Kepergian orang-orang asing tersebut, tak luput dari pendengaran yang tajam dari keduanya.
Pemuda itu mengerutkan dahi sambil menatap kearah Grace yang masih menahan tubuh gagahnya. Grace merasa takut, tatapan pemuda itu sangat ****** dam mengerikan.
Grace tak mau sampai pemuda itu mencari kesempatan saat mereka hanya berdua di hutan itu. Ia sudah cukup jijik akan kejadian malam yang berpijar di otaknya.
Grace mendorong dada pemuda diatasnya dan segera bangkit. Grace memasang wajah berani. Ia tidak ingin jika ketakutannya membuat pemuda itu bersikap kurang ajar.
Pemuda itu mengusap mulutnya dan balas memandang kearah Grace penuh keheranan.
"Kenapa tidak minta maaf?" seru pemuda itu, dingin.
Grace merasa gemetar, Ia segera melangkah pergi untuk menghindar namun pemuda itu menahan lengannya.
"Tunggu, aku tidak akan melepaskanmu sebelum kamu meminta maaf," kata pemuda itu tapi Grace menarik tangannya segera.
"Aku buru-buru," kilah Grace. Grace hendak pergi lagi tapi pemuda itu tidak tinggal diam.
"Jika kamu pergi, aku akan membuatmu menyesal," ujar pemuda itu mengancam.
Mendengar ucapan pemuda itu, tentu Grace tak berani membantah. Ia terpaksa menghentikan langkah kaki yang hendak mengayun ketanah.
"Maaf..." kata Grace.
Pemuda itu menghampiri Grace dan berdiri sejajar. "Kau tahu cara kita naik keatas?" tanyanya seraya mendongak keatas tebing.
Grace menggeleng, meski tidak terlalu tinggi namun sudah pasti sulit medannya.
"Tunggu disini, aku akan naik lebih dulu untuk mengambil tambang di dalam ranselku," pesan pemuda itu.
Grace hanya mengangguk dalam ketakutan.
Susah payah, Pemuda itu memanjat akhirnya Ia sampai di atas dan memeriksa situasi terlebih dahulu Ialu bergegas membuka sleting ransel dan mengambil benda yang Ia butuhkan untuk Ia ulurkan kearah Grace.
"Pegang yang erat, jika tidak aku akan meninggalkanmu disini," teriak Pemuda itu.
Grace menurut, bagaimana pun juga tempat itu sangat seram. Ia tidak sudi mati sia-sia jika pemuda itu mengabaikan dirinya.
Perjuangan lelah dan panjang, akhirnya Pemuda itu berhasil membantu Grace keatas.
Pemuda itu menggulung tali yang di pergunakannya untuk Grace. Namun saat berbalik, Pemuda itu menyadari jika Grace telah menghilang.
"Ahk, sial! Kemana wanita itu pergi? apa dia bukan manusia?" umpat pemuda itu kesal.
Ya, Dia adalah Ans seorang pemuda pemburu hewan liar di hutan. Hobi nya sejak kecil Ia lakukan tanpa dapat di cegah oleh siapa pun.
Pemuda itu bertubuh tinggi, tegap dan berotot perfek. Bisa dibilang wajahnya agak ke Indoan. Ketampanan Hakiki juga melekat dalam diri seorang Ans.
Grace terus melangkah cepat dan sesekali menoleh kebelakang. Ia takut jika pemuda itu sampai menyentuh tubuhnya.
Nafas yang kian berat tidak terkendali sedangkan air matanya tercurah bagaikan hujan dimusim semi.
"Aku dimana sekarang, kenapa aku bisa disini?"
Grace terisak-isak tanpa menyadari kalau dirinya lagi-lagi menabrak seorang pemuda
"Aw....!" Grace meringis karena dadanya terbentur tubuh orang di depannya.
"Apa matamu tidak kau gunakan? kau sangat ceroboh, Nona?" ujar Ans yang berdiri santai melempar beberapa bungkus biji permen di dalam tangannya.
Grace terkejut, kedua bola matanya membulat melihat siapa lagi orang yang sudah mencegah langkahnya.
"Ka_ Kau! Kau penghuni hutan ini ya?" Grace mengatupkan giginya, Ia tidak akan lagi mengalami hal serupa. Lekas Grace meraih ranting di dekatnya lalu Ia jadikan senjata untuk melindungi diri.
Ans terkekeh, Ia hanya menganggap itu sebuah lelucon yang sama sekali tidak ada artinya.
Ans adalah orang cerdas, mudah baginya menghalau Grace jika Ia mau. Ans mengangkat sebelah alisnya dan mendekat kearah Grace. Grace yang sudah memegang ranting tak bisa menyembunyikan rasa takutnya. Ia pun berjalan mundur mengikuti irama kaki Ans.
Saat Ia makin terpojok di sebuah kayu, Grace mengatungkan lagi kayu ranting di tangannya.
"Berhenti! jangan dekati aku!" gertak Grace, Ia berharap pemuda itu akan menghentikan perlakuannya. Nyatanya Ans mengambil alih ranting dengan tenangnya.
"Senjata apa ini, Nona? bahkan seekor kodok pun tidak akan mati jika engkau memukulnya sekuat tenaga," ujar Ans mengejek.
Grace melotot, Ia kembali memandang benci. Baginya kaum lelaki adalah pria biadab.
"Tutup mulutmu, orang aneh! Kau adalah seorang lelaki menjijikan, yang mirip dengan cacing," balas Grace yang tidak mau kalah.
Ans tersenyum, Ia mengagumi sosok perempuan itu.
"Kau pasti bidadari yang tersesat ya, apa selendangmu hilang," goda Ans lepas.
"Heh...!" Grace berdecak.
"Kau pikir, kau adalah seorang pangeran jelmaan Jaka Tarub, Ha? kau pasti Genderuwo yang menyamar kan?"
Ans menghimpit Grace hingga terkungkung di batang pohon.
Ans mengedipkan sebelah matanya.
"Kalau Iya, kenapa? kau takut denganku?"
Grace mengernyitkan dahi. Kali ini pikiran Grace tidak akan salah pemuda itu pasti hendak mesum pada dirinya.
Ciih!
Grace meludahi wajah pria itu sebelum yang Ia takutkan benar-benar terjadi.
"Dasar iblis! pergi kau dari sini!" Grace melotot menatap Ans.
Ans terhina lalu mengusap wajahnya. Ia kemudian mendorong Grace jatuh ketanah secara kasar.
"Aw....!" Grace memekik.
Tak disangka, Ans ternyata tengah menyelamatkan dirinya dari seekor ular dan membidik ular kobra hitam yang hampir menggigit kaki Grace.
Grace jadi bersalah, Ia tidak menyangka jika pemuda itu berhati mulia. Grace mengulum bibir bawahnya. Ia sudah lancang terhadap Ans.
Setelah ular mati, Ans berubah dingin dan hendak pergi tapi kali ini Grace yang mencegah.
"Aku ingin ikut!" kata Grace.
Grace bangkit dari posisinya dan memegangi pemuda yang masih belum Ia lihat wajahnya itu.
"Bawa aku, Tuan. Aku tidak punya tujuan lain. Hutan ini terlalu lebat jika aku sendiri." Grace memelas pada pemuda yang sudah dihinanya.
Ans kembali tersenyum, Ia punya ide untuk membuat Grace menyadari kesalahannya.
"Kau boleh ikut, tapi dengan satu syarat?" tukas Ans.
"Apa itu? saya akan lakukan asalkan saya di lindungi, Tuan?"
Kali ini Grace pasrah, jika pemuda itu akan membunuhnya sekali pun. Ia sudah kehilangan semuanya dan baginya hidupnya sudah tidak berarti lagi.
"Aku ingin kau mencium wajahku yang sudah kau ludahi dengan air liurmu tadi," jawab Ans.
Grace menunduk bingung, lalu kemudian Ia menurut.
"Baiklah, saya akan lakukan, Tuan," kata Grace.
"Oke, sekarang tutup matamu. Aku tidak ingin kau melihat sedikit pun," pinta Ans.
Grace mengangguk, yang ada dalam pikiran Grace, Ia hanya ingin selamat dari tempat mengerikan itu.
Grace menutup matanya, Ia mulai berjijit untuk melakukan permintaan Ans.
Ans puas, Ia akan mendapat ciuman gratis dari seorang gadis yang sangat cantik yang sudah memakinya sejak tadi.
Ans membuka topeng di wajahnya. Ans yang tidak sabar langsung meraup bibir Grace hingga ciuman panas tercipta.
Grace tidak menolak, Ia pikir baginya tubuhnya sudah kotor. Ia tidak pantas lagi menjadi perempuan yang disebut baik.
Seribu sumur pun tak akan mampu membersihkan tubuhnya dari perbuatan tercela.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
🦋⃟💎⃞⃟𝘼𝙇𝚏𝚒𝐞𝐞𝐫𝐚.༄㉿ᶻ⋆ ❤
sambung episod ni thorr
2022-06-15
1
Tyara Lantobelo Simal
Astaga aku sampai tertinggal di setiap cerita mu..
Aku Like dulu dan fav...ntar baca pelan pelan pelan ya
2022-04-17
4
"SAYANGKU"😘
dihutan,,, hiii sereemmm
2022-04-10
4