Gara Gara Sembilan Cabai

Kumandang Adzan Maghrib sudah terdengar, tapi Anugrah masih duduk di depan rumah menghadap jalan, memandangi langit yang mulai berubah warna. Hilir mudik manusia, dari bocah cilik sampai lansia lewat di depan rumahnya menuju Mushola terdekat. Untuk melaksanakan kewajiban nya dengan berjamaah.

"Wis Adzan malah bengong, kesambet ntar... Ayo berangkat!" Teriak Yuni-teman Anugrah, yang sudah memakai mukena atas dan menenteng sajadah dan rok mukena.

"Hah! Ya kamu duluan, nanti aku nyusul." Anugrah buru-buru masuk ke dalam rumah begitu ia sadar dari lamunannya. Menuju kamar mandi guna mengambil air wudhu.

Bapak terlihat sedang memakai peci nya, saat Anugrah keluar dari kamarnya mengambil mukena dan sajadah.

"Ayo Pak," ucap Anugrah sembari memakai mukena nya.

"Ayo." Jawab Bapak Yudi-bapak Anugrah.

Tidak lupa Mamak Yanti di belakang nya, mereka berjalan bersama menuju Mushola. Anugrah berjalan paling belakang sendiri, sembari melihat lihat setiap pemuda yang biasa datang ke Mushola. Ada yang aneh, pikirnya. Satu orang yang biasanya berangkat berjamaah, sore ini tidak terlihat. Dan itu membuatnya bertanya-tanya. Kenapa kah?

Sampai akhirnya ia sampai dan masuk, lalu menggelar sajadah nya di samping Yuni.

Hingga Sholat selesai, dan berganti acara mengaji untuk anak-anak, Anugrah masih setia duduk di sana. Selesai berdoa ia masih mengamati anak anak yang sudah siap untuk mengaji. Dengan di dampingi Mas Syarif.

"Kenapa?" Yuni menyenggol lengan Anugrah, yang dari tadi diam saja. Anugrah hanya menggeleng sebagai jawaban.

Satu persatu orang dewasa pada pulang dulu, ada juga yang duduk di luar mushola menunggu sampai Isya. Ada yang mengaji juga.

"Bu Ranti nggak datang ya Yun?" Tanya Anugrah, matanya masih mengamati anak-anak yang berkumpul dengan Iqra di tangan nya.

"Nggak, tumben ya..."

"He,em."

"Nu..." Panggil Mas Syarif. Anugrah yang sedang tidak fokus hanya melihat sambil menaikan alis.

"Tolong ajari anak-anak ya, aku ada keperluan." Ucap nya.

"Nggak bisa lah Mas, belum pinter."

"Masih jilid satu kok, ya? Tolong." Ucap nya sambil mengatupkan dua tangan nya dan berlalu.

Mata Anugrah mengikuti arah Mas Syarif pergi.

"Ajari kamu sana Yun," ucap Anugrah, tapi ia akhirnya maju dan duduk di depan anak-anak.

Masih ada beberapa ibu ibu disana yang sedang menghafalkan doa-doa yang di ajarkan secara hafalan oleh Bu haji. Yuni akhirnya ikut bergabung di pojokan, dimana ibu ibu duduk selonjoran sembari menghafal. Biasanya yang ikut menghafal adalah orang-orang yang sudah tua dan tidak bisa membaca tulisan Arab.

Anugrah lalu menyuruh anak anak untuk membaca Al-fatihah terlebih dahulu lalu baru memulai membaca iqra nya.

Selesai dengan mengaji satu persatu, akhirnya selesai dan di lanjut dengan Sholat Isya berjamaah, karena waktunya sudah tiba.

Setelah sholat Isya selesai di lakukan, satu persatu orang mulai meninggalkan mushola. Anak-anak berlari berebut pintu untuk keluar, sampai membuat orang tua mereka setengah berteriak karena ulah mereka.

Yang terakhir keluar Anugrah dan Yuni, mereka menggulung sajadah dan mematikan sebagian lampu, juga menutup pintu.

Kini ke-duanya berjalan menuju rumah masing-masing.

"Kenapa ya, keluarga Bu Ranti kok tumben absen nggak ke mushola?" Tanya Anugrah, rupanya dia masih penasaran.

"Nggak tahu, ke masjid kali Nu." Jawab Yuni.

Ya rumah Bu Ranti memang lebih dekat ke Masjid di bandingkan mushola. Karena rumah Bu Ranti ada di pinggir jalan besar, sedang Mushola yang tak jauh dari rumah Anugrah ada di dalam komplek yang harus masuk melewati sebuah gang yang tidak terlalu besar.

🌶️🌶️🌶️🌶️🌶️🌶️🌶️🌶️🌶️

Pagi hari yang seperti biasa, Selepas dari Mushola. Pagi pagi Anugrah yang akrab di panggil Nu itu, akan menyapu dan mengepel lantai, lalu lanjut mencuci pakaian.

Membantu pekerjaan rumah Mamak sudah ia lakukan dari dulu, walaupun Anugrah adalah anak satu-satunya, dan sangat di inginkan kehadirannya oleh Mamak dan Bapak.

Tapi tak membuat Anugrah di manja, apa lagi jadi anak emas. Selain karena keadaan yang memaksa, juga karena orang tua Anugrah yang sudah tua. Jadi tidak mungkin Anugrah membiarkan orangtuanya berkerja keras terus menerus.

Selesai menjemur Nu duduk di samping Mamak yang sedang sarapan.

"Bapak wis mangkat Mak?" Tanya Anugrah.

(Bapak sudah berangkat mak?)

"Wis, macul ning sawaeh Mamake Cantik."

(Sudah, nyangkul di sawahnya Mamanya Cantik.) Jawab Mamak yang sedang menikmati sarapan nya. Nasi dengan lauk tumis daun singkong, ikan asin dan sambal.

"Sarapan disit nek ap lunga."

(Sarapan dulu kalau mau pergi.) Ujar Mamak, sembari berdiri membawa piring nya kearah bak cuci piring. Lalau mencucinya di air yang mengalir dari kran.

Anugrah lalu mengambil piring, dan mengisinya dengan sedikit nasi juga lauk seadanya itu. Dan duduk kembali menikmati sarapan nya.

"Nggak jualan Mak?" Tanya nya, di sela sela makan nya. Makan nasi dengan sayur daun singkong, sambal dan ikan asin memang cocok jika di makan menggunakan tangan tanpa sendok. Seperti yang sedang Anugrah lakukan.

"Enggak. Mamak mau ikut metik timun punya Bu Haji, lumayan nanti. Dapat ongkos dapet timun juga." Jawab Mamak. Begitu selesai mencuci piringnya, ia lalu pergi ke kamarnya.

Anugrah hanya menganggukkan kepalanya, karena ia masih setia menikmati makanan sederhana yang terasa sangat nikmat.

🌶️🌶️🌶️🌶️🌶️🌶️🌶️🌶️🌶️

Kini Anugrah sudah duduk di kursi plastik kesayangannya, di dekat lapak nya. Matanya melihat ke arah Toko di depannya.

"Tumben belum buka, padahal udah jam sembilan." Anugrah berbicara sendiri.

"Nu, tadi aku kerumah tapi sepi banget. Nggak ada orang." Ucap seseorang yang sudah berdiri di hadapan Anugrah.

"Kenapa memangnya Yu?" Tanya Anugrah pada Yu Ninik.

"Ini kurangan dua ribu kemaren," ucap nya sembari menyodorkan uang lima ribu.

Anugrah menerimanya dan memberikan kembalinya.

"Makasih ya." Memang kalau di pikir pikir dua ribu buat apa, tapi bagi Anugrah dua ribu itu benar benar berharga, karena itulah keuntungan nya.

"Belanja apa Yu?" Tanya Anugrah basa-basi.

"Sayur Nu, Nu? Si Kean kenapa sih sampai di bawa ke puskesmas segala?" Tanya Yu Ninik, yang berhasil membuat Anugrah kaget.

"Hah! Aku malah baru tahu, kapan di bawanya?" Tanya balik Anugrah, penasaran.

"Kemaren sore katanya." Jawab Yu Ninik.

Anugrah bertanya-tanya dalam hatinya, "kenapa sampai di bawa ke puskesmas? Pantesan nggak ke Mushola, terus Toko juga nggak buka. Apa jangan-jangan gara-gara sembilan cabai yang aku masukan ke dalam bumbu pecel?"

Hatinya mendadak takut, takut disalahkan.

"Padahal biasanya juga pedas, hanya saja biasanya tujuh, kemaren aku tambahin dua."

..................

.

.

Author : Anu, anu... ck ck ck kelewatan kamu, anak orang kamu bikin sakit. (geleng-geleng kepala dong sama kelakuan Anu.)

Anugrah melotot kesal ke arah Author gegara di panggil Anu. Sambil berkacak pinggang.

Author auto nyrenges, sambil bilang Mlaaayuuuuu eh salah Laaaariiiiii....🏃🏃🏃🏃🏃

Terpopuler

Comments

Cia cia

Cia cia

Karena cabai'xa kurang banyak itu🤣🤣🤣

2022-11-23

0

linda sagita

linda sagita

udah rindu aku sama si anu,,,

2022-10-18

0

linda sagita

linda sagita

yang penting anu

2022-10-13

1

lihat semua
Episodes
1 Dua Anu
2 Rujak Sayur
3 Gara Gara Sembilan Cabai
4 Cie Khawatir
5 Cubitan Balasan
6 Anu Ku Anugrah Ku
7 Keinginan Mamak
8 Mamak Sakit
9 Mencoba Mendekat
10 Mabuk Asmara
11 Hati Anugrah
12 Anugrah Galau
13 Batin Anugrah
14 Jadi Pendiam
15 lupakan Perasaan
16 Amplop Biru
17 Surat Dari Keanu
18 Story Cintia
19 Gara-gara Rasa Cemburu
20 Reno Yang Selalu Ada
21 Tak Di Dengarkan
22 Rencana (Cintia)
23 Tamu Malam Minggu
24 Peningset
25 Mantap
26 Gagal Total (Cintia)
27 Kecelakaan
28 Jujur
29 Hadiah
30 Akibat (Cintia)
31 Mendung Seharian
32 Telponan
33 Siapa Ya?
34 Menyendiri (Cintia)
35 Gara-gara Rasa Cemburu ll
36 Belum Menghubungi
37 Akhirnya Telepon
38 Daun Pepaya I
39 Daun Pepaya II
40 Sesuatu
41 Kepikiran
42 Obrolan Calon Besan
43 Penasaran
44 Beda Obrolan
45 AKRYC Kembali
46 Suara yang Tidak Asing
47 Cilok Pedas
48 Berdua
49 Sudahlah
50 Tiba-tiba
51 Bingung berujung Bahagia
52 Seperti Mimpi
53 Waktunya Untuk Berdua
54 Merasakan Salam Tempel (Bapak Yudi)
55 Belum Boleh Bertemu
56 Alhamdulillah Sah
57 Tamu Tak Di Undang
58 Acara Selesai
59 Dua Anu yang Tidak anu dua
60 Malam Pertama
61 Pelukan yang Bikin Candu
62 Sarapan Berdua
63 Love You
64 Saingan Reno
65 Saku Belum Penuh (Reno)
66 Gangguan Lagi Guys
67 Jalan-jalan Sore
68 Singkong Bakar
69 Sebatas Itu
70 Kehidupan Pernikahan
71 Singkong Lagi
72 Mamak Ada-ada Saja
73 Bukan Mabuk Cinta
74 Sebentar Lagi
75 Perhatian Mamak
76 Surprise Untuk Keanu
77 Melepas Rindu
78 Pulang
79 Perjalanan Pulang
80 Mamak Bapak Datang
81 Kaos Oblong
82 Yuni Pusing
83 Bantal Ternyaman
84 Ada Apa Dengan Mamak?
85 Ternyata
86 Gantian Sekarang Anugrah
87 Masih Kesal
88 Meluapkan Perasaan
89 Isi Pesan
90 Saling Diam Part I
91 Saling Diam Part Il
92 Apa Sebenarnya?
93 Akhirnya
94 Perempuan Berjilbab dan Berkacamata
95 Surprise yang Gagal
96 Pindah
97 Nyatanya Seperti Itu
98 Ujian Rumah Tangga
99 Rujak Buah
100 Cafe Dan Kantin Sekolah
101 Penyesalan Keanu
102 Harapan yang Hilang
103 Pulang Ke Rumah Mamak
104 Antara Rindu dan Benci
105 Maaf Ibu
106 Mimpi yang Terasa nyata
107 Akhirnya Bapak mengetahui
108 Kejujuran
109 Memberi Kesempatan
110 Aku Di Sini, Aku Pulang
111 Tamu Keanu l
112 Tamu Keanu ll
113 Kedai Istimewa
114 Keindahan Alam yang Memukau
115 Malik Si Bocah Kecil
116 Malik Kesayangan
117 Sembilan Cabai
118 Empat Bulanan
119 Mangga Muda
120 Positif
121 Kejutan Istimewa Part 1
122 Kejutan Istimewa Part 2
123 Kebahagiaan Dua Anu
124 Tujuh Bulanan
125 Ke-khawatiran Keanu
126 Alika Giska Anugrah
127 Akhir Bahagia Dua Anu
128 Bonus Chapter : Alika si Ratu Ngambek
129 Bukan Bonchap
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Dua Anu
2
Rujak Sayur
3
Gara Gara Sembilan Cabai
4
Cie Khawatir
5
Cubitan Balasan
6
Anu Ku Anugrah Ku
7
Keinginan Mamak
8
Mamak Sakit
9
Mencoba Mendekat
10
Mabuk Asmara
11
Hati Anugrah
12
Anugrah Galau
13
Batin Anugrah
14
Jadi Pendiam
15
lupakan Perasaan
16
Amplop Biru
17
Surat Dari Keanu
18
Story Cintia
19
Gara-gara Rasa Cemburu
20
Reno Yang Selalu Ada
21
Tak Di Dengarkan
22
Rencana (Cintia)
23
Tamu Malam Minggu
24
Peningset
25
Mantap
26
Gagal Total (Cintia)
27
Kecelakaan
28
Jujur
29
Hadiah
30
Akibat (Cintia)
31
Mendung Seharian
32
Telponan
33
Siapa Ya?
34
Menyendiri (Cintia)
35
Gara-gara Rasa Cemburu ll
36
Belum Menghubungi
37
Akhirnya Telepon
38
Daun Pepaya I
39
Daun Pepaya II
40
Sesuatu
41
Kepikiran
42
Obrolan Calon Besan
43
Penasaran
44
Beda Obrolan
45
AKRYC Kembali
46
Suara yang Tidak Asing
47
Cilok Pedas
48
Berdua
49
Sudahlah
50
Tiba-tiba
51
Bingung berujung Bahagia
52
Seperti Mimpi
53
Waktunya Untuk Berdua
54
Merasakan Salam Tempel (Bapak Yudi)
55
Belum Boleh Bertemu
56
Alhamdulillah Sah
57
Tamu Tak Di Undang
58
Acara Selesai
59
Dua Anu yang Tidak anu dua
60
Malam Pertama
61
Pelukan yang Bikin Candu
62
Sarapan Berdua
63
Love You
64
Saingan Reno
65
Saku Belum Penuh (Reno)
66
Gangguan Lagi Guys
67
Jalan-jalan Sore
68
Singkong Bakar
69
Sebatas Itu
70
Kehidupan Pernikahan
71
Singkong Lagi
72
Mamak Ada-ada Saja
73
Bukan Mabuk Cinta
74
Sebentar Lagi
75
Perhatian Mamak
76
Surprise Untuk Keanu
77
Melepas Rindu
78
Pulang
79
Perjalanan Pulang
80
Mamak Bapak Datang
81
Kaos Oblong
82
Yuni Pusing
83
Bantal Ternyaman
84
Ada Apa Dengan Mamak?
85
Ternyata
86
Gantian Sekarang Anugrah
87
Masih Kesal
88
Meluapkan Perasaan
89
Isi Pesan
90
Saling Diam Part I
91
Saling Diam Part Il
92
Apa Sebenarnya?
93
Akhirnya
94
Perempuan Berjilbab dan Berkacamata
95
Surprise yang Gagal
96
Pindah
97
Nyatanya Seperti Itu
98
Ujian Rumah Tangga
99
Rujak Buah
100
Cafe Dan Kantin Sekolah
101
Penyesalan Keanu
102
Harapan yang Hilang
103
Pulang Ke Rumah Mamak
104
Antara Rindu dan Benci
105
Maaf Ibu
106
Mimpi yang Terasa nyata
107
Akhirnya Bapak mengetahui
108
Kejujuran
109
Memberi Kesempatan
110
Aku Di Sini, Aku Pulang
111
Tamu Keanu l
112
Tamu Keanu ll
113
Kedai Istimewa
114
Keindahan Alam yang Memukau
115
Malik Si Bocah Kecil
116
Malik Kesayangan
117
Sembilan Cabai
118
Empat Bulanan
119
Mangga Muda
120
Positif
121
Kejutan Istimewa Part 1
122
Kejutan Istimewa Part 2
123
Kebahagiaan Dua Anu
124
Tujuh Bulanan
125
Ke-khawatiran Keanu
126
Alika Giska Anugrah
127
Akhir Bahagia Dua Anu
128
Bonus Chapter : Alika si Ratu Ngambek
129
Bukan Bonchap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!