Episode 4 Menjalankan Rencana

Usai pertemuan itu, 5 sekawan itu langsung pada mempersiapkan diri sebelum pembacaan surat wasiat itu. Namun pertama-tama harus Arya dulu memang sebelum yang lain bergerak. Karena Arya yang mengurus berkas. Karena dari berkas itu lah dimulai drama mereka. Berkas itu sejatinya sudah siap. Hanya tinggal ditambahkan keterangan lagi saja setelah ketemu Wati dan Bimo.

Di ruangan kerja, Arya mengetik di depan komputer. Nggak lama di printnya, dan di staplesnya menjadi dua bagian. Lalu di masukkannya ke amplop cokelat, dan di tulisnya alamat. Lalu dia keluar dari ruangan menyuruh sekretarisnya untuk mengirim berkas tersebut. Sekarang aksi selanjutnya berada di tangan ke empat orang itu.

Setelah menerima berkas, kemudian ke empat orang itu beraksi. Mami Putri memutuskan untuk bicara hanya ke saudara-saudaranya saja. Karena biar nanti saudara-saudaranya saja yang jadi perpanjangan tangannya ke sepupu-sepupu anaknya.

Tahap selanjutnya masuk ke anak-anak mereka. Ke dua tokoh utama akan diberi tahu terakhir. Mereka harus bicara dulu ke saudara kandung ke dua tokoh tersebut.

Kemudian beberapa hari berikutnya, di kediaman orang tua Ken.

Dodi memarkirkan mobilnya setiba di rumah mertuanya. Sebaik mobil sudah terparkir, Asri membuka pintu langsung keluar dari mobil. Sungguh, dia cemas sekali. Dodi bergegas menyusul di belakang.

Hari ini mereka disuruh datang ke rumah orang tua Asri. Katanya ada hal penting. Sepulang kerja, Dodi menjemput istrinya di rumah usai diberi tahu. Lalu setelah itu meluncur ke sini.

“Akhirnya kalian sampai,” sapa orang tua Ken.

“Malam Bu, Pak,” sapa Dodi.

“Ada apa Ibu dan Bapak manggil, Asri? Ada hal penting apa, mau dibicarain?”

Belum sempat orang tuanya membalas sapaan Dodi. Asri memotong dengan nada gak sabaran.

Sepanjang jalan menuju ke sini dia gelisah sekali. Takut orang tuanya ada apa-apa. Maklum, orang tuanya tinggal berduaan. Anak mana yang nggak cemas dengar orang tua bilang begitu. Di mobil pun, Dodi sampai terus menenangkan istrinya. Karena duduk terus gak tenang.

“Apa Ibu, Bapak, sakit? Atau, usaha Bapak bangkrut? Atau Ibu dan Bapak, lagi tertimpa masalah?” lanjutnya memberondong pertanyaan.

Bapaknya mengerutkan kening. Karena anaknya sampai berpikir jauh. Orang tuanya memiliki usaha di bidang jasa tour & travel, dan memiliki banyak cabang.

“Nggak."

“Kita bicara nanti saja. Lebih baik kita makan dulu," ucap ibunya.

Karena mantunya sepulang kerja langsung menjemput istrinya dan ke sini. Berhubung ini sudah malam, dan sudah waktunya makan malam. Jadi ibu tua itu menyiapkan makanan untuk mereka semua.

Lalu sesudah makan, bapak Asri yang angkat bicara perihal kenapa mereka dipanggil ke sini. Asri dan Dodi mendengarkan dengan muka pada melongo. Rupanya tak sesuai apa yang mereka kira. 

“Hah! Ini serius, Pak?!” respon Asri memekik, dengan nada nggak percaya.

“Iya, masa Bapak bohong.”

“Lantas, nanti kalau Mas Ken nggak terima, gimana?”

“Makanya pakai surat wasiat. Biar masmu nggak berkutik."

“Lagian kan, kamu tahu sendiri Sri Masmu itu sudah lama nggak ada gandengan sejak pacarnya si Winda kecelakaan,” tambah ibunya.

“Iya sih! Asri juga sedih lihat Mas Ken begitu. Kelamaan banget berdukanya.”

“Nah! Makanya Ibu dan Bapak buat begini.”

“Asri sih setuju-setuju saja. Tapi masalahnya, anak yang dijodohkan Mas Ken itu masih kecil loh! Apa nggak ada calon lain?”

“Sebenarnya Ibu dan Bapak merencanakan ini sudah beberapa bulan lalu. Tapi baru ini dapat yang cocok. Lagian, kamu kira nyari cewek buat masmu gampang, apa? Kan Ibu, Bapak, harus cari yang bagus bibit, bebet, dan bobotnya. Dan kebetulan orang tua anak itu kan kita kenal. Jadi ya sudah, cocok untuk Mas Ken."

“Berarti nanti Asri manggil anak itu, apa?”

“Iya, Mbak. Kamu juga Dod, panggil anak itu Mbak," ucap bapak Ken, memperingatkan juga ke mantunya.

"Iya, Pak," angguk Dodi.

“Hah?! Anak itu beda 11 tahun loh sama Asri,” protes Asri. Asri umur 28 tahun.

“Terus kamu mau manggil dia, apa? Putri, gitu?” balas bapaknya.

“Ya, Putri aja. Kan belum tentu juga nikah sama Mas Ken.”

“Loh! Kan nantinya nikah. Gimana sih kamu, Sri." Ibunya mengingatkan.

“Iya, Asri tahu. Tapi siapa tahu, ditengah jalan nanti mereka ada terjadi masalah.”

“Loh! Kok kamu doain ya?'

“Bukan, gitu... Hanya saja, Asri..."

“Ya sudah lah, Sayang... Gara-gara panggilan saja, kamu protes. Lagian, kalau nanti Mas Ken sampai jatuh cinta sama anak itu. Malah nanti kita lagi yang dimarahin Mas Ken." Dodi mengingatkan ke istrinya.

“Iya sih! Maaf Bu, Pak. Asri tadi begitu karena terlalu muda saja calon Mas Ken. Jadi Asri agak gimana gitu...”

“Yahhh... Pertama-tama memang kamu pasti canggung. Nanti juga kamu terbiasa,” ujar bapaknya.

“Ya udah, atur gimana baiknya Bapak dan Ibu aja. Asri ikut aja.”

Selesai sudah pembicaraan orang tua Ken dengan anak bontot mereka. Sekarang masuk ke cerita kakak-kakak Putri.

Bobi, dan Sisil, pagi-pagi di suruh datang ke rumah orang tua mereka. Sebenarnya orang tua mereka begitu biar pembicaraan mereka tidak didengar Putri. Karena memang jam segitu Putri lagi sekolah.

Bobi yang seharusnya dari rumah langsung ke kantor. Terpaksa ijin telat demi memenuhi panggilan orang tuanya. Kalau Sisil mah gampang, dia nggak kerja. Rumahnya juga dekat dari rumah orang tuanya. Malah hampir tiap hari dia mampir. Sebab suaminya kerja di pelayaran. Jadi beberapa bulan baru pulang. Karena kesepian dia jadi sering main ke sana.

Bobi memarkirkan mobilnya dan turun. Sisil menegur kebetulan juga dia baru tiba. Lalu bersama-sama mereka masuk ke dalam. Di ruang keluarga orang tua mereka menyambut.

“Loh! Bareng?” Mami mereka terpana.

“Nggak. Kebetulan aja kita ketemu di depan," jawab dua orang itu.

“Oo...”

“Ya sudah! Ayo, kalian duduk. Papi dan Mami mau bicara.” Papi mereka sudah nggak sabaran.

“Ada apa, Pi? Mi?” tanya Bobi, sembari menempatkan pantatnya ke sofa.

“Iya, ada apa pagi-pagi nyuruh kita datang?” Sisil turut menyusul duduk.

“Begini... Bla bla bla....”

Papi mereka menjelaskan tentang niat mereka. Diikuti mami mereka kadang memberi tambahan disela suaminya bicara.

“HAH!!!” respon mereka, dengan ekspresi nggak percaya.

“Nggak salah, Pi? Mi?” lanjut Bobi.

“Iya, Pi? Mi?” tambah Sisil.

“Ya, nggak salah. Itu yang Papi dan Mami mau bicarakan," ucap papi mereka.

“Kirain ada apa, tahunya lebih dari yang Bobi duga.”

“Iya, kirain ada masalah apa. Apa penyakit Mami kambuh. Atau Papi, Mami, ada ketimpa musibah. Atau juga, usaha Papi ada masalah gitu... Tahunya...,” geleng Sisil.

Orang tua mereka punya usaha. Mami mereka punya penyakit darah tinggi, dan beberapa kali pernah dirawat.

“Orang Mami sehat-sehat saja. Buktinya ngobrol di sini sama kalian," ucap mami mereka.

“Terus gimana?” tanya papi mereka, untuk pendapat mereka.

“Putri masih kecil loh Pi, Mi." Bobi mengingatkan.

“Iya. Masa, masih kecil udah dijodohkan. Kasihan Putri dong Pi, Mi. Masa remaja Putri nanti terenggut." Sisil menimpali.

“Jadi kalian nggak setuju, gitu?”

“Bukan, gitu..." Bobi jadi bingung mau bicara.

"Iya, hanya saja..." Begitu pula Sisil.

“Kesempatan gak datang dua kali. Saat ini Putri lagi dapat kesempatan emas. Dapat jodoh dengan masa depan cerah. Dari pada nanti Putri dewasa dapat jodoh nggak jelas. Kita kan gak tahu nanti gimana nasib Putri ke depan. Sekarang yang jelas-jelas saja lah...,” ujar papi mereka.

Bobi dan Sisil terdiam. Mereka sudah berumah tangga. Sudah punya anak. Sebagai orang tua, tentu mereka paham apa yang dipikirkan orang tua mereka. Orang tua selalu ingin yang terbaik buat anak. Kadang anak suka menantang. Tapi nanti baru sadar pas tahu salah menentukan pilihan. Ternyata pilihan orang tua terbaik. Tentu karena orang tua sudah makan pahit manis kehidupan.

“Orang dengan modal cinta. Belum tentu sudah nikah nanti bahagia. Kalian tahu sendiri kan, gimana peliknya berumah tangga. Kalau udah urusan perut, bisa-bisa berantem!” tambah mami mereka.

“Jadi gimana, Bobi? Sisil?" tanya papi mereka, karena dua anak itu diam.

“Yahhh... Atur gimana baiknya Papi dan Mami aja deh!” tandas Bobi.

“Iya, Sisil ikutan juga.”

“Tapi kalian harus bantu Papi, Mami ya. Untuk rayu Putri. Kan kalian tahu sendiri anak itu kayak gimana," ujar mami mereka.

“Mas Bobi aja yang ngomong. Kalau sama Sisil mah Putri ngelawan.”

Di keluarga itu hanya Bobi yang ditakutkan Putri. Mungkin karena kakak tertua.

“Ya, kamu juga harus bantuin Mas dong, Sil. Biar Putri benar-benar bisa kemakan rayuan Mas."

“Oo... Gitu. Ya udah deh! Eh, tapi ngomong-ngomong Mi, Pi. Itu kan, berupa wasiat. Kenapa kita harus bantu ngomong? Kan Putri tinggal baca aja."

Sisil setelah menanggapi omongan kakaknya, dia bicara ke orang tuanya. Karena dia baru engeh.

“Ah, kamu ini... Masa, gak paham? Putri itu kan masih kecil. Pikirannya masih belum nyampai kalau diajak ngomong serius. Jadi kalian harus bantu Papi, Mami. Biar anak itu cepat paham. Yahhh... Selain itu, kalau anak itu mencak-mencak. Kalian juga bantu nenangin," ujar papi mereka.

Terpopuler

Comments

Iklima kasi💕

Iklima kasi💕

bener2 konspirasi yg besar,,tp syukaaaaaa😆

2020-09-02

1

Zhia

Zhia

next

2020-08-08

0

kasurku istanaku

kasurku istanaku

niat bener dah ortunya

2020-06-13

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Menuju Detik-Detik Pembacaan Wasiat
2 Episode 2 Pertunangan ABG Dan Om-Om
3 Episode 3 Pertemuan 5 Sekawan
4 Episode 4 Menjalankan Rencana
5 Episode 5 Pemberitahuan Dua Tokoh Utama
6 Episode 6 Putri Datang
7 Episode 7 Hari Ini Putri Tinggal
8 Episode 8 Cepat Naik!
9 Episode 9 Pesaing Muncul
10 Episode 10 Di Peluk Tangan Kecil
11 Episode 11 Ke Mall 1
12 Episode 12 Ke Mall 2
13 Episode 13 Ke Mall 3
14 Episode 14 Si Kencur Ke Markas
15 Episode 15 Ngerusuh
16 Boy Menghubungi
17 Episode 17 Dimarahi
18 Episode 18 Kedatangan Orang Tua Putri
19 Episode 19 Sosok Tersembunyi
20 Episode 20 Si Kencur Berhasil Kabur
21 Episode 21 Tangisan Si Kecil
22 Episode 22 Apa?
23 Episode 23 Didatangin Om Kendi
24 Episode 24 Sekolah Heboh
25 Episode 25 Banyak Maunya
26 Episode 26 Takdir Baby Sitter
27 Episode 27 Si Kencur Ketemu Gebetan
28 Episode 28 Demi Kata 'Maaf'
29 Episode 29 Bermesraan Dengan Gadis Kecil
30 Episode 30 Pria Gagah Bertanduk
31 Episode 31 Hari Sabtu Tiba
32 Episode 32 Si Kencur Bicara
33 Episode 33 Dua Kencur Ketemu Jenglot
34 Episode 34 Jenglot Dibuat Pusing Kencur 2
35 Episode 35 Kencur Melawan
36 Episode 36 Putri Tidak Pulang
37 Episode 37 Motor Balap? Oke!
38 Episode 38 Suatu Saat
39 Episode 39 Siapa Ini?
40 Episode 40 Sabtu Dua Orang Itu Ikut
41 Episode 41 Villa 1
42 Episode 42 Villa 2
43 Episode 43 Villa 3
44 Episode 44 Villa 4
45 Episode 45 Villa 5
46 PENGUMUMAN
47 Episode 46 Villa 6
48 Episode 47 Villa 7
49 Episode 48 Pulang
50 Episode 49 Pirang Menyusun Rencana
51 Episode 50 Pirang Masam
52 Episode 51 Kencur Dibuat Kesal
53 Episode 52 Ke Rumah Dinas
54 Episode 53 Sayang Putri
55 Episide 54 Berduan Di Halte
56 Episide 55 Pergi Ke Acara
57 Episode 56 HUT TNI AU
58 Episode 57 Ke Sana Lagi
59 Episode 58 Pergi Dari Rumah
60 Episode 59 Atas Nama Sahabat
61 Episode 60 Masa Lalu Ken
62 Episode 61 I Love You
63 Episode 62 Jadian
64 Episode 63 Menemani Pujaan
65 Episode 64 Ke Tempat Peristirahatan
66 Episode 65 Menyimpan Menjadi Kenangan
67 Episode 66 Mas?
68 Episode 67 Berciuman
69 Episode 68 Saling Lempar-Lemparan
70 Episode 69 Meminta Datang
71 Episode 70 Tetap Bersahabat
72 Episode 71 Dua Kencur Kelahi
73 Episode 72 Kencur Berangkat Sidak
74 Episode 73 Ngambek
75 Episode 74 Masih Ngambek
76 Episode 75 Bucin Ken Kambuh
77 Episode 76 Boy Murka
78 Episode 77 Boy Mulai Beraksi
79 Episode 78 Kencur 2 Ketemu Boy
80 Episode 79 Urusan Info Selesai
81 Episode 80 'Kendi'
82 Episode 81 Ngapel
83 Episode 82 Sudah Berubah
84 Episode 83 Kembali Ke Jari Manis
85 Episode 84 Kejutan Extra
86 Episode 85 Berangkat Ke Markas
87 Episode 86 Resiko Memiliki Suami Tentara
88 Episode 87 Jenglot Ketemu Musuh Bebuyutan
89 Episode 88 Kencur 2 Menjambu
90 Episode 89 Bersiap Menuju Pelaminan
91 Episode 90 Pedang Pora
92 Episode 91 Oh... Mona...
93 Episode 92 Honeymoon 1
94 Episode 93 Honeymoon 2
95 Episode 94 Honeymoon 3
96 Episode 95 Geng Tipu-Tipu Is Back!
97 Episode 96 Jenglot Diantara Dua Wanita
98 Episode 97 Digerek Ke Galeri
99 Episode 98 Dua Belia & Dua Om-Om part 1
100 Episode 99 Dua Belia & Dua Om-Om part 2
101 Episode 100 "MIMIII...!!!"
102 Episode 101 Orang Tua Ken Mulai Beraksi
103 Episode 102 Bantu Bapak
104 Episode 103 Akhirnya...
105 Episode 104 Memang Kenapa?
106 Episode 105 Geng Motor
107 Episode 106 Belajar Mengerti
108 Episode 107 Bisa Kamu Ulangi Lagi?
109 Episode 108 Geng Motor Ketemu Duo Itik
110 Episode 109 Curhatan Masih Kencur
111 Episide 110 Perjanjian
112 Episode 111 Quality Time
113 Episode 112 Ya! Lebih Baik Dicintai
114 Episode 113 Elo Sayang Gue Nggak?
115 Episode 114 Kemana Anak Ini?
116 Episode 115 Terkejut Bukan Kepalang
117 Episode 116 Tetap Akan Keputusan
118 Episode 117 Asri Datang
119 Episode 118 Belajar Mengurus Anak?
120 Episode 119 Misi Terifikasi
121 Episode 220 Kenapa Nih Mimi?
122 Episode 221 Mengulang MP
123 Episode 122 Kabar Baik Kabar Buruk
124 Episode 123 Mimi Menyukai Mas Awang
125 Episode 124 Positif
126 Episode 125 Hari Baik Akan Berbuah Malapetaka
127 Episode 126 Bubar Semua Acara
128 Episode 127 Berhasil Memerangkap Target Utama
129 Episode 128 Menemukan Lokasi
130 Episode 129 Penyelamatan Berakhir Nelangsa
131 Episode 130 Kandas
132 Episode 131 Dibalik Petaka, Ada Yang Berbunga
133 Episode 132 Surat Cinta
134 Episode 133 Hero
135 PRAKATA DARI AUTHOR
136 Episode 134 Gadis Ken Sudah Besar
137 Bonus Part 1/3
138 Bonus Part 2/3
139 Bonus Part 3/3
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Episode 1 Menuju Detik-Detik Pembacaan Wasiat
2
Episode 2 Pertunangan ABG Dan Om-Om
3
Episode 3 Pertemuan 5 Sekawan
4
Episode 4 Menjalankan Rencana
5
Episode 5 Pemberitahuan Dua Tokoh Utama
6
Episode 6 Putri Datang
7
Episode 7 Hari Ini Putri Tinggal
8
Episode 8 Cepat Naik!
9
Episode 9 Pesaing Muncul
10
Episode 10 Di Peluk Tangan Kecil
11
Episode 11 Ke Mall 1
12
Episode 12 Ke Mall 2
13
Episode 13 Ke Mall 3
14
Episode 14 Si Kencur Ke Markas
15
Episode 15 Ngerusuh
16
Boy Menghubungi
17
Episode 17 Dimarahi
18
Episode 18 Kedatangan Orang Tua Putri
19
Episode 19 Sosok Tersembunyi
20
Episode 20 Si Kencur Berhasil Kabur
21
Episode 21 Tangisan Si Kecil
22
Episode 22 Apa?
23
Episode 23 Didatangin Om Kendi
24
Episode 24 Sekolah Heboh
25
Episode 25 Banyak Maunya
26
Episode 26 Takdir Baby Sitter
27
Episode 27 Si Kencur Ketemu Gebetan
28
Episode 28 Demi Kata 'Maaf'
29
Episode 29 Bermesraan Dengan Gadis Kecil
30
Episode 30 Pria Gagah Bertanduk
31
Episode 31 Hari Sabtu Tiba
32
Episode 32 Si Kencur Bicara
33
Episode 33 Dua Kencur Ketemu Jenglot
34
Episode 34 Jenglot Dibuat Pusing Kencur 2
35
Episode 35 Kencur Melawan
36
Episode 36 Putri Tidak Pulang
37
Episode 37 Motor Balap? Oke!
38
Episode 38 Suatu Saat
39
Episode 39 Siapa Ini?
40
Episode 40 Sabtu Dua Orang Itu Ikut
41
Episode 41 Villa 1
42
Episode 42 Villa 2
43
Episode 43 Villa 3
44
Episode 44 Villa 4
45
Episode 45 Villa 5
46
PENGUMUMAN
47
Episode 46 Villa 6
48
Episode 47 Villa 7
49
Episode 48 Pulang
50
Episode 49 Pirang Menyusun Rencana
51
Episode 50 Pirang Masam
52
Episode 51 Kencur Dibuat Kesal
53
Episode 52 Ke Rumah Dinas
54
Episode 53 Sayang Putri
55
Episide 54 Berduan Di Halte
56
Episide 55 Pergi Ke Acara
57
Episode 56 HUT TNI AU
58
Episode 57 Ke Sana Lagi
59
Episode 58 Pergi Dari Rumah
60
Episode 59 Atas Nama Sahabat
61
Episode 60 Masa Lalu Ken
62
Episode 61 I Love You
63
Episode 62 Jadian
64
Episode 63 Menemani Pujaan
65
Episode 64 Ke Tempat Peristirahatan
66
Episode 65 Menyimpan Menjadi Kenangan
67
Episode 66 Mas?
68
Episode 67 Berciuman
69
Episode 68 Saling Lempar-Lemparan
70
Episode 69 Meminta Datang
71
Episode 70 Tetap Bersahabat
72
Episode 71 Dua Kencur Kelahi
73
Episode 72 Kencur Berangkat Sidak
74
Episode 73 Ngambek
75
Episode 74 Masih Ngambek
76
Episode 75 Bucin Ken Kambuh
77
Episode 76 Boy Murka
78
Episode 77 Boy Mulai Beraksi
79
Episode 78 Kencur 2 Ketemu Boy
80
Episode 79 Urusan Info Selesai
81
Episode 80 'Kendi'
82
Episode 81 Ngapel
83
Episode 82 Sudah Berubah
84
Episode 83 Kembali Ke Jari Manis
85
Episode 84 Kejutan Extra
86
Episode 85 Berangkat Ke Markas
87
Episode 86 Resiko Memiliki Suami Tentara
88
Episode 87 Jenglot Ketemu Musuh Bebuyutan
89
Episode 88 Kencur 2 Menjambu
90
Episode 89 Bersiap Menuju Pelaminan
91
Episode 90 Pedang Pora
92
Episode 91 Oh... Mona...
93
Episode 92 Honeymoon 1
94
Episode 93 Honeymoon 2
95
Episode 94 Honeymoon 3
96
Episode 95 Geng Tipu-Tipu Is Back!
97
Episode 96 Jenglot Diantara Dua Wanita
98
Episode 97 Digerek Ke Galeri
99
Episode 98 Dua Belia & Dua Om-Om part 1
100
Episode 99 Dua Belia & Dua Om-Om part 2
101
Episode 100 "MIMIII...!!!"
102
Episode 101 Orang Tua Ken Mulai Beraksi
103
Episode 102 Bantu Bapak
104
Episode 103 Akhirnya...
105
Episode 104 Memang Kenapa?
106
Episode 105 Geng Motor
107
Episode 106 Belajar Mengerti
108
Episode 107 Bisa Kamu Ulangi Lagi?
109
Episode 108 Geng Motor Ketemu Duo Itik
110
Episode 109 Curhatan Masih Kencur
111
Episide 110 Perjanjian
112
Episode 111 Quality Time
113
Episode 112 Ya! Lebih Baik Dicintai
114
Episode 113 Elo Sayang Gue Nggak?
115
Episode 114 Kemana Anak Ini?
116
Episode 115 Terkejut Bukan Kepalang
117
Episode 116 Tetap Akan Keputusan
118
Episode 117 Asri Datang
119
Episode 118 Belajar Mengurus Anak?
120
Episode 119 Misi Terifikasi
121
Episode 220 Kenapa Nih Mimi?
122
Episode 221 Mengulang MP
123
Episode 122 Kabar Baik Kabar Buruk
124
Episode 123 Mimi Menyukai Mas Awang
125
Episode 124 Positif
126
Episode 125 Hari Baik Akan Berbuah Malapetaka
127
Episode 126 Bubar Semua Acara
128
Episode 127 Berhasil Memerangkap Target Utama
129
Episode 128 Menemukan Lokasi
130
Episode 129 Penyelamatan Berakhir Nelangsa
131
Episode 130 Kandas
132
Episode 131 Dibalik Petaka, Ada Yang Berbunga
133
Episode 132 Surat Cinta
134
Episode 133 Hero
135
PRAKATA DARI AUTHOR
136
Episode 134 Gadis Ken Sudah Besar
137
Bonus Part 1/3
138
Bonus Part 2/3
139
Bonus Part 3/3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!