Ditempat lain,
“Setelah acara resepsi aku pastikan akan segera menalak Ce Riri.”ujar Raka dihadapan kedua orang tuanya to the point. Ia sudah mendengar penjelasan dari kedua orang tuanya yang meminta dirinya menikah dengan Riri. Wanita yang seharusnya menjadi calon Kakak iparnya justru kini diminta untuk menggantikan Jessi, calon istrinya yang kabur dari acara pernikahan mereka saat ini.
Orang tuanya menjelaskan bahwa saat nanti Raka menikah dengan Riri hanya terdaftar secara agama saja. Dikarenakan dokumen yang digunakan untuk mengurus ke KUA semuanya masih atas nama Jessi. Sehingga Raka mau melakukan pernikahan itu guna menyelamatkan nama kedua keluarga besar.
“Jika kau sampai berani menceraikan Riri, jangan harap ada namamu sebagai ahli waris keluarga kita.” Jawab Papa Rendra dengan lugas dan sangat serius.
“Pa..” Pekik Raka dan Juga Bela —kakak Raka—bersamaan. Mereka merasa apa yang Papa Rendra katakan sangat tidak masuk akal.
“Bela, kalau kau ikut-ikutan namamu juga akan kami coret dari daftar ahli waris. Biar saja semua harta di sumbangkan ke yayasan sosial.” Mama Maira menambahkan.
Bela yang tadinya mau ikut membela adiknya kini memilih bungkam daripada namanya harus benar-benar dicoret dari daftar ahli waris. Oh no, dia tidak mau hidup susah. Jadi kali ini hai adikku kau harus berjuang sendiri ya! Batin Bela sambil melirik sekilas ke arah Raka yang wajahnya sudah kusut tidak sedap dipandang sama sekali.
“Pa, Ma, kekasihku itu Jessi bukan Ce Riri. Lagipula jika aku tidak menikah dengan Jessi aku bisa mencari perempuan lain. Tentu saja bukan janda dan tentunya juga tidak lebih tua dariku.” Ucap Raka dengan nada sarkasnya.
“Apa yang salah dengan status janda? Usia itu cuma angka saja Raka. Contohnya saja dirimu sendiri. Usiamu hanya selisih satu tahun dari Riri tapi kau masih belum bersikap dewasa. Masih suka bermain kesana kemari, kongkow dengan teman-temanmu sampai lupa waktu, main game di jam kerja. Tidak ada pilihan terbaik selain Riri yang cocok untukmu. Lagipula Riri menjadi janda juga bukan karna kemauannya sendiri. Kita juga tahu kenapa dia bisa bercerai dari Dewa. Mama rasa kalau Mama yang diposisi Riri juga pasti akan menggugat cerai Dewa.” Jelas Mama Maira panjang lebar membela calon menantunya itu.
“Kau pikir janda seperti Riri mau menikah denganmu? Tidak Raka, Pak Gruno sampai harus bersusah payah untuk bernegosiasi dengan anak sulungnya itu. Kalau dilihat dari background dan previlagenya pun kau masih belum sebanding dengan mantan suami Riri. Biar kata dia janda, Riri bisa mendapat yang jauh berkali-kali lipat darimu. Maka dari itu Papa dan Mama tidak mau melepas kesempatan untuk mendapatkan calon menantu seperti dia.” Tegas Papa Rendra.
“Ce Riri saja tidak mau menikah denganku atau kalaupun mau juga karna terpaksa dan karna ada kompensasinya. Lalu rumah tangga yang bagaimana dan seperti apa yang akan kami jalani nantinya?” Tanya Raka lagi masih berusaha untuk menolak menikah dengan calon iparnya itu.
“Ya itulah PR untukmu menaklukan seorang Riri Huleeo. Anggap saja ini sebagai projek besar pertamamu. Masa seorang suami tidak bisa menaklukan hati istrinya sendiri.” Ejek Mama Maira sambil menepuk bahu anak bontotnya itu.
Raka mendengus sebal, kenapa nasibnya begitu buruk? Ditinggal oleh kekasih yang sudah ia pacari selama hampir empat tahun dan justru saat ini dirinya harus menikahi Riri. Calon Kakak iparnya yang sering ia panggil dengan Cece atau Ce Riri.
“Ma, rasanya seperti menikah dengan Kakak sendiri jika aku sampai menikahi Ce Riri. Usianya sama dengan Kak Bela. Aku bisa menikahinya untuk menyelamatkan acara hari ini tapi tidak untuk selanjutnya.” Raka terus berusaha untuk menolak dan tetap akan menceraikan Riri.
“Memang hubunganmu dengan Riri sebelumnya sedekat apa sampai kau bisa berbicara seperti itu? Bukannya kalian tidak dekat dan justru terkesan saling acuh? Selain itu yang tentu Mama tahu pasti, kau tidak pernah menggangap Riri sebagai Kakakmu. Jadi darimana kau bisa bicara rasanya seperti menikahi kakak sendiri? Ceraikanlah Riri kapanpun kau mau Ka, tapi setelah itu hanya ada dua nama ahli waris Janitra Grup. Airlangga Raphaelo Janitra dan Arabela Desinta Janitra.” Mama Maira mengingatkan sambil tersenyum miring memandang wajah anak bungsunya yang tengah dilanda kebingungan.
“Bel, bantu adikmu untuk bersiap. Acara harus tetap berjalan meskipun harus mundur beberapa waktu karna kekacauan yang dibuat oleh kekasih kesayangan Raka. Memang cocok jika Riri memberinya julukan si pembuat onar.” Sindir Papa Rendra lalu memilih berlalu dari sana, membiarkan Bela untuk menemani Raka bersiap untuk meneruskan acara pernikahannya.
Selepas kepergian orang tuanya, Raka benar-benar melampiaskan kemarahannya. Ia meninju dinding dengan keras hingga buku-buku tangannya terluka dan mengeluarkan darah. Bela yang melihatnya pun bergidik ngeri. Adiknya ini jarang sekali marah sampai separah ini. Karna sifat seenaknya sendiri dan selengekan yang dimilikinya itulah yang akhirnya kini menjadi bumerang bagi Raka. Membuat Papa Rendra dan Mama Maira memutuskan untuk menjadikan Riri sebagai pengantin pengganti Jessi. Gadis yang seharusnya menikah dengan Raka tapi justru memilih untuk kabur.
“Ka..” panggil Bela dengan halus sambil membelai punggung Raka perlahan. Ia tahu adiknya ini pasti merasa kesal, kecewa dan marah bercampur jadi satu. Apalagi yang menjadi pengantin penggantinya adalah calon kakak iparnya sendiri yang setahu Bela hubungan Raka dengan Riri juga tidak begitu baik.
“Kak, apakah aku harus menikahi Riri? kau tahu sendiri kan bagimana sifatnya. Apalagi dari cerita-cerita Jessi selama ini. Dia itu bagaikan Queen bee. Aku saja selalu berfikir jika dia ditinggalkan oleh Dewa mungkin karna sifatnya yang bossy dan syndrom Tuan Putri yang melekat padanya.” Desah Raka frustasi. Dia bingung keputusan apa yang akan diambilnya meskipun sudah tentu jawabannya adalah dirinya harus menerima pernikahan ini. Sama halnya dengan Bela, Raka sendiri juga tidak bisa hidup susah.
Sebenarnya yang Raka bicarakan tentang Riri secara tidak langsung ia menceritakan dirinya sendiri. Dirinya juga sama, mengidap syndrom Tuan Muda yang seenaknya sendiri. Ketidak sukaannya pada Riri dari cerita-cerita yang sering Jessi ceritakan padanya membuat dirinya kini benar-benar berat menerima keputusan untuk menikahi wanita itu.
“Aku juga bingung mau berkomentar apa Ka. Setidaknya kau harus bisa membuat Riri menerima pernikahan ini atau lebih baik jika kau berhasil membuat Riri jatuh cinta padamu. Dengan begitu kau tidak akan kehilangan status sebagai ahli waris. Lagipula kalau dilihat secara fisik, wajah Riri itu cantik natural bahkan menurutku lebih cantik daripada Jessi. Pacarmu itu terlihat cantik karna make up yang melekat padanya. Tidak akan ada yang menyangka kalau Riri lebih tua darimu karna wajahnya yang baby face itu.” Ujar Bela memberi bujukan agar Raka mau menerima pernikahan ini.
“Kecuali jika kau rela untuk melepas status ahli waris Janitra Grup, kau bisa menceraikan Riri dan mengejar kembali cintamu yang telah meninggalkanmu seperti ini. Tapi menurutku jika hal itu sampai terjadi, berarti benar kata Riri kalau kau bodoh sampai ketulang-tulangmu karna masih mau saja mengejar Jessi yang jelas-jelas sudah mencampakkanmu diacara pernikahan kalian.” Bela buru-buru menutup mulutnya karna keceplosan menggunakan kata-kata ajaib yang biasanya diucapkan oleh Riri.
“Ck, belum –belum saja kau sudah ketularan Riri. Bagimana nanti kalau dia benar-benar menjadi iparmu? Kalian pasti akan sangat klop mengumpatiku. Kak, aku bersama dengan Jessi bukan dalam waktu yang sebentar, tidak semudah itu melupakannya.” Sahut Raka sambil mulai duduk karna para penata rias dan penata busana sudah memasuki kamarnya dan memulai pekerjaannya.
“Tidak ada yang sulit kalau kau mau berusaha. Setidaknya pikirkan statusmu sebagai ahli waris Janitra Grup jika kau akan bertindak. Good luck brother!” ujar Bela menyemangati lalu menepuk punggung Raka dengan kasar.
Mereka menghentikan pembicaraannya karna tidak ingin orang-orang dari pihak Make up Artist dan juga Designer pakaian mendengar pembicaraan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments