Puas mengerjai Grace, Ans kembali menutup wajahnya dan menarik lengan Grace sehingga membuatnya terkejut dan langsung membuka mata.
"Ki_ kita mau kemana, Tuan?"
"Mencari tempat berteduh, sebentar lagi hujan akan turun," jawab Ans yang langsung mempercepat langkahnya hingga kaki Grace terseret.
"Tuan, berhenti! tangan saya sakit."
Ans menoleh dan menatap tajam.
"Saya tidak mau membuang waktu, tapi jika ingin saya lepaskan. Jangan salahkan saya jika kamu kehilangan jejak,"
Ans mengabulkan keinginan Grace dan melangkah semakin cepat. Grace kebingungan menatap langit yang kian mendung.
"Tuan, tunggu. Saya tidak berani sendirian!" Grace mengejar Ans dan memeluk tangan nya erat-erat.
Tidak ada lagi percakapan antar keduanya, hingga keduanya menemukan sebuah gubuk ditengah hutan.
"Nona, kita harus bermalam disini. Saya juga adalah salah seorang yang tidak tahu jalan pulang." Ans memberi tahu Grace membuat nya lagi-lagi menganga tidak percaya.
"Ja_ jadi, Tuan juga tersesat?"
Ans mengembangkan senyum lalu memeriksa pintu gubuk ukuran yang diperkirakan tiga kali tiga tersebut.
Hujan pun akhirnya turun menerpa wajah Grace yang masih terpaku memperhatikan Ans, Ia tersentak saat pria itu menariknya masuk kedalam.
Grace memeluk sendiri tubuhnya yang di dudukkan Ans diatas kursi tua. Ruangan itu sangat gelap karena tidak ada percahayaan sama sekali.
Sesekali Grace melirik Ans yang masih mematung di sampingnya.
Ans mengulum senyum Ialu mengulurkan tangannya kearah Grace.
"Panggil aku Ans," ucapnya.
Grace menolak menjabat tangan Ans dan menundukkan wajahnya kearah lain.
"Sa_ saya..." Grace ragu mengatakan identitasnya.
Ans menghela nafas panjang, terlalu lama jika Ia menunggu jawaban dari Grace, Ia kemudian merogoh korek api dari sakunya.
"Tuan merokok?" tanya Grace.
"Tidak, saya hanya ingin mencari sesuatu. Gubuk ini sangat kotor. Pasti tempat ini juga angker," ujar Ans dengan entengnya.
"Apa? jangan menakuti saya, Tuan." Grace bangkit dari duduknya dan mengikuti kemana langkah Ans pergi.
Di dalam kegelapan yang panjang itu, Ans tak menemukan apapun. Ans mencuri pandang kearah wanita disampingnya yang ada di belakang punggung tak jauh darinya. Ia mendengar suara nafas Grace yang tidak beraturan. Ans bisa menebak perempuan itu sangat ketakutan.
"O ya kau belum mengatakan namamu?" tanya Ans lagi tiba-tiba berbalik hingga kepala Grace membentur dada bidangnya.
"Sa_ saya Grace, Tuan," jawabnya kaget.
"Hem, nama yang indah. Aku tertarik melihatmu. Kau tidak takut kepadaku?" kali ini Ans mulai jahil membuat Grace mengkerut.
"Ha? Em, Tuan. Sa_ saya?"
Ans mencengkram kedua pundak Grace lalu mendorong tubuh wanita tersebut merapat ke dinding.
Dag! Dug! Dag! Dug!
Irama jantung semakin kentara menggentarkan dada Grace yang tidak lepas menatap bola mata tajam bagaikan singa dihadapannya.
"Grace, aku tinggal dihutan ini cukup lama. Bahkan tidak pernah menjamah wanita, tapi setelah aku melihatmu, aku tidak bisa menahan keinginanku."
Grace yang tak sanggup mendengar ucapan pria didepannya akhirnya barkaca-kaca. Ia miris jika takdirnya harus bertemu orang-orang yang hendak merampas tubuhnya.
Grace pun menarik baju di bagian dada Ans dan berteriak histeris sebagai bentuk amarahnya.
"Kau pasti bukan manusia, katakan padaku! apa kau jelmaan penghuni hutan ini? Jika memang aku ini sudah tidak ada harganya lakukan saja! perkosa aku sesukamu!"
Keduanya bertukar tatapan, Ans kemudian tertawa nyaring di dalam gelapnya malam tanpa memikirkan jika Grace semakin terhina.
"Apa maksudmu, Tuan? mengapa kamu malah menertawakan perkataanku?" tanya Grace.
Ans mengatupkan bibir, Ia kemudian kembali duduk di tempat semula tanpa memberikan jawaban.
"Grace, bagaimana kau sampai ada disini?" tanya Ans sembari membuka jaket yang melekat di tubuh gagahnya.
"Aku dibuang," jawab Grace singkat.
"Maksudmu?"
"Aku sudah kehilangan kesucian," jawab Grace tanpa malu.
"Kau tau orangnya?"
"Tidak, aku tidak tahu sama sekali."
Grace memilih duduk agak berjauhan dari Ans, Ia harus menjaga jarak karena pemuda itu memang terlihat menyeramkan. Sampai saat ini pun Grace belum tahu bagaimana wajah pria yang terus Ia ikuti sejak tadi.
Setelah pertanyaan terakhir, Ans dan Grace tak lagi saling bicara. Hanya saja pemuda tersebut tidak bisa berhenti memandangi Grace sepanjang malam tanpa ada yang tertidur diantara keduanya.
Keesokan harinya...
Ans dan Grace melanjutkan perjalanan mereka. Sampai matahari sepenggal, mereka belum juga bisa keluar dari hutan belantara tersebut.
Krukuk!
Perut Grace bernyanyi, Ia memegangi perutnya yang perih karena sejak kemaren belum memakan apapun.
Ans rupanya memiliki pendengaran yang tajam dan menyipitkan bola matanya melirik bagian perut Grace mulai berontak.
"Grace, tunggu disini. Aku akan mencari makanan sebentar!"
Entak sejak kapan, Ans sudah jauh dari penglihatan Grace yang tidak sempat memanggilnya.
Grace mengedarkan pandangan kesegala penjuru arah. Hanya ada pohon-pohon besar dan semak belukar di sana.
Grace menenangkan diri dan memilih untuk duduk. Ia berharap Ans tidak bohong dan kembali menemuinya.
Sekitar satu jam seorang diri, Grace mulai gelisah. Ia mengira Ans telah pergi meninggalkan dirinya.
Grace meratap, Ia harus sadar jika Ans bukanlah malaikat yang bisa membantunya kapan saja. Mungkin orang yang dikenalnya itu tak sebaik pemikirannya.
Grace memutuskan pergi, sesekali menoleh kearah hilangnya Ans tapi nyatanya tanda-tanda itu tidak ada.
Grace membulatkan tekatnya untuk pergi dan bisa hidup seorang diri ditempat itu.
Cukup jauh Grace melangkah, terdengar suara aungan dari kejauhan.
Hrrrrrg!
Bulu kuduk Grace seolah berdiri, kali ini pikirannya kalut, Ia tidak akan selamat. binatang buas itu pasti akan melahap habis tubuhnya.
Grace tetap berjalan dan mengalikan pikirannya dari ketakutan.
Hrrrrg!
Suara itu kian mendekat. Ia harus bersiap mati di tangan hewan buas itu.
Benar saja, seekor harimau belang muncul dari rerimbunan di hadapan Grace.
"Ahk...!
Grace tersentak dan jatuh ketanah.
Mata Harimau liar menatap tajam tajam dan taringnya yang panjang membuat Grace tak berkutik ditempatnya. Ia terus menggelengkan kepalanya, berharap harimau buas itu tidak akan memaksanya. Sia-sia harapan tidak sesuai kenyataan.
Harimau itu melompat bringas kearah Grace, yang didera ketakutan dan akhirnya berteriak sambil menutup matanya.
Dor! Dor!
Grace tidak merasakan apa-apa, Ia hanya mendengar dentumam yang sangat keras berulang-ulang.
Grace memberanikan diri membuka mata dan melihat Harimau itu telah terkapar.
Ia langsung tersenyum saat melihat Ans sudah berdiri tak jauh dari Harimau yang sudah tidak bernyawa tersebut.
Grace segera bangkit dan berlari memeluk Ans.
"Tuan, terima kasih Tuan. Aku pikir Tuan tidak akan menemui aku lagi?"
Ans berubah semakin dingin, Ia menunjukkan rasa kecewanya pada Grace.
"Seharusnya kau dengarkan ucapanku. Tempat ini tidaklah baik untuk keselamatanmu. Ini daerah terlarang Grace. Jika aku tidak melihatmu masuk kearah sini. Kau pasti sudah mati."
Grace Menunduk malu menyadari tindakannya.
"Maaf, Tuan."
"Tidak masalah, ayo kita keluar dari sini." Grace tidak membantah dan menurut. Grace tidak mau melepaskan tangan Ans sampai berhenti.
Setelah sampai ditempat yang aman, Ans menyerahkan beberapa buah pisang dari dalam tas ransel miliknya.
"Makanlah, kau pasti sangat kelaparan!"
"Terimakasih, Tuan. Jika Tuan tidak ada, aku tidak tahu bagaimana nasibku tadi."
"Ini tidak gratis, Grace. Kau akan membayar mahal semua ini nanti," kata Ans yang menatap Grace tanpa ekspresi.
Pemuda itu beralih melihat seekor kelinci. Ia mempersiapkan senjatanya untuk membidik seekor kelinci buruan untuk santapan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
🦋⃟💎⃞⃟𝘼𝙇𝚏𝚒𝐞𝐞𝐫𝐚.༄㉿ᶻ⋆ ❤
ikut aja grace....
2022-06-15
1
"SAYANGKU"😘
dihutan mau bayar pakai apa ❓
2022-04-10
4
BANG Jo GANTENG🤭
Semangat
2022-04-10
3