Cinta Raka Buat Riri
“No Pi, No No No !” tolak Riri secara lantang sambil menggerakkan telunjuknya ke kanan dan ke kiri tepat di depan wajah Papi Gruno yang sering dipanggil anak-anaknya dengan panggilan Papi Gun.
“Tolong sekali ini Ce, mau ditaruh dimana muka Papi kalau acara pernikahan ini gagal.” Papi Gun masih berusaha membujuk anak sulungnya itu. (Cece/Cici panggilan untuk kakak perempuan) karna kebetulan Papi Gruno adalah seorang keturunan Chinise. Sehingga ia menyematkan panggilan tersebut untuk anak sulungnya itu.
“Muka Papi ditaruh dikepala Papi dong, itu buktinya masih utuh.” Cuek Riri tidak perduli.
“Come on, please sayang..” bujuk Papi Gun kembali
“Big no Pi, jangan menghancurkan impian seorang janda muda nan cantik jelita yang ingin menikah dengan bule bermata biru keabu-abuan. Lagipula bagaimana ceritanya aku menikah dengan calon suami adikku sendiri. Pokoknya N-o No Papi. Suami keduaku haruslah bule bermata abu-abu titik tidak pakai koma. Tolak Riri mentah-mentah sambil menyilangkan kedua tangannya pertanda penolakan mutlak darinya.
“Astaga Cece!!! Tolong kau pikirkan nama baik keluarga kita. Lagipula kau menggantikan adikmu secara mendadak jadi hanya bisa menikah secara siri saja karna dokumen-dokumen pernikahan yang kemarin diurus atas nama Jessi. Setidaknya kau ikut akad sampai resepsi Ce. Setelah itu terserah kalian berdua mau bagaimana karna pernikahan ini belum didaftarkan ke negara.” Papi Gun terus berusaha agar Riri mau menggantikan adiknya untuk menikah dengan calon suami adiknya hari ini.
“Mutasimu ke Bali akan kami acc, selain itu Mami akan membelikanmu sebuah apartment disana, deal?” Kini Mami Vindi yang ikut membujuk anaknya
Riri tampak sedikit tertarik dengan penawaran yang diberikan oleh Maminya itu. Ia mulai berfikir membuat Mami dan Papinya saling melirik. Sepertinya Riri memang tidak bisa jauh-jauh dengan yang namanya sogokan. Apalagi disogok dengan hal yang sangat di inginkannya.
Telahir dari keluarga tergolong kaya dan cukup terpandang yang memiliki banyak cabang minimarket dan juga pemilik SPBU diberbagai daerah di Solo dan sekitarnya. Apalagi beberapa tahun terakhir ini keluarganya juga memperluas jangkauan usahanya sampai ke pulau Dewata. Dan Riri satu-satunya anak dari keluarga Huleeo yang ikut terjun langsung mengawasi dan mengurusi bisnis itu. Berbeda dengan Jessi yang sibuk dengan dunia modelingnya dan sama sekali tidak tergiur untuk meneruskan bisnis usaha.
Setelah bercerai dengan mantan suaminya –Dewa— hampir satu tahun yang lalu, Riri menjadi begitu terobsesi dengan pria bule dan dia sangat menginginkan memiliki anak dengan mata keabu-abuan seperti mata milik para bule. Hal itulah yang membuat Riri terus merengek untuk pindah ke Bali karna disana lebih mudah untuk menemukan bule namun orang tuanya masih berat untuk melepas anaknya tersebut. Jadilah sekarang Mami Vindi menggunakan kesempatan itu untuk bernegosiasi dengan Riri.
“Villa dua lantai, harus dekat dengan akses ke pantai dan juga dekat fasilitas umum, deal?” Riri memberikan penawaran sambil menaik turunkan kedua alisnya.
“Ce, kau kan tinggal sendirian? Untuk apa meminta villa dan juga harus dua lantai?” tanya Papi Gun tak habis pikir dengaan penawaran yang diberikan oleh anak sulungnya itu.
“Aku tinggal bersama Arlin dan pasti juga dengan asisten rumah tangga lainnya. Dan mungkin kelak akan kutinggali bersama calon suami bule dan calon anak-anak buleku nantinya. Jadi bagaimana Pi, Mi? Pumpung aku belum merubah pikiranku.
Papi Gun menghela nafasnya dengan kasar, ia melirik ke arah istrinya dan disambut dengan anggukan perlahan. Meskipun berat tapi ini adalah jalan satu-satunya. Beruntung keluarga Raka mau menerima dan justru merekalah yang meminta Riri untuk menggantikan Jessi menjadi istri Raka.
“Baiklah deal, sekarang cepet kau ganti bajumu untuk akad dan tunggu sampai akad selesai setelah itu kau baru diijinkan untuk keluar.” Jawab Papi Gun pada akhirnya.
“Oke Pi, ingat janji dan omongan Papi yang tadi. Aku hanya menikah secara agama dan setelah itu kita hidup sendiri-sendiri setelah Raka mentalakku.” Jawab Riri sambil berlalu menuju ruangan yang digunakan untuk merias dan berganti pakaian. Meninggalkan kedua orang tuanya yang terus memandanginya dari belakang.
“Pi, apakah anak kita akan menjadi janda untuk yang kedua kalinya? Mami tidak mau jika hal itu sampai terjadi!” ujar Mami Vindi saat sudah tidak melihat lagi keberadaan Riri.
“Papi juga tidak mau Mi. Besok Papi pastikan pernikahan mereka akan terdaftar secara negara. Papi hanya berbicara seperti itu agar Riri masuk ke dalam perangkap dulu. Setelah itu baru happ…“ Papi Gun memeragakan menggunakan kedua tanganya yang seolah-olah berhasil menangkap sesuatu. “Kita atur kelanjutannya. Keluarga besan juga tidak mau kalau sampai terjadi perceraian.”
“Lalu bagaimana soal Jessi Pi? Anak itu benar-benar kelewatan dan keterlaluan. Bagaimana jika nanti dia menganggu pernikahan Raka dan Riri?” Tanya Mami Vindi dengan raut wajah khawatir, kecewa dan marahnya yang menjadi satu di wajah cantiknya meskipun sudah memasuki usia setengah abad.
“Biarkan dia berbuat sesuka hatinya Mi, kita juga bisa berbuat sesuka hati kita. Papi akan blokir semua kartu yang dia bawa. Biarkan dia hidup dengan penghasilannya sendiri. Nanti kalau sudah waktunya juga dia akan pulang dengan sendirinya dan saat itu terjadi tinggal kita hukum. Kau tidak perlu mengkhawatirkan sesuatu yang belum tentu terjadi. Baik Raka ataupun Riri pasti bisa mengatasi Jessi nantinya. Lagipula ada kita juga yang tidak lepas atas andil dari pernikahan Riri dan Raka.” Kata Papi Gun sambil membelai punggung istrinya itu.
Mami Vindi pun mengangguk setuju, yang penting masalah urgent hari ini terselesaikan. Dan soal Jessi bisa dipikirkan seiring berjalannya waktu. Anak itu benar-benar pembuat onar. Meski berulang kali sering kedapatan berbuat salah dan dihukum tapi Jessi sepertinya tidak pernah kapok dan terus melakukan kesalahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
🍁𝐘𝐖❣️💋🅺🅴🅸🆂🅷🅰️👻ᴸᴷ
Lnjtkn,Adeq 👍🌹❤️🤗😘
2022-06-27
0