“Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Arshakara Rakai Janitra bin Rendra Janitra dengan anak perempuan saya Darelona Fairylynx Huleeo binti Gruno Huleeo dengan mas kawin cincin berlian 2 carat dibayar tunai.”
“Saya terima nikah dan kawinnya Darelona Fairylynx Huleeo binti Gruno Huleeo dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.”
SAH !
SAH !
SAH !
Dalam satu tarikan nafas, kini seorang Arshakara Rakai Janitra sudah resmi menjadi suami Riri meskipun baru secara agama. Riri yang duduk disebelah Raka nampak cuek saja seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Sampai akhirnya Mami Vindi mencubit paha Riri dengan pelan untuk mencium punggung tangan Raka.
Sama halnya dengan Riri, pemuda yang usianya terpaut setahun dari Riri itu juga kebingungan saat orang-orang menyuruhnya mencium kening istri barunya tersebut. Apalagi saat ia melihat tatapan membunuh dari Riri yang seolah-olah mengisyaratkan berani kau sentuh aku, mati kau! Membuat Raka berada dipersimpangan, ia harus menuruti kedua orang tuanya dan kedua mertuanya atau menurut pada istri galaknya ini.
Ia baru tahu nama lengkap istrinya sesaat sebelum ia melakukan ijab kabul. Pantas saja jika galaknya seperti singa. Nama istrinya adalah ‘Darelona’ gabungan dari kata ‘Dare’ dan ‘Leona’ atau ‘Lona’ yang memiliki arti singa betina yang pemberani. Itulah yang Raka temukan saat browsing arti nama istrinya.
Raka merasa kikuk saat melihat tatapan mengerikan dari Papa Rendra. Pemuda itu lebih memilih untuk mencium kening Riri dengan cepat meskipun akhirnya ia harus mengulanginya lagi karna ciuman tadi belum sempat diabadikan oleh Photographer. Raka tidak berani menatap kearah Riri lagi karna bisa dipastikan wanita yang berstatus istrinya itu pasti sedang menatapnya dengan nyalang.
Selesai akad, baik Riri maupun Raka kini harus kembali dirias dan berganti pakaian untuk acara resepsi. Karna kini mereka sudah menikah, untuk acara rias merias dilakukan didalam satu ruangan yang sama. Mimik wajah Riri sedari tadi tidak bisa membohongi siapapun kalau ia benar-benar sedang kesal karna Raka berani menciumnya sebanyak dua kali.
“Kau anggap saja seperti digigit nyamuk Ri, jangan kau pikirkan terus. Hati-hati dari benci bisa jadi cinta.” Entah apa maksud dari Arlin sahabat sekaligus tangan kanan yang merangkap sebagai asisten dan juga sekretaris pribadi Riri. Apakah Arlin sedang menghiburnya atau mengejeknya.
Arlin adalah anak tunggal dari Krisna, tangan kanan Papi Gun. Karna umurnya yang sepantaran dengan Riri membuat keduanya akrab dan bersahabat dekat. Dari sekolah dasar hingga kuliah pun keduanya selalu berada dalam satu sekolah yang sama. Mulai dari sanalah Papi Gun dan Krisna mendidik Arlin untuk menjadi tangan kanan Riri saat dewasa. Dan hal itu sudah terjadi beberapa tahun belakangan ini.
“Diam kau!” sentak Riri sambil menatap Arlin tajam. Kini ia berganti menatap Raka yang kini tengah dirias. Pemuda yang berstatus suaminya itu tidak berani membalas tatapannya daripada nanti berbuntut pertengkaran.
“Sudahlah Ri, lagipula dengan begini impianmu lebih mudah tergapai. Ingatlah selalu motivasimu, baby bule bermata abu-abu.” Arlin kembali mengigatkan.
“Berani-beraninya Bul-Bul menciumku Lin. Tidak hanya sekali tapi dua kali Lin, DUA KALI! Arghhhh” Riri mendengus kesal, ia masih teramat sangat sebal mengingat kejadian tadi.
Riri memang memiliki julukan khusus untuk Raka dengan sebutan ‘Bul-Bul’ karna dulu pertama kali bertemu dengan Raka pemuda itu memiliki badan yang subur dan memang sedikit gempal. Berbeda dengan tubuh Raka saat ini yang tergolong bagus, proporsional dan cukup terawat. Selain itu bulu kaki Raka juga cukup lebat. Hal itu sangat tidak disukai oleh Riri. Dari kedua hal itulah muncul julukan bul-bul yang berarti berbulu dan juga gembul.
“Lalu dimana salahnya? Bukankah dia suamimu? Untuk menyempurnakan sandiwara hal itu memang diperlukan Ri. Sudahlah tidak usah kau pikirkan terus menerus. Dia bukan mencuri ciuman pertamamu jadi kau tidak perlu heboh seperti ini. Lebih baik kau dandan secantik mungkin untuk acara resepsi. Siapa tahu ada tamu bule yang merupakan undangan keluargamu atau keluarga Janitra, kau bisa sekalian tebar pesona.”
“Whatever.” Riri melengos sebal tapi tetap saja mengikuti saran dari Arlin untuk bersiap merias diri dan berganti pakaian untuk acara selanjutnya.
Kompensasi yang diberikan orang tuanya cukup menggiurkan jika hanya ditukar menjadi istri Raka beberapa jam saja. Meskipun nanti ia akan menjadi janda kembali untuk yang kedua kalinya tapi itu tidak penting. Toh pernikahan mereka juga hanya dilakukan secara agama.
Acara resepsi yang sudah direncanakan jauh-jauh hari dengan konsep sesuai kemauan Jessi ternyata benar-benar berbeda dengan Riri. Adiknya itu lebih memilih konsep yang mewah dan megah bak negri dongeng. Sangat berbeda dengan Riri yang lebih menyukai konsep private dan sederhana.
Pernikahan Riri terdahulu meskipun mewah tapi tidak seheboh seperti pesta dengan konsep Jessi saat ini. Dulu Riri dan Dewa tidak menyediakan pelaminan sama sekali. Mereka memilih konsep pengantinya yang membaur dengan para tamu yang datang. Karna memang dulu para tamu yang Riri dan Dewa undang adalah teman dan kerabat dekat saja. Jadi benar-benar terasa keintiman dan kekeluargaannya.
Beberapa kali Riri terlihat mengeluh karna kakinya benar-benar sakit. Heels yang ia pakai memang heels yang tadinya diperuntukan untuk Jessi. Heels setinggi lima belas centimeter yang benar-benar menyiksa dirinya yang sama sekali tidak menyukai heels. Bahkan dulu saat pernikahan pertama Riri, wanita itu memilih untuk menggunakan sneakers. Dua gadis dari bapak dan ibu yang sama namun dengan kepribadian yan bertolak belakang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments