kau harus segera melihat semua hasil dari kerja kerasmu dulu" ucap Andreas sambil menatapi Ruangan mewah yang di pungsiakn sebagai ruang direktur utama di gedung perusahan yang bertingkat tinggi itu
...°°°°...
Sementara di tempat Lain, Nadira memanfaatkan waktu istirahatnya untuk menengok Arfan lagi di posnya, dia merasa jadi punya teman ngobrol sekarang, dia tidak segan lagi untuk curhat pada Arfan, karena dia memang tidak mempunyai teman untuk menampung unek uneknya
"Hai Paman, kamu sedang apa?" tanya Nadira
"Duduk hihi" ucap Arfan sambil senyum senyum gak jelas
"Aku duduk di sini ya" ucap Nadira yang mendudukan dirinya di pintu masuk pos itu
"Boleh hihi" ucap Arfan
"Sepertinya hidupmu sangat simple Paman, kamu tidak perlu ribet memikirkan beban apapun, Paman hanya berdiam saja di sini, tapi masih bisa tertawa seperti itu, apa aku harus gila juga supaya bisa lepas dari beban hidup ini" ucap Nadira
Arfan pun langsung tertawa tidak jelas "Hihihi Boleh" ucap Arfan langsung tertawa lagi
"Ya, kadang aku juga berpikir kalau hidup ini sangat tidak adil bagiku" ucap Nadira
"Iya, hihi" ucap Arfan
"Apa luka Paman sudah sembuh?" tanya Nadira yang mengingat lukanya itu
"Sudah Hihi" ucap Arfan
Nadira pun maeperhatikan keadaan Arfan sekarang, dan dia baru sadar kalau baju Arfan sudah berganti lagi "Paman, siapa yang mengganti bajumu?" tanya Nadira
"Tidak tau" ucap Arfan
"Mungkin ada orang yang baik hati ya, coba lihat lukamu" ucap Nadira
Arfan pun langsung menyingkap bajunya sedikit "Tuh, lihat" ucap Arfan memperlihatkan lukanya
Nadira pun melihat ada perban yang menempel di lukanya itu, "Ada yang mengobati mu juga ya?, siapa orang nya?, kenapa aku tidak pernah melihatnya" ucap Nadira
"Tidak tau, hihi" ucap Arfan
Saat Nadira sedang mengobrol Tiba tiba Narita sang ibu Nadira pun datang ke pos itu
"Kamu di sini rupanya, apa kamu mengobrol dengan orang gila??, tidak waras kamu, apa kamu tidak takut tertular gila juga??" ucap Narita
"Aku hanya bertanya padanya, soalnya beberapa hari lalu aku melihat dia terluka, O yah, ibu ada apa mencariku??" tanya Nadira
"Debt kolektor sudah datang ke rumah lagi, jadi cepat berikan ibu uang, atau mereka akan mengacau di rumah" ucap Narita
"Bu, aku tidak punya uang, simpanan untuk berobat kakiku juga hanya sedikit bu" ucap Nadira
"Ya sudah berikan saja itu dulu, nanti ibu carikan lagi untuk berobat mu" ucap Narita
"Tapi bu..."
"Sudah, cepat berikan" ucap Narita
"Baiklah, ini bu" ucap Nadira memberikan uang merah yang hanya tinggal 1 lembar dari dompetnya
Narita pun segera mengambilnya "Semoga saja mereka mau pergi dengan uang ini" ucap Narita sambil berbalik untuk pulang
Seperginya Narita, Nadira pun berdecak kesal dan langsung menekuk wajahnya "Selalu saja seperti ini, kenapa ibu tidak pernah peduli dengan keadaan ku,,," gerutu Nadira, dia pun menoleh pada Arfan yang hanya cengengesan saja memperhatikan Narita
"Dia ibuku, dia tadinya adalah istri dari seorang pengusaha, makanya dia boros sekali soal uang,, Aku juga tadinya kerja di perkantoran ayahku, tapi karena aku tertabrak mobil beberapa bulan lalu, kakiku jadi lumpuh dan tidak bisa di gerakan lagi, jadi aku berhenti bekerja di sana, dan mulai tinggal di sini, dan akhirnya aku tidak bisa memenuhi kebutuhan ibuku lagi, yang lebih menyakitkannya lagi, ayahku tidak pernah memperdulikan kami lagi semenjak dia menikahi wanita yang lebih muda daripada ibu" ucap Nadira menceritakan tentang keluarganya dengan mata yang sedikit berkaca kaca
"Kasian" ucap Arfan masih dengan cengengesan
"Ya,,, aku rasanya hampir putus asa menjalani hidup ku, aku seperti bukan darah daging dari mereka saja" ucap Nadira yang langsung menghela nafasnya
"O yah, aku kembali ke gerai ku dulu yah, sepertinya ada pelanggan, jangan lupa di makan Rotinya,, ya" ucap Nadira segera mengambil kruk tongkat nya lagi dan segera bergegas pedg ke gerai nya
Arfan pun hanya cungar cengir saja, dan kemudian mengambil roti yang di bawakan Nadira dan memakannya
.
…
Haripun dengan cepat berlalu, dan kegelapan malam mulai menyelimuti langit biru, Arfan pun masih duduk bersandar di tempatnya, namun dia tiba tiba merasakan kesakitan di kepalanya, dan tubuhnya pun mulai mengejang, "Aarrrgghhh"" rintihnya, diapun berguling kesana kemari karena menahan kesakitan nya, dan beberapa saat kemudian, diapun tidak Sadar kan diri
Nadira yang baru selesai menutup gerainya pun menengok Arfan lagi sebelum pulang "Paman, apa kamu sudah tidur???" tanya Nadira
Namun Arfan yang di tanya tidak menjawab Nadira, karena dia pingsan sekarang
"Tumben jam segini sudah tidur" ucap Nadira sedikit heran, diapun berbalik dan segera beranjak untuk pulang ke rumahnya
Setibanya di Rumah sederhananya, Nadira pun langsung membuka pintunya "Bu aku pulang" ucap Nadira
"Kamu sudah pulang sayang, sinih, ibu mau bicara sebentar" ucap Narita yang duduk di kursi ruangan itu
Nadira pun melihat kalau di ruangan itu ada orang lain selain ibunya,, ada sosok om om yang duduk di kursi ruangan itu, Nadira tanpa curiga segera duduk di dekat ibunya, dan bersebrangan langsung dengan pria itu
"Jadi ini putrimu, wajahnya memang Sangat cantik, tapi sayang dia lumpuh, kalau tidak, aku pasti berani bayar lebih untuknya" ucap Pria itu
Nadira pun tidak mengerti apa maksud dari pria itu "Maaf,, apa masud Anda,? juga Anda ini siapa,? kenapa bertamu malam malam kerumah kami??" ucap Nadira
Narita pun langsung berbisik di telinga Nadira "Dia ini orang yang akan membantu kita, dia mau memberikan sejumlah uang asalkan kamu menemaninya malam ini, dan kakimu bisa sembuh dengan uang itu" bisik Narita
"Apah?????" Nadiar cukup kget mendengar bisikan ibunya itu, dia tidak menyangka kalau dia akan di jual oleh ibunya sendiri, seketika wajah Nadira pun langsung menggelap
"Apa ibu sudah gila, apa ibu anggap putrimu ini wanita penghibur?, ibu benar benar-benar tega, aku tidak habis pikir dengan ibu" ucap Nadira langsung mencoba beranjak dari duduknya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Mardiah Dhya
ibu sialan
2023-03-26
0
Mardiah Dhya
ibu sialan
2023-03-26
0
Desrina Tobing
lebih gilaa lgii emak mu Nadira Darii Arfan dasar wanitaa tuaa lacnat 😱
2022-06-26
0