Suara burung sudah bersautan, mentari pagi pun sudah mulai terlihat. Sinarnya memenuhi langit yang membuat warnanya semakin indah.
Anugrah baru keluar dari Mushola dengan teman kesayangannya, Yuni. Mereka berdua berjalan santai dengan mukena yang masih mereka kenakan. Sajadah nya tersampir di pundak mereka.
"Koe wis nliki Kean, Nu?"
(Kamu sudah njenguk Kean Nu?) Tanya Yuni.
"Uis, wingi. Karo rombongan ibuk-ibuk."
(Sudah, kemarin. Sama rombongan Ibuk-ibuk.) Jawab Anugrah.
"Eh, kalo dipikir-pikir ya... Nama kalian tuh nyatu nggak sih? Ke-Anu-grah ya nggak?" Ucapan Yuni, kali ini sukses membuat Anugrah berhenti, dan melihat dengan mata yang membesar ke arah Yuni.
"Maksudnya apa!" Ucap Anugrah kesal.
"Ya Allah, Nu. Ya nggak ada maksud apa-apa. Cuman bener kan?" Jawabnya dengan senyum manis, dan jari yang membentuk huruf V.
Anugrah tidak merespon, hanya menjep dan berlalu. Yang awalnya ia menikmati pagi dengan jalan yang santai, setelah Yuni mengatakan seperti itu Anugrah malah jalan dengan terburu-buru, dan meninggalkan Yuni. Tak menghiraukan Yuni yang memanggil-manggil namanya dengan kesal.
Sesampainya di rumah, ia langsung menaruh mukena nya. Duduk di tepi ranjang, sembari mengeja kembali namanya dan nama Kean.
"Keanu, Anugrah. Ish kenapa sih Mamak pake acara ngasih aku nama Anugrah. Kayak nggak ada nama lain aja!"
"Nu, cucian sudah Mamak rendam ya... Tinggal di kucek. Mamak berangkat!" Teriak Mamak dari luar.
Anugrah buru-buru keluar, "mau diantar Mak?" Tanyanya begitu melihat Mamaknya yang akan pergi ke sawah tetangga, masih di depan rumah.
"Ora usah, Mamak mlaku karo Yu Ranem."
(Nggak usah, Mamak jalan kaki sama Yu Ranem.) Jawab Mamak, Anugrah hanya mengangguk ria dan masuk. Menyelesaikan tugas pagi nya sebelum ke pasar. Sebentar ia menengok ke dalam kamar Bapaknya, masih tiduran sehabis subuh tadi. Pagi ini Bapak subuhan di rumah, katanya sedang tidak enak badan.
Mempunyai orang tua yang sudah tua, membuat Anugrah lebih was-was, ketakutan akan di tinggalkan lebih besar. Walaupun ia tahu takdir hanya Tuhan yang tahu.
Anugrah masuk, dan duduk di samping ranjang. Badan bapak masih sangat panas, saat telapak tangan Anugrah ia tempelkan di jidat sang Bapak.
"Periksa saja yuk Pak? Panas banget loh ini."
Bapak membuka pelan matanya, "ora usah. Mengko mari."
(Tidak usah, nanti sembuh.) Kata Bapak.
"Mau sarapan bubur? Nanti biar Nu tumbas."
(Tumbas : beli)
Bapak hanya mengangguk, akhirnya Anugrah mencuci baju terlebih dahulu lalu menjemurnya. Setelah itu ia buru-buru ke tukang bubur di depan gang, membeli satu porsi untuk Bapaknya.
Setelah mendapatkan nya, Anugrah menaiki lagi motornya, belum ia memutar kunci pandangan nya tertuju pada seseorang yang sedang mendekat.
Dengan senyum menyebalkan seseorang itu malah mendekat dan menyubit sedikit lengan Anugrah yang tertutup kaos.
"Auwwww sakit b*go!" Teriak Anugrah.
"Hahaha impas, wlee." Ujar Keanu yang langsung membuat Anugrah kesal.
Anugrah menjalankan motornya dengan bibir mengerucut, sedangakan Keanu yang sudah membalaskan dendam nya tersenyum dengan lebar. Matanya memperhatikan kepergian Anugrah.
Begitu sampai di rumah, ia lalu memberikan bubur yang ia beli untuk Bapaknya. Tak lupa ia memberi obat osokasodon, yang di beli nya di warung tadi sebelum sampai rumah.
"Nanti kalau masih sakit, siang Nu pulang isoma kita periksa ya Pak..."
"Kamu juga mau periksa?" Jawab Bapak, sembari menahan senyum.
"Ya enggak bapak saja, aku nggak sakit." Jawab Anu. Masih belum paham, sama apa yang bapaknya katakan.
"Tadi kamu bilang kita."
"Paaaakkkk," ujarnya manja.
"Hahaha ya wis sana berangkat. Nanti keburu siang, rejeki nya di patok ayam."
***
Malamnya ada yang beda dari dua malam sebelumnya, di Mushola. Tadi baru ada suara ngaji di Mushola Anugrah sudah buru-buru berangkat ke Mushola. Dan selesai Maghrib ia baru ngeh kalau keanu sudah mulai lagi Sholat berjamaah di Mushola.
Saat para ibu-ibu memojok untuk mengaji. Di sana-di dekat pintu masuk Anugrah duduk sendirian. Karena Yuni sedang halangan jadi ia tak ada bestie.
Keanu membalik badannya bersiap-siap mengajari anak-anak membantu Mas Syarif. Seketika ia menjep saat melihat Anugrah juga sedang melihat ke arahnya.
"Ngaji, aja mung pinter sekolah tok."
(Ngaji, jangan cuma pintar sekolah saja.)
"Wis pinter, wlee. Mange koe!"
(Udah pinter, wlee. Emangnya kamu!)
pandangan mereka berdua lalu teralihkan, Anugrah melihat anak-anak kecil yang akan mengaji dengan Keanu. Dan Mas Syarif mengajari yang agak besar, yang sudah mengaji di Juz 'Amma.
Tanpa Anugrah sadari, ia begitu memperhatikan Keanu yang sedang mengajari anak-anak mengaji Iqra. Ada yang masih jilid satu sampai enam. Dan Keanu bisa mengajarinya, karena Keanu memang lebih pintar soal mengaji. Tapi tidak dengan pelajaran sekolah. Terbukti ia sampai tidak lulus tahun lalu, dan kini ia masih harus tinggal di kelas duabelas saat teman-temannya lulus, termasuk Anugrah.
Dari kecil Anugrah memang pintar dalam hal pelajaran sekolah, dan Keanu kebalikannya. Ia sangat bod*h daam hal pelajaran sekolah.
"Adzan itu di jawab Nu, jangan cuma liatin punggung yang lagi Adzan!" Ucap Mamak yang ternyata sudah duduk di sampingnya.
Anugrah terkejut, dan merasa malu. Karena tidak hanya ibunya yang memergokinya. Semua orang di sana pun melihatnya.
Selama itu Anugrah mengamati Keanu, sampai tidak sadar akan waktu.
Selesai Isya berjamaah, Anugrah paling terakhir keluar. Seperti biasa ia akan menutup dan mematikan sebagian lampu Mushola.
"Ada yang diam-diam memperhatikan ni..." Ucap Keanu, saat baru saja Anugrah keluar dan menutup pintu.
"Astaghfirullah! ngagetin aja sih!" Ujar Anugrah kesal.
"Lagian siapa yang merhatiin situ. Ge-er!" Anugrah buru-buru memakai sendalnya dan berlalu.
Meninggalkan Keanu yang sedang jongkok di depan Mushola dengan senyum yang tersungging di bibirnya.
"Anu!"
Panggilan itu membuat Anugrah berhenti dan menoleh.
"Cieee Anu. Kamu tuh Anu banget tauk nggak!"
"Nggak bisa ya, nggak ngisengin aku. Dasar Anu!"
"Yang Anu siapa? kamu kan?" Keanu, lalu berdiri dan mendekat ke arah Anugrah.
Jika Keanu menunduk untuk melihat Anugrah, Anugrah pun mendongak untuk melihat Keanu. Yang terlalu tinggi.
Keanu tersenyum sinis, dan menaik turunkan alisnya.
"Aku keren ya? Sampai lihatnya gitu banget."
"Idih Najong. Awas aja ya kamu Anu. Kalau pesen lagi tak kasih cabai sekilo biar tauk rasa!"
"Boleh, boleh. Lumayan lah buat Mama."
Anugrah membalik badannya berniat pergi, tapi tangan nya di cekal oleh Keanu. Sontak Anugrah lalu menoleh kembali.
"Apaan sih! Lepasin!"
"Kamu ada masalah apa sih? Kalau suka bilang, jangan di pendam. Apalagi jadi dendam."
"Maksudnya apa?" Anugrah mengerutkan keningnya.
"Pikir aja sendiri!" Ucap Keanu, menunjuk kepalanya, melepaskan tangan Anugrah dan pergi begitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
linda sagita
si anu....oh anu....
2022-10-14
0
Bintang Laut
Anu anu teruss, , penasaran pas baca judulnya wehh, , ternyata Anugerah ama Keanu,😆😆
2022-08-10
2
Senajudifa
mampir lg thor
2022-07-23
1