Cinderella Ken
Biar ada gambaran jalan ceritanya, yuk kita kenalan dulu sama para tokohnya...
Pemeran Utama Pria : Kenadi Kusnadi alias Ken (Berpangkat Letnan Satu PNB dari Kesatuan Angkatan Udara skuadron pesawat tempur, dan calon suami Putri lewat wasiat palsu).
Pemeran Utama Wanita : Putri Amelia alias Putri (ABG umur 17 tahun, dan calon istri Ken lewat wasiat palsu).
Pemeran Kedua Pria : Boy (Ketua OSIS, dan teman sekolah Putri, juga jatuh cinta sama Putri).
Pemeran Kedua Wanita : Mona (Sahabat Ken, dan diam-diam suka sama Ken).
Pemeran Pendukung :
Mimi (Sahabat Putri).
Awang (Sahabat Ken).
Bapak Ken.
Ibu Ken.
Papi Putri.
Mami Putri.
Arya (Seorang pengacara, dan teman sekolah orang tua Ken dan Putri, juga anggota pembuat wasiat palsu).
Asri (Adik Ken).
Dodi (Suami Asri).
Bobi (Kakak pertama Putri).
Sisil (Kakak kedua Putri).
Komandan Ken.
Aryo (Rekan kerja Ken di ruangan).
Budi (Rekan kerja Ken di ruangan).
Pemeran Figuran :
Winda (Kekasih Ken yang telah tiada).
Ayu (Anak dari Asri dan Dodi, alias keponakan Ken).
Baby sitter Ayu.
Teman sekolah orang tua Ken dan Putri (Waktu acara temu kangen).
Pengunjung restoran (Markas 5 sekawan).
Teman-teman sekolah Putri.
Guru-guru sekolah Putri.
Seorang guru Putri yang killer.
Pak Satpam sekolah Putri.
Orang tua Mimi.
Kakak Mimi.
Mas Dio (Karyawan Awang).
Karyawan Awang yang lain.
Bu Kesya (Pelanggan lukisan Awang).
Karyawan Mona di boutique.
Seorang karyawan Mona yang mengantar berkas.
Seorang karyawan Mona yang mengambil shopping bag.
Kasir mini market di daerah rumah orang tua Ken.
Bu Setyo (Tetangga orang tua Ken, dan yang ketemu Ken dan Putri di mini market).
Bu Ajeng (Tetangga orang tua Ken, dan yang bereng ibu Ken ke PKK RW sebelah).
Ibu-ibu PKK dari RW ibu Ken & RW sebelah.
Staff kelurahan.
Para tetangga orang tua Ken.
Abang bakso keliling rumah orang tua Ken.
Pelayan bakso di warung bakso di daerah orang tua Ken.
Tukang sayur keliling orang tua Ken.
Tukang ojek (Yang mengantar ibu Ken ke pasar).
Cewek-cewek di mall (Yang merhatiin Ken).
Kasir pakaian di mall.
Mbak pegawai pakaian di mall (Yang minta disalamin ke Ken).
Petugas bermain arena tembak di mall.
Cewek-cewek di arena tembak bermain di mall (Yang terkesima dan godain Ken).
Orang-orang di ATM di mall (Yang merhatiin paha Putri).
Penonton bioskop di mall.
Orang-orang di restoran barbeque di mall (Sewaktu Ken memergoki Putri jalan berdua sama Boy).
Dua cowok mesum di halte (Yang merhatiin paha Putri).
Para pedagang asongan di halte.
Pemeran cosplay hero (Sewaktu Ken dan Putri photo di studio bermain di mall).
Mandor sementara (Karyawan orang tua Putri di pabrik teh).
Semua karyawan orang tua Putri di pabrik dan perkebunan teh.
Warga desa di villa orang tua Putri.
Teman-teman kampus Putri, Mimi, dan Boy.
Pengunjung restoran (Tempat acara ulang tahun Boy).
Anak club motor Boy.
Anak geng motor (Yang diupah Boy untuk menculik Putri dan Mimi).
Pelayan toko bunga (Waktu Ken beli bunga untuk dinner dengan Putri).
Pelayan toko emas (Waktu Ken membeli cincin untuk melamar Winda).
Supir taxi (Yang mengantar Putri ke markas Ken).
Supir taxi (Yang mengantar Putri dan ibu Ken ke rumah dinas Ken).
Tetangga Ken di rumah dinas.
Staff pemeliharaan pesawat (Saat Ken nge-tes pesawat Eagle T50i).
Seorang anak buah Ken (Yang membersihkan landasan pacu).
Para penjaga pos piket (Pos POMAU di markas Ken).
Para penjaga Pos piket (Pos kesatuan di markas Ken).
Rekan-rekan satu letting Ken.
Anak buah Ken.
Marching band Angkatan Udara.
Band Angkatan Udara.
KASAU.
KASAD.
KASAL.
KAPOLRI.
Anggota DPR.
Duta besar negara sahabat.
Instasi lain dari pemerintahan.
Veteran Angkatan Udara.
Pasukan Khusus Angkatan Udara.
Dan semua skuadron yang terlibat memeriahkan acara HUT TNI AU.
wartawan media cetak dan elektronik.
Penempatan Lokasi :
Jakarta
Puncak-Bogor
Bali
Suatu pulau di Indonesia
Suatu langit di Indonesia
PERHATIAN !!!
Novel yang kubuat ini hanya fiktif belaka. Bila ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, ataupun cerita. Itu hanya kebetulan semata, dan tidak ada unsur kesengajaan.
Yuk, dah kita mulai.... 💃
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Dijodohkan? Enak nggak sih didengarnya bagi orang yang belum mau melepas masa lajang? Tentu, nggak! Itu juga yang terjadi kepada Ken. Seorang Perwira Pertama berpangkat Letnan Satu PNB dari kesatuan Angkatan Udara skuadron pesawat tempur. Dia adalah pilot jet tempur. PNB adalah kepanjangan dari Penerbang ya.
Ken yang tahun ini menginjak usia 33 tahun harus rela dan patuh terhadap wasiat neneknya. Ini seperti mimpi buruk baginya. Dia benar-benar belum siap sejak ditinggal kekasihnya 5 tahun silam. Jangan kan, hubungan serius. Menjalin hubungan saja dia masih belum mau.
Memang dia telah dilangkahi oleh adiknya. Lantas, kenapa? Apakah ada masalah? Bukankah lelaki tidak masalah nikah telat?
Lucunya, kenapa baru sekarang wasiat itu diungkapkan. Sedangkan neneknya telah tiada 3 tahun lalu. Tambah bikin keki lagi, kenapa lah juga calonnya anak bau kencur!
**********
Pesawat melayang-layang di angkasa. Menukik tinggi membelah awan. Terjun bebas lagi ke bawah dengan kecepatan bagi orang yang menonton pastinya, hanya bisa melongo dan geleng-geleng kepala. Tiba dimomentum tertentu, pesawat melesat lagi ke atas, menukik lagi, lalu meluncur lagi. Itu terus dilakukan Ken berulang-ulang di langit biru.
Saat ini pria itu lagi mengetes jet tempur T-50i Golden Eagle. Biasa, ada jadwal pengujian seusai pemeliharaan. Pesawat supersonic yang dilengkapi persenjataan lengkap seperti kanon galting internal tiga laras, dan pesawat ini dapat menebakkan peluru hingga 2000 butir per-menitnya. Juga pesawat ini memiliki panjang 43 kaki dengan kecepatan hingga 1.600 km per-jam.
(Gambar hanya ilustrasi)
Lelaki yang memiliki balok satu di pundaknya mendarat mulus saat menurunkan pesawat yang di bawanya. Lalu mengarahkan ke hanggar. Usai masuk, dan memarkirkannya dengan posisi yang pas. Lekas ditekannya tombol. Lalu pintu jet terbuka ke atas. Sebelum turun, dia membuka helmnya.
Helm pilot yang dirancang khusus. Selain buat melindungi bagian kepala, tapi juga berfungsi sebagai peredam kebisingan, ventilasi, masker oksigen, dan lain sebagainya.
Wearpack orange seragam khusus para penerbang, dia sudah turun dari pesawat. Warna orange diambil hampir semua di pelbagai negara karena warna menyala, dan pemilihan itu memiliki makna. Bila terjadi kecelakaan di hutan, pegunungan, serta laut. Supaya memudahkan regu penyelamat menemukan pilot yang selamat diantara hutan belantara yang cenderung gelap, dan ditengah laut biru.
“Gimana, Lettu?” Seorang staff pemeliharaan menyambutnya di bawah.
Lettu adalah panggilan dari singkatan pangkat Ken alias Letnan Satu. Pria itu menjawab memberi jempol ke depan. Yang artinya ‘mantap!’
“Berarti tidak ada masalah, Lettu?”
Menggeleng. “Tidak.”
Beberapa saat kemudian, Ken keluar dari markas. Deretan mobil memenuhi jalan menyambutnya di depan pintu gerbang. Maklum, jam pulang kerja macet. Untuk menghilangkan stress dia menyetel musik.
Selang sesaat, pria itu sudah tiba di rumah. Dia tinggal di rumah dinas. Rumah bercat biru muda yang merupakan ciri khas Angkatan Udara.
Direbahkannya tubuhnya yang letih saat tiba di kamar. Letih bukan karena usai pulang kerja, tapi capek terus-menerus memikirkan acara besok. Memang dia nggak bisa lari, harus patuh! Hanya saja dia berharap ada keajaiban. Itu yang terus bergelut dipikirannya. Kemudian dia menengok ke arah nakas. Photo si Cinta Matinya.
“Apa kamu nggak masalah aku menikah dengan orang lain, Sayang?” Diraihnya bingkai itu, dipeluknya erat. “Andai kecelakan itu nggak terjadi. Pasti saat ini kita telah memiliki keluarga kecil yang bahagia."
Ken memejamkan mata. Dadanya bergejolak hebat bila mengenang kala itu. Keperihannya yang sulit dihempaskan.
Drrt... Drrt... Drrt...
Dering Whatsapp memaksanya untuk membuka mata. Dilihatnya siapa gerangan yang mengirimnya pesan. Rupanya ibunya.
“Mas... Jangan lupa, nanti ke sini bawa baju ya. Kamu kan untuk sementara tinggal di sini.”
Demi hubungannya dengan calon tunangannya menjadi dekat. Untuk sementara dia dan calon tunangannya akan tinggal di rumah orang tuanya. Karena mereka akan melewati masa pengenalan selama 3 bulan di sana. Malam ini dia tidur di rumah orang tuanya. Karena besok dia sekeluarga akan menghadiri acara pertunangan itu. Dan juga, sekaligus menjemput gadis itu untuk tinggal bersamanya di rumah orang tuanya. Karena itu orang tuanya bicara begitu. Soalnya biar dia sekalian bawa baju biar gak usah balik lagi ke sini.
Ken membuang nafas kasar, juga menghempaskan selulernya kasar ke samping tubuh. Lekas di berdirikannya bingkai kesayangannya.
“Nanti aku akan jarang melihatmu. Tapi jika ada waktu senggang, pasti aku ke sini.”
Dengan sikap malas-malasan, dia bangkit dari kasur, dan menyusun bajunya di koper. Meski dia gak mau dikutuk sebagai cucu yang tidak berbakti. Tentu pada dasarnya dia nggak ikhlas menjalani wasiat itu.
Kemudian setelah selesai, dia mandi. Dan selang sesaat, dia meraih kunci mobilnya, lalu pergi ke rumah orang tuanya.
**********
Lampu mobil menyilaukan mata mereka. Keluarga Ken yang sedang duduk di teras spontan berdiri. Di situ selain orang tua Ken, ada adik Ken yang bernama Asri, dan suaminya yang bernama Dodi. Sedangkan anak mereka yang berusia 2 tahun lagi di ruang keluarga bersama baby sitter-nya. Sejak menikah, Asri ikut suaminya. Jadi dia sama seperti Ken sudah tidak tinggal satu atap dengan orang tua mereka. Ken merupakan anak pertama. Asri anak bontot.
Rumah orang tua Ken berada di pinggiran kota. Rumah nan asri dengan konsep bangunan tidak modern alias model lama. Memiliki perkarangan yang luas. Baik itu di samping, depan, dan belakang. Karena perkarangannya luas, sebagian di tanam buah, sayur, dan macam-macam tanaman lain. Juga ada kandang ayam di samping rumah, dan 2 kandang burung. Hewan-hewan itu peliharaan bapak Ken.
(Gambar hanya ilustrasi)
Orang yang lagi ditunggu mereka memarkirkan kendaraannya di antara mobil orang tuanya dan Dodi. Lalu pria yang memiilki wajah rupawan itu turun dari mobil, dan menarik kopernya. Sebelum tiba di teras, bapaknya menyapanya.
“Sudah sampai, Mas?”
“Mm." Ken membalas dingin.
“Mas."
Dodi menyapa, menundukkan dikit kepalanya. Ken membalas hanya menaikkan satu tangan.
“Sudah makan, Mas?” Ibunya bertanya, setiba langkah kaki anak pertamanya di teras.
Boro-boro mikirin makan, otaknya saja lagi kusut begini. Ken tidak menjawab, dia terus berjalan saja masuk ke dalam rumah.
“Mas..." Ibunya berusaha mengikuti.
“Bu!" Asri mencekal.
“Iya, biarkan saja...," tambah suaminya.
Ibu tua itu menghela nafas. Dia sedih lihat anaknya gara-gara ini jadi tambah dingin. Sejak kejadian anaknya ditinggal kekasihnya sikapnya jadi begitu. Dia pun terpaksa melakukan ini demi kebaikan anaknya. Agar lekas bangkit dari masa lalu. Waktu sudah berjalan panjang, mau sampai kapan lagi anaknya terus begini?
“Om Cen,” sapa Ayu, berbicara nggak jelas sedang tidur-tiduran di depan TV menonton kartun kesayangannya.
“Hallo..."
Untuk yang satu ini, Ken nggak acuh. Dia berhenti sebentar untuk mengucek-ucek rambut keponakan kesayangannya itu.
Nggak lama dia tiba di kamar. Di tatapnya kamar lamanya dulu sebelum dia menepikan kopernya. Kemudian setelah dia merapihkan isi koper, dia rebahan di kasur sambil menatap langit-langit ruangan.
Esok ya esok, tinggal beberapa jam lagi hidupnya akan berubah. Apakah cambuk ini akan siap dipikulnya? Bisakah dia mencintai calon tunangannya? Apa yang terjadi jika nanti mereka menikah? Rumah tangga seperti apa yang mereka jalani, jika tidak ada cinta di antara mereka? Dan rumah tangga seperti apa yang mereka jalani, dengan terpaut usia yang jauh di antara mereka? Apakah dia bisa kembali berharap, dalam masa menuju hari H ada keajaiban yang menggagalkan pernikahan mereka?
Jadi pernikahan mereka akan dilangsungkan saat calon tunangannya genap berusia 18 tahun. Tapi biar begitu mereka harus menjalani dulu masa pengenalan selama 3 bulan di sini. Maklum, namanya mereka ini dijodohkan jadi harus didekatkan dulu.
Calon tunangannya bernama Putri berusia 17 tahun. Masih duduk di bangku SMU kelas 3. 16 tahun lebih muda dari Ken. Sungguh jarak yang fantastis!
Ken memiringkan tubuhnya. Ya! 1 tahun apapun bisa terjadi. Anak itu pasti nggak siap menikah. Apa sebaiknya dia memanfaatkan hal itu? Bila anak itu yang menjerit-jerit nggak tahan dengan perjodohan ini, pastinya nggak masalah. Kalau dia nggak ada alasan, kalau anak itu ada! Karena anak itu lagi masa puber-pubernya. Ya! Sebaiknya dia harus buat anak itu nggak betah di sisinya.
**********
Kukuruyuk... Kukuruyuk....
Suara kokokan ayam menandakan langit gelap akan bersiap berganti pagi. Dalam keadaan masih mengantuk, ibu Ken keluar dari kamar. Sebelum pergi ke dapur, dia menghentikan dulu langkah kakinya di depan kamar putranya.
Di dekatkannya daun telinganya ke pintu. Biasanya, subuh-subuh begini anaknya sudah bangun. Maklum tentara, bangun lebih awal. Tapi tidak terdengarnya sama sekali suara kebrisikan di dalam. Dari tiba anaknya terus berdiam diri di kamar. Apa yang dilakukan anaknya? Apa jangan-jangan begadang pusing memikirkan hari ini?
Didesahnya nafasnya panjang. Ibu tua itu kemudian kembali berjalan.
Beberapa saat kemudian, orang tua itu sedang sibuk meracik masakan di dapur. Anaknya yang bontot datang menyapa.
“Selamat pagi, Bu.”
“Pagi. Sudah bangun kamu, Sri?”
“Sudah. Ibu masak apa?”
“Nasi goreng, nugget, telor ceplok, dan kerupuk.”
“Asri, bantu apa nih?”
“Kamu bantu gorengin kerupuk aja.”
Aktifitas pagi bergulir. Bapak Ken sudah bangun, begitu pula yang lain. Hanya anak tertua di rumah itu yang belum bangun. Nggak lama terdengar suara pintu terbuka. Dodi yang lagi duduk di ruang keluarga menolehkan kepalanya.
“Pagi, Mas."
“Pagi." Ken berjalan ke kamar mandi.
Selang sesaat, mereka sudah pada kumpul di meja makan. Kecuali Ayu dan baby sitter-nya. Biasa, anak kecil kalau makan tidak bisa diajak serius. Pengasuhnya mengajak melihat-lihat burung.
Karena momentnya memang lagi nggak menyenangkan. Suasana makan jadi menegangkan. Aura Ken yang menguar di tubuhnya karena nggak bersahabat.
**********
"Pada hali mingdu ku tulut Ayah te tota, naik deman istimewa kududu di muta... Kududu camping pa usil... la la la... la la la..."
Ayu bernyanyi-nyanyi riang mengikuti lantunan lagu yang dinyanyikan oleh baby sitter-nya. Penghafalannya yang masih belum jelas dengan mimik menggemaskan. Mulut manyun-manyun. Makin menambah kelucuan. Jadi menghibur yang ada di mobil. Sejatinya mereka tertawa agak garing. Karena ada satu orang yang nggak bereaksi. Maklum, makluk menggemaskan itu tidak mengerti apa-apa. Dengan wajah polosnya, dia ikut bernyanyi saja sambil melihat-lihat pemandangan. Begitu pula baby sitter-nya, nggak tahu ada persoalan di keluarga ini.
Saat ini mereka sedang meluncur ke tempat acara. Rumah anak itu masih satu kota dengan Ken. Membutuhkan waktu 1 jam untuk mencapai tujuan. Yahhh... Kalau macet bisa 2 jam.
Ken melirik-lirik tipis melihat luar kaca. Sedikit lagi, ya sedikit lagi, dia akan tiba. Oh, Tuhan..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
erna sutiyana
aku mampir karna baca dewi lagi sesak sesak nya
2021-05-23
0
Wahyuni Sri
seru nih, baru kali baca tentang tentara,, bisa nambah pengetahuan...
2021-04-14
1
cella_cuteee
biasa nya cowoknya CEO tampan.... x ini coba baca yg sedikit berbeda. 😁
2021-03-04
0