Dua Bulan Kemudian,
Mata Riri membulat sempurna saat ia bangun tidur melihat Raka berada disampingnya sambil tersenyum dengan manis. Seketika Riri terlonjak dan berdiri dari atas kasurnya.
“Heh, apa yang kau lakukan disini? Kenapa kau ada disini? Ini aku tidak bermimpi kan?” Riri mencubit lengan dan pipinya untuk menyadarkan yang ia alami bukanlah mimpi.
“Memangnya salah kalau suami mendatangi istrinya?” Tanya Raka dengan nada datarnya.
“Istri? Apa kau lupa sudah menceraikanku dua bulan yang lalu? Jangan berlagak amnesia!” ucap Riri mengingatkan.
Dua bulan sudah peristiwa itu terjadi dan selama itu juga baik Raka maupun Riri sama sekali tidak pernah berkomunikasi. Keduanya hidup dalam jalannya masing-masing dan saat ini Riri sudah berada di Bali. Tepat dua hari setelah acara pernikahan konyol itu Riri pindah ke Bali dan baru seminggu belakangan ini ia menempati Villa barunya.
Wanita itu masih tidak habis pikir bagaimana Raka bisa masuk ke rumahnya bahkan tidur diatas ranjangnya. Tidak mungkin laki-laki itu bisa masuk tanpa akses dari siapapun.
“Apa kau lupa juga Ce? Memangnya kapan aku mengucapkan kata talak atau cerai padamu?” tanya Raka lagi memprovokasi.
Dan benar saja, hal itu membuat Riri mematung beberapa saat lalu mengingat-ingat kejadian dua bulan yang lalu. Setelah selesai acara resepsi Riri segera berlalu meninggalkan Raka begitu saja dan kembali kerumah. Setelah itu ia justru sibuk menyiapkan kepindahan dirinya ke Bali dan sama sekali ia tidak membahas masalah perceraiannya dengan Raka. Bukan ia lupa, bukan.. tapi ia merasa Raka pasti juga sudah menceraikannya karna pernikahan itu hanya untuk menyelamatkan kedua keluarga saat itu.
“Bul, kau tidak menceraikanku? Jangan bilang kau mau meneruskan pernikahan ini?” tanya Riri dengan nada galaknya dan penuh rasa was was.
Raka terbahak melihat ekspresi lucu yang Riri tampilkan. Ia merogoh sakunya lalu melemparkan dua buah buku kecil berwarna merah dan hijau. Yang siapapun pasti sudah tahu kalau itu buku nikah.
Riri buru-buru membuka salah satu buku tersebut dan benar saja dugaannya. Itu adalah buku nikah keduanya. Mulut Riri menganga sempurna dan matanya juga membola. Apa-apaan ini? Bagaimana bisa? Bukankah mereka hanya menikah secara agama lalu bercerai? Tapi kenapa sekarang mereka memiliki buku nikah? Itu artinya pernikahan mereka sudah resmi terdaftar di negara bukan?
“RAKAAAAAA !” Riri berteriak sambil memukuli tubuh suaminya itu dengan guling. Ia tidak peduli meskipun Raka sudah mengaduh kesakitan. Saat ini Riri butuh pelampiasan dan Raka orang yang tepat untuk menerimanya.
Nafas Riri terlihat ngos-ngosan saat ia sudah berhenti memukuli tubuh Raka. Ia mencoba mengatur nafasnya dan mulai berfikir. Riri buru-buru mencari ponselnya lalu menelpon Papi Gun. Untungnya Papi Gun sudah mengangkatnya dalam deringan pertama. Sepertinya Papinya itu sudah mengetahui apa yang sedang terjadi.
“Papiiiiiiii!!!! apa-apaan ini? Kenapa aku masih menjadi istri Raka? Kenapa justru pernikahan ini didaftarkan secara hukum? Papi jangan ingkar, jangan hancurkan mimpi Riri Pi !!” ucap Riri begitu ia mendengar suara ‘halo’ dari Papinya. Ia langsung memberondong Papinya dengan segala unek-unek yang ada dihatinya.
“Eh anak Papi sudah bangun, suamimu sudah sampai sana Ce? Bagaimana kabar kalian? Baik-baik dan sehat-sehat saja kan?” sahut Papi Gun dengan santai dan sama sekali tidak terpancing oleh amarah Riri.
“PAPI INI TIDAK LUCU ! RIRI MAU BERCERAI DARI RAKA, POKOKNYA CERAI !” kata Riri menggebu-gebu. Sementara Raka hanya menyaksikan aksi istrinya yang sedang menelpon mertuanya itu. Ia tidak menyangka Riri akan sebrutal itu menolak pernikahan dengannya.
“Oke Papi akan mengabulkan permintaan ceraimu, tapi—” Papi Gun sengaja menggantungkan ucapannya.
“Tapi apa ?” sahut Riri tidak sabaran
“Semua fasilitasmu Papi cabut, dan namamu akan Papi coret sebagai daftar pewaris utama Huleeo Grup.” Jawab Papi Gun setenang mungkin karna sebentar lagi pasti Riri akan meledak-ledak.
“PAPI ! Tidak bisa seenaknya seperti ini Pi. Bukankah kemarin perjanjiannya tidak begini? Pi sadarlah, Raka itu kekasih Jessi suatu saat mereka juga pasti akan kembali bersama saat Jessi pulang. Riri menolak keras memiliki suami apalagi bekas kekasih Jessi. Lagipula jangan hancurkan mimpi Riri Pi, bagaimana nasib calon anak-anak bule Riri nantinya?”
“Ini memang bukan perjanjian kemarin Ce, tapi perjanjian BARU.” Kata Papi Gun menekankan kata baru. “Nasib mimpimu akan baik-baik saja nak, kau kan bisa mengadopsi bayi bule. Tidak ada yang namanya bekas. Raka bukan barang Ce dan Papi pastikan Raka tidak akan kembali bersama Jessi. Dia hanya akan menjadi suamimu selamanya”
“Papi tega menjebak Riri?” suara Riri terdengar mulai melemah.
“Mana ada Papi yang menjebak anaknya sendiri. Justru Papi melakukan ini demi kebahagiaanmu Ce. Kau tidak malu menjadi janda untuk yang kedua kalinya? Cobalah terima pernikahan ini, Papi yakin Raka akan menjadi suami yang baik untukmu.”
Malas mendebat Papinya yang Riri rasa percuma, ia lebih memilih untuk mematikan sambungan ponselnya sepihak lalu merebahkan dirinya kekasur sambil memejamkan matanya. Ia bahkan lupa dengan keberadaan Raka yang masih berada dikamar dan diranjang yang sama dengannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments